IPA 2
“KAPASITAS TIDAL DAN VITAL PARU-PARU”
Oleh:
Nama : Eva Marlina
NIM : 16312241028
Kelas : Pendidikan IPA A
B. Tujuan Praktikum
Mengetahui pengaruh berat badan dan kegiatan terhadap kapasitas vital dan kapasitas
tidal paru-paru
C. Dasar Teori
Respirasi adalah suatu proses pertukaran gas oksigen (O2) dari udara oleh
organisme hidup yang digunakan untuk serangkaian metabolisme yang akan
menghasilkan karbondioksida (CO2) yang harus dikeluarkan karena tidak dibutuhkan
oleh tubuh. Setiap makhluk hidup melakukan pernapasan untuk memperoleh oksigen
O2 yang digunakan untuk pembakaran zat makanan di dalam sel-sel tubuh. Alat
pernapasan setiap makhluk hidup tidaklah sama, pada hewan invertebrata memilki
alat pernapasan dan mekanisme pernapasan yang berbeda dengan hewan vertebrata.
(Waluyo,2010:219)
Pernapasan ialah mengambil oksigen dari udara dan mengantarkannya ke
jaringan. Oksigen itu dipakai untuk oksidasi glukosa, sehingga keluar energi dalam
ikatan fosfat (ATP). Ada makhluk yang tak membutuhkan oksigen dari udara sebagai
oksidator, disebut bernapas secara anaerobis (tanpa udara). Sedangkan makhluk yang
membutuhkan oksigen sebagai oksidator zat makanan untuk memnghasilkan energi
disebut bernapas secara aerobis (dengan udara). Sesungguhnya kedua cara bernapas
itu bisa terjadi dalam satu individ, seperti terdapat pada hewan tinggi(Mamalia). Jika
oksigen kurang atau tak ada, jaringan dapat bernapas secara anaerobis. Reaksi kimia
yang terjadi pada saat makanan itu itu disebut reaksi Embden-Meyerhorf, dan ATP
yang terjadi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang terjadi kalau bernapas
secara aerobis. (Yatim,1987:223)
1. Ember
2. Botol bekas
3. Selang
4. Kamera
5. Alat tulis
6. Penggaris
7. Kamera
8. Stopwatch
9. Naracoba
E. Desain Dan Prosedur
a. Desain
Variabel yang digunakan :
a. Variabel terikat : Jumlah volume tidal dan volume vital
b. Variabel bebas : Jenis aktivias dan berat badan
c. Variabel control : Volume air dalam ember,
b. Prosedur
1. Langkah percobaan
Membuka secara perlahan tutup botol lalu memasukkan selang ke dalam pastikan
tidak ada udara yang masuk
Memberi skala volume pada botol
G. Pembahasan
Praktikum IPA 2 yang berjudul Kapasitas Vital dan Tidal Paru-paru
mempunyai tujuan yaitu mengetahui pengaruh berat badan dan jenis aktivitas
terhadap kapasitas vital dan tidal paru-paru. Praktikum ini dilaksanakan pada Senin
tanggal 12 Februari 2018 di daerah Samirono. Alat dan bahan yang digunakan
diantaranya botol air mineral 1500 ml, selang, ember , spidol, gelas ukur, stopwatch,
kamera, air serta 3 naracoba yang mempunyai berat badan yang berbeda serta setelah
melakukan kegiatan yang berbeda pula.Langkah pertama yang dilakukan praktikan
adalah menyiapkan alat dan bahan lalu mengisi ember dan botol air mineral dengan
air kemudian menutup botol dan membaliknya. Setelah itu secara perlahan tutup botol
dibuka dan memasukkan selang. Kemudian ketiga naracoba melakukan kegiatan yang
berbeda. Naracoba 1 diam, naracoba 2 lari-lari kecil sedangkan naracoba 3 jalan biasa
. Selanjutnya naracoba menghirup nafas dan menghembuskan melalui selang dan
mengukur menggunakan penggaris pada botol. Jika sedang melakukan penghitungan
kapasitas vital saat menghirup dan menghembuskan dilakukan dengan maksimal
hingga nafas benar-benar habis.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, maka didapatkan data sebagai
berikut :
1. Berat badan
Dalam percobaan yang telah dilakukan, ketiga naracoba memiliki berat badan
yang berbeda. Pada naracoba 1 (Eva) memiliki berat badan 60kg, pada naracoba
2 (Desti) memiliki berat badan 50 kg dan naracoba ketiga (Makrifah) memiliki
berat badan 45 kg. Pada naracoba 1 yaitu Eva diperoleh kapasitas tidal 150 ml
dan kapasitas vitalnya 1200 ml. Kemudian pada naracoba 2 yaitu Desti nilai
kapasitas tidalnya 120 ml dan kapasitas vitalnya 1310 ml. Sedangkan pada
naracoba 3 Makrifah didapatkan nilai kapasitas tidal 80 ml dan 940 ml untuk
nilai kapasitas vitalnya. Dari data tersebut maka dapat diketahui bahwa berat
badan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas paru.
