Anda di halaman 1dari 3

Kaidah Kebahasaan Teks Persuasi

Kaidah kebahasaan pada Teks Persuasi berguna untuk lebih meyakinkan dan memperkuat bujukan yang
digunakan penulis sebelum ataupun sesudahnya.

Kaidah kebahasaan di dalam teks persuasi terbagi menjadi 5, yaitu :


• Kalimat bujukan / ajakan
• Kata teknis/istilah
• Kata perujukan
• Kata kerja mental
• Kata penghubung argumentatif ( konjungsi )

1. Kalimat Bujukan / Ajakan


: Kalimat bujukan / ajakan adalah kalimat yang bertujuan untuk meyakinkan, membujuk, mengajak para
pembaca untuk melakukan apa yang diperintahkan oleh penulis.

 Ciri-cirinya :
1) Menggunakan kata harus, sepantasnya, hendaknya, sebaiknya, dll
2) Menggunakan kata imperatif,
3) Kata imperatif adalah kata yang bersifat memerintah atau memberikan arahan seperti jangan, ayo,
mari-lah, waspada-lah, patuhi-lah, usahakan-lah dll.
4) Kalimat bujukan/ajakan dapat berupa anjuran, imbauan, ataupun dorongan untuk melakukan sesuatu.
5) Kalimat-kalimat bujukan/ajakan biasanya disampaikan setelah menguraikan pendapat dan fakta
mengenai hal yang sedang dibahas.

Contoh :
1) Kita harus waspada dan hati-hati dengan orang yang tidak dikenal.
2) Patuhilah peraturan lalu lintas.
3) Marilah jaga kebersihan lingkungan sekitar.

Karena Teks Persuasi berisi teks yang membujuk atau mengajak pembaca untuk melakukan sesuatu sesuai
dengan isi teks yang ditulis oleh penulis, maka kaidah kebahasaan ini penting adanya di teks persuasi .

2. Kata Teknis/Istilah
: Kata teknis/istilah adalah kata/gabungan kata khusus pada bidang tertentu yang berkenaan dengan topik
yang dibahas.
Kata teknis/istilah digunakan untuk mengungkapkan makna konsep, proses, keadaan, atau sifat yang khas
dalam bidang tertentu .

Contoh Istilah :
A. Bidang Kesehatan : Alergi, infeksi, diagnosis
B. Bidang Pendidikan : Kurikulum, akreditasi, ulangan
C. Bidang Biologi : Adaptasi, abiotik, klorofil

3. Kata Perujukan
: Kata Perujukan adalah kata yang menunjukan bahan sumber/ referensi / acuan yang dipakai untuk
mendapatkan keterangan lebih lanjut.
Kata perujukan digunakan untuk menunjukan fakta agar pendapat yang diungkapkan penulis menjadi
lebih
kuat.

Kata perujukan :
1) Berdasarkan data...,
2) Menurut pendapat....,
3) Merujuk pada pendapat… dll
Contoh :
1) Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, jumlah pasien Covid-19 masih mengalami peningkatan.
2) Menurut pendapat pengamat pendidikan, pendidikan di Indonesia sulit bersaing dengan negara lain
apabila sistemnya tidak diubah.

4. Kata Kerja Mental


: Kata kerja mental adalah kata yang menunjukan respons atau sikap seseorang terhadap suatu tindakan
atau kegiatan ( kata yang berkaitan dengan pikiran ) .

Kata kerja mental : memprihatinkan, memikirkan, membayangkan, berasumsi, berpraduga, berkesimpulan,


merasa, memperkirakan, dll.

Contoh :
1) Pemerintah memperkirakan ada penurunan angka kemiskinan.
2) Dokter berasumsi pasien tersebut harus segera dioperasi.
3) Kondisi hutan Sumatera semakin memprihatinkan.

5. Kata-kata Penghubung Argumentatif ( konjungsi kausalitas )


: Konjungsi argumentatif sering disamakan dengan konjungsi kausalitas, yaitu konjungsi yang berkaitan
dengan hubungan sebab-akibat , yang berfungsi menghubungkan frasa, klausa, atau kalimat.
Konjungsi kausalitas : sebab, karena, dengan demikian, oleh karena itu, sehingga, jika dll
Contoh :
1) Semua pihak harus bersinergi sehingga kejahatan digital dapat diberantas.
2) Anak-anak akan mudah terjerumus, jika orang tua terlalu memberi kebebasan.
3) Dengan demikian, mari kita jaga dan lestarikan kebudayaan Indonesia . Salah satunya dengan cara menanamkan
rasa cinta terhadap budaya Indonesia khususnya seni tari seperti mengenalkan seluruh tarian-tarian tradisional
kepada generasi muda, agar mereka tertarik dan mempelajari tarian tradisional, supaya tidak ada lagi pencurian
kebudayaan Indonesia oleh bangsa lain.

Anda mungkin juga menyukai