B. MUSYAWARAH AMBALAN
Guna menyalurkan aspirasi peserta didik dan untuk menampung kehendak para penegak,
diadakan musyawarah Ambalan yang dilaksanakan tiap satu tahun sekali. Musyawarah
Ambalan dihadiri oleh seluruh anggota Ambalan yang telah dilantik, serta pembina yang
bertindak sebagai konsultan.
Dalam Musyawarah Ambalan ini para tamu ambalan serta calon penegak tidak
mempunyai hak suara. Akan tetapi jika dikehendaki oleh seluruh warga ambalan guna
menampung aspirasi mereka para tamu ambalan dan calon penegak dapat diberi hak suara.
Acara pokok dari musyawarah Ambalan adalah :
1) Menentukan sasaran program kegiatan selama masa bhakti satu tahun berikutnya /
dan membahasa kegiatan satu tahun yang lalu Menetapkan adat/ tradisi ambalan
yang bersangkutan
2) Memilih Badan Pengurus harian Dewan Ambalan untuk masa bhakti satu tahun
3) Minimal 6 bulan sekali Dewan Ambalan juga bermusyawarah untuk menjabarkan
rencana kerja yang ada dalam Program Kerja yang ditetapkan oleh Musyawarah
Ambalan, sekaligus juga membahas kegiatan-kegiatan yang telah dilaksanakan
sebelumnya.
Dalam keadaan yang bersifat khusus ambalan dapat juga mengadakan musyawarah
darurat.
C. TEKNIK PELAKSANAAN MUGUS DAN MUSAM
Pada dasarnya teknik pelaksanakan Musyawarah Gugus Depan dengan Musyawarah
Ambalan tidaklah jauh berbeda, yang membedakan ada peserta musyawarah tersebut.
1. Pembentukan Panitia
Untuk menyusun / membentuk suatu kepanitiaan dalam hal ini musyawarah Gugus
depan/Ambalan maka terlebih dahulu diadakan rapat penyusunan panitia.
Dalam pertemuan ini juga dibahas penentuan hari, tanggal serta tempat pelasanaan
MUGUS / MUSAM dan akomodasinya.
1) Contoh Susunan Panita MUGUS / MUSAM
- Ketua
- Wakil Ketua
- Sekretaris
- Bendahara
- Seksi-seksi : Sie Humas, Peralatan, Konsumsi. Dll.
2) Contoh biaya persiapan :
- Administrasi Rp. 50.000
- Dokumentasi Rp. 20.000
- Dekorasi Rp. 50.000
- Konsumsi Rp.500.000
2. Pembuatan Surat Undangan
2)
3)
4)
5)
b. Secara tidak langsung, yaitu peserta didik mengikuti suatu kegiatan dan
tidak mengetahui bahwa ia sedang di uji. Cara ini sangat mengena
khususnya bagi peserta didik yang segan atau takut menempuh ujian.
Dari sudut sasaran, menguji dilakukan dengan:
a. menitik beratkan pada usaha dan upaya yang sungguh-sungguh dari peserta
didik untuk mencapai hasil yang diharapkan (nilai formal)
b. Menilai materi atau usaha yang dicapai oleh anak didik (nilai material)
Didalam Gerakan Pramuka, pedoman menguji adalah: tujuan itu harus dicapai
dengan berusaha yang sungguh-sungguh mengeluarkan tenaga dan upaya. Oleh
karena itu harus menitik beratkan pada nilai formal,artinya: nilai formal yang
primer dan nilai material yang sekunder. Perlu diingat bahwa:
a. Bagi Pembina Pramuka titik berat penilaian kepada nilai formal, sedangkan
peserta didik kepada nilai material.
b. Pandangan Pembina Pramuka bahwa asal peserta didik sudah terbukti
berusaha dengan sungguh-sungguh dan dapat mencapai hasil secara
minimal, dapat diluluskan.
c. Pandangan peserta didik adalah mereka harus berusaha mengejar hasil yang
harus dicapai. Jika tidak berhasil mencapai apa yang ditentukan, merasa
dirinya tidak lulus.
d. Pandangan pembina yang demikian ini harus dirahasiakan. Ia harus
bijaksana dalam berdiri antara nilai formal dan material