Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Penjas Adaptif

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Penjas Adaptif

Oleh : 1. M. IRPAN KURNIA G.S 2. YOGHA ZULVIAN I. 3. LIYA YULIANA ( 0900910 ) ( 0900026 ) ( 0900110 )

PENDIDIKAN JASMANI, KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS PENDIDIKAN OLAH RAGA DAN KESEHATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESI 2011

KATA PENGANTAR

Bismilahirrohmanirrohim Assalamualaikum Wr. Wb


Puji syukur Kami panjatkan atas kehadirat Ilahi Rabbi yang telah memberikan rahmat dan hidayatnya kepada kami, sehingga dapat menyelesaikan tugas Makalah ini. Sholawat dan salam semoga tetap terlimpahkan pada rasulallah Muhammad SAW beserta keluarga, dan para sahabatnya. Makalah yang berjudul Pembelajaran Kebugaran dari perspektif ilmu faal olahraga pada siswa di Indonesia Salah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Penjas Adaptif , di mana di dalam makalah ini kami membahas tentang Pembelajaran Kebugaran dari perspektif ilmu faal olahraga pada siswa di Indonesia. Makalah ini di sajikan dengan bahasa yang sistematis dan sederhana agar dapat mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh pembaca sehingga diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi kami khususnya, dan umumnya bagi para pembaca. Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah mendukung kami sehingga dapat terselesaikannya makalah ini, khususnya kepada dosen mata kuliah Penjas Adaptif yang telah membimbing kami. Dan juga kepada rekan rekan kuliah yang telah banyak membantu, sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Ibarat pepatah yang mengatakan Tiada Gading yang tak Retak. Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan. Untuk itu dengan rasa lapang dada kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga dapat m enjadi motivasi untuk menjadi lebih baik. Akhir kata kami mengucapkan Terimakasih.

Bandung, Agustus 2011

Tim Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN

KATA PENGANTAR .. DAFTAR ISI . BAB I PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang . 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan ......................

i ii

1 1 2

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar Kebugaran Jasmani.................. 2.2 Adaptasi Fisiologis Terhadap Pendidikan Jasmani dan Olahraga.... 3 3

2.3 Pengaruh Pendidikan Jasmani Terhadap Daya Tahan Jantung Paru.... 4 2.4 Pengaruh pendidikan jasmani dan olahraga terhadap kekuatan otot... 5 2.5 Pembinaan komponen kebugaran jasmani daya tahan jantung paru. .. 5 . 2.6 Mekaisme pembentukan energi............................................... 5

BAB III

KESIMPULAN DAN
3.1 Kesimpulan 6 7

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA .

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


Pembelajaran Kebugaran dari perspektif ilmu faal olahraga pada siswa di Indonesia sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup manausia. Seorang siswa yang memiliki tubuh yang sehat dan bugar akan mampu menjalani segala aktivitas fisik sehari-hari tanpa adanya keluhan kelelhan yang berarti. Kondisi bugar sepertu ini merupakan gamnbaran keadaan fisik seseorng dalam melakukan aktivitas nya secara rutin serta mampu mengatasi stres dari lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan nya. Secara harafiah fhysical fitness berarti kesesuaian fisik atau jasmani hal ini berarti harus sesuai dengan tuntunan tugas-tugas nya yang dalam pelaksanaannya tergantung pada aspek jasmaninya dan rohaninya individu bersangkutan. Berkaitan dengan tujuan peningkatan kesehtan dan kebugaran jasmani,maka optimalisai kebugaran jasmani bertujuan agar para siswa diharpkan dapat berhasil dan exis dalam kehidupannya yang meliputi tingkatan kesehtan dan kebugaran yang prima,exis dalam olahraga prestasi sekolah termasuk mampu mengikuti dan bersaing dalam pertandingan olahraga antar kelas, antar kelas, antar daerah dan bahkan antar profinsi.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang tersebut penulis merumuskan masalah antara lain sebagai berikut: 1.2.1 1.2.2 1.2.3 1.2.4 1.2.5 Apa pengertian Konsep dasar kebugaran jasmani. Menjelaskan Adaptasi fisiologis terhadap pendidikan jasmani dan olahraga. Menjelaskan Pengaruh pendidikan jasmani terhadap daya tahan jantung paru. Menjelaskan Pengaruh pendidikan jasmani dan olahraga terhadap kekuatan otot. Menjelaskan dan menyebutkan Pembinaan komponen kebugaran jasmani.

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut diatas penulis mempunyai tujuan antara lain sebagai berikut: 1.3.1 1.3.2 1.3.3 1.3.4 1.3.5 Apa pengertian Konsep dasar kebugaran jasmani. Menjelaskan Adaptasi fisiologis terhadap pendidikan jasmani dan olahraga. Menjelaskan Pengaruh pendidikan jasmani terhadap daya tahan jantung paru. Menjelaskan Pengaruh pendidikan jasmani dan olahraga terhadap kekuatan otot. Menjelaskan dan menyebutkan Pembinaan komponen kebugaran jasmani.

