UNIVERSITAS TERBUKA
DisusunOleh:
NIM : 836350961
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ-SERANG
TAHUN 2021.1
LEMBAR PENGESAHAN
ii
LEMBAR PERNYATAAN
kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai
Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian Laporan PKP ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
USWATUN HASANAH
NIM : 836350961
iii
KATA PENGANTAR
Selain masalah di atas wabah Covid-19 adalah salah satu masalah yang
sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia saat ini, wabah Covid-19 adalah
iv
suatu wabah yang dapat menyebabkan penyakit menular berupa infeksi pada
saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus. Wabah covid-19 sudah
melanda dunia dan Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena wabah
tersebut. Wabah pandemi covid-19 yang melanda dunia memberikan dampak
yang terlihat nyata dalam berbagai bidang yaitu diantaranya ekonomi, sosial,
pariwisata dan terutama pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di Indonesia dalam
masa pandemi covid-19 mengalami beberapa perubahan yang terlihat sangat jelas.
Dari itu kebijakan physical distancing yang diwajibnkan di seluruh dunia bahkan
di Indonesia untuk memutus penyebaran wabah, memaksa perubahan dari
pendidikan formal dibangku sekolah menjadi belajar dari rumah, dengan sistem
online.
v
DAFTAR ISI
vi
BAB V SIMPULAN DAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan …………………………………………..……………34
B. Saran TindakLanjut ……………..…………………………....... 34
DAFTAR PUSTAKA
vii
UPAYA MENINGKATKAN KONSEP PERKALIAN DASAR DENGAN
MENGGUNAKAN ALAT PERAGABOTOL PLASTIK PADA SISWA
KELAS II SDN CIKUYA I
Oleh
USWATUNHASANAH
NIM.836350961
ABSTRAK
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan
negara.
Pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas apabila dalam proses
pembelajarannya seluruh atau atau sebagian besar siswa terlibat secara aktif,
baik fisik, mental ataupun sosial, dan terjadi perubahan tingkah laku kearah
positif dan tercapainya tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Proses pembelajaran pada hakikatnya adalah proses komunikasi, dimana
guru berperan sebagai pengantar pesan dan siswa sebagai penerima pesan.
Pesan yang dikirim oleh guru berupa isi/materi pelajaran yang dituangkan
kedalam simbol-simbol komunikasi baik verbal maupun nonverbal. Dalam
proses pembelajaran, kompetensi sebagai tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat tercapai dengan baik. Kompetensi tersebut meliputi beberapa
aspek yaitu pengetahuan (knowladge), pemahaman (understanding),
kemahiran (skill), nilai (value), sikap (atitude), dan minat (interest).
Matematika disekolah dasar adalah kegiatan konkret. Siswa disekolah
dasar belum bisa diajari secara definisi, sehingga guru harus menyiapkan
strategi atau perencanaan mengajar secara matang. Pembelajaran matematika
diharapkan mengembangkan potensi siswa, sehingga siswa dapat
mengkonstruksikan pemahamannya sendiri dengan peran guru sebagai
fasilitator bukan sebagai sumber utama pembelajaran. Kenyatannya masih
banyak kita jumpai pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik dengan cara
konvensional, yang kurang memberikan kesempatan siswa berpikir kritis.
Pada pembelajaran matematika guru seharusnya banyak menggunakan
media pembelajaran supaya materi dapat lebih mudah tersampaikan terutama
dikelas rendah karena siswa berada dalam tahap operasional konkret. Pada
kenyatannya penggunaan media pembelajaran matemtika tidak digunakan
secara maksimal, sehingga aktifitas yang dilakukan oleh siswa dalam
pelajaran matematika monoton. Kondisi tersebut terbukti ketika peneliti
2
melakukan wawancara dan observasi pada bulan November 2017.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan didapatkan hasil bahwa media
pembelajaran matematika di kelas II tersebut hanya disusun atau diletakkan di
belakang kelas, sehingga jarang tersentuh untuk belajar oleh anak-anak.
