Anda di halaman 1dari 71

LAPORAN HASIL PERBAIKAN PEMBELAJARAN

PEMANTAPAN KEMAMPUAN PROFESSIONAL


UPAYA MENINGKATKAN KONSEP PERKALIAN DASAR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOTOL PLASTIK PADA SISWA
KELAS II SDN CIKUYA I

TAHUN PELAJARAN 2020/2021

DiajukanUntukmemenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah PDGK 4501


Pengembangan Kemampuan Profesional (PKP-PGSD)

UNIVERSITAS TERBUKA

DisusunOleh:

Nama : USWATUN HASANAH

NIM : 836350961

PROGRAM STUDI STRATA SATU (S-1) PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA

UPBJJ-SERANG

TAHUN 2021.1
LEMBAR PENGESAHAN

UPAYA MENINGKATKAN KONSEP PERKALIAN DASAR


DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOTOL
PLASTIK PADA SISWA KELAS II SDN CIKUYA I

Mengetahui Balaraja, 06 Juni 2021


Supervisor I Mahasiswa

(NURNAINI M.Pd) (UswatunHasanah)


NIP. 198311062014062002 NIM. 836350961

ii
LEMBAR PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Laporan Pemantapan

Kemampuan Propesional (PKP) yang saya susun sebagai syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan dari Program Studi Pendidikan S1 PGSD

Universitas Terbuka merupakan hasil karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Laporan PKP yang saya

kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai

dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini

bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,

saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan

sanksi-sanksi lain sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Balaraja, 06 Juni 2021


Yang MembuatPernyataan

USWATUN HASANAH

NIM : 836350961

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukurpenulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi


kemudahan dalam menyusun laporan Praktek Pemantapan Kemampuan
Profesional (PKP) dengan judul “ UPAYA MENINGKATKAN KONSEP
PERKALIAN DASAR DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA BOTOL
PLASTIK PADA SISWA KELAS II SDN CIKUYA I Tujuan penulisan laporan
penelitian ini adalah sebagai salah satu syarat dalam mata kuliah pemantapan
Kemampuan Profesional Pada program S1 PGSD universitas terbuka.

`Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan laporan


penelitian ini banyak mengalami kesulitan dan hambatan namun atas rahmat Allah
SWT serta bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak :

1. Ibu NURNAINI M.Pd selaku Pembimbing


2. Ibu NURZENI S.Pd selaku Kepala Sekolah SDN Cikuya I
3. Ibu SITI WASILAH S.Pd selaku teman sejawat
4. Kepada Orang Tua Tersayang atas dukungan moril dan materil
5. Teman-teman yang membantu dalam proses penulisan laporan PKP ini.
Penulis menyadari sepenuh hati bahwa laporan ini masih terdapat banyak
kekurangan maka saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata
semoga laporan ini bermanfaat dan diterima.
Laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan pada
umumnya bagi para pembaca atau para guru yang sedang melakukan suatu
penelitian. dimana dapat menciptakan suatu pembelajaran yang dapat
meningkatkan pembelajaran pada siswa melalui sebuah penelitian yang dilakukan
didalam kelas yaitu pada Penelitian Tindakan Kelas. Dapat menemukan
permasalahan-permasalahan yang dihadapinya dan dapat mencari sebuah solusi
untuk mengatasinya.

Selain masalah di atas wabah Covid-19 adalah salah satu masalah yang
sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia saat ini, wabah Covid-19 adalah

iv
suatu wabah yang dapat menyebabkan penyakit menular berupa infeksi pada
saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus. Wabah covid-19 sudah
melanda dunia dan Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena wabah
tersebut. Wabah pandemi covid-19 yang melanda dunia memberikan dampak
yang terlihat nyata dalam berbagai bidang yaitu diantaranya ekonomi, sosial,
pariwisata dan terutama pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dalam
masa pandemi covid-19 mengalami beberapa perubahan yang terlihat sangat jelas.
Dari itu kebijakan physical distancing yang diwajibnkan di seluruh dunia bahkan
di Indonesia untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari
pendidikan formal dibangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem
online.

Semoga Allah SWT memberikan rahmat-nya kepada mereka yang telah


memberikan bantuan kepada penulis, penulis menyadari dengan keterbatasan ilmu
pengetahuan yang penulis miliki sehingga dalam penyusunan laporan PKP ini
masih banyak kekurangan. Untuk itu saran dan kritik yang membangun penulis
harapkan demi tercapainya kesempurnaan laporan PKP ini.

Solear, 06 Juni 2021


Peneliti

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………………i


LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….. ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ………………………………. iii
KATA PENGANTAR …………………………………………………………. iv
DAFTAR ISI ………………………………………………….……...………… v
ABSTRAK ……………………………………………………………………… vi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………..…….......... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakangMasalah…..…..…………………..……..…………… 1
B. IdentifikasiMasalah …….…..………………..……………………… 4
C. PembatasanMasalah………………..……………..………………….5
D. RumusanMasalah………………………..……………………........... 5
E. TujuanPenelitian ……………………………………………….........5
F. ManfaatPenelitian …………………………………………………… 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. HakikatMatematika ……………………………………………….....7
B. PembelajaranMatematika di SD ………………………….………… 8
C. Alat PeragaBotolPlastik ………………………………………......... 10
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek,Tempat,dan Waktu Penelitian,SertaPihak yang Membantu.... 16
B. Desain ProsedurPerbaikanPembelajaran …………………………. 17
C. Deskripsi Persiklus …………….….…………………………....... 19
D. Teknik Analisis Data ………………………………………………. 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ……… ……………………….………………….. 28
B. Pembahasan ……………………….………………………………..32

vi
BAB V SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan …………………………………………..……………34
B. Saran TindakLanjut ……………..…………………………....... 34
DAFTAR PUSTAKA

vii
UPAYA MENINGKATKAN KONSEP PERKALIAN DASAR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGABOTOL PLASTIK PADA SISWA
KELAS II SDN CIKUYA I

Oleh
USWATUNHASANAH
NIM.836350961

ABSTRAK

Permasalahan yang melatar belakangi penelitian ini adalah


kurangnya siswa dalam menerapkan materi perkalian dasar. Maka guru
melakukan pembelajaran perkalian dasar dengan menggunakan alat peraga
botol plastik yang dirasa lebih menarik dan membuat siswa lebih
mengingat perkalian serta aktif dalam pembelajaran matematika dan
penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berhitung
perkaliandasardenganmenggunakanalat peraga botol plastik pada siswa
kelas II SDN Cikuya I.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan
Kelas(PTK). Subjek kedalam penelitian ini adalah siswa kelas II SDN
Cikuya I dengan jumlah 26siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua
siklus.
Hasil penelitian menunjukkan setelah menggunakan alat peraga
botol plastik dapat Meningkatkan Kemampuan Berhitung Perkalian dasar
pada Siswa Kelas II SDN Cikuya I Peningkatan kemampuan berhitung
ditunjukkanolehpeningkatan jumlah siswa yang mencapai Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) danpeningkatan nilai rata-rata tes. Jumlah
siswa yang mencapai KKM pada pratindakansebesar akhir siklus I sebesar
dan akhir siklus II sebesar mencapai KKM. Sedangkan nilai rata-rata pada
pratindakan adalah akhir siklus dan akhir sikluspadarentangskorantara0
sampai 100.

KataKunci:PerkalianDasar,alat peraga botol plastik.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di
semua jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan
tinggi. Matematika mulai dari bentuk yang paling dasar sampai dengan
bentuknya yang paling kompleks, memberikan sumbangan dalam
pengembangan ilmu pengetahuan lainnya, juga dalam memecahkan dengan
menghadap persoalan yang muncul dalam kehidupan sehari-hari. Matematika
perlu diberikan kepada siswa untuk membekali mereka dengan kemampuan
berpikir logis, analitis, sistematis, kritis, dan kreatif serta kemampuan
bekerjasama.
Matematika selama ini oleh peserta didik merupakan materi
pembelajaran paling menyeramkan, sehingga banyak anak-anak kurang
tertarik untuk mempelajarinya. Salah satunya yaitu materi tentang perkalian.
Sedangkan menurut Soesilowati (2016 : 513) “Perkalian adalah bentuk lain
dari penjumlahan berulang. Untuk anak yang baru belajar perkalian, ada hal
yang harus ditekankan bahwa yang sama adalah hasil perkaliannya saja.
pengertian perkaliannya atau gambarnya tetap berbeda. Jadi, hasil perkalian
dari 3x1 = 1x3 = 3 tetapi pengertiannya adalah berbeda. Contoh konkretnya
adalah soal minum obat pengertian perkalian 3x1 adalah obat itu diminum tiga
kali sehari sebanyak satu butir setiap kali minum. Berbeda sekali
pengertiannya dengan 1x3 yang artinya bahwa obat itu diminum satu kali
sehari sebanyak tiga butir satu kali minum. Jadi, untuk memahami konsep
perkalian anak harus paham dan tampil melakukan operasi penjumlahan”.
Menurut Smith dan Smith (2009 : 513) perkalian adalah operasi yang
digunakan untuk menemukan produk ketika dua faktor diketahui yaitu faktor x
faktor = produk.
Dalam undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan
Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana

1
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila dalam proses
pembelajarannya seluruh atau atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif,
baik fisik, mental ataupun sosial, dan terjadi perubahan tingkah laku kearah
positif dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana
guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan.
Pesan yang dikirim oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan
kedalam simbol-simbol komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Dalam
proses pembelajaran, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai dengan baik. Kompetensi tersebut meliputi beberapa
aspek yaitu pengetahuan (knowladge), pemahaman (understanding),
kemahiran (skill), nilai (value), sikap (atitude), dan minat (interest).
Matematika disekolah dasar adalah kegiatan konkret. Siswa disekolah
dasar belum bisa diajari secara definisi, sehingga guru harus menyiapkan
strategi atau perencanaan mengajar secara matang. Pembelajaran matematika
diharapkan mengembangkan potensi siswa, sehingga siswa dapat
mengkonstruksikan pemahamannya sendiri dengan peran guru sebagai
fasilitator bukan sebagai sumber utama pembelajaran. Kenyatannya masih
banyak kita jumpai pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dengan cara
konvensional, yang kurang memberikan kesempatan siswa berpikir kritis.
Pada pembelajaran matematika guru seharusnya banyak menggunakan
media pembelajaran supaya materi dapat lebih mudah tersampaikan terutama
dikelas rendah karena siswa berada dalam tahap operasional konkret. Pada
kenyatannya penggunaan media pembelajaran matemtika tidak digunakan
secara maksimal, sehingga aktifitas yang dilakukan oleh siswa dalam
pelajaran matematika monoton. Kondisi tersebut terbukti ketika peneliti

