Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIOLOGI OLAHRAHA

CARDIO RESPIRASI

Disusun Oleh :

Nama Difa Setiyawan

NIM 20601241031

PJKR-A

Dosen Pengampu : Dra. Farida Mulyaningsih, M.Kes

Galih Dewanti, M.Pd

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN & REKREASI S-1

Tahun 2021
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 3
A.LATAR BELAKANG ............................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 4
A.CARDIO RESPIRASI............................................................................................................. 4
Pengertian Cardio Resirasi ...................................................................................................... 4
Proses Respirasi dan Latihan ................................................................................................... 4
Volume dan Kapasitas Paru ........................................................................................................ 5
B.PENGARUH CARDIO RESPIRASI TERHADAP OLAHRAGA ........................................ 6
C. OLAHRAGA TERHADAP DAYA TAHAN CARDIO RESPIRASI……………………...7

a. Perubahan Pada Jantung ...................................................................................................... 8


b. Perubahan Pada Paru ........................................................................................................... 9
D.BENTUK OLAHRAGA TERHADAP CARDIO RESPIRASI............................................ 10
BAB III PENUTUP ...................................................................................................................... 12
A.KESIMPULAN ..................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 13
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Gaya hidup masyarakat yang semakin nyaman karena bantuan dari teknologi modern
tersebut memberikan dampak yang kurang baik terhadap kesehatan. Pembangunan yang
dilakukan oleh bangsa Indonesia menuju pembangunan manusia seutuhnya, yang meliputi
berbagai faktor kehidupan termasuk pembangunan kesehatan. Pembangunan kesehatan tersebut
sangat erat kaitannya dengan kebiasaan berolahraga. Kegiatan olahraga atau latihan fi- sik pada
umumnya dapat meningkatkan derajat kesehatan, baik kebugaran jasmani maupun kesehatan
mental.

Dengan olahraga tubuh menjadi bugar,peredaran darah lancar, berat badan cenderung menjadi
ideal, memperbaiki ketahanan jantung paru-paru, dan meningkatkan massa otot serta kekuatan
dan ketahanannya. Namun olahraga itu sendiri akan memberikan manfaat jika dila- kukan secara
rutin. Faktor pendukung lainnya yaitu pola makan yang seimbang dan istirahat yang cukup

Berkenaan dengan pembinaan kebugaran jasmani untuk meningkatkan kesegaran jas- mani,
perlu mengenal beberapa unsur-unsur kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan ada 4
komponen, yaitu daya tahan jantung dan paru-paru, kekuatan dan daya tahan otot, kelen- tukan
dan komposisi tubuh (Pekik, 2004, p. 4). Pada pembahasan kali ini dijabarkan olahraga dengan
tujuan peningkatan daya tahan jantung dan paru-paru (kardiorespirasi).

Paru adalah satu-satunya organ vital manusia yangberhubungan dengan lingkungan di luar tubuh,
yaitu melalui sistem saluran napas. Fungsi paru yang paling penting adalah untuk pertukaran gas,
yaitu mengambil oksigen dari luar untuk dipakai pada proses metabolism tubuh dan
mengeluarkan karbon dioksida yang terbentuk pada proses tersebut ke luar tubuh. proses itu
disebut respirasi

Olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara teratur akan terjadi peningkatan kesegaran dan
ketahanan fisik yang optimal. pada saat latihan terjadi kerjasama berbagai otot tubuh yang
ditandai oleh perubahan kekuatan otot, tenaga lelah otot, kelenturan otot,kecepatan reaksi,
ketangkasan, koordinasi gerakan dan daya tahan sistem kardiorespirasi

Berolahraga merupakan cara yang sangat baik untuk meningkatkan vitalitas fungsi paru.
Olahraga merangsang pernapasan yang dalam dan menyebabkan paru berkembang, oksigen
banyak masuk dan disalurkan ke dalam darah, karbondioksida lebih banyak dikeluarkan. Bila
seseorang mempunyai volume oksigen yang lebih banyak maka peredaran darahnya lebih baik,
sehingga otot-otot mendapatkan oksigen lebih banyak dan dapat melakukan berbagai aktivitas
tanpa rasa letih.
BAB II

PEMBAHASAN

A.CARDIO RESPIRASI

Pengertian Cardio Resirasi

kardiorespirasi merupakan kemampuan paru dan jantung untuk mensuplai oksigen ke seluruh
jaringan sel tubuh sebagai energi untuk dapat melakukan aktivitas fisik seperti lari, berenang,
bersepeda, olahraga permainan, dan lain-lain.