Selain masalah di atas wabah Covid-19 adalah salah satu masalah yang
sangat mempengaruhi pendidikan di Indonesia saat ini, wabah Covid-19
adalah suatu wabah yang dapat menyebabkan penyakit menular berupa infeksi
pada saluran pernapasan manusia yang disebabkan oleh virus. Wabah covid-
19 sudah melanda dunia dan Indonesia menjadi salah satu negara yang terkena
wabah tersebut. Wabah pandemi covid-19 yang melanda dunia memberikan
dampak yang terlihat nyata dalam berbagai bidang yaitu diantaranya ekonomi,
sosial, pariwisata dan terutama pendidikan. Pelaksanaan pendidikan di
Indonesia dalam masa pandemi covid-19 mengalami beberapa perubahan yang
terlihat sangat jelas. Dari itu kebijakan physical distancing yang diwajibnkan
di seluruh dunia bahkan di Indonesia untuk memutus penyebaran wabah,
memaksa perubahan dari pendidikan formal dibangku sekolah menjadi belajar
dari rumah, dengan sistem online.
Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas II di SD Negeri Cikuya
I pada Bulan Mei diperoleh data bahwa mata pelajaran Matematika nilai rata-
rata siswa paling rendah dibandingkan dengan mata pelajaran yang lain.
Selama proses pembelajaran guru masih banyak menggunakan metode
ceramah dan masih jarang dalam menggunakan media pembelajaran dalam
menyampaikan.
Pelajaran matematika sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti
proses pembelajaran. Berdasarkan daftar nilai siswa kelas II tahun ajaran
semester 1 bahwa nilai rata-rata matematika materi perkalian dasar masih
rendah. Mayoritas siswa kelas II masih kesulitan memahami materi perkalian
dasar dengan Kompetensi Dasar membandingkan perkalian dasar. Hal
initerlihat dari ulangan harian matematika siswa kelas II SD Negeri Cikuya I
pada materi perkalian, dari 28 siswa, ada 14 siswa yang nilainya tidak
mencapai KKM. Guru kelas II menentukan nilai KKM adalah 75.
3
Rendahnya hasil belajar dalam perkalian dasar siswa kelas II SD Negeri
Cikuya I mendorong untuk dilakukannya penelitian tindakan kelas
menggunakan media pembelajaran matematika di SD Negeri Cikuya I. Hal ini
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang konsep perkalian
dasar kompetensi dasar membandingkan perkalian dasar. Penggunaan media
pembelajaran dalam proses pembelajaran matematika materi perkalian dasar
dapat menguatkan pemahaman siswa, sehingga dapat memberikan kesan pada
siswa sehingga materi dapat di ingat lebih lama selain itu dapat meningkatkan
minat siswa dalam mengikuti pembelajaran matematika. Salah satu alternatif
media pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru adalah botol plastik
perkalian. Botol plastik perkalian adalah media pembelajaran yang efektif
untuk pembelajaran matematika kompetensi dasar membandingkan perkalian
dasar. Hal ini sesuai dengan tahapan akusias sekolah dasar yang berada pada
tahap perkembangan berpikir operasional konkret, sehingga pembelajaran
sebaiknya menggunakan alat bantu atau media pembelajaran. Oleh karena itu
penelitian yang dilakukan berjudul “Upaya meningkatkan pemahaman konsep
perkalian dasar dengan menggunakan alat peraga botol plastik pada siswa
kelas II SD NEGERI CIKUYA I.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, akan muncul beberapa
permasalahan di kelas yang dapat di identifikasi sebagai berikut:
4
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, maka peneliti membatasi masalah
pada upaya meningkatkan pemahaman konsep perkalian dasar dengan
menggunakan alat peraga botol plastik pada kelas II SD Negeri Cikuya I .
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah tersebut, dapat dirumuskan masalah
penelitian tindakan kelas sebagai berikut.
1. Bagaimana penggunaan alat peraga botol plastik dapat
meningkatkanpemahaman konsep dasar perkalian ?
2. Bagaimana hasil peningkatan pemahaman konsep dasar siswa dalam
pembelajaran matematika materi perkalian melalui alat peraga botol plastik?
E. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Upaya peningkatan pemahaman konsep dasar perkalian siswa kelas II SD
Negeri Cikuya I dengan menggunakan alat peraga botol plastik.
2. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas II SD Negeri Cikuya I pada mata
pelajaran Matematika materi perkalian.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi siswa
a. Siswa mampu membandingkan konsep perkalian dasar dengan benar.
b. Siswa dapat belajar sambil bermain dengan suasana yang menyenangkan.
c. Hasil belajar siswa materi konsep perkalian dasar dapat meningkat.