2
melakukan wawancara dan observasi pada bulan November 2017.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa media
pembelajaran matematika di kelas II tersebut hanya disusun atau diletakkan di
belakang kelas, sehingga jarang tersentuh untuk belajar oleh anak-anak.
Selain masalah di atas wabah Covid-19 adalah salah satu masalah yang
sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia saat ini, wabah Covid-19
adalah suatu wabah yang dapat menyebabkan penyakit menular berupa infeksi
pada saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus. Wabah covid-
19 sudah melanda dunia dan Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena
wabah tersebut. Wabah pandemi covid-19 yang melanda dunia memberikan
dampak yang terlihat nyata dalam berbagai bidang yaitu diantaranya ekonomi,
sosial, pariwisata dan terutama pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di
Indonesia dalam masa pandemi covid-19 mengalami beberapa perubahan yang
terlihat sangat jelas. Dari itu kebijakan physical distancing yang diwajibnkan
di seluruh dunia bahkan di Indonesia untuk memutus penyebaran wabah,
memaksa perubahan dari pendidikan formal dibangku sekolah menjadi belajar
dari rumah, dengan sistem online.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II di SD Negeri Cikuya
I pada Bulan Mei diperoleh data bahwa mata pelajaran Matematika nilai rata-
rata siswa paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Selama proses pembelajaran guru masih banyak menggunakan metode
ceramah dan masih jarang dalam menggunakan media pembelajaran dalam
menyampaikan.
Pelajaran matematika sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Berdasarkan daftar nilai siswa kelas II tahun ajaran
semester 1 bahwa nilai rata-rata matematika materi perkalian dasar masih
rendah. Mayoritas siswa kelas II masih kesulitan memahami materi perkalian
dasar dengan Kompetensi Dasar membandingkan perkalian dasar. Hal
initerlihat dari ulangan harian matematika siswa kelas II SD Negeri Cikuya I
pada materi perkalian, dari 28 siswa, ada 14 siswa yang nilainya tidak
mencapai KKM. Guru kelas II menentukan nilai KKM adalah 75.

3
Rendahnya hasil belajar dalam perkalian dasar siswa kelas II SD Negeri
Cikuya I mendorong untuk dilakukannya penelitian tindakan kelas
menggunakan media pembelajaran matematika di SD Negeri Cikuya I. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian
dasar kompetensi dasar membandingkan perkalian dasar. Penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika materi perkalian dasar
dapat menguatkan pemahaman siswa, sehingga dapat memberikan kesan pada
siswa sehingga materi dapat di ingat lebih lama selain itu dapat meningkatkan
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Salah satu alternatif
media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah botol plastik
perkalian. Botol plastik perkalian adalah media pembelajaran yang efektif
untuk pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan perkalian
dasar. Hal ini sesuai dengan tahapan akusias sekolah dasar yang berada pada
tahap perkembangan berpikir operasional konkret, sehingga pembelajaran
sebaiknya menggunakan alat bantu atau media pembelajaran. Oleh karena itu
penelitian yang dilakukan berjudul “Upaya meningkatkan pemahaman konsep
perkalian dasar dengan menggunakan alat peraga botol plastik pada siswa
kelas II SD NEGERI CIKUYA I.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, akan muncul beberapa
permasalahan di kelas yang dapat di identifikasi sebagai berikut:

1. Pemahaman siswa kelas II SD Negeri CIKUYA I terhadap konsep


membandingkan perkaliandasar masih rendah.
2. Antusiasme siswa kelas II SD Negeri CIKUYA I dalam mengikuti kegiatan
pembelajaranmasihkurang.
3. Penggunakan metode pembelajaran yang masih konvensional.
4. Penggunakan media untuk pembelajaran dalam menjelaskan materi
perkalian masih kurang, sehingga pemahaman siswa tentang materi
perkalian masih rendah.

4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah
pada upaya meningkatkan pemahaman konsep perkalian dasar dengan
menggunakan alat peraga botol plastik pada kelas II SD Negeri Cikuya I .

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah
penelitian tindakan kelas sebagai berikut.
1. Bagaimana penggunaan alat peraga botol plastik dapat
meningkatkanpemahaman konsep dasar perkalian ?
2. Bagaimana hasil peningkatan pemahaman konsep dasar siswa dalam
pembelajaran matematika materi perkalian melalui alat peraga botol plastik?

E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Upaya peningkatan pemahaman konsep dasar perkalian siswa kelas II SD
Negeri Cikuya I dengan menggunakan alat peraga botol plastik.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Cikuya I pada mata
pelajaran Matematika materi perkalian.

F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
a. Siswa mampu membandingkan konsep perkalian dasar dengan benar.
b. Siswa dapat belajar sambil bermain dengan suasana yang menyenangkan.
c. Hasil belajar siswa materi konsep perkalian dasar dapat meningkat.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menggunakan media botol plastik sebagai alat bantu dalam
proses kegiatan pembelajaran.

5
b. Guru dapat termotivasi dalam menggunakan media pembelajaran pada
saat proses pembelajaran.
c. Dapat meringankan guru dalam mengkondisikan siswanya karena
melalui media pembelajaran siswaakan terpusat perhatiannya pada media
pembelajaran tersebut.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah menambah kumpulan media pembelajaran yang sudah dimiliki
oleh sekolah.
b. Dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.

6
BAB II
KAJIAN TEORI

A. HakikatMatematika

Nasution (Subarinah, 2006:1), menjelaskan matematika berasal dari

bahasa Yunani, mathein atau mathenein yang berarti mempelajari. Kata

matematika erat hubungannya dengan bahasa Sansekerta, medha atau widya

yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensia. Matematika

berhubungan dengan kepandaian seseorang, oleh karena itu diperlukan

penguasaan terhadap matematika dan pemahaman konsep-konsep

matematika sejak dini.

Menurut Subarinah (2006:1) matematika merupakan ilmu

pengetahuan yang mempelajari struktur yang abstrak dan pola hubungan

yang ada di dalamnya. Hudojo (1988:2) juga berpendapat bahwa

matematika bekenaan dengan ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang

tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif.

Nasution (Subarinah, 2006:1), menjelaskan matematika berasal dari

bahasa Yunani, mathein atau mathenein yang berarti mempelajari. Kata

matematika erat hubungannya dengan bahasa Sansekerta, medha atau widya

yang artinya kepandaian, ketahuan, atau intelegensia. Matematika

berhubungan dengan kepandaian seseorang, oleh karena itu diperlukan

penguasaan terhadap matematika dan pemahaman konsep-konsep

matematika sejak dini.

7
Menurut Prihandoko (2006:1), “matematika merupakan ilmu dasar

yang menjadi alat untuk mempelajari ilmu-ilmu yang lain”. Matematika

bukan sebuah ilmu yang berdiri sendiri melainkan juga berperan dalam

perkembangan bidang ilmu pengetahuan lainnya. Sejalan dengan pendapat

tersebut, Fathani (2009:5) menjelaskan bahwa matematika adalah sebuah

ilmu pasti yang selama ini menjadiinduk dari segala ilmu pengetahuan di

dunia. Kemajuan zaman dan perkembangan kebudayaan serta peradaban

manusia tidak terlepas dari matematika. Tanpa ada matematika, tentu saja

peradaban manusia tidak akan pernah mencapai kemajuan seperti sekarang

ini.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa

matematika adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji konsep abstrak yang

dibangun melalui proses penalaran, tersusun secara sistematis dan logis

yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan dapat

membantu manusia dalam memecahkan masalah sehari-hari.

B. Pembelajaran Matematika diSD

Mata pelajaran matematika merupakan pelajaran yang sangat

penting, sehingga perlu diberikan kepada siswa mulai dari jenjang sekolah

dasar. Mengingat hakikat matematika berkenaan dengan konsep abstrak

sementara tingkat perkembangan kognitif siswa sekolah dasar pada

umumnya masih berada pada tahap operasional konkret. Berdasarkan

tingkat perkembangan siswa tersebut maka guru sebaiknya menggunakan

8
media dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat

diperlukan terutama dalam pembelajaran matematika agar konsep yang

bersifat abstrak menjadi lebih mudah dipahami oleh siswa.

Media dapat membuat pembelajaran menjadi lebih menyenangkan

karena dalam penggunaannya mempertimbangkan karakteristik siswa.

Pembelajaran matematika akan lebih baik jika disajikan dalam suasana yang

menyenangkan yaitu dalam bentuk bermain sehingga siswa termotivasi dan

ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran matematika.

Operasi hitung terdiri dari empat pengerjaan dasar yang saling

berkaitan, sehingga penguasaan operasi yang satu akan mempengaruhi

operasi lainnya. Penguasaan operasi ini meliputi pemahaman konsep dan

keterampilan melakukan operasi (Sri Subarinah, 2006:28).

1. Perkalian
Operasi perkalian dilambangkan dengan tanda “x”. Operasi

perkalian pada bilangan cacah diartikan sebagai penjumlahan berulang (Sri

Subarinah, 2006:31). Siswa harus paham dan terampil melakukan operasi

penjumlahan untuk dapat memahami konsep perkalian. Seperti halnya

operasi yang lain, pembelajaran perkalian dipilah dalam dua hal, yaitu

perkalian dasar dan perkalian lanjut. Perkalian dasar yang dimaksud adalah

perkalian dua bilangan satu angka, sedangkan perkalian lanjut adalah

perkalian yang melibatkan paling tidak sebuah bilangan dua angka. Operasi

Hitung Perkalian Pada prinsipnya, perkalian sama dengan penjumlahan

secara berulang. Maka penjumlahan adalah kemampuan awal sebagai

9
prasyarat yang harus dimiliki sebelum mempalajari materi perkalian.