BAB II PEMBAHASAN

2.1

Konsep Dasar Kebugaran Jasmani.


Kebugaran jasmani seorang sangat penting bagi tubuh dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Kondisi bugar seperti ini merupakan gambaran dan keadaan fisik seseorang dalam melakukan aktivitasnya secara rutin serta mampu mengatasi stres dari lingkungan yang dapat mengganggu kesehatannya. Secara umum kebugaran jasmani dapat dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu: kelompok kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan dan kelompok kebugaran jasmani yang berkaitan dengan prestasi. Kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan terdiri dari lima komponrn, yaitu : daya tahan jantung paru, kekuatan otot, daya tahn otot, kelentukan, dan komposisi tubuh. Sedangkan, kebugaran jasmani yang berkaitan dengan prestasi terdiri dari lima komponen kebuga ran kesehatan ditambah dengan enam komponen, yaitu: koordinasi, keseimbangan, waktu, reaksi, kelincahan, daya ledak, dan kecepatan. Berkaitan dengan tujuan peningkatan kesehatan dan kebugaran jasmani, maka optimalisasi kebugaran jasmani bertujuan agar para siswa dapat berhasil dan eksis dalam kehidupannya yang meliputi tingkat kesehatan dan kebugaran yang prima, eksis dalam olahraga prestasi sekolah, termasuk mampu mengikuti dan bersaing dalam pertandingan olahraga antarkelas, antarsekolah, dan bahkan antardaerah. Kebugaran jasmani seorang siswa dapat dipertahankan dan ditingkatkan melalui pendidikan jasmani secara teratur, dan takarannya cukup atau melakukan aktivitas lainnya yang mempunyai fungsi sama dengan olahraga dengan menerapkan rumus FITT (frekuensi, intensity, time, type).

2.2

Adaptasi Fisiologis Terhadap Pendidikan Jasmani dan Olahraga


Pendidikan jasmani dan olahraga merupakn suatu aktivitas yang sangat penting bagi siswa. Aktivitas pendidikan jasmani juga dapat mengurangi resiko terkena penyakit degeneratif dan kardiofaskuler dikemudian hari. Aktivitas pendidikan jasmani juga dapat membuat faal

jantung dan pembuluh darah akan bekerja dengan baik, bahkan lebih baik dari sebelumnya sehingga kesehatan bisa dinamis juga akan lebih baik pula. Faal olahraga merupakan ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi dari fungsi dan cara bekerja organ-organ tubuh yang berdifat sementara atau menetap oleh pengaruh olahraga pada waktu tubuh sedang aktif atau beristirahat. Pendidikan jasmani dan olahraga yang dilakukan di sekolah atau di luar sekolah merupakan kegiatan yang memberikan suatu stres terhadapa mekanisme homeostatis dalam tubuh siswa. Dampak melakukan aktivitas pendidikan jasmani adalah terjadinya perubahan atau adapatasi fisiologis pada tubuh, baik yang sifatnya akut maupun kronis. Adapatasi akut adalah penyesuaian faal tubuh yang terjadi pada saat melakukan olahraga. Kecepatan denyut jantung adalah suatu faktor yang paling mudah dipantau, indikasi tentang alasan respon yang segera terjadi terhadap aktivitas olahraga yang dilakukan dan adaptasi jangka panjang terhadap program pendidikan jasmani dan olahraga yang dilakukan secara teratur. Jenis olahraga yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kesehatan dan menjaga serta meningkatkan fungsi kardiofaskuler adalah olahraga yang dominan aerobik, misalnya joging, lari, cross country, renang, SKJ, dan bermacam-macam senam aerobik.

2.3

Pengaruh Pendidikan Jasmani Terhadap Daya Tahan Jantung Paru


Jantung manusia di ibaratkan sebagai pekerja ajaib yang tak kenal lelah, dan bila dilihat dari bentuknya, maka jantung sering di ungkapkan dengan kata cinta yang penuh romantis. Namun sebenarnya jantung dapat di andaikan sebagai organ pemberi hidup bagi manusia. Selama 24 jam, jantung diperkirakan berdenyut lebih dari 100.000 kali. Hal ini berati dalam kondisi normal jantung telah memompa darah sekitar 65.000.000 Liter darah. Terdapat enam perubahan utama pada fungsi jantung paru yang di sebabkan pendidikan jasmani yang di lakukan secara teratur, sistematis, dengan dosis yang tepat manakala di terapkan rumus FITT seperti yang telah di jelaskan sebelumnya. Perubahan yang terjadi pada fungsi jantung tersebut adalah menungkatnya ukuran jatung, frekuensi denyut jantung,

peningkatan isi sekuncup, peningkatan kapasitas paru, peningkatan volume darah dengan hemoglobin, serta peningkatan densitas kapiler otot.

2.4

Pengaruh pendidikan jasmani dan olahraga terhadap kekuatan otot.