2. Bagi Guru
a. Guru dapat menggunakan media botol plastik sebagai alat bantu dalam
proses kegiatan pembelajaran.
5
b. Guru dapat termotivasi dalam menggunakan media pembelajaran pada
saat proses pembelajaran.
c. Dapat meringankan guru dalam mengkondisikan siswanya karena
melalui media pembelajaran siswaakan terpusat perhatiannya pada media
pembelajaran tersebut.
3. Bagi Sekolah
a. Sekolah menambah kumpulan media pembelajaran yang sudah dimiliki
oleh sekolah.
b. Dapat meningkatkan kualitas belajar siswa.
6
BAB II
KAJIAN TEORI
A. HakikatMatematika
7
Menurut Prihandoko (2006:1), “matematika merupakan ilmu dasar
bukan sebuah ilmu yang berdiri sendiri melainkan juga berperan dalam
ilmu pasti yang selama ini menjadiinduk dari segala ilmu pengetahuan di
manusia tidak terlepas dari matematika. Tanpa ada matematika, tentu saja
ini.
yang mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin ilmu dan dapat
penting, sehingga perlu diberikan kepada siswa mulai dari jenjang sekolah
8
media dalam pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran sangat
Pembelajaran matematika akan lebih baik jika disajikan dalam suasana yang
1. Perkalian
Operasi perkalian dilambangkan dengan tanda “x”. Operasi
operasi yang lain, pembelajaran perkalian dipilah dalam dua hal, yaitu
perkalian dasar dan perkalian lanjut. Perkalian dasar yang dimaksud adalah
perkalian yang melibatkan paling tidak sebuah bilangan dua angka. Operasi
9
prasyarat yang harus dimiliki sebelum mempalajari materi perkalian.
Sebagai contoh:
3 × 9 = 9 + 9 + 9 = 27
2 × 5 = 5 + 5 = 10
4 × 7 = 7 + 7 + 7 + 7 = 28
bilangan dengan bilangan lain. Pada operasi perkalian pada bilangan bulat
berlaku beberapa sifat yaitu : sifat tertutup, sifat komutatif, sifat asosiatif,
2. Pembagian
Operasi pembagian dilambangkan dengan tanda “:”. Operasi
Subarinah, 2006:32).
C. Alat PeragaBotolPlastik
A. Pengertian Media Botol Plastik
Botol plastik adalah suatu media pembelajaran anak sekolah dasar
10
Dengan demikian, media pembelajaran botol plastik ini bertujuan untuk
a. Kardus
c. Cat warna
e. Penghapus
f. Kertas warna
g. Kuas
h. Cutter
i. Penghapus
j. Batuwarna
c. Ketika sudah tertutup rapi, lubangi bagian atas balok tersebut seukuran
11
botol-botol Aqua yang telah kepotong sebelumnya.
e. Setelah kardus dipotong dengan ukuran yang sama beri lem dan
isolasi untuk merekatkan.
f. Bentuk kardus sesuai dengan ukuran laci.
12
plastik, maka kartu soal akan dikumpulkan untuk menentukan
benar dan tidaknya dalam menjawab soal tersebut.
5. Misal : siswa mendapat kartu soal 2 x 4=....., maka cara
penggunaan botol plastik dengan cara mengambil 2 botol
kemudian diletakkan pada lubang tempat botol, setelah itu
mengambil 4 botol kemudian diletakkan pula pada tempat botol.
6. Kemudian menghitung jumlah semua botol yang ada pada tempat
lubang dengan menghitung secara keseluruhan jumlah plastik.
E. Kelebihan Botol Plastik
perkalian.
botol.
plastik karena terbuat dari ujung botol yang berbentuk seperti botol dan
13
Keterkaitan media botol plastikterhadap kemampuan berhitung
botol plastik tersebut. Anak akan merasa senang dan tidak menganggap
bahwa hal tersebut dirasa dapat merusak otak anak. Sehingga tetap pada
yang tertempel pada botol dengan melakukan kegiatan yang sesuai pada
gambar tersebut.