Sebagai contoh:

3 × 9 = 9 + 9 + 9 = 27

2 × 5 = 5 + 5 = 10

4 × 7 = 7 + 7 + 7 + 7 = 28

Perkalian adalah operasi matematika yang menskalakan satu

bilangan dengan bilangan lain. Pada operasi perkalian pada bilangan bulat

berlaku beberapa sifat yaitu : sifat tertutup, sifat komutatif, sifat asosiatif,

sifat distributif terhadap penjumlahan, sifat distributif terhadap

pengurangan, memiliki elemen identitas.

2. Pembagian
Operasi pembagian dilambangkan dengan tanda “:”. Operasi

pembagian adalah lawan dari operasi perkalian. Sehingga a : b = c artinya

sama dengan a = b x c. Dengan demikian a : b = … artinya kita mencari

bilangan cacah yang jika dikalikan dengan b hasilnya sama dengan a.

Pembagian dapat juga diartikan sebagai pengurangan berulang (Sri

Subarinah, 2006:32).

C. Alat PeragaBotolPlastik
A. Pengertian Media Botol Plastik
Botol plastik adalah suatu media pembelajaran anak sekolah dasar

yang dirancang dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman terkait

dengan kemampuan berhitung perkalian dan penjumlahan. Dinamakan botol

berhitung karena botol plastik adalah sebuah ujung botol, sedangkan

berhitung adalah ungkapan untuk menunjukkan digunakan untuk berhitung.

10
Dengan demikian, media pembelajaran botol plastik ini bertujuan untuk

memperjelas konsep perkalian dan penjumlahan, melihat sekolah dasar

khususnya kelas II yang masih bingung terhadap pengenalan konsep

penjumlahan dan pengurangan sederhana.

B. Cara Membuat Botol Plastik


Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan botol plastik antara
lain sebagai berikut:

a. Kardus

b. Botol Aqua yang telah dipotong bagian atasnya hingga

menyisakan bagian botol.

c. Cat warna

d. Alat tulis dan lem

e. Penghapus

f. Kertas warna

g. Kuas

h. Cutter

i. Penghapus

j. Batuwarna

Cara pembuatan media botolplastik, antara lain sebagai berikut:

a. Buat sebuah kotak berbentuk balok yang ukurannya dapat

disesuaikan dari sebuah kardus.

b. Ketika kardus telah dibentuk menjadi persegi panjang, maka tutupi

permukaan kardus tersebut agar terlihat rapi.

c. Ketika sudah tertutup rapi, lubangi bagian atas balok tersebut seukuran

11
botol-botol Aqua yang telah kepotong sebelumnya.

d. Ambil kardus dan potong dengan ukuran 50 cm x 20 cm.


Warnai kardus yang sudah berbentuk dan berhiasan.

e. Setelah kardus dipotong dengan ukuran yang sama beri lem dan
isolasi untuk merekatkan.
f. Bentuk kardus sesuai dengan ukuran laci.

C. Manfaat Botol Plastik

Terdapat beberapa manfaat dari botol plastik antara lain


sebagai berikut:
a. Memudahkan anak sekolah dasar dalam pengenalan bilangan serta
konsep berhitung.
b. Menjadikan anak lebih dapat berpikir dari hal yang konkret ke hal
yang abstrak.
c. Melatih kemampuan berhitung dengan menggunakan benda secara
langsung.
D. Langkah-langkahpenggunaan botol plastik
Pertama tentang penjumlahan, dan kedua tentang pengurangan.
Cara menggunakan media botol plastik ini adalah:
a. Perkalian
Pada level perkalian, terdapat 10 botol. Langkah
penggunaan botol plastik yaitu sebagai berikut.
1. Guru mengorganisasikan siswa dengan membagi menjadi dua
kelompok atau bias secara individu
2. Setelah siswa menjadi dua kelompok, guru akan menjelaskan
bagaimana aturan cara menggunakan dengan botol plastik.
3. Setiap kelompok mengambil kartu yang berisi soal yang akan
dikerjakan oleh setiap anak secara bergantian dalam
kelompoknya.
4. Setelah anak mengerjakan soal dengan menggunakan botol

12
plastik, maka kartu soal akan dikumpulkan untuk menentukan
benar dan tidaknya dalam menjawab soal tersebut.
5. Misal : siswa mendapat kartu soal 2 x 4=....., maka cara
penggunaan botol plastik dengan cara mengambil 2 botol
kemudian diletakkan pada lubang tempat botol, setelah itu
mengambil 4 botol kemudian diletakkan pula pada tempat botol.
6. Kemudian menghitung jumlah semua botol yang ada pada tempat
lubang dengan menghitung secara keseluruhan jumlah plastik.
E. Kelebihan Botol Plastik

1. Mudah digunakan oleh guru

2. Dapat membantu siswa dalam menyampaikan materi pembelajaran

berhitung perkalian kepada siswa.

3. Dapat membantu siswa untuk menyelesaikan masalah tentang

perkalian.

4. Dapat melatih motorik terkait memasukkan ujung botol pada lubang

botol.

5. Melatih interaksi dengan teman.

6. Melatih siswa dalam mengenal warna.

7. Dapat meningkatkan siswa dalam bercerita dan berbahasa.

F. Keterkaitan Botol Plastik Terhadap Kemampuan Berhitung

Media botol plastik adalah suatu media pembelajaran yang

dibuat dengan tujuan untuk mempermudah pemahaman anak dan juga

meningkatkan kemampuan berhitung perkalian. Dinamakan botol

plastik karena terbuat dari ujung botol yang berbentuk seperti botol dan

memiliki tujuan untuk memudahkan dalam berhitung.

13
Keterkaitan media botol plastikterhadap kemampuan berhitung

dapat dilihat dengan melihat adanya peningkatan setelah menggunakan

botol plastik tersebut. Anak akan merasa senang dan tidak menganggap

bahwa hal tersebut dirasa dapat merusak otak anak. Sehingga tetap pada

proses pembelajaran yang menarikdan tidak membosankan.

Di samping itu, penggunaan botol plastik akan memudahkan

anak dalam memahami konsep pengurangan dan penjumla han yang

menjadikan anak senang dalam melakukan kegiatan tersebut. Karena

penggunaan media botol plastik lebih memfokuskan pada penjumlahan

dan pengurangan. Selain itu, dapat digunakan untuk menyebutkan

bilangan menghubungkan bilangan dengan benda-benda.

Aspek perkembangan lain yang dapat dikembangkan dengan

menggunakan media botol plastik adalah aspek motorik berupa

penggunaan media botol plastik yang dilakukan dengan

memasukkandan menempelkan ujung botol pada tempat lubang yang

telah disediakan, dan juga dilakukan dengan berlari estafet. Aspek

sosial emosional yang dikembangkan dengan menggunakan media

botol plastik berupa kegiatan dengan berkelompok untuk dapat

menyelesaikan materi penjumlahan dengan media botol plastik secara

berdiskusi dan membantu teman yang kurang mampu. Aspek bahasa

yang menonjol adalah berupa kegiatan dengan menceritakan gambar

yang tertempel pada botol dengan melakukan kegiatan yang sesuai pada

gambar tersebut.

14
Penggunaan media botol plastik bervariasi sesuai dengan materi

atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada hari itu. Sebagai

contoh yaitu, pada siklus pertama siswa akan melakukan bermain botol

plastik secara berkelompok dan juga individu sama seperti yang

dilakukan padasiklus II, namun materi dan cara penggunaan pada setiap

siklus berbeda. Perbedaan cara penggunaan media botol plastik pada

siklus I dan siklus II terdapat pada tabel dibawah ini :

Table 1

Perbedaanpengunaan botol plastik siklus I dan siklus II

No Siklus I Siklus II

1. Membagi siswa menjadi Membagi


3 kelompok. siswa menjadi
2 kelompok

2. Tanpa menggunakan Dengan menggunakan


tempat lubang botol lubang botol plastik.
plastik.

3. Dalam kelompok secara Secara individu siswa


bersama-sama setiap maju kedepan
siswa mengambil botol melakukan berhitung
plastik. penjumlahan dengan
sebanyak-banyaknya
mendapatkan point
tersebut.

4. Dalam kelompok siswa Siswa menuliskan hasil


langsung menjawab hasil jawaban pada kartu soal.
jawabannya.

15
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian Serta Pihak yang Membantu


1. Subjek Penelitian
Subjek dalam Penelitian adalah siswa kelas IISD Negeri Cikuya
I Kampung Jengkol RT/RW 006/002 DesaCikuyaKecamatan
SolearKabupaten Tangerang. Dengan jumlah siswa 26 siswa yang
terdiridarijumlah 12siswalaki-laki dan 14 jumlahsiswaperempuan.
Siswaterbagi dalam rentang usia sebanyak 8-9 tahun. Alasan pemilihan
subjek siswa kelas II pada penelitian ini adalah rendahnya pemahaman
terhadap konsep dasar perkalian sehingga perlu dilakukan upaya perbaikan
untuk meningkatkan pemahaman yang akan berpengaruh pada
peningkatan prestasi belajar.
2. TempatPenelitian
Penelitian Tindakan Kelas dilaksanakan di SD Negeri Cikuya I,
Kampung Jengkol RT/RW 006/002 Desa Cikuya Kecamatan Solear
Kabupaten Tangerang. Alasan SD Negeri Cikuya I dijadikan tempat
penelitian adalah bahwa hasil belajar matematika tentang konsep dasar
perkalian masih rendah.
3. Waktu Penelitian
Pada pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas akan diadakan
dalam tiga tahap atau dua siklus. Yaitu pelaksanaan akan diadakan pada:
Pra Siklus
HariSelasa, 20 April 2021
Siklus I
HariSelasa, 27 April 2021
Siklus II
HariSelasa, 25 Mei 2021

16
Pelaksanaan Hari Waktu
Pra Siklus Selasa 07.15 - 09.15
Siklus I Selasa 07.15 – 09.15
Siklus II Selasa 07.15 – 09.15

B. Desain Penelitian

Penelitian tindakan ini merupakan model PTK dari Kemmis dan Mc


Taggart. Menurut Kemmis dan Mc Taggartdalam Kusumah dan Dwitagama,
(2012 : 20-21) bahwa desain ini berupa untaian-untaian yang masing-masing
terdiri dari empat komponen, yaitu: perencanaan, tindakan, pengamatan dan
refleksi. Keempat komponen tersebut dipandang sebagai satu siklus. Oleh
karena itu, siklus merupakan putaran kegiatan yang terdiri dari perencanaan,
tindakan, pengamatan dan refleksi. Kemudian, tindakan dan pengamatan
dilaksanakan dalam satu kesatuan waktu yang tidak terpisahkan. Berikut ini
adalah bentukdesain pelaksanaan penelitian tindakan kelas menurut Kemmis
dan Mc Taggartdalam Kusumah dan Dwitagama, (2012 : 21).