Proses Respirasi dan Latihan

Istilah respirasi adalah pertukaran gas yang terjadi antara organisme tubuh dengan
lingkungan sekitarnya. Proses respirasi dapat dibagi menjadi tiga bagian, yakni : pernafasan
luar (eksternal respiration ), pernafasan dalam (internal respiration) dan pernafasan seluler
(seluler respiration). Pernafasan luar artinya oksigen dari udara luar masuk ke dalam
alveoli paru kemudian masuk ke darah, Pernafaan dalam artinya oksigen dari darah masuk ke
jaringan-jaringan dan pernafasan seluler adalah oksidasi biologis maksudnya
penggunaan oksigen oleh sel-sel tubuh yang kemudian menghasilkan energi, air dan karbon
dioksida. Karbon dioksida bergerak dengan jalan berdifusi dari jaringan ke darah, dan
setelah diangkut ke paru, kemudian keluar ke udara luar. Proses pertukaran udara luar dengan
udara di dalam paru dinamakan ventilasi paru.

Proses respirasi atau pernapasan terdiri dari tiga tahap yang berlangsung secara bersamaan, yaitu
ventilasi, difusi dan perfusi.

1. Ventilasi
Ventilasi adalah, proses keluar dan masuknya udara ke dalam paru. Pada proses ini
oksigen dari udara luar masuk ke dalam paru melalui saluran napas atas, takea, bronkus
dan cabang-cabangnya saat inspirasi. Selain itu karbondioksida yang ada di dalam paru
dikeluarkan ke udara luar pada saat ekspirasi.

2. Difusi
Pada proses difusi terjadi perpindahan oksigen dari zona respirasi, terutama dari alveoli
ke dalam pembuluh darah. Proses difusi ini terjadi melewati dinding alveoli, mang
interstitial, endotel kapiler, plasma dan dinding tritrosit. Oksigen dari alveoli setelah
melewati jaringan tersebut akan berikatan dengan hemoglobin membentuk HbO2. Setiap
gangguan atau kerusakan pada tiap jaringan yang dilalui pada proses difusi dapat
menurunkan difusi oksigen ke dalam darah. Contoh gangguan difusi yaitu bila terjadi
penebalan dinding alveoli pada fibrosis, terisinya ruang interstitial oleh cairan pada
edema paru, penebalan endotel kapiler, pengentalan plasma pada Lemokonrertrasi dan
kelainan dinding eritrosit pada penyakit "cycle cell anemia"

3. Perfusi
Tahap ketiga pada respirasi yaitu perfusi, adalah penyebaran darah yang sudah
teroksigenasi ke seluruh pu.o a* jaringan tubuh. Gangguan perfusi terjadi bila ada emboli
pada pembuluh darah, atau bila aliran darah menjadi lambat seperti pada dekompensatio
kordis

Volume dan Kapasitas Paru

Ada beberapa volume paru yang lain yang biasa dipergunakan untuk mengukur fungsi
paru; karena itu mengetahui semua volume paru yang lain akan banyak membantu kita
untuk lebih mengerti tentang fisiologi respiratori. Lebih dari itu beberapa diantaranya sangat
mudah diukur.

Volume dan kapasitas Paru Definisi Jumlah Normal


Volume Jumlah udara yang dihirup dan akan 500 ml
Tidal volume (VT) dikeluarkan setiap daur pernafasan.

Inspiratory resume volume Jumlah maksimal udara yang dapat 3.000 ml


(IRV) volume Cadangan dihirup setelah inspirasi biasa.
Inspirasi
Jumlah maksimal udara yang dapat 3.000 ml
Expiratory reserve volume dihembuskan pada akhir
(ERV) volume cadangan ekspirasi biasa.
ekspirasi
Jumlah udara yang tetap tinggal 1.200 ml
Residual Volume (RV) di dalam paru pada akhir ekspirasi
Volume Residu maksimal.

Kapasitas Jumlah udara di dalam paru setelah 5.800 ml


Total Lung Capacity inspirasi maksimal.
(TLC) Kapsitas total Paru

Vital Capacity (VC) Jumlah udara maksimal pada 4.600 ml


Kapasitas vital ekspirai ang kuat setelah
inspirasi maksimal.

