Anda di halaman 1dari 7

KARYA TULIS ILMIAH

SAMPAH PADATI SELOKAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran


Bahasa Indonesia
Disusun oleh :
DESTA HENDRA PERMANA
XI IPA 7

SMA NEGERI 1 TASIKMALAYA


JL. RUMAH SAKIT NO. 28 TASIKMALAYA

KATA PENGANTAR
Puji dan syuku marilah kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
Berkah dan Rahmat-Nya lah saya dapat menyelasaikan sebuah Karya Ilmiah yang di
dalamnya membahas masalah “Sampah padati selokan”.
Dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis telah berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan penulis. Namun sebagai manusia biasa, penulis tidak
liuput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.
Tetapi walaupun demikian penulis berusaha sebisa mungkin menyelesaikan karya ilmiah
ini meskipun tersusun sangat sederhana.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya pada semua pihak yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi membantu
terwujudnya karya tulis ilmiah ini. Meskipun karya ini hanyalah sebentuk coretan dari
tangan anak-anak amatir, namun penulisberharap siapapun yang membaca karya tulis
ilmiah ini bisa mengambil hikmah dan manfaatnya.
Demikian semoga karya tulis ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
pada umumnya. Kami mengharapkan saran dan kritikan yang bersifat membangun bagi
penulis.

Tasikmalaya, Pebruari 2011

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………i
Daftar isi…………………………………………………………………………………….ii
BAB I. Pendahuluan….……………...……………………………………………………1
1.1. Latar Belakang………………………………………………………………… 1
1.2. Rumusan Masalah……………………………………………………………... 1
1.3. Tujuan…………………………………………………………………………. 1
BAB II. Pembahasan…………………………………………………………………….. 2
BAB III. Penutup……………………………………………………………………….... 4
3.1. Kesimpulan……………………………………………………………………. 4
3.2. Saran…………………………………………………………………………... 4

Ii
BAB I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang
Mungkin kata SAMPAH bagi kita sudah tidak asing lagi, setiap orang pasti
sudah tahu sampah. Setiap hari sampah pasti ada di mana-mana yang tidak di
buang ke tempat sampah, contohnya di muka umum, disekolah, bahkan di
tempat-tempat ibadahpun masih ada sampah. Mengapa harus ada sampah??
Itulah ulah manusia yang kurang kesadaran terhadap sampah salah satunya
pelajar SMA Negeri 1 Tasikmalaya, meskipun bersekolah disekolah favorit
tetapi kesadaran akan buang sampah sangat minimum, padahal Kepala Sekolah
sudah membuat sanksi yang cukup tegas bagi siswanya yang sengaja
membuang sampah tidak pada tempatnya selain itu Dewan sekolah juga sudah
mengadakan tempat sampah di mana-mana.
1.2. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah “Sampah padati
selokan”. Di dalam lingkungan SMA Negeri 1 Tasikmalaya masih terdapat
sampah berserakan yang belum dibenahi. Yang masih saya bingungkan kenapa
siswa SMA Negeri 1 Tasikmalaya belum sadar akan lingkungan sekolahnya
sendiri, contohnya saja di kantin sekolah masih banyak kemasan bekas
makanan yang tidak di buang pada tempatnya, padahal sekolah sudah
menyediakan tempat sampah di mana-mana (lingkungan sekolah).
1.3. Tujuan
Tujuan ditulisnya karya ilmiah ini adalah saya ingin mencari siapa dalang
dari pembuang sampah sembarangan selain itu apakah siswa SMA Negeri 1
Tasikmalaya akan menyadari sikap yang kurang mencerminkan sebagai pelajar
sekolah favorit setelah ditulisnya karya ilmiah ini.
BAB II Pembahasan
Di dalam kehidupan sehari-hari manusia tidak lepas dari makanan dan
minuman, setiap waktu manusia pasti melakukan makan dan minum mulai dari
makanan dalam bentuk kemasan sampai makanan tanpa kemasan.
Kita sering membaca slogan “Bersih itu Sehat dan Indah”. Slogan itu
banyak ditempelkan atau dipajangkan di sekolah-sekolah atau di berbagai
tempat. Slogan itu sebenarnya adalah sebuah seruan kepada semua orang untuk
menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan. Slogan tersebut sangatlah bijak.
Namun sering menjadi slogan yang seperti tidak bermakna. Slogan itu hanya
menjadi hiasan atau bahkan ibarat grafitti saja. Karena pada kenyataannya,
sampah tetap saja berserakan dan dibuang secara sembarangan. Begitu juga
halnya di sekolah. Sekolah sebagai salah satu pusat pendidikan bagi anak-anak
bangsa ini, hingga kini belum bisa melaksanakan anjuran untuk bisa hidup
bersih dan sehat, walaupun diketahui itu indah. Kenyataannya, banyak sekolah
yang masih belum bersih dan indah. Bahkan sangat gersang,karena tidak
ditanami dengan pohon-pohon yang menyejukkan. Banyak sekolah yang masih
dikotori dengan sampah. Ada kamar mandi dan WC tersedia, namun
kondisinya sangat kotor atau jorok. Sehingga sangat mengganggu lingkungan
sekitar sekolah. Seharusnya, sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan,
sekolah adalah tempat anak bisa belajar dan menerapkan tentang tata cara
mengelola sampah yang benar dan bermanfaat. Namun banyak sekolah yang
hingga kini tidak mengelola sampah dengan benar. Anak-anak dalam
keseharian masih membuang sampah di selokan dan di sungai-sungai. Walau
di sekolah sering diajarkan bahwa membuang sampah di sungai dan selokan
bisa menyebabkan banjir dan menjadi sumber penyakit yang dapat merugikan
diri sendiri dan orang lain. Sekolah sebagai tempat anak-anak belajar dan
menuntut ilmu, bisa memberikan pengetahuan tentang cara mengelola sampah.
Perilaku anak-anak bisa dirubah dengan membangun kesadaran untuk menjaga
lingkungan tetap bersih dan sehat. Anak juga selayaknya bisa diberikan
ketrampilan mengelola sampah di sekolah. Ada beberapa cara yang bisa
dipraktekkan di sekolah. Salah satunya adalah dengan memisahkan sampah-
sampah tersebut menjadi tiga bagian. Sekolah bisa menyediakan tiga tong
sampah. Misalnya, tong yang berwarna hijau adalah untuk sampah yang
berasal dari buah-buahan, sayur-sayuran atau daun-daunan yang cepat
membusuk atau yang sering disebut sebagai sampah dapur. Sampah ini sering
kita kenal dengan sebutan sampah organik. Kita juga dapat menyediakan
lubang untuk mengubur sampah-sampah tersebut. Sesudah penuh lubang
tersebut kita tutup kembali dengan tanah. Sampah yang telah dikubur akan
membusuk dan baik sekali untuk menjadi pupuk, yang sering disebut dengan
pupuk kompos. Untuk tong yang berwarna merah misalnya untuk sampah
pecahan kaca, botol plastik, kaleng atau sampah yang tidak dapat membusuk
atau tidak dapat dibakar. Sampah ini dapat kita pilih apabila yang masih utuh
dapat kita jual dan yang tidak dapat dijual juga dapat kita masukkan dalam
lubang yang telah digali dan kemudian kita kubur supaya tidak menjadi tempat
berkembang biaknya nyamuk demam berdarah.
Sementara untuk tong yang berwarna kuning adalah untuk sampah yang
terdiri dari kertas atau sampah yang mudah terbakar. Sampah jenis ini
sebenarnya tidak usah setiap sore hari kita bakar. Sampah ini sebenarnya dapat
didaur ulang.
Siswa-siswi SMA Negeri 1 Tasikmalaya pasti melakukan makan dalam
bentuk kemasan, akan tetapi dalam aktifitasnya itu siswa kurang sadar akan
kebersihannya yaitu banyak siswa yang belum peduli terhadap lingkungannya.
Sebagai faktanya setiap jam istirahat tidak sedikit siswa yang masuk ke kantin
untuk membelim makanan yang dimakan di mana saja, tetapi setelah makan
bekas kemasannya suka dibuang ke tempat yang bukan tempatnya alias
dibuang dimana saja. Akibatnya pada setiap hujan turun, selokan atau saluran
pembuangan air hujan sukar mengalir atau tersendat akibat sampah-sampah
yang menumpuk. Selain itu penjaga sekolah pun harus turun hujan-hujanan
karena untuk membersihkan sampah yang menumpuk di saluran air.