Gambar 2. Model PTK Kemmis dan Mc Taggart


Adapun penjelasan dari komponen penting dalam penelitian tindakan
kelas adalah sebagai berikut.
17
1. Perencanaan (planning)
Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,
kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Perencanaanadalah kegiatan awal yang dilakukan setelah diketahui
bagaimana situasi dankondisi pembelajaran di dalam kelas. Dalam tahap
ini yang dilakukan adalah sebagai berikut.
a. Menyiapkan materi pelajaran yang disampaikan kepada siswa.
b. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat
serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan media
botol plastik.
c. Menyiapkan media pembelajaran yang digunakan untuk
menyampaikan materi pelajaran.
d. Menyusun instrument penelitian yang berupa lembar tes dan lembar
observasi.
e. Menyusun postes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapai setelah melaksanakan tindakan penelitian. Postes
diberikan pada setiap akhir siklus.
2. Tindakandan Observasi
Setelah melakukan perencanaan, tahap selanjutnya adalah
tindakan dan observasi. Kegiatan ini dilaksanakan secara bersamaan
selama praktik pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran
berlangsung, guru mengajar siswaatau melaksanakan tindakan sesuai
dengan RPP yang telah dibuat. Sedangkan peneliti mengamati aktivitas
guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi
yang sebelumnya telah dibuat. Selain itu, peneliti melakukan
dokumentasi terhadap kegiatan pembelajaran yang sedang dilakukan.
Data yang dikumpulkan melalui lembar obsevasi dan dokumentasi
tersebut digunakan oleh guru sebagai dasar dalam melakukan refleksi.

3. Refleksi (refletion)

18
Reflectiona dalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective)
tentangperubahanyang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Pada
tahap ini, peneliti bersama guru menjawab pertanyaan mengapa (why),
bagaimana (how), dan seberapa jauh (towhatextent) tindakan telah
menghasilkan perubahan secara signifikan. Tahapan ini merupakan
tahapan untuk menganalisis data yang didapat dari lembar observasi,
kemudian dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengandiskusi antara
peneliti dan guru. Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
persoalan penting yang muncul saat pelaksanaan tindakan sedang
berlangsung. Selain itu, mengevaluasi hasil tindakan yang telah
dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang
terjadi dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan
pada saat pembelajaran. Apabila hasil yang diharapkan belum
tercapai maka tahap-tahap siklus diulang dengan perencanaan yang
telah direvisi.

C. Deskripsi Per Siklus

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai


berikut :

1. Pra siklus
a. Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
kondisi pembelajaran dikelas sebelum diadakannya penelitian. Data
yang diperoleh dari hasil observasi antara lain adalah:
1) Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran matematika tentang
perkalian dasar yang masih rendah.
2) Motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika yang masih
rendah.
3) Cara atau penggunaan metode pembelajaran konvensional.
4) Aktivitas pembelajaran matematika pada materi perkalian dasar di
kelas cendrung yang pasif atau monoton.
19
b. Refleksi
Data yang diperoleh dalam kegiatan refleksi ini adalah:
1) Melakukan refleksi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
pada perkalian dasar
2) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.
3) Melakukan refleksi terhadap metode pembelajaran m perkalian
dasar
2. Pelaksanaan Siklus I

Siklus I dilaksanakan dalam satu kali pertemuan dengan tahapan


sebagai berikut :

a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Perencanaan merupakan refleksi awal berdasarkan studi awal


pendahuluan. Adapun perencanaannya sebagai berikut :

1) Membuat rencana perbaikan pembelajaran matematika tentang


perkalian dasar dengan menggunakan alat peraga botol plastik
untuk meningkatkan aktifitas, keterampilan serta kemampuan
siswa menguasai materi pembelajaran.

Adapun langkah-langkah perbaikan pembelajaran sebagai berikut :

a) Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang


perkalian dasar

b) Guru menjelaskan cara perkalian dasar papan tulis.

c) Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang


perkalian dasar kemudian dilakukan tanya jawab.

d) Siswa memperagakan cara perkalian dasar dengan menggunkan


alat peraga botol plastik.

20
e) Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.

f) Dengan bimbingan guru, secara individu siswa mengerjakan


soal-soal latihan yang diberikan oleh guru tentang perkalian
dasar.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I peneliti


menggunakan strategi pembelajaran dengan cara memberikan latihan
soal perkalian untuk memahami cara menghitung perkalian dasar

1) Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang


perkalian dasar.

2) Guru mendemonstrasikan cara mencari perkalian dengan


menggunakan alat peraga botol plastik.

3) Siswa mengamati demonstrasi yang dilakukan oleh guru tentang


cara perkalian dasar dengan menggunakan alat peraga botol plastik.

4) Siswa memperagakan cara perkalian dasar dengan menggunakan


alat peraga botol plastik.

5) Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi yang


telah dipelajari.

6) Secara individu siswa mengerjakan soal-soal latihan yang


diberikan oleh guru tentang perkalian dasar.

c. Pengamatan Perbaikan Pembelajaran

Tahap pengamatan dilakukan bersama dengan pelaksanaan


perbaikan.Dalam tahap ini juga dilakukan pengumpulan data-data
tentang aktifitas siswa dan kegiatan yang dilakukan oleh
guru.Pengamatan dilakukan oleh guru.Pengamatan dilakukan oleh

21
teman sejawat, untuk membantu pengamatan dalam pelaksanaan
dengan mengamati dan menganalisa lembar pengamatan yang dibuat
bersama-sama antara peneliti dan pengamat.

Pada siklus I aktifitas pembelajaran yang mengalami


peningkatan dan penggunaan alat peraga. Metode ceramah dan tanya
jawab masih monoton karena siswa masih terlihat pasif, tidak terlihat
langsung dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan pembelajaran
siklus I belum ada kemajuan pada materi perkalian dasar, sehingga
siswa kurang antusias dan termotivasi dalam proses pembelajaran.

d. Refleksi

Refleksi bertujuan melakukan perubahan atau penyempurnaan


terhadap data yang diperoleh atau upaya untuk mengkaji apa yang
terjadi dari upaya sebelumnya. Hasil refleksi dijadikan acuan untuk
tindakan perbaikan pembelajaran selanjutnya bila dalam pelaksanaan
tindakan itu dirasakan tidak memuaskan atau belum memenuhi
harapan semula.

Pada perbaikan pembelajaran siklus I, terdapat kelebihan dan


kelemahan, diantaranya

Kelebihan perbaikan pembelajaran siklus I :

1) Dengan menggunakan alat peraga botol plastik sebagian siswa


sudah memahami materi pelajaran dan aktifitas belajar meningkat.

2) Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa


bersemangat dalam belajar.

Kelemahan perbaikan pembelajaran siklus I :

1) Masih ada 9 siswa atau 39 % belum tuntas karena belum


mamahami konsep pada materi perkalian dasar.

22
2) Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.

3) Aktifitas pembelajaran masih didominasi oleh guru.

4) Sebagian siswa masih terlalu pasif, karena kurang berani bertanya.

Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum


mencapai ketuntasan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu di
lanjutkan pada siklus II.

3. Pelaksanaan Siklus II

a. Perencanaan Perbaikan Pembelajaran

Setelah perbaikan pembelajaran siklus I ditemukan beberapa


masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran. Masalah ini
diantaranya hasil siswa yang belum mencapai target yang telah
ditentukan yaitu 85 % memperoleh nilai KKM yaitu 65. Berdasarkan
hasil diskusi dengan teman sejawat untuk merencanakan perbaikan
pembelajaran siklus II yang megacu pada siklus I, adapun
perbedaannya adalah pada siklus II peneliti lebih menekankan pada
metode demonstrasi alat peraga botol plastik dengan menggunakan
kelereng dan metode latihan / drill soal-soal untuk menambah
pemahaman siswa tentang perkalian dasar.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Pada dasarnya pelaksanaan perbaikan pada siklus I


melaksanakan rencana perbaikan pembelajaran (RPP), hanya pada
siklus II ini penulis atas saran dasil diskusi dengan teman sejawat
peneliti lebih menekankan pada metode demonstrasi alat peraga botol
plastik / drill soal-soal

Pada siklus ini, peneliti melakukan tahap-tahap sebagai berikut :

23
a) Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
perkalian dasar

b) Guru menjelaskan cara perkalian dasar papan tulis.

c) Siswa mengamati penjelasan yang dilakukan oleh guru tentang


perkalian dasar kemudian dilakukan tanya jawab.

d) Siswa memperagakan cara perkalian dasar dengan menggunkan


alat peraga botol plastik

e) Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi


yang telah dipelajari.

f) Dengan bimbingan guru, secara individu siswa mengerjakan


soal-soal latihan yang diberikan oleh guru tentang perkalian
dasar.

c. Pengamatan Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil pengamatan dengan teman sejawat pada


siklus II ditemukan perbaikan-perbaikan pembelajaran masih
mengoptimalkan aktifitas-aktifitas pembelajaran yang belum tercapai
pada siklus, diantaranya pembahasan materi pembelajaran dan
pengaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Guru juga sudah
menerapkan metode yang bervariasi sehingga terjadi interaksi antara
guru dan siswa atau siswa dengan siswa, sehingga suasana kelas
semakin hidup dan antusias dalam menerima materi pelajaran.

Motivasi belajar siswa semakin meningkat dikarenakan guru


dalam menyampaikan materi dengan jelas dan runtut disertai
penggunaan media pembelajaran yang menarik, dan bimbingan guru
terhadap siswa yang mengalami kesulitan dilakukan dengan sabar dan
telaten. Dengan demikian adanya aktifitas-aktifitas pembelajaran
membawa dampak yang baik didalam pencapaian hasil belajar siswa.