Inspiratory Capacity (IC) Jumlah udara inspirasi maksimal 3.500 ml


Kapasitas inspirasi setelah ekspirasi biasa.
Functional Residual Capacity Jumlah udara yang tetap tinggal 2.200 ml
(FRC) Kapasitas fungsi Residu di dalam paru pada akhir
ekspirasi dalam keadaan istirahat

B. PENGARUH CARDIO RESPIRASI TERHADAP OLAHRAGA

Olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan kerja otot,
sehingga otot akan menjadi lebih kuat termasuk otot pemapasan. Olahrag atau melakukan latihan
fisik yang teratur bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani. Kesegaran jasmani adalah
kesanggupan tubuh melakukan penyesuaian terhadap beban fisik yang diberikan kepadanya,
berupa' pekerjaan yang dilakukan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berlebihan.

Unsur yang paling penting pada kesegaran jasmani adalah daya tahan kardiorespirasi.
Daya tahan kardio respirasi adalah kesanggupan jantung dan paru serta pembuluh darah untuk
berfungsi secara optimal pada keadaan istirahat dan latihan untuk mengambil oksigen dan
mendistribusikannya ke jaringan yang aktif untuk digunakan pada proses metabolisme tubuh.

Daya tahan kardiorespirasi dipengaruhi oleh ber-bagai faktor fisiologis. Faktor itu antara lain
adalah :

l. Keturunan/genetic

Dari penelitian diketahui bahwa 93,4% Vo2 max ditentukan oleh faktor genetik. Hal ini
dapat diubah dengan melakukan latihan yang optimal

2. Usia

Daya tahan kardiorespirasi meningkat dari masakanak-kanak dan mencapai puncaknya


pada usia 20-30 tahun. Sesudah usia ini daya tahan kardio-respirasi akan menurun.
Penurunan ini terjadi karena organ yang mengambil oksigen yaitu paru mulai menurun
fungsinya, selain itu organ yang mendistribusikan oksigen ke seluruh tubuh yaitu jantung
dan pembuluh darah fungsinya juga mulai menurun. Penurunan fungsi ini terjadi karena
bertambahnya usia. Kecuraman penurunan ini dapat dikurangi bila seseorang tetap
melakukan olahraga aerobik.

3. Jenis kelamin

Sampai usia pubertas daya tahan kardiorespirasi antara anak perempuan dan laki-laki
tidak berbeda, tetapi setelah usia tersebut pada perempuan nilainya lebih rendah 15'25%
dari laki-laki. Perbedaan ini terjadi disebabkan antara lain oleh perbedaan kekuatan otot
maksimal, luas permukaan tubuh, komposisi tubuh,kekuatan otot, jumlah hemoglobin
dan kapasitas paru

4. Aktivitas fisik

Daya tahan kardiorespirasi akan menunm sebesar17-27% bila seorang beristirahat di


tempat tidur selama 3 minggu. Bila dilakukan latihan aerobik selama 8minggu, maka
terjadi peningkatan daya tahan kardiorespirasi sebesar 62%. Jenis latihan juga
mempengaruhi nilai daya tahan kardiorespirasi. Mereka yang melakukan olahraga lari
jarak jauh, daya tahan kardiorespirasinya meningkat lebih tinggi dibandingkan dengan
orang yang berolahraga senam.

Untuk mengukur daya tahan kardiorespirasidigunakan berbagai cara dan parameter' Pengukuran
ambilan oksigen maksimal (VO2 max) merupakan parameter fisiologis yang sangat objektil
reproduksibel danmerupakan pemeriksaan standar untuk mengukur daya tahan kardio respirasi

C. OLAHRAGA TERHADAP DAYA TAHAN CARDIO RESPIRASI

Aristoteles telah menekankan pentingnya berolahraga untuk menjaga kesehatan


baik jasmani maupun rohani. Thomas Jefferson menyarankan biasakanlah jalan-jalan cepat
di waktu pagi hari agar badan tetap sehat. Olahraga yang teratur telah membuktikan bahwa
seseorang akan memperoleh manfaat yang sangat besar dalam memelihara dan
meningkatkan status kesehatannya.