Entah mengapa siswa-siswi SMA Negeri 1 tasikmalaya belum bisa sadar


akan lingkungannya sendiri padahal di setiap hari senin pada pelaksanaan
upacara bendera Pembina upacara tidak lepas membicarakan Kebersihan.
Selain itu, Allah SWT sudah menjelaskan yaitu Kebersihan sebagian dari iman.
Maka dari itu kita sebagai murid sekolah yang berkualitas dan sebagai muslim
sejati kita harus bisa membenahi diri kita sebelum orang lain membenahi diri
kita.
BAB III Penutup
3.1. Kesimpulan
Simpulan dari permasalahan di atas tidaklah harus jelas yang penting kita
harus bisa merubah sikap kita yang buruk itu, kita sebagai pelajar tidak pantas
untuk melakukan hal yang sangat kurang wajar seperti membuang sampah
bukan pada tempatnya. Maka dari itu kita harus bisa merubah perilaku kita
yang sangat tidak mencerminkan sebagai pelajar.
3.2. Saran
Sebagai saran penulis sangat mengharapkan kepada semua siswa-siswi
SMA Negeri 1 Tasikmalaya untuk bisa mempedulikan terhadap lingkungannya
sendiri di dalam lingkungan sekolahnya maupun di dalam kehidupan
bermasyarakat. Untuk itu sebelum orang lain merubah sikap kita maka
rubahlah dengan diri-sendiri. Semua hal ini bisa dipraktekkan di sekolah oleh
para guru atau pendidik. Hal ini bisa dilakukan apabila semua kita sadar, mau
dan kreatif dalam mengelola sampah di sekolah. Bila ini dilakukan dengan baik
di sekolah, maka tidak ada lagi sampah yang berserakan di sekolah. Juga tidak
ada lagi sekolah yang berbau pesing. Maukah kita mencoba? Semoga saja.

Anda mungkin juga menyukai