24
Hal ini dapat dilihat pada hasil tes formatif pada siklus II. Siswa yang
sudah mendapat nilai tuntas sesuai dengan KKM yaitu 65 ada 20 siswa
atau 87 % dan siswa yang belum tuntas ada 3 siswa atau 13 % , nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah
adalah 50.

d. Refleksi

Refleksi bertujuan melakukan perubahan atau penyempurnaan


terhadap data yang diperoleh atau upaya untuk mengkaji apa yang
terjadi dari upaya sebelumnya. Hasil refleksi dijadikan acuan untuk
tindakan perbaikan pembelajaran selanjutnya bila dalam pelaksanaan
tindakan itu dirasakan sudah sangat memuaskan.

Pada perbaikan pembelajaran siklus II, terdapat kelebihan dan


kelemahan, diantaranya

Kelebihan perbaikan pembelajaran siklus II :

1) Dengan menggunakan alat peraga botol plastik pada materi


perkalian dasar sebagian siswa sudah memahami materi pelajaran
dan aktifitas belajar meningkat.

2) Dengan pemberian motivasi kepada siswa, dimana siswa


bersemangat dalam belajar.

Kelemahan perbaikan pembelajaran siklus II :

1) Masih ada 9 siswa atau 39 % belum tuntas karena belum


mamahami konsep pada materi perkalian dasar.

2) Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.

3) Aktifitas pembelajaran masih didominasi oleh guru.

4) Sebagian siswa masih terlalu pasif, karena kurang berani bertanya.

25
Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum
mencapai ketuntasan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu di
lanjutkan pada siklus II.

Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus II sudah


memuaskan, dengan demikian perbaikan pembelajaran siklus II
dianggap berhasil dan tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya,
namun perlu dilakukan bimbingan khusus atau tersendiri terhadap
siswa yang belum berhasil dalam pembelajaran

D. Teknik Analisis Data


Dalam penelitian tindakan kelas terdapat dua analisis data yakni
analisis data deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif Analisis data
deskriptif kuantitatif digunakan untuk menganalisis data yang
berupaangka seperti hasil tes belajar. Sedangkan analisis data deskriptif
kualitatif untuk menganalisis data yang berupa kalimat seperti hasil
observasi aktivitas siswa dalampelaksanaanpembelajaran.
1. Analisi Datatertulis
Hasil tes yang telah diperoleh dari siswa dianalisis secara
deskriptif kuantitatif untuk mengolah data dari hasil uji tes yang
digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar
matematika materi perkalian pada siswa kelas II SD Negeri Cikuya I
dibuktikan dengan peningkatan hasil evaluasi yang dilaksanakan sebanyak
siklus yang dilakukan.
Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung skor nilai hasil
tes adalah sebagai berikut
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑦𝑎𝑛𝑔𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Nilai =

X 100
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚

Selanjutnya berdasarkan nilai yang diperoleh, dicari presentase


siswa yang telah mencapai KKM. Untuk menghitung presentase

26
siswayang telah mencapai KKM dapat menggunakan rumus sebagai
berikut.
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 75
Nilai =

x 100

∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑛𝑦𝑎
2. Analisis Data Observasi
Data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari setiap
siklus, dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk menganalisis data hasil
observasi kegiatan guru dan siswa. Data hasil observasi yang telah
diperoleh dihitung kemudian dipersentase, dengan demikian diketahui
peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran

∑ 𝑠ekor yang diperoleh


Persentasi skor =

x 100

∑ sekor maksimal
Analisis data ini dilakukan pada saat tahapan refleksi, dan hasilnya
sebagai bahan refleksi untuk perencanaan lanjut dalam siklus berikutnya
sekaligus juga dijadikan bahan refleksi memperbaiki pembelajaran. Hasil
pengamatan didistribusikan dalam tabel kriteria nilai persentase. Kriteria
nilai persentase yang digunakan adalah kriteria sebagai berikut :
Tabel 2
Kriteria Keberhasilan Proses Pembelajaran Aktivitas Guru dan Siswadalam
TingkatKeberhasilan(%) Kategori

81%-100% Sangatbaik

61%-80% Baik

41%-60% Cukup

21%-40% Kurang

0%-20% Kurangsekali

27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Kondisi Awal
Data prasiklus merupakan data awal yang didapat dari
hasilpengamatan terhadap pembelajaran matematika dalama materi
perkalian dasar kelas II SD Negeri Cikuya I. Data tersebut diperoleh
dari hasil peneliti melaksanakan praktik pengalaman lapangan dan
hasil kolaborasi dengan guru kelas II.Berdasarkan temuan pada data
prasiklus, ditemukan permasalahan rendahnya kualitas pembelajaran
matematika dalama materi perkalian dasar. Guru belum menerapkan
metode pembelajaran yang inovatif guru belum menggunakan media
yang kreatif, sehingga siswa kurang semangat mengikuti pelajaran
matematika.Melaluipembelajarandiatasakanmengakibatkan siswa sulit
untuk fokus terhadap materi dan siswa cenderung tidak
memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru yang mengakibatkan
minat belajar siswa rendah. Hal ini ditandai pada nilai Siklus I dengan
data dari 26 siswa hanya siswa
yangmendapatnilaidiatasKKM,sedangkansiswalainnyamemperolehnila
i dibawahKKMyangditentukanyaitu. Nilai terendahnilai tertinggidan
nilai rata-ratakelas.
Untuk menyelesaikan permasalahan di atas, maka peneliti dengan
tim kolaborator melakukan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan botol plastikpembelajaranmatematika dalama materi
perkalian dasarsiswakelasII SD Negeri Cikuya I.
2. Temuan Penelitian
a. Siklus 1
1) Perencanaan

28
Dalamtahapinipenelitimenjelaskantentangapa,mengapa,kapan,di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Perencanaanadalah kegiatan awal yang dilakukan setelah diketahui
bagaimana situasi dankondisi pembelajaran di dalam kelas. Dalam tahap
ini yang dilakukan adalahsebagaiberikut.
a. Menyiapkanmateripelajaranyang disampaikankepadasiswa.
b. MenyusunRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)yangmemuatsera
ngkaiankegiatanpembelajaran dengan menggunakanmedia botol
plastik.
c. Menyiapkanmediapembelajaranyangdigunakanuntukmenyampaikan
materipebelajaran
d. Menyusuninstrumenpenelitianyangberupalembartesdanlembar
observasi.
e. Menyusun postes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapaisetelah melaksanakan tindakan penelitian. Postes
diberikan pada setiap akhirsiklus.
2) Deskripsi kondisi aktivitas belajar siswa
Pembelajaran dilaksanakan di kelas II dan dilaksanakan
setiap hari Selasa pada pukul 07.15 – 09.15. Kegiatan
pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut : (1) Keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2) Memperhatikan
penjelasan guru, (3) Bertanya pada guru, dan (4) Menjawab
pertanyaan guru.
3) Deskripsi nilai hasil belajar

Penilaian pembelajaran siklus I dilaksanakan untuk


mengukur keterampilan matematika dalama materi perkalian
dasar siswa setelah diberikan perlakuan dengan alat peraga
botol plastik. Tes akhir siklus I dilaksanakan pada hari Selasa
27 April 2021. Pada tes akhir siklus I ini seluruh siswa kelas II
hadirdengan jumlah 26 siswa.

29
4) Refleksi

Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar observasi


aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa, serta hasil
penilaian keterampilan matematika dalama materi perkalian dasar
pada siklus I, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a) Keterampilan guru dalam mengelola kelas perlu


ditingkatkan karena masih
adasiswayangramaidantidakkonsentrasisaatgurumenjelas
kan.
b) Kemampuan guru memberikan apersepsi masih kurang
bervariasi dan guru
belummenuliskantujuanpembelajaran.
c) Siswa selalu berbuat gaduh pada waktu matematika
dalama materi perkalian dasar sehingga kelas
tidakkondusif.
Berdasarkan temuan kegiatan pembelajaran pada siklus I, maka
peneliti berencana melakukan perbaikan-perbaikan pada pembelajaran
siklus II, rencana perbaikan tersebut antara lain:

a) Guru perlu memperbaiki keterampilan dalam mengelola


kelas agar siswa dapatmengikutipembelajarandenganbaik.

b) Guruperlumeningkatkankemampuanmemberikanapersepside
nganmemberikan pertanyaan yang bervariasi dan guru perlu
menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis agar siswa
memahami tujuan dari materi yang akan dipelajari.
c) Menegur dengan tegas ketika ada siswa yang gaduh serta
dapat diatasi denganpendekatanmembimbingsiswa.
1. Siklus II
a. Perencanaan

30
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan persiapan
untuk melakukan kegiatan penelitian pada siklus I. Persiapan yang
dilakukan pada tahap ini adalah merupakan hasil observasi yang
telah dilakukan sebelumnya dan akan direfleksikan pada siklus I.
Adapun perencanaan kegiatan dalam siklus I adalah sebagai
berikut.
a. Menyiapkanmateripelajaranyang disampaikankepadasiswa.

b. MenyusunRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)yangmemua
tserangkaiankegiatanpembelajaran dengan menggunakanmedia
botol plastik.
c. Menyiapkanmediapembelajaranyangdigunakanuntukmenyamp
aikanmateripebelajaran
d. Menyusuninstrumenpenelitianyangberupalembartesdanlembar
observasi.
e. Menyusun postes yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar yang dicapaisetelah melaksanakan tindakan penelitian.
Postes diberikan pada setiap akhirsiklus.

b. Deskripsi kondisi aktivitas belajar siswa


Kegiatan pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Deskripsi nilai hasil belajar

Penilaian pembelajaran siklus II dilaksanakan untuk


mengukur keterampilan matematika dalama materi perkalian
dasar siswa setelah menggunakan alat peraga botol plastik.
Tes akhir siklus II dilaksanakan pada hari Selasa 27 April
2021. Pada tes akhir siklus II ini seluruh siswa kelas II dengan
jumlah 26 siswa. Berdasarkan hasil penilaian pembelajaran
keterampilan matematika dalama materi perkalian dasar siswa
di siklus diperolehan rata-rata nilai siswa.