14
Penggunaan media botol plastik bervariasi sesuai dengan materi
atau tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada hari itu. Sebagai
contoh yaitu, pada siklus pertama siswa akan melakukan bermain botol
dilakukan padasiklus II, namun materi dan cara penggunaan pada setiap
Table 1
No Siklus I Siklus II
15
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
16
Pelaksanaan Hari Waktu
Pra Siklus Selasa 07.15 - 09.15
Siklus I Selasa 07.15 – 09.15
Siklus II Selasa 07.15 – 09.15
B. Desain Penelitian
3. Refleksi (refletion)
18
Reflectiona dalah kegiatan mengulas secara kritis (reflective)
tentangperubahanyang terjadi pada siswa, suasana kelas dan guru. Pada
tahap ini, peneliti bersama guru menjawab pertanyaan mengapa (why),
bagaimana (how), dan seberapa jauh (towhatextent) tindakan telah
menghasilkan perubahan secara signifikan. Tahapan ini merupakan
tahapan untuk menganalisis data yang didapat dari lembar observasi,
kemudian dilakukan refleksi. Refleksi dilakukan dengandiskusi antara
peneliti dan guru. Diskusi ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
persoalan penting yang muncul saat pelaksanaan tindakan sedang
berlangsung. Selain itu, mengevaluasi hasil tindakan yang telah
dilakukan dengan cara melakukan penilaian terhadap proses yang
terjadi dan segala hal yang berkaitan dengan tindakan yang dilakukan
pada saat pembelajaran. Apabila hasil yang diharapkan belum
tercapai maka tahap-tahap siklus diulang dengan perencanaan yang
telah direvisi.
1. Pra siklus
a. Observasi
Kegiatan observasi ini dilakukan untuk memperoleh gambaran tentang
kondisi pembelajaran dikelas sebelum diadakannya penelitian. Data
yang diperoleh dari hasil observasi antara lain adalah:
1) Nilai rata-rata siswa pada mata pelajaran matematika tentang
perkalian dasar yang masih rendah.
2) Motivasi belajar siswa pada pelajaran matematika yang masih
rendah.
3) Cara atau penggunaan metode pembelajaran konvensional.
4) Aktivitas pembelajaran matematika pada materi perkalian dasar di
kelas cendrung yang pasif atau monoton.
19
b. Refleksi
Data yang diperoleh dalam kegiatan refleksi ini adalah:
1) Melakukan refleksi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika
pada perkalian dasar
2) Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa.
3) Melakukan refleksi terhadap metode pembelajaran m perkalian
dasar
2. Pelaksanaan Siklus I
20
e) Melalui bimbingan guru siswa dapat menyimpulkan materi
yang telah dipelajari.
21
teman sejawat, untuk membantu pengamatan dalam pelaksanaan
dengan mengamati dan menganalisa lembar pengamatan yang dibuat
bersama-sama antara peneliti dan pengamat.
d. Refleksi
22
2) Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal-soal evaluasi.
3. Pelaksanaan Siklus II
23
a) Secara klasikal siswa dan guru melakukan tanya jawab tentang
perkalian dasar
24
Hal ini dapat dilihat pada hasil tes formatif pada siklus II. Siswa yang
sudah mendapat nilai tuntas sesuai dengan KKM yaitu 65 ada 20 siswa
atau 87 % dan siswa yang belum tuntas ada 3 siswa atau 13 % , nilai
tertinggi yang diperoleh siswa adalah 100 sedangkan nilai terendah
adalah 50.
d. Refleksi
25
Melihat hasil pembelajaran yang diperoleh pada siklus I belum
mencapai ketuntasan hasil belajar yang diharapkan, maka perlu di
lanjutkan pada siklus II.
X 100
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚
26
siswayang telah mencapai KKM dapat menggunakan rumus sebagai
berikut.