Dengan berolahraga yang teratur juga dapat mempertinggi vitalitas paru-paru. Paru-paru
adalah salah satu organ respirasi yang sangat berperan dalam penyediaan oksigen yang
dibutuhkan oleh tubuh. Tentang peranan olahraga dalam meningkatkan konsumsi Oksigen
maksimum telah diteliti oleh Dr. Cooper. Dari hasil penelitian tersebut dikatakan bahwa
mereka yang melakukan olahraga secara teratur paru-paru mereka mempunyai kesanggupan
untuk menampung 1,5 lebih banyak udara daripada orang yang tidak pernah berolahraga.
Pengukuran banyaknya udara atau oksigen di dalam paru-paru disebut VO2 max. mereka
yang mempunyai VO2 max yang tinggi dapatmelakukan lebih banyak pekerjaan sebelum
menjadi lelah, dibandingkan dengan mereka yang mempunyai VO2 max yang lebih rendah.
Lebih sehat dan lebih tinggi kesegaran jasmani seseorang lebih banyak oksigen dapat diproses
oleh tubuh. Dengan latihan olahraga yang teratur akan dapat mengambil lebih banyak oksigen,
yang berarti peredaran darah yang lebih baik dan sel otot akan lebih banyak mendapatkan
oksigen dari pembuluh darah kapiler. Dengan demikian mereka yang memiliki VO2 max yang
tinggi akan memungkinkan mengaktifkan organ-organ fisiologis tubuh sehingga
kapasitas organ tersebut dapat terpelihara dengan baik

Melakukan aktivitas fisik yang teratur sangat penting dilakukan untuk


memperlambat proses penuaan umumnya dan khususnya untuk memperlambat
penurunankapasitas kardiorespirasi. Karena sesuai dengan beberapa hasil penelitian yang
dikutif oleh C.K. Giam (1993), tentang manfaat medis dari olahraga yang teratur adalah sebagai
berikut

 Penyakit jantung koroner terjadi paling tidak dua kali lebih sering pada orang-
orang yang secara fisik tidak aktif dibandingkan mereka yang aktif. Dan dari mereka
yang mendapat penyakit jantung koroner ini, mereka yang secara fisik tidak aktif
cenderung lebih berat penyakitnya dan kemungkinan penyembuhan dan kelangsungan
hidupnya juga lebih kecil.
 Mereka yang secara fisik aktif umumnya mempunyai tekanan darah yang lebih rendah
dan lebih jarang terserang tekanan darah tinggi.
 Mereka yang secara fisik aktif mempunyai fungsi paru-paru yang lebih baik,
mereka umumnya lebih jarang merokok dan lebih jarang menderita kelainan saluran
pernapasan.

Perubahan-perubahan yang terjadi sebagai akibat dari melakukan olahraga teratur


terhadap system kardiorespirasi (sistemik) terutama pengaruhnya terhadap system
transport. Dalam system transport oksigen, berbagai komponen unsur yang terlibat antara
lain: sirkulatori, respiratori dan faktor-faktor level jaringan semuanya bekerja bersama-sama
untuk satu tujuan yaitu untuk menyampaikan oksigen ke otot-otot yang sedang bekerja.
Dengan demikian perubahan daya tahan kardiorespirasi terjadi pada organ jantung dan
paru. Ada beberapa perubahan utama yang dihasilkan dari aktivitas olahraga yang dilakukan
dengan teratur terhadap system kardiorespirasi (Junusul Hairy, 2001) yaitu

a. Perubahan Pada Jantung

1. Meningkatnya ukuran jantung.Ukuran (volume) jantung atlet lebih besar daripada


mereka yang bukan atlet. Dengan bertambah tebalnya dinding ventrikel dan
kuatan otot-otot jantung hal ini juga berarti bahwa volume darah yang mengisi
ventrikel selama diastole akan menjadi lebih banyak. Pengaruh ini menyebabkan
kemampuan isi sekuncup (stroke volume) menjadi lebih besar pula
2. Menurunnya Denyut Nadi.Menurunnya denyut nadi yang dihasilkan dari aktivitas
olahraga secara teratur. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Jantung disuplai
oleh dua komponen system syaraf otonom, yaitu syaraf simpatetik kalau
dirangsang akan meningkatkan denyut nadi dan syaraf parasimpatetik (syaraf
vagus) kalau dirangsang akan menurunkan denyut nadi. Dengan dua system pesyarafan
ini, maka denyut nadi dapat menurun karena (1) meningkatnya pengaruh syaraf
parasimpatetik (2) menurunnya pengaruh syaraf simpatetik, (3) kombinasi dari
keduanya.
3. Meningkatnya isi Sekuncup (Stroke Volume).Peningkatan ini terutama
disebabkan karena adanyapeningkatan cavasitas ventrikel sehingga
menyebabkan lebih banyak darah mengisi ventrikel selama diatole, yang
menghasilkan isi sekumcup lebih besar. Faktor lain yang ikut membantu
meningkatnya isi sekucup adalah meningkatnya kontraktilitas myocardiac
(kemampuan otot jantung untuk berkontraksi). Meningkatnya kemampuan otot jantung
berkontraksi berhubungan dengan aktivitas ATPase di dalam otot jantung atau
meningkatnya calsium ekstra seluler yang tersedia sehingga menyebabkan
meningkatnya interaksi dengan elmen-elemen kontraktil.
4. Meningkatnya Volume Darah dan Hoemoglobin.Volume darah dan level
haemoglobin sangat penting untuk sistem transport oksigen, ini dibuktikan bahwa
volume darah dan level haemoglobin sangat berhubungan dengan VO2 max.
5. Perubahan Kepadatan Kapiler dan Hypertrophy Otot.Hypertrophy Otot yang
dihasilkan oleh aktivitas olahraga yang teratur umumnya diikuti oleh meningkatnya
kepadatan kapiler. Kepadatan kapiler adalah jumlah kapiler yang mengelilingi serabut
otot. Jumlah kapiler yang mengelilingi serabut otot berhubungan dengan dua
factor : (1) ukuran atau diameter serabut otot, (2) tipe serabut otot atau jumlah
mitocondria per serabut otot.