31
2. TahapRefleksi

Berdasarkan data yang diperoleh melalui lembar


observasi guru dan siswa pada siklus II, maka dapat dijelaskan
bahwa proses pembelajaran selama siklus II ini sudah berjalan
dengan baik, penerapan alat peraga botol plastik pada semua
tahapan dan langkah-langkah pembelajarannya sudah
dilaksanakan dengan baik. Hasil tes perkalian dasar siswa
pada siklus II sudah menunjukkan peningkatan, hal ini dapat
dilihat dari nilai hasil tes akhir siklus II yang menunjukkan 26
orang siswa kelas II telah mencapai nilai KKM dengan nilai
rata-rata yang cukup baik.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

1. Siklus I

Pada siklus I yang terdiri dari 3 pertemuan diperoleh data hasil


observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa selama pembelajaran
berlangsung. Pada pertemuan pertama beberapa aspek aktivitas mengajar
guru sudah menunjukkan kategori baik, Sedangkan aktivitas belajar siswa
pada pertemuan pertama ini sudah menunjukkan kategori baik. Tetapi
untuk aspek perkalian dasar Pada pertemuan kedua aspek aktivitas
mengajar guru yang belum mencapai kategori baik adalah aspek
penggunaan alat peraga botol plastk , sedangkan aktivitas belajar siswa
pada pertemuan kedua ini aspek yang belum menunjukkan kategori baik
adalah aspek kedisiplinan siswa agar tidak gaduh dan dalam penggunaan
alat peraga selanjutnya.

Pada akhir siklus I dilakukan tes untuk mengukur keterampilan


menyimak siswa setelah diberi perlakuan dengan menggunakan alat peraga
botol plastik. Berdasarkan hasil tes akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata
siswa dari 26 siswa yang mengikuti tes akhir siklus I terdapat orang siswa

32
yang belum mencapai nilai KKM 60. Hal tersebut berarti masih perlu
ditingkatkan lagi proses pembelajaran pada siklusselanjutnya .

2. Siklus II

Pada siklus II tindakan pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali


pertemuan, selama tindakan pembelajaran siklus II ini diperoleh data hasil
observasi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa. Pada
pertemuan ketujuh aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar siswa pada
semua aspek yang diamati sudah menunjukkan kategori baik terutama
untuk aspek keterlibatan siswa dalam penggunaan media pembelajaran,
serta aspek penggunaan alat peraga pembelajaran oleh guru.
Selanjutnya, pada akhir siklus II dilakukan tes menggunakan alat
peraga botol plastik. Dari 26 siswa yang mengikuti tes akhir siklus II
seluruhnya sudah mencapai nilai KKM diperoleh dengan nilai rata-rata
yang cukup baik.

33
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah penulis melaksanakan penelitian pembelajaran melalui

pembelajaran siklus I dan Siklus II dengan alat peraga botol plastik di kelas II

tahun pelajaran 2020/2021 di SD Negeri Cikuya I Kabupaten Tangerang,

maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa peningkatan perkalian

dasar dengan menggunakan alat peraga botol plastikmeningkat secara

signifikan menggunakan alat peraga botol plastik.

Peningkatan ini terjadi pada siklus I, siklus II dengan bukti adanya

peningkatan pada saat pelajaran matematika perkalian dasar, hal ini terlihat

dari hasil presentase hasil belajar siswa pada siklus I dan pada siklus II

mencapai nilai KKM diperoleh dengan nilai rata-rata yang cukup baik.

B. Saran

Berdasarkan pengalaman peneliti selama melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas untuk pelajaran matematika di kelas II SD Negeri Cikuya I

Kabupaten Tangerang. Peneliti mengemukakan saran dan tindak lanjut

sebagai berikut.

1. Dalam kegiatan belajar mengajar guru hendaknya melakukan

berbagaivariasi dalam penerapan metode pembelajaran. Agar guru

mempunyaialternatif variasi dalam pembelajaran. Di samping itu,

perlu adanyamedia yangikut membantu proses pembelajaran.

34
2. Untukmelaksanakanpembelajaranyangdapatmeningkatkankemampuan

berhitung perkalian dasar

memerlukanpersiapanperangkatpembelajaran dan juga media yang

benar-benar bisa membantu dalampenyampaianmateriperkalian

dasarsehinggadiperolehhasilyangmaksimal.

35
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Karim Muchtar, dkk. 2013. Pendidikan Matematika 2. PGSD PDGK 4206.
Tangerang Selatan. Unversitas Terbuka.

Andayani, 2015. Pemantapan Kemampuan Mengajar (PKM) PGSD PDGK 4209.


Tangerang Selatan. Universitas Terbuka.

Hamdani, M.A. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.

Karso dkk. 2011. Pendidikan Matematika 1. PGSD PDGK 4203. Tangerang


Selatan. Universitas Terbuka.

McTaggart, R. (1991). Action Research: A Short Modern History. Geelong:


Deakin University Press.

Proses Wardani, I.2017. Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) PGSD


PDGK 4501. Tangerang Selatan. Universitas Terbuka

Sardiman, A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rajawali.

Suprijono, A. (2009). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.


Yogyakarta Pustaka Pelajar.

Tim FKIP-UT. (2018). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan.


Universitas Terbuka.

Wardani, I. dan Wihardit, K. 2014. Penelitian Tindakan Kelas IDIK 4008.


Tangerang Selatan. Universitas Terbuka. Pendidikan. Kencana Prenada Media
Group.

https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39973/1/Dhea
%20Novianty%20Chairunnisa-FITK.

https://obsesi.or.id.file:///C:/Users/Saha%20kula/Downloads/370-2457-1-PB
%20(1).pdf.
LAMPIRAN
Nama : Uswatun Hasanah
NIM : 836350961

RANCANGAN SATU SIKLUS I


1. Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Guru menunjuk Salah satu siswa untuk mempimpin doa
d. Guru mengecek kehadiran siswa
e. Apersepsi : “siapa yang pernah melihat botol plastik?
f. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa mengamati media botol plastik yang ada di depan.
b. Guru memancing siswa agar muncul sebuah pertanyaan mengenai media
yang terkait dengan dengan materi perkalian dua angka.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan alat
dan bahan apa saja yang dibuat untuk membuat media itu?
Elaborasi
a. Guru menjelaskan kembali pengertian tentang perkalian.
b. Guru memberikan contoh soal tentang perkalian dengan penjumlahan
berulang di papan tulis.
c. Guru bersama siswa membahas penyelesaian soal perkalian yang ada di
depan.
d. Setelah semua siswa sudah paham mengenai perkalian dua angka.
Selanjutnya guru mencoba mempraktekkan menghitung perkalian
menggunakan media botol plastik.
e. Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan media botol plastik
tersebut.
f. Guru bersama siswa mencoba menghitung perkalian dengan media
tersebut di depan.
g. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang menghitung
perkalian dua angka menggunakan media botol plastik.
h. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Kemudian setiap kelompok
diberi 3 soal oleh guru.
i. Setiap kelompok diberi tugas untuk menghitung soal perkalian tersebut
dengan menggunakan media botol plastik secara bergantian.
j. Guru mengamati proses kerja setiap kelompok mengenai praktek hitung
perkalian dengan media botol plastik.
Konfirmasi
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang telah disampaikan dalam pembelajaran.
b. Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman,
memberikan penguatan dan memberikan kesimpulan.
c. Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.

3. Kegiatan Penutup
a. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
b. Guru memberikan motivasi agar siswa tetap rajin belajar.
c. Guru menutup pertemuan dengan do’a dan mengucap salam.
Nama : Uswatun Hasanah
NIM : 836350961

RANCANGAN SATU SIKLUS II


1. Kegiatan Awal
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Guru menunjuk Salah satu siswa untuk mempimpin doa
d. Guru mengecek kehadiran siswa
e. Apersepsi: “siapa yang disini suka bercaerita?
f. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini

2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
d. Siswa mencermati kalimat yang relevan yang sesuai dengan materi
pembelajaran perkalian menggunakan pemecahan masalah.
e. Guru memancing siswa agar muncul sebuah pertanyaan mengenai kalimat
yang terkait dengan dengan materi perkalian dua angka.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan contoh
yang lain sesuai dengan materi perkalian.
Elaborasi
a. Guru menjelaskan pengertian tentang perkalian.
b. Guru memberikan contoh tentang perkalian dengan penjumlahan berulang
melalui sebuah pemecahan masalah (soal cerita)
c. Guru menunjukkan kepada siswa bagaimana cara menyelesaikan
perkalian dengan soal cerita dengan bantuan media botol plastik.
d. Guru menunjuk salah satu siswa untuk mencermati bagaimana pemecahan
masalah soal cerita yang telah diberikan oleh guru.
e. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang penyelesaian soal
cerita yang diberikan.
f. Guru melanjutkan menjelaskan tentang rumus pasti perkalian dua angka
agar mudah di pahami oleh siswa.
g. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan untuk mengerjakan
contoh soal cerita yang lain.
h. Guru bersama siswa melakukan koreksi hasil pekerjaan siswa.
i. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi atau contoh
soal yang telah diberikan.
Konfirmasi

k. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal


yang telah disampaikan dalam pembelajaran.
l. Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman,
memberikan penguatan dan memberikan kesimpulan.
m. Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.

3. Kegiatan Penutup
a. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
b. Guru memberikan motivasi agar siswa tetap rajin belajar.
c. Guru menutup pertemuan dengan do’a dan mengucap salam.
Pra Siklus

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SDN CIKUYA I

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Perkalian

Kelas / Semester : II / 1

Alokasi waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

3. Melakukan perkalian bilangan dua angka dari 1-10.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Melakukan perkalian bilangan dua angka yang hasilnya benar dan tepat.