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 ≥ 75
Nilai =
x 100
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢𝑛𝑦𝑎
2. Analisis Data Observasi
Data yang diperoleh pada setiap kegiatan observasi dari setiap
siklus, dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk menganalisis data hasil
observasi kegiatan guru dan siswa. Data hasil observasi yang telah
diperoleh dihitung kemudian dipersentase, dengan demikian diketahui
peningkatan yang dicapai dalam pembelajaran
x 100
∑ sekor maksimal
Analisis data ini dilakukan pada saat tahapan refleksi, dan hasilnya
sebagai bahan refleksi untuk perencanaan lanjut dalam siklus berikutnya
sekaligus juga dijadikan bahan refleksi memperbaiki pembelajaran. Hasil
pengamatan didistribusikan dalam tabel kriteria nilai persentase. Kriteria
nilai persentase yang digunakan adalah kriteria sebagai berikut :
Tabel 2
Kriteria Keberhasilan Proses Pembelajaran Aktivitas Guru dan Siswadalam
TingkatKeberhasilan(%) Kategori
81%-100% Sangatbaik
61%-80% Baik
41%-60% Cukup
21%-40% Kurang
0%-20% Kurangsekali
27
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
28
Dalamtahapinipenelitimenjelaskantentangapa,mengapa,kapan,di
mana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.
Perencanaanadalah kegiatan awal yang dilakukan setelah diketahui
bagaimana situasi dankondisi pembelajaran di dalam kelas. Dalam tahap
ini yang dilakukan adalahsebagaiberikut.
a. Menyiapkanmateripelajaranyang disampaikankepadasiswa.
b. MenyusunRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)yangmemuatsera
ngkaiankegiatanpembelajaran dengan menggunakanmedia botol
plastik.
c. Menyiapkanmediapembelajaranyangdigunakanuntukmenyampaikan
materipebelajaran
d. Menyusuninstrumenpenelitianyangberupalembartesdanlembar
observasi.
e. Menyusun postes yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar
yang dicapaisetelah melaksanakan tindakan penelitian. Postes
diberikan pada setiap akhirsiklus.
2) Deskripsi kondisi aktivitas belajar siswa
Pembelajaran dilaksanakan di kelas II dan dilaksanakan
setiap hari Selasa pada pukul 07.15 – 09.15. Kegiatan
pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut : (1) Keaktifan
siswa dalam mengikuti pembelajaran, (2) Memperhatikan
penjelasan guru, (3) Bertanya pada guru, dan (4) Menjawab
pertanyaan guru.
3) Deskripsi nilai hasil belajar
29
4) Refleksi
b) Guruperlumeningkatkankemampuanmemberikanapersepside
nganmemberikan pertanyaan yang bervariasi dan guru perlu
menuliskan tujuan pembelajaran di papan tulis agar siswa
memahami tujuan dari materi yang akan dipelajari.
c) Menegur dengan tegas ketika ada siswa yang gaduh serta
dapat diatasi denganpendekatanmembimbingsiswa.
1. Siklus II
a. Perencanaan
30
Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan persiapan
untuk melakukan kegiatan penelitian pada siklus I. Persiapan yang
dilakukan pada tahap ini adalah merupakan hasil observasi yang
telah dilakukan sebelumnya dan akan direfleksikan pada siklus I.
Adapun perencanaan kegiatan dalam siklus I adalah sebagai
berikut.
a. Menyiapkanmateripelajaranyang disampaikankepadasiswa.
b. MenyusunRencanaPelaksanaanPembelajaran(RPP)yangmemua
tserangkaiankegiatanpembelajaran dengan menggunakanmedia
botol plastik.
c. Menyiapkanmediapembelajaranyangdigunakanuntukmenyamp
aikanmateripebelajaran
d. Menyusuninstrumenpenelitianyangberupalembartesdanlembar
observasi.
e. Menyusun postes yang digunakan untuk mengetahui hasil
belajar yang dicapaisetelah melaksanakan tindakan penelitian.
Postes diberikan pada setiap akhirsiklus.
31
2. TahapRefleksi
1. Siklus I
32
yang belum mencapai nilai KKM 60. Hal tersebut berarti masih perlu
ditingkatkan lagi proses pembelajaran pada siklusselanjutnya .
2. Siklus II
33
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
pembelajaran siklus I dan Siklus II dengan alat peraga botol plastik di kelas II
peningkatan pada saat pelajaran matematika perkalian dasar, hal ini terlihat
dari hasil presentase hasil belajar siswa pada siklus I dan pada siklus II
mencapai nilai KKM diperoleh dengan nilai rata-rata yang cukup baik.
B. Saran
sebagai berikut.
34
2. Untukmelaksanakanpembelajaranyangdapatmeningkatkankemampuan
dasarsehinggadiperolehhasilyangmaksimal.
