Anda di halaman 1dari 4

Fisiologi

Fisiologi Paru – paru


Paru-paru adalah organ dasar sistem pernapasan, yang fungsi paling mendasarnya adalah
memfasilitasi pertukaran gas dari lingkungan ke aliran darah. Pertukaran gas tersebut bertujuan
untuk menyediakan oksigen bagi jaringan dan mengeluarkan karbon dioksida. Kebutuhan
oksigen dan karbon dioksida terus berubah sesuai dengan tingkat aktivitas dan metabolisme
seseorang, akan tetapi pernafasan harus tetap dapat berjalan agar pasokan kandungan oksigen
dan karbon dioksida bisa normal. Udara yang dihirup dan masuk ke paru-paru melalui sistem
berupa pipa yang menyempit (bronchi dan bronkiolus) yang bercabang di kedua belah paru-paru
utama (trachea). Pipa tersebut berakhir di gelembunggelembung paru-paru (alveoli) yang
merupakan kantong udara terakhir dimana oksigen dan karbondioksida dipindahkan dari tempat
dimana darah mengalir. Sistem pernapasan terutama terdiri dari hidung, orofaring, laring,
trakea, bronkus, bronkiolus, dan paru-paru. Paru-paru selanjutnya terbagi menjadi lobus
individu, yang akhirnya terbagi lagi menjadi lebih dari 300 juta alveoli. Alveoli adalah lokasi
utama pertukaran gas. Diafragma adalah otot pernapasan utama dan menerima persarafan oleh
akar saraf C3, C4, dan C5 melalui saraf frenikus (Haddad & Sharma, 2023).
Volume Paru
Saat keadaan normal volume paru-paru manusia mencapai 4500 cc, yang disebut sebagai
kapasitas total udara pernapasan manusia. Pada keadaan normal, kegiatan inspirasi dan ekspirasi
dalam pernapasan hanya mengunakan 500 cc volume udara pernapasan atau disebut kapasitas
tidal. Dari 500 cc udara pernapasan yang digunakan untuk alveolus hanya sebesar 350 cc saja,
sisanya hanya mengisi saluran pernapasan. Walaupun demikian, kapasitas vital udara yang
digunakan dalam proses bernapas mencapai 3500 cc, yang 1000 cc merupakan sisa udara yang
tidak dapat digunakan tetapi senantiasa mengisi bagian paru-paru sebagai residu atau udara sisa.
Kapasitas vital adalah jumlah udara maksimun yang dapat dikeluarkan seseorang setelah mengisi
paru-parunya secara maksimum (Rifa et al., 2013).
1. Volume alun napas (Volume Tidal)
Volume tidal adalah volume udara yang diinspirasi atau diekspirasi setiap kali melakukan
pernapasan normal, besarnya kira-kira 500 mililiter pada laki-laki dewasa.
2. Volume cadangan inspirasi (inspiratory reserve volume)
Volume cadangan inspirasi adalah volume udara ekstra yang dapat diinspirasi setelah dan
di atas volume alun napas yang biasanya mencapai 3000 ml.
3. Volume cadangan ekspirasi (expiratory reserve volume)
Volume cadangan ekspirasi adalah jumlah volume udara ekstra yang dapat diekspirasi
dengan cara melakukan ekspirasi sekuat-kuatnya pada akhir ekspirasi alun napas normal.
Jumlah normal volume cadangan ekspirasi adalah sekitar 1100 mililiter.
4. Volume residu atau volume sisa (residual volume)
Volume residu adalah volume udara yang masih tetap berada dalam paru-paru setelah
ekspirasi paling kuat, volume ini besarnya kira-kira 1200 ml.
Kapasitas Paru
Kapasitas paru-paru atau total lung capacity (TLC) adalah volume udara dalam paru-paru
pada usaha inspirasi maksimal. Pada orang dewasa yang sehat, kapasitas paru-paru rata-rata
adalah sekitar 6 liter. Usia, jenis kelamin, komposisi tubuh, dan etnis merupakan faktor yang
mempengaruhi perbedaan rentang kapasitas paru-paru antar individu. TLC meningkat pesat sejak
lahir hingga remaja dan mencapai puncaknya pada usia sekitar 25 tahun. Laki-laki cenderung
memiliki TLC lebih besar dibandingkan perempuan, sedangkan individu dengan perawakan
tinggi cenderung memiliki TLC lebih besar dibandingkan dengan perawakan pendek, dan
individu dengan rasio pinggang-pinggul tinggi umumnya memiliki TLC lebih rendah. Kapasitas
Vital Capacity (VC) adalah jumlah udara yang dapat dipindahkan seseorang ke dalam atau ke
luar paru-paru mereka, dan merupakan jumlah semua volume kecuali volume residu (TV, ERV,
dan IRV), yaitu antara 4000 dan 5000 mililiter. Kapasitas inspirasi/ Inspiratory Capacity (IC)
adalah jumlah maksimum udara yang dapat dihirup melewati ekspirasi tidal normal, merupakan
jumlah volume tidal dan volume cadangan inspirasi. Di sisi lain, kapasitas residu
fungsional/Functional Residual Capacity (FRC) adalah jumlah udara yang tersisa di dalam paru-
paru setelah ekspirasi tidal normal; ini adalah jumlah volume cadangan ekspirasi dan volume
residu (Delgado & Bajaj, 2024).