Otot terdiri dari ribuan serabut otot, dan dalam serabut otot terdapat miofibril-miofibril yang merupakan unit yang berfungsi untuk kontraksi otot. Masing -masing mipfibril terdiri dari kumpulan benang-benang protein yang di sebut miofilamen. Miofilamen-miofilamen ini terdiri dari filamen tipis yang di sebut aktin dan filamen yang tebal di namakan miosin. Satu filamen miosin di kelilingin oleh enam filamen aktin. Unsur-unsur yang terdapat dalam filamen miosin ada yang di sebut meromiosin yang terbagi atas dua bagian,yaitu meromiosin ringan dan meromiosin berat. Meromiosin ringan terdapat pada bagian tengah sedangkan meromiosin berat terletaak pada bagian kepalanya. Sedangkan filamen aktin terdiri dari tiga molekul protein utam yaitu: Aktin,Troponin,dan Tropomiosin.

2.5

Pembinaan komponen kebugaran jasmani daya tahan jantung paru.


Beberapa komponen kebugaran jasmani meliputi daya tahan jantung paru kekuatan daya tahan dan kelentukan. Daya tahan jantung paru adalah kesanggu[pan sistem jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada saat melakukan aktivitas se hari-hari, dalam waktu yang cukup lama tanpa mengalami kelalahan yang berarti. Daya tahan jantung paru dapat di tingkatkan dengan latihan yang di lakukan secara sistematis serta meningkatkan kemampuan sistem peredaran darah untuk mengantarkan oksigen ke otot.

2.6

Mekaisme pembentukan energi.


Energi pada proses kontraksi otot lurik adalah persenyawaan fosfat berenergi tinggi. Apabila di lihat dari segi kebutuhannya, tubuh membutuhkan karbohidrat, protein dan lemak sebagai sumber tenaga. Namun yang merupakan sumber energi yang tersedia untuk melakukan suatu aktivitas fisik adalah ATP(Adenosin Triphospat).Proses pembentukan kembali ATP ini berlangsung dengan baik tanpa oksigen maupun dengan oksigen.

BAB III KESIMPULAN

Dari penulisan ringkasan makalah di atas dengan melihat latar belakang dan pembahasan masalah dapat disimpulkan bahwa Pembelajaran Kebugaran dari perspektif ilmu faal olahraga pada siswa di Indonesia sangat penting dalam meningkatkan kualitas hidup manausia. Seorang siswa yang memiliki tubuh yang sehat dan bugar akan mampu menjalani segala aktivitas fisik sehari hari tanpa adanya keluhan kelelahan yang berarti. Kondisi bugar seperti ini merupakan gambaran keadaan fisik seseorang dalam melakukan aktivitasnya secara rutin serta mampu mengatasi stres dari lingkungan yang dapat mengganggu kesehatan nya. Secara harafiah fhysical fitness berarti kesesuaian fisik atau jasmani hal ini berarti harus sesuai dengan tuntunan tugas-tugas nya yang dalam pelaksanaannya tergantung pada aspek jasmaninya dan rohaninya individu bersangkutan.

DAFTAR PUSTAKA
Tarigan, Beltasar . (2009). Optimalisasi Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berlandaskan Ilmu Faal Olahraga, FPOK UPI Bandung.

Anda mungkin juga menyukai

  • Kelompok 17
    Kelompok 17
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 17
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 18
    Kelompok 18
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 18
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 19
    Kelompok 19
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 19
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 10
    Kelompok 10
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 10
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 20
    Kelompok 20
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 20
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 16
    Kelompok 16
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 16
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 14
    Kelompok 14
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 14
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 7
    Kelompok 7
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 7
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 13
    Kelompok 13
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 13
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 12
    Kelompok 12
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 12
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • KELOMPOK15
    KELOMPOK15
    Dokumen1 halaman
    KELOMPOK15
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 6
    Kelompok 6
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 6
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 11
    Kelompok 11
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 11
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 5
    Kelompok 5
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 5
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 8
    Kelompok 8
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 8
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 4
    Kelompok 4
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 4
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 8
    Kelompok 8
    Dokumen1 halaman
    Kelompok 8
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 9
    Kelompok 9
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 9
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 11
    Kelompok 11
    Dokumen2 halaman
    Kelompok 11
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 13
    Kelompok 13
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 13
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 20
    Kelompok 20
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 20
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 2
    Kelompok 2
    Dokumen3 halaman
    Kelompok 2
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Bab 1 Pendahuluan
    Bab 1 Pendahuluan
    Dokumen1 halaman
    Bab 1 Pendahuluan
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Kelompok 1
    Kelompok 1
    Dokumen4 halaman
    Kelompok 1
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Bab 6
    Bab 6
    Dokumen10 halaman
    Bab 6
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kelompok Penjas Adaptif
    Makalah Kelompok Penjas Adaptif
    Dokumen10 halaman
    Makalah Kelompok Penjas Adaptif
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    Belum ada peringkat
  • Makalah Adaptif
    Makalah Adaptif
    Dokumen10 halaman
    Makalah Adaptif
    Ummahatul Illiyyin Alfath Ermadinoto
    100% (2)