35
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Karim Muchtar, dkk. 2013. Pendidikan Matematika 2. PGSD PDGK 4206.
Tangerang Selatan. Unversitas Terbuka.
Hamdani, M.A. (2009). Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV. Pustaka Setia.
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/39973/1/Dhea
%20Novianty%20Chairunnisa-FITK.
https://obsesi.or.id.file:///C:/Users/Saha%20kula/Downloads/370-2457-1-PB
%20(1).pdf.
LAMPIRAN
Nama : Uswatun Hasanah
NIM : 836350961
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Siswa mengamati media botol plastik yang ada di depan.
b. Guru memancing siswa agar muncul sebuah pertanyaan mengenai media
yang terkait dengan dengan materi perkalian dua angka.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan alat
dan bahan apa saja yang dibuat untuk membuat media itu?
Elaborasi
a. Guru menjelaskan kembali pengertian tentang perkalian.
b. Guru memberikan contoh soal tentang perkalian dengan penjumlahan
berulang di papan tulis.
c. Guru bersama siswa membahas penyelesaian soal perkalian yang ada di
depan.
d. Setelah semua siswa sudah paham mengenai perkalian dua angka.
Selanjutnya guru mencoba mempraktekkan menghitung perkalian
menggunakan media botol plastik.
e. Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan media botol plastik
tersebut.
f. Guru bersama siswa mencoba menghitung perkalian dengan media
tersebut di depan.
g. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang menghitung
perkalian dua angka menggunakan media botol plastik.
h. Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok. Kemudian setiap kelompok
diberi 3 soal oleh guru.
i. Setiap kelompok diberi tugas untuk menghitung soal perkalian tersebut
dengan menggunakan media botol plastik secara bergantian.
j. Guru mengamati proses kerja setiap kelompok mengenai praktek hitung
perkalian dengan media botol plastik.
Konfirmasi
a. Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya tentang hal-hal
yang telah disampaikan dalam pembelajaran.
b. Guru dan siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman,
memberikan penguatan dan memberikan kesimpulan.
c. Guru memeriksa pemahaman siswa dengan memberikan soal yang
berkaitan dengan materi secara individu.
3. Kegiatan Penutup
a. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
b. Guru memberikan motivasi agar siswa tetap rajin belajar.
c. Guru menutup pertemuan dengan do’a dan mengucap salam.
Nama : Uswatun Hasanah
NIM : 836350961
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
d. Siswa mencermati kalimat yang relevan yang sesuai dengan materi
pembelajaran perkalian menggunakan pemecahan masalah.
e. Guru memancing siswa agar muncul sebuah pertanyaan mengenai kalimat
yang terkait dengan dengan materi perkalian dua angka.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan contoh
yang lain sesuai dengan materi perkalian.
Elaborasi
a. Guru menjelaskan pengertian tentang perkalian.
b. Guru memberikan contoh tentang perkalian dengan penjumlahan berulang
melalui sebuah pemecahan masalah (soal cerita)
c. Guru menunjukkan kepada siswa bagaimana cara menyelesaikan
perkalian dengan soal cerita dengan bantuan media botol plastik.
d. Guru menunjuk salah satu siswa untuk mencermati bagaimana pemecahan
masalah soal cerita yang telah diberikan oleh guru.
e. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang penyelesaian soal
cerita yang diberikan.
f. Guru melanjutkan menjelaskan tentang rumus pasti perkalian dua angka
agar mudah di pahami oleh siswa.
g. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan untuk mengerjakan
contoh soal cerita yang lain.
h. Guru bersama siswa melakukan koreksi hasil pekerjaan siswa.
i. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi atau contoh
soal yang telah diberikan.
Konfirmasi
3. Kegiatan Penutup
a. Guru mengomentari hal-hal yang terjadi dalam proses belajar mengajar.
b. Guru memberikan motivasi agar siswa tetap rajin belajar.
c. Guru menutup pertemuan dengan do’a dan mengucap salam.
Pra Siklus
(RPP)
Kelas / Semester : II / 1
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan dua angka yang hasilnya benar dan tepat.
C. Indikator Pencapaian
D. Tujuan Pembelajaran
Kelas / Semester : II / 1
A. Standar Kompetensi
B. Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan dua angka yang hasilnya benar dan tepat.