Ventilasi
Ventilasi , atau pernapasan, adalah pergerakan udara melalui saluran konduksi antara
atmosfer dan paru-paru. Udara bergerak melalui saluran karena gradien tekanan yang dihasilkan
oleh kontraksi otot diafragma dan dada. Pada proses ini oksigen dari udara luar masuk ke dalam
paru melalui saluran napas atas, trakea, bronkus dan cabang-cabangnya saat inspirasi. Selain itu
karbondioksida yang ada di dalam paru dikeluarkan ke udara luar mengalir dari area tekanan
tinggi ke area bertekanan rendah. Ventilasi paru melibatkan tiga tekanan berbeda yaitu, Tekanan
atmosfer adalah tekanan udara di luar tubuh. Tekanan intraalveolar adalah tekanan di
dalam alveoli paru-paru. Tekanan intrapleural adalah tekanan di dalam rongga pleura.
Ketiga tekanan ini bertanggung jawab untuk ventilasi paru. Inspirasi (inhalasi) adalah
proses masuknya udara ke dalam paru-paru. Ini merupakan fase ventilasi aktif karena merupakan
hasil kontraksi otot . Selama inspirasi, diafragma berkontraksi dan volume rongga
dada bertambah. Hal ini menurunkan tekanan intraalveolar sehingga udara mengalir ke paru-
paru. Inspirasi menarik udara ke paru-paru. Ekspirasi (ekspirasi) adalah proses mengeluarkan
udara dari paru-paru selama siklus pernapasan . Selama ekspirasi, relaksasi diafragma dan
elastisitas jaringan menurunkan volume toraks dan meningkatkan tekanan intraalveolar.
Ekspirasi mendorong udara keluar dari paru-paru.

Difusi
Difusi adalah proses perpindahan molekul gas secara pasif dari area dengan tekanan parsial
tinggi ke area dengan tekanan parsial rendah sampai kedua area memiliki tekanan parsial yang
sama. Proses difusi terjadi di zona respirasi yang terdiri dari bronkiolus respiratori, duktus
alveolar, sakus alveolar, dan alveolus. Faktor-faktor yang mempengaruhi difusi antara lain luas
membran permukaan difusi, koefisien difusi, ketebalan membran difusi, dan perbedaan tekanan
parsial gas yang melewati membran difusi. Gangguan kapasitas difusi terjadi pada seseorang
dengan penyakit paru, aktifitas fisik, aktifitas di dataran tinggi, dan aktifitas saat penyelaman.
Faktor-faktor lain seperti usia dan jenis kelamin juga dapat mempengaruhi difusi gas di paru
(Aphridasari & Pitriani, n.d.).

Perfusi
Perfusi adalah proses dimana darah deoksigenasi mengalir ke paru dan mengalami reoksigenasi
atau dapat dikatakan sebagai sirkulasi darah di dalam pembuluh kapiler paru. Rangkaian
pembuluh kapiler paru sangat padat, dimana terdapat 6 milyar kapiler yang mengelilingi 3 juta
alveoli paru. Distribusi aliran darah di paru ini tidak sama rata dan mendapat tahanan pada jala-
kapiler/capilarry bed (Aphridasari, n.d.).
Daftar Pustaka
Aphridasari, J. (n.d.). Peran perfusi paru.
Aphridasari, J., & Pitriani, E. (n.d.). Difusi Paru.
Delgado, B. J., & Bajaj, T. (2024). Physiology, Lung Capacity. StatPearls Publishing.
Haddad, M., & Sharma, S. (2023). Physiology, Lung. StatPearls Publishing LLC.
Rifa, A., Supeni Edi, S., Jurusan Fisika, S., & Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, F.
(2013). Aplikasi Sensor Tekanan Gas MPX5100 Dalam Alat Ukur Kapasitas Vital Paru-
Paru. Unnes Physics Journal, 2(1), 18–23. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/upj

Anda mungkin juga menyukai