C. Indikator Pencapaian

3.1.1 Memahami arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.

3.1.2 Menentukan hasil perkalian dua bilangan.

D. Tujuan Pembelajaran

1. Siswa dapat memahami arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.


2. Siswa dapat menentukan hasil perkalian dua bilangan.
E. Materi Pembelajaran
Kelas II (Matematika)
Perkalian
 Pengertian perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang.
 Perkalian satu angka dan dua angka.
F. Metode pembelajaran
1. Metode Ceramah
2. Metode Tanya jawab
3. Metode Penugasan
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Guru menunjuk Salah satu siswa untuk mempimpin doa
d. Guru mengecek kehadiran siswa
e. Apersepsi : “siapa yang pernah melihat botol plastik?
f. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini
e. Hafalan Matrik Perkalian 1-10.
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
a. Guru membimbing siswa untuk membuat perkalian dengan cermat.
b. Siswa mengamati contoh soal tentang perkalian (dua bilangan dua angka
dan satu angka dari susunan benda konkret (mengamati).
c. Siswa bertanya jawab tentang contoh soal tentang perkalian (dua
bilangan dua angka dan satu angka dari susunan benda konkret
(menanya).
d. Siswa ditugaskan guru mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian
bilangan dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan
(mengumpulkan informasi).
e. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan guru dengan cermat
(mengumpulkan informasi).
Konfirmasi
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang telah disampaikan dalam pembelajaran.
b. Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman,
memberikan penguatan dan memberikan kesimpulan.
c. Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Siswa melakukan refleksi untuk mengukur pembelajaran hari ini dan
menjadi media pengukuran pemahaman siswa oleh guru.
b. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk berbicara /bertanya dan
menambahkan.
c. Guru menyampaikan pesan moral untuk senantiasa menghargai
keberagaman budaya bangsa.
d. Salam dan do’a penutup.
H. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : Poster perkalian 1-10
Alat : Papan tulis, Penghapus, dan Kapur.
Sumber belajar : Buku paket matematika untuk SD / MI kelas 2 semester 1.
Buku Pegangan Guru Tema 2 Kelas 2 dan Buku Siswa
Tema 2 Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Edisi Revisi, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014).
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap :
2. Penilain pengetahuan : teks tertulis
3. Penilaian ketrampilan : unjuk kerja
J. Pembelajaran Tambahan
1. Pengayaan
Guru memberi latihan tambahan bagi siswa yang telah mampu
mengerjakan soal mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian bilangan
dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan dengan baik.
2. Remedial
Guru mengulang konsep mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian
bilangan dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan bagi
siswa yang tidak bisa menyelesaikan soal cerita dengan benar.

Mengetahui Solear, 20 April 2021


Kepala SDN CIKUYA I Mahasiswa

(LENI NURZENI, S.Pd) (USWATUN HASANAH)


NIP. 196402021984102006 NIM.836350961
Instrumen soal

1. Meta memiliki 3 bungkus permen.


Setiap bungkus berisi 2 permen.
Berapa jumlah permen Meta?
Maka penjumlahan bilangan 2 sebanyak 3 kali ( 2 + 2 + 2 ) Dapat ditulis 3 x 2
=6
2. Dita baru pulang liburan dari medan ia membawa 5 kantong plastik setiap
kantong berisi 8 buah jeruk berapa buah jeruk yang dibawa dita gunakan
penjumlahan atau perkalian untuk menjawabnya. Jadi penyelesaiannya : 8 + 8
+ 8 + 8 + 8 = 40. Dapat ditulis 5x8 = 40.
Jawaban
1. Jumlah permen meta adalah 6 permen.
Maka jika disederhanakan hasil dari perkalian bilangan dua angka adalah
3x2 = 2+2+2 = 6
3x2 = 6
2. Buah jeruk yang dibawa dita adalah 40 buah jeruk.
Maka jika disederhanakan hasil dari perkalian bilangan dua angka adalah
5x8 = 8+8+8+8+8 = 40
5x8 = 40.
SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Sekolah : SDN CIKUYA I

Mata Pelajaran : Matematika

Materi Pokok : Perkalian

Kelas / Semester : II / 1

Alokasi waktu : 2 x 35 menit ( 1 x pertemuan )

A. Standar Kompetensi

3. Melakukan perkalian bilangan dua angka dari 1-10.

B. Kompetensi Dasar

3.1 Melakukan perkalian bilangan dua angka yang hasilnya benar dan tepat.

C. Indikator Pencapaian

3.1.1 Memahami arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.

3.1.2 Menentukan hasil perkalian dua bilangan.

D. Tujuan Pembelajaran

4. Siswa dapat memahami arti perkalian sebagai penjumlahan berulang.


5. Siswa dapat menentukan hasil perkalian dua bilangan.

E. Materi Pembelajaran

Kelas II (Matematika)
Perkalian
 Pengertian perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang.
 Contoh soal cerita perkalian dua angka.
 Mempraktekkan perkalian dua angka dengan menggunakan alat peraga
botol plastik dan kelereng.
F. Metode pembelajaran
1. Metode Demonstrasi
2. Metode Tanya jawab
3. Metode Penugasan
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Guru menunjuk Salah satu siswa untuk mempimpin doa
d. Guru mengecek kehadiran siswa
e. Apersepsi : “siapa yang pernah melihat botol plastik?
f. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
d. Siswa mengamati media botol plastik yang ada di depan.
e. Guru memancing siswa agar muncul sebuah pertanyaan mengenai media
yang terkait dengan dengan materi perkalian dua angka.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan alat dan
bahan apa saja yang dibuat untuk membuat media itu?
Elaborasi
a. Guru menjelaskan kembali pengertian tentang perkalian.
b. Guru memberikan contoh soal tentang perkalian dengan penjumlahan
berulang di papan tulis.
c. Guru bersama siswa membahas penyelesaian soal perkalian yang ada di
depan.
d. Setelah semua siswa sudah paham mengenai perkalian dua angka.
Selanjutnya guru mencoba mempraktekkan menghitung perkalian
menggunakan media botol plastik.
e. Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan media botol plastik
tersebut.
f. Guru bersama siswa mencoba menghitung perkalian dengan media
tersebut di depan.
g. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang menghitung

perkalian dua angka menggunakan media botol plastik.


h. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Kemudian setiap kelompok
diberi 3 soal oleh guru.
i. Setiap kelompok diberi tugas untuk menghitung soal perkalian tersebut
dengan menggunakan media botol plastik secara bergantian.
j. Guru mengamati proses kerja setiap kelompok mengenai praktek hitung
perkalian dengan media botol plastik.
Konfirmasi
d. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang telah disampaikan dalam pembelajaran.
e. Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman,
memberikan penguatan dan memberikan kesimpulan.
f. Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
b. Guru memberikan motivasi agar siswa tetap rajin belajar.
c. Guru menutup pertemuan dengan do’a dan mengucap salam.
H. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : Botol plastik dan kelereng.
Alat : Papan tulis, Penghapus, dan Kapur.
Sumber belajar : Buku paket matematika untuk SD / MI kelas 2 semester 1.
Buku Pegangan Guru Tema 2 Kelas 2 dan Buku Siswa
Tema 2 Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Edisi Revisi, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014).
II. Teknik Penilaian
4. Penilaian Sikap :
5. Penilain pengetahuan : teks tertulis
6. Penilaian ketrampilan : unjuk kerja
J. Pembelajaran Tambahan
3. Pengayaan
Guru memberi latihan tambahan bagi siswa yang telah mampu
mengerjakan soal mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian bilangan
dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan dengan baik.
4. Remedial
Guru mengulang konsep mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian
bilangan dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan bagi
siswa yang tidak bisa menyelesaikan soal cerita dengan benar.

Mengetahui Solear, 27 April 2021


Kepala SDN CIKUYA I Mahasiswa

(LENI NURZENI, S.Pd) (USWATUN HASANAH)


NIP. 196402021984102006 NIM.836350961
Instrumen Soal

1. 5 x 7 = ….
2. 5 x 9 = ….
3. 6 x 6 = ….
4. 6 x 4 = ….
5. 7 x 9 = ….
6. 7 x 7 = ….
7. 8 x 6 = ….
8. 9 x 4 = ….
9. 8 x 5 = ….
10. 9 x 8 = ….
Jawaban
1. 5 x 7 = 35
2. 5 x 9 = 45
3. 6 x 6 = 36
4. 6 x 4 = 24
5. 7 x 9 = 63
6. 7 x 7 = 49
7. 8 x 6 = 48
8. 9 x 4 = 36
9. 8 x 5 = 40
10. 9 x 8 = 72
SIKLUS II
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolahan : SDN CIKUYA I


Mata Pelajaran : Matematika
Materi Pokok : Perkalian
Kelas/ Semester : II / 1
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit (1 x pertemuan)

A. Standar Kompetensi
3. Melakukan perkalian bilangan dua angka dari 1-10.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan dua angka yang hasilnya benar dan tepat.
C. Indikator pencapaian
3.1.1 Menentukan hasil perkalian dua angka dengan benar.
3.1.2 Menentukan hasil perkalian dua angka dengan pemecahan masalah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan hasil perkalian dua angka dengan benar.
2. Siswa dapat menentukkan perkalian dua angka dengan pemecahan
masalah.
E. Materi Pembelajaran
Kelas II (Matematika)
Perkalian
 Pengertian perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang.
 Contoh soal cerita perkalian dua angka.
 Mempraktekan perkalian dua angka dengan menggunakan alat peraga
botol plastik dan kelereng.
F. Metode pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Metode demonstrasi
3. Metode tanya jawab
4. Metode Penugasan
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Guru menunjuk Salah satu siswa untuk mempimpin doa
d. Guru mengecek kehadiran siswa
e. Apersepsi: “siapa yang disini suka bercaerita?
f. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
a. Siswa mencermati kalimat yang relevan yang sesuai dengan materi
pembelajaran perkalian menggunakan pemecahan masalah.
b. Guru memancing siswa agar muncul sebuah pertanyaan mengenai
kalimat yang terkait dengan dengan materi perkalian dua angka.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan
contoh yang lain sesuai dengan materi perkalian.
Elaborasi
a. Guru menjelaskan pengertian tentang perkalian.
b. Guru memberikan contoh tentang perkalian dengan penjumlahan
berulang melalui sebuah pemecahan masalah (soal cerita)
c. Guru menunjukkan kepada siswa bagaimana cara menyelesaikan
perkalian dengan soal cerita dengan bantuan media botol plastik.
d. Guru menunjuk salah satu siswa untuk mencermati bagaimana
pemecahan masalah soal cerita yang telah diberikan oleh guru.
e. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang penyelesaian
soal cerita yang diberikan.
f. Guru melanjutkan menjelaskan tentang rumus pasti perkalian dua
angka agar mudah di pahami oleh siswa.
g. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan untuk
mengerjakan contoh soal cerita yang lain.
h. Guru bersama siswa melakukan koreksi hasil pekerjaan siswa.
i. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi atau
contoh soal yang telah diberikan.