C. Indikator Pencapaian
D. Tujuan Pembelajaran
E. Materi Pembelajaran
Kelas II (Matematika)
Perkalian
Pengertian perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang.
Contoh soal cerita perkalian dua angka.
Mempraktekkan perkalian dua angka dengan menggunakan alat peraga
botol plastik dan kelereng.
F. Metode pembelajaran
1. Metode Demonstrasi
2. Metode Tanya jawab
3. Metode Penugasan
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Guru menunjuk Salah satu siswa untuk mempimpin doa
d. Guru mengecek kehadiran siswa
e. Apersepsi : “siapa yang pernah melihat botol plastik?
f. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
d. Siswa mengamati media botol plastik yang ada di depan.
e. Guru memancing siswa agar muncul sebuah pertanyaan mengenai media
yang terkait dengan dengan materi perkalian dua angka.
f. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan alat dan
bahan apa saja yang dibuat untuk membuat media itu?
Elaborasi
a. Guru menjelaskan kembali pengertian tentang perkalian.
b. Guru memberikan contoh soal tentang perkalian dengan penjumlahan
berulang di papan tulis.
c. Guru bersama siswa membahas penyelesaian soal perkalian yang ada di
depan.
d. Setelah semua siswa sudah paham mengenai perkalian dua angka.
Selanjutnya guru mencoba mempraktekkan menghitung perkalian
menggunakan media botol plastik.
e. Guru menjelaskan bagaimana cara menggunakan media botol plastik
tersebut.
f. Guru bersama siswa mencoba menghitung perkalian dengan media
tersebut di depan.
g. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang menghitung
1. 5 x 7 = ….
2. 5 x 9 = ….
3. 6 x 6 = ….
4. 6 x 4 = ….
5. 7 x 9 = ….
6. 7 x 7 = ….
7. 8 x 6 = ….
8. 9 x 4 = ….
9. 8 x 5 = ….
10. 9 x 8 = ….
Jawaban
1. 5 x 7 = 35
2. 5 x 9 = 45
3. 6 x 6 = 36
4. 6 x 4 = 24
5. 7 x 9 = 63
6. 7 x 7 = 49
7. 8 x 6 = 48
8. 9 x 4 = 36
9. 8 x 5 = 40
10. 9 x 8 = 72
SIKLUS II
RENCANA PELAKSAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
A. Standar Kompetensi
3. Melakukan perkalian bilangan dua angka dari 1-10.
B. Kompetensi Dasar
3.1 Melakukan perkalian bilangan dua angka yang hasilnya benar dan tepat.
C. Indikator pencapaian
3.1.1 Menentukan hasil perkalian dua angka dengan benar.
3.1.2 Menentukan hasil perkalian dua angka dengan pemecahan masalah.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa dapat menentukan hasil perkalian dua angka dengan benar.
2. Siswa dapat menentukkan perkalian dua angka dengan pemecahan
masalah.
E. Materi Pembelajaran
Kelas II (Matematika)
Perkalian
Pengertian perkalian adalah sebagai penjumlahan berulang.
Contoh soal cerita perkalian dua angka.
Mempraktekan perkalian dua angka dengan menggunakan alat peraga
botol plastik dan kelereng.
F. Metode pembelajaran
1. Metode ceramah
2. Metode demonstrasi
3. Metode tanya jawab
4. Metode Penugasan
G. Langkah-langkah pembelajaran
1. Kegiatan Awal (10 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menanyakan kabar siswa
c. Guru menunjuk Salah satu siswa untuk mempimpin doa
d. Guru mengecek kehadiran siswa
e. Apersepsi: “siapa yang disini suka bercaerita?
f. Guru menyampaikan tujuan dari pembelajaran hari ini
2. Kegiatan Inti (50 menit)
Eksplorasi
a. Siswa mencermati kalimat yang relevan yang sesuai dengan materi
pembelajaran perkalian menggunakan pemecahan masalah.
b. Guru memancing siswa agar muncul sebuah pertanyaan mengenai
kalimat yang terkait dengan dengan materi perkalian dua angka.
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyebutkan
contoh yang lain sesuai dengan materi perkalian.