Menurut literature Rizaldi (1998:18-19) terdapat hubungan yang cukup kuat
dalam faktor berat badan dengan kapasitas paru-paru. Kapasitas paru-paru
seseorang dapat dipengaruhi oleh indeks massa tubuhnya. Individu yang
mempunyai massa tubuh yang tinggi mempunyai presentasi kapasitas paru lebih
rendah dibandingkan dengan individu yang memiliki indeks massa tubuh kecil.
Sehingga dapat diketahui bahwa data hasil yang diperoleh praktikan belum sesuai
dengan teori yang ada. Data percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi berat
badan maka kapasitas paru akan semakin besar pula. Ketidaksesuaian antara hasil
percobaan dengan literatue ini bisa disebabkan karena beberapa faktor, misalnya
kondisi kesehatan antara naracoba 1 dengan yang lain berbeda atau
ketidaktelitian saat malakukan pengukuran volume pada botol menggunakan
penggaris.
Menurut Syaifudin (1997,62) penurunan prenetasi kapasitas vital pada
individu dengan berat badan lebih besar disebabkan karena menurunnya
elastisitas dan kemampuan mengembang dinding dada. Dinding dada yang
elastisitas akan mengembang menjadi besar secara bebas sehingga tekanan antar
thorajal menjadi leboh negative dan udara inspirasi dapat masuk lebih banyak.
2. Jenis kegiatan
Ketika percobaan dilakukan, ketiga naracoba melakukan kegiatan yang
berbeda. Pada naracoba 1 (Eva) tidak melakukan kegitan atau diam, pada
naracoba 2 (Desti) melakukan kegiatan lari-lari kecil dan naracoba ketiga
(Makrifah) melakukan kegiatan jalan biasa. Pada naracoba 1 yaitu Eva diperoleh
kapasitas tidal 150 ml dan kapasitas vitalnya 1200 ml. Kemudian pada naracoba
2 yaitu Desti nilai kapasitas tidalnya 120 ml dan kapasitas vitalnya 1310 ml.
Sedangkan pada naracoba 3 Makrifah didapatkan nilai kapasitas tidal 80 ml dan
940 ml untuk nilai kapasitas vitalnya. Dari data tersebut maka dapat diketahui
bahwa jenis aktivitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kapasitas
paru.
Menurut literature Yatim (1987:80) orang yang melakukan aktifitas kerja
membutuhkan energy dimana semakin berat kerjanya maka kebutuhan energy
semakin besar. Bila dihubungkan dengan hasil percobaan dapat diketahui bahwa
pada naracoba 1 (Eva) yang tidak mealakukan kegiatan kapasitas tidal maupun
vitalnya lebih tinggi daripada naracoba 3 (Makrifah) dan naraboa 2 (desti) yang
melakukan kegiatan lari-lari. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil tersebut
belim sesuai dengan literature.. Data kapasitas vital dan tidal pada naracoba 1
(Eva) dimana naracoba tidak melakukan kegiatan lebih tingi daripada naracoba 2
(Desti) yang melakukan kegiatan lari-lari kecil maupun naracoba 3 (makrifah)
yang melakukan kegiatan jalan santai. Ketidaksesuaian antara hasil percobaan
dengan literature ini bisa disebabkan karena pada naracoba 1 (eva) sudah
melakukan aktivitas yang berat sebelum praktikum atau dikarenakan pada
naracoba 2 (desti) dan naracoba 3 (makrifah) kondisi tubuhnya sedang tidak baik.
Aktivitas yang dilakukan tubuh berpengaruh terhadap kapasitas paru-paru
seseorang karena pada saat melakukan aktivitas fisik diperlukan tambahan
oksigen dan energy agar dapat terpenuji diperlukan aliran darah yang cukup
sebagai reaksi terhadap gerakan dan kerja terjadi perubahan pengmbilan oksigen
oleh tubuh yang melibatkan fungsi paru-paru dan curah jantung serta peningkatan
jumlah oksigen yang diabil oleh jaringan
H. Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan
bahwa semakin besar berat badan seeorang maka akan semakin rendah kapasitas
tidal dan kapsitas vitalnya serta semakin berat aktivitas yang dilakukan maka aan
semakin besar kapasitas tidal dan vital.
I. Daftar Pustaka
Guyton, Arthur C dan John . E. Hall . 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta : EGC
Syaifudin.1997. Anatomi Fisiologi Untuk Siswa Perawat. Jakarta. EGC
Waluyo,Joko .1993.Petunjuk Praktikum Biologi Umum.Jember : unej
Waluyo,Joko dkk.2013.Petunjuk Praktikum Biologi Dasar. Jember : unej
Waluyo,Joko.2010.Biologi Umum. Jember : unej
Yatim,Wildan. 1987. Biologi. Bandung : Tarsit
J. Lampiran