b. Perubahan Pada Paru

1. Peningkatan Ventilasi Semenit Maksimal. Peningkatan ventilasi dipengaruhi adanya


peningkatan voleme tidal dan frekwensi bernafas, sehingga hal ini akan berakibat
terhadap peningkatan VO2 max.
2. Peningkatan Efesiensi Ventilatori. Efesiensi ventilatori yang lebih tinggi sebagai alat
yang menyebabkan sejumlah udara bebas bergerak pada level konsumsi yang sama,
adalah lebih rendah pada orang yang tidak terlatih dibandingkan orang secara rutin
berolahraga.
3. Peningkatan Berbagai Macam Volome dalam Paru-paru. Penyebab utama terjadinya
perubahan ini adalah olahraga yang teratur akan mengakibatkan peningkatan fungsi
pulmoner dan oleh karena itu volume paru-paru menjadi lebih besar.
4. Peningkatan Kapasitas Difusi. Orang yang terlatih cenderung memiliki kapasitas
difusi yang lebih besar dibandingkan mereka yang tidak aktif berolahraga, ini
disebabkan karena volume paru-paru atlet menjadi lebih besar sehingga bidang
permukaan kapiler alviolar menjadi lebih besar dengan demikian proses difusi
dapat dilakukan lebih banyak.

Dari uraian di atas, maka dengan melakukan aktivitas fisik (olahraga) yang teratur
mempunyai pengaruh yang berarti dalam hal memperbaiki kesehatan, kebugaran fisik
dan kapasitas kerja serta kapasitas organ-organ yang disebabkan karena adanya
peningkatan daya tahan organ-organ system kardiorespirasi yakni jantung dan paru-paru.
D.BENTUK OLAHRAGA TERHADAP CARDIO RESPIRASI

Banyak orang tidak menyadari atau bahkan tidak mengerti bahwa jalan kaki membakar
kalori cukup banyak, dan akan membakar kalori kurang lebih sebanyak orang joging atau
lari pada jarak yang sama. Jalan kaki merupakan salah satu alternative olahraga yang
dapat dilakukan oleh siapa saja karena olahraga ini disamping murah, juga gampang
atau mudah dilakukan. Di samping itu juga bersepeda, berenang, tenis,juga merupakan
latihan-latihan olahraga yang cocok asal dilakukan tanpa memberikan beban yang berlebihan
(Sadoso Sumosardjuno, 1993).

Bersepeda baik yang stasioner (tidak jalan), maupun yang jalan sangat
bermanfaat. Tentunya bila ada tempat yang khusus, sehingga tidak mudah mengalami
kecelakaan lalulintas. Kemungkinan untuk mengalami kecelakaan lalulintas pada bersepada
stasioner tidak ada, sehingga hal ini sangatlah baik dilakukan terutama untuk menjaga agar
terhindar dari bahaya. Namun bersepeda stasioner akan cepat mengalami kebosanan, tetapi hal
ini dapat dikurangi dengan sambil mendengar atau menikmati lagu-lagu atau juga sambil
ngobrol dengan keluarga. Berenang juga merupakan aktivitas fisik yang baik bagi untuk
mempertahankan kondisi fisik seseorang (tentunya bagi mereka yang bisa berenang),
terutama bagi yang menderita penyakit yang ada pada daerah persendian kaki. Yang tak
kalah pentingnya adalah melakukan olahraga yang sesuai dengan kemampuan.