Konfirmasi

a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-


hal yang telah disampaikan dalam pembelajaran.
b. Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalahpahaman,
memberikan penguatan dan memberikan kesimpulan.
c. Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
3. Kegiatan Penutup (10 menit)
a. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses belajar
mengajar.
b. Guru memberikan motivasi agar siswa tetap rajin belajar.
c. Guru menutup pertemuan dengan do’a dan mengucap salam.
H. Media, Alat dan Sumber Belajar
Media : Botol plastik dan kelereng.
Alat : Papan tulis, penghapus, Kapur, dan kertas gambar.
Sumber belajar : Buku paket matematika untuk SD / MI kelas 2 semester 1.
Buku Pegangan Guru Tema 2 Kelas 2 dan Buku Siswa
Tema 2 Kelas 2 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013
Edisi Revisi, Jakarta: Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2014).
I. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap :
2. Penilain pengetahuan : teks tertulis
3. Penilaian ketrampilan : unjuk kerja

J. Pembelajaran Tambahan
1. Pengayaan
Guru memberi latihan tambahan bagi siswa yang telah mampu
mengerjakan soal mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian bilangan
dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan dengan baik.
2. Remedial
Guru mengulang konsep mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian
bilangan dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan bagi
siswa yang tidak bisa menyelesaikan soal cerita dengan benar.

Mengetahui Solear, 25 Mei 2021


Kepala SDN CIKUYA I Mahasiswa

(LENI NURZENI, S.Pd) (USWATUN HASANAH)


NIP. 196402021984102006 NIM.836350961

Instrumen Soal
1. Pak Hasan memanen pisang sebanyak 5 pohon. Setiap pohon berisi 10
pisang. Banyak pisang pak Hasan semuanya adalah . . . .
2. Ada 6 tanaman. Setiap tanaman memiliki 4 helai daun. Berapa jumlah daun
semuanya?
3. Ibu Nelly membeli jeruk sebanyak 7 kranjang. Setiap kranjang berisi 8
jeruk. Berapa jeruk yang dibeli Ibu Nelly ?
4. Ada 8 becak sedang berhenti. Berapa roda becak seluruhnya?
5. Pak Tatang membeli bola tenis sebanyak 4 dus. Setiap dus berisi 4 bola.
Berapa bola tenis yang dibeli Pak Tatang?
Jawaban
1. Banyak pohon = 5
Setiap pohon berisi = 10 pisang
Banyaknya pisang Pak Hasan adalah : 5 x 10 = 50
Jadi banyaknya pisang Pak Hasan semuanya adalah 50 buah.
2. Banyak Tanaman = 6
Setiap tanaman= 4 helai daun
Banyaknya daun semuanya adalah : 6 x 4 = 24
Jadi jumlah daun semuanya 24 helai.
3. Banyak kranjang = 7
Setiap kranjang = 8 jeruk.
Banyaknya jeruk yang di beli Bu Nelly adalah 7 x 8 = 56
Jadi jeruk yang dibeli Ibu Nelly semua 56 buah.
4. Banyak Becak=8Setiap becak ada= 3 roda
Banyaknya roda becak seluruhnya adalah : 8 x 3 = 24
Jad jumlah rodsa becak seluruhnya adalah 24 roda.
5. Banyaknya dus = 4
Setiap dus berisi = 4 bola
Banyaknya bola tenis yang dibeli Pak Tatang adalah : 4 x 4 = 16
Jadi banyaknya bola tenis yang dibeli Pak Tatang adalah 16 bola tenis.
LEMBAR REFLEKSI

SIKLUS I

Dalam pembelajaran siklus I guru menjelaskan pengertian perkalian


bilangan dua angka dengan soal cerita, guru mempraktekkan perkalian bilangan
dua angka dari 1-10 dengan menggunakan alat peraga botol plastik yang sudah
disediakan. Guru memilih beberapa siswa untuk mempraktekan soal perkalian
yang telah diberikan dan guru memberikan pujian kepada siswa yang sudah
mempraktekan alat peraga botol plastik tersebut dengan benar dan tepat. Adapun
beberapa yang harus diperhatikan guru kepada siswanya yaitu sebagai berikut :

 Guru menjelaskan pengertian perkalian tidak secara rinci dan siswa belum
memahaminya.
 Guru menggunakan alat peraga dari boto plastik belum tepat .
 Guru menggunakan metode demonstrasi tidak efektif.
 Siswa kurang aktif dalam bertanya pada materi perkalian tersebut.
 Hasil praktek guru kepada siswanya belum dapat dipahami dengan baik.
Setelah melakukan proses perbaikan pembelajaran siklus I belum
menunjukkan hasil belajar yang baik dan masih dibawah rata-rata. Sehingga
dilanjutkan pada siklus II.
LEMBAR REFLEKSI

SIKLUS II

Pembelajaran siklus II siswa sudah mempraktekkan alat botol plastik


dengan tepat. Guru memberikan motivasi kepada siswa agar semangat dan suka
dengan materi pembelajaran Matematik yaitu materi perkalian. Guru memberikan
pujian kepada siswa yang telah mempraktekakan soal perkalian tersebut dengan
tepat dan benar. Siswa sudah menunjukkan nilai hasil belajar yang baik. Maka
dapat disampaikan bahwa penggunaan alat peraga botol plastik pada siswa kelas II
SDN Cikuya I sudah benar dan tepat sehingga tidak diperlukann siklus
berikutnya.
SKENARIO PERBAIKAN SIKLUS I

Pada Siklus I dilaksanakan pada hari selasa tanggal 27 April 2021


kegiatan ini dimulai dengan kegiatan awal apersepsi berupa salam dan
berdoa bersama, mengabsen kehadiran siswa. Kemudian dilanjutkan
dengan kegiatan inti guru menjelaskan materi perkalian bilangan dua
angka dengan menggunakan alat peraga botol plastik. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mempraktekan perkalian
bilangan dua angka dengan menggunakan alat peraga botol plastik.
Kegiatan penutup guru berdemonstrasi dengan siswa untuk
mempraktekan kembali dari tugas yang diberikan, memberikan
kesempatan siswa untuk bertanya tentang materi yang diajarkan dan
ditutup dengan berdoa bersama.

Nama : Uswatun Hasanah

NIM : 836350961

Link video simulas 1 : https://youtu.be/5ld1XccjWMM


SKENARIO PERBAIKAN SIKLUS II

Siklus II dilaksanakan pada hari selasa tanggal 25 Mei 2021


kegiatan awal dengan berupa salam dan berdoa bersama, memeriksa
kehadiran siswa dan menanyakan keadaan siswa. kegiatan inti guru
menjelaskan materi perkalian bilangan dua angka dengan
menggunakan alat peraga. Guru memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mempraktekan alat peraga botol plastik untuk dikerjakan
dengan soal yang ibu guru berikan. Kegiatan penutup dengan guru
berdemonstrasi dengan siswa untuk mempraktekan kembali dari tugas
yang diberikan, memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang
materi yang diajarkan dan ditutup dengan berdoa bersama.

Nama : Uswatun Hasanah


NIM : 836350961
Link video simulasi 2 : https://youtu.be/L5-bNsAeJ20
FORMATREFLEKSIAWALUNTUKMENEMUKANMASALAHDALAMPKP

No. Hari/Tanggal IdentifikasiMasalah Penyebab RencanaSolusi


1. Selasa, 20 April 2021  Siswa tidak tertarik  Guru menggunakan  Penggunaan
dengan materi bilangan alat peraga tetapi alat peraga
dua angka. siswa belum dapat botol plastik
 Siswa belum mempraktekannya. diharapkan
memahami perkalian  Guru tidak dapat
bilangan dua angka menjelaskan secara meningkatkan
 Siswa mengalami rinci tujuan yang hasil belajar
kesulitan dalam akan dicapai. siswa.
pembelajaran  Guru menggunakan  Siswa menjadi
Matematika. metode demonstrasi lebih aktif dan
tetapi siswa belum antusias dalam
memahami materi pembelajaran
tersebut. Matematika.

Masalahyang Penyebab Alasanpemilihan RencanaSolusi


dipilih masalah
 Perkaliandasar  Siswa mengalami  Siswa mengalami  Penggunaan alat peraga
kesulitan dalam materi kesulitan dalam botol plastik diharapkan
perkalian. pembelajaran dapat meningkatkan hasil
 Siswa tidak tertarik Matematika. belajar siswa.
dengan materi perkalian.  Siswa menjadi lebih aktif
 Siswa mengalami dan antusias dalam
kesulitan pembelajaran pembelajaran
Matematika. Matematika.

RumusanMasalah TujuanPerbaikanPembelajaran

 Apakahdengan botol P l a s t i k  Untuk meningkatkan konsep perkalian dasar


dapatmeningkatkanhasil dengan menggunakan alat peraga botol plastik
belajarsiswamateriperkalian dasar pada siswa kelas II SDN Cikuya I?
padasiswakelasII SDN Cikuya I?
JURNAL PEMBIMBINGANPKP SEMESTER2020/21.2(2020.1)

Namamahasiswa : Uswatun Hasanah


NIM : 836350961
TempatMengajar : SDN Cikuya I
JudulPerbaikanPembelajaran: Upaya Meningkatkan Konsep Perkalian Dasar Dengan
Menggunakan Alat Peraga Botol Plastik Pada Siswa Kelas
II SDN Cikuya I

No. Hari/Tgl Kegiatanpembi Hasil/Komentar TindakLanjut BuktiPembimbi


mbingan ngan

1. Minggu, Konsultasipeng Judul PKP Melanjutkanpem


18 April ajuan judul pkp sudah sesuai dan buatanbab 1
2021 di ACC

2. Minggu, 25 Konsultasi Bab 1 Bab 1 sudah sesuai Melanjutkan


April 2021 dan penambahan pembuatan bab 2
PKP covid-19
dilanjutkan
pembuatan bab 2

3. Minggu, 02 Konsultasi PKP Ada beberapa revisi Memperbaiki yang


Mei 2021 Bab 2 yang harus direvisi dan
diperbaiki dan menambahkan
penambahan teori teori yang masih
Kembali. kurang.

3. Minggu, 09 Kosnultasi dari bab Revisi penambahan Bab 1-3 sudah


Mei 2021 1-3 di bab 1-2 dan sesuai dan di ACC
konsultasi bab 3

Anda mungkin juga menyukai