Elaborasi
a. Guru menjelaskan pengertian tentang perkalian.
b. Guru memberikan contoh tentang perkalian dengan penjumlahan
berulang melalui sebuah pemecahan masalah (soal cerita)
c. Guru menunjukkan kepada siswa bagaimana cara menyelesaikan
perkalian dengan soal cerita dengan bantuan media botol plastik.
d. Guru menunjuk salah satu siswa untuk mencermati bagaimana
pemecahan masalah soal cerita yang telah diberikan oleh guru.
e. Guru bersama siswa melakukan tanya jawab tentang penyelesaian
soal cerita yang diberikan.
f. Guru melanjutkan menjelaskan tentang rumus pasti perkalian dua
angka agar mudah di pahami oleh siswa.
g. Guru menunjuk beberapa siswa untuk maju ke depan untuk
mengerjakan contoh soal cerita yang lain.
h. Guru bersama siswa melakukan koreksi hasil pekerjaan siswa.
i. Guru melakukan tanya jawab kepada siswa mengenai materi atau
contoh soal yang telah diberikan.
Konfirmasi
J. Pembelajaran Tambahan
1. Pengayaan
Guru memberi latihan tambahan bagi siswa yang telah mampu
mengerjakan soal mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian bilangan
dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan dengan baik.
2. Remedial
Guru mengulang konsep mengurai sebuah bilangan menjadi perkalian
bilangan dua angka dan satu angka dengan berbagai kemungkinan bagi
siswa yang tidak bisa menyelesaikan soal cerita dengan benar.
Instrumen Soal
1. Pak Hasan memanen pisang sebanyak 5 pohon. Setiap pohon berisi 10
pisang. Banyak pisang pak Hasan semuanya adalah . . . .
2. Ada 6 tanaman. Setiap tanaman memiliki 4 helai daun. Berapa jumlah daun
semuanya?
3. Ibu Nelly membeli jeruk sebanyak 7 kranjang. Setiap kranjang berisi 8
jeruk. Berapa jeruk yang dibeli Ibu Nelly ?
4. Ada 8 becak sedang berhenti. Berapa roda becak seluruhnya?
5. Pak Tatang membeli bola tenis sebanyak 4 dus. Setiap dus berisi 4 bola.
Berapa bola tenis yang dibeli Pak Tatang?
Jawaban
1. Banyak pohon = 5
Setiap pohon berisi = 10 pisang
Banyaknya pisang Pak Hasan adalah : 5 x 10 = 50
Jadi banyaknya pisang Pak Hasan semuanya adalah 50 buah.
2. Banyak Tanaman = 6
Setiap tanaman= 4 helai daun
Banyaknya daun semuanya adalah : 6 x 4 = 24
Jadi jumlah daun semuanya 24 helai.
3. Banyak kranjang = 7
Setiap kranjang = 8 jeruk.
Banyaknya jeruk yang di beli Bu Nelly adalah 7 x 8 = 56
Jadi jeruk yang dibeli Ibu Nelly semua 56 buah.
4. Banyak Becak=8Setiap becak ada= 3 roda
Banyaknya roda becak seluruhnya adalah : 8 x 3 = 24
Jad jumlah rodsa becak seluruhnya adalah 24 roda.
5. Banyaknya dus = 4
Setiap dus berisi = 4 bola
Banyaknya bola tenis yang dibeli Pak Tatang adalah : 4 x 4 = 16
Jadi banyaknya bola tenis yang dibeli Pak Tatang adalah 16 bola tenis.
LEMBAR REFLEKSI
SIKLUS I
Guru menjelaskan pengertian perkalian tidak secara rinci dan siswa belum
memahaminya.
Guru menggunakan alat peraga dari boto plastik belum tepat .
Guru menggunakan metode demonstrasi tidak efektif.
Siswa kurang aktif dalam bertanya pada materi perkalian tersebut.
Hasil praktek guru kepada siswanya belum dapat dipahami dengan baik.
Setelah melakukan proses perbaikan pembelajaran siklus I belum
menunjukkan hasil belajar yang baik dan masih dibawah rata-rata. Sehingga
dilanjutkan pada siklus II.
LEMBAR REFLEKSI
SIKLUS II
NIM : 836350961
RumusanMasalah TujuanPerbaikanPembelajaran