C.K. Giam (1993), berpendapat bahwa, aktivitas aerobik adalah merupakan aktivitas
yang terpenting untuk semua orang, tidak pandang umur, jenis kelamin, tingkat kesehatan,
kebugaran atau setatus sosial ekonomi. Latihan-latihan aerobik yang dimaksud adalah; berjalan,
jogging, berenang, bersepeda, menari, permainan dengan bola.

Bagi usia lanjut ada beberapa hal yang tidak cocok dilakukan dan beberapa hal yang
dianjurkan untuk dilakukan menurut Sadoso Sumosardjono (1993), adalah sebagai
berikut;

a. Latihan-latihan yang tidak cocok antara lain;


 Latihan aerobik dengan intensitas tinggi
 Memutar dan hiperekstensi laher-Hiperekstensi punggung
 Gerakan yang cepat dari kepala
 Beban berlebihan pada satu group ototb.
b. Hal-hal yang dianjurkan;
 Pemanasan dan pendinginan (cool down) yang lebih lama
 Senam lantai sebaiknya dilakukan sebelum latihan senam aerobic
 Lakukan latihan kelenturan yang fungsional
 Menguatkan badan bagian bawah
Banyak di antara mereka yang melakukan olahraga belum mengetahui apakah aktivitas
yang dilakukan tersebut sudah dapat merangsang organ-organ fisiologis atau belum, ataukah
latihan olahraga yang mereka lakukan itu justru dapat merusak orga-organ fisologis dan
anatomis mereka. Hal inilah yang sering dilupakan oleh seseorang dalam melakukan aktivitas
olahraga
BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Olahraga atau latihan fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan kerja otot,
sehingga otot akan menjadi lebih kuat termasuk otot pemapasan. berolahraga atau melakukan
latihan fisik yang teratur bertujuan untuk meningkatkan kesegaran jasmani.

Olahraga atau latihan fisik akan meningkatkan dayatahan kardiorespirasi. Unsur-unsur yang
mempengaruhi daya tahan kardiorespirasi antara lainadalah faktor keturunan, usia, jenis kelamin
dan aktivitas fisik.

Faal paru mempunyai peran dalam meningkatkan hasil latihan fisik dan sebaliknya latihan fisik
jugaakan memperbaiki faal paru.Latihan atau olahraga yang teratur akan Meningkatkan
kemampuan pernapasan terutama pada saat tumbuh kembang. Meningkatkan efisiensi kerja otot
pernapasan,menambah aliran darah ke paru sehingga darah yang teroksigenasi lebih
banyak.Menyebabkan pernapasan lebih lambat dan lebih efisien

Latihan fisik akan menyebabkan otot-otot menjadi kuat, perbaikan fungsi otot ini terutama otot
pernapasan menyebabkan pernapasan lebih efisien pada waktu istirahat. Ventilasi paru antara
orang yang terlatih dan tidak terlatih relatif sama besar, tetapi orang yang terlatih bernapas lebih
lambat dan lebih dalam' Hal ini menyebabkan oksigen yang diperlukan untuk kerja otot pada
proses ventilasi berkurang sehingga dengan jumlah oksigen yang sama, otot yang terlatih akan
lebih efektif kerjanya. Pada usia muda saat tubuh masih berkembang, latihan teratur akan
meningkatkan kemampuan pernapasan. Pada orang yang dilatih selama beberapa tahun akan
diperbaikan pengaturan pernapasannya, Perbaikan ini terjadi karena menurunnya kadar asam
laktat darah'Penurunan zat ini seimbang dengan pengurangan penggunaan oksigen oleh jaringan
tubuh' Latihan fisik akan mempengaruhi organ tubuh sedemikian rupa sehingga kerja organ lebih
efisien dan kapasitas kerja maksimum yang dicapai lebih besar
DAFTAR PUSTAKA

1
Kurnia, Maya, and B.M. Wara Kushartanti, ‘Pengaruh Latihan Fartlek Dengan Treadmill Dan
Lari Di Lapangan Terhadap Daya Tahan Kardiorespirasi’, Jurnal Keolahragaan, 1.1
(2013), 72–83 <https://doi.org/10.21831/jk.v1i1.2347>
YUNUS, Faisal. Faal paru dan olahraga. Jurnal Respirologi Indonesia, 1997, 17.2.
FARIDAH, Eva. PERANAN OLAHRAGA TERHADAP KAPASITAS KARDIORESPIRASI.
JURNAL ILMU KEOLAHRAGAAN, 2013, 12.2: 11-25.

Anda mungkin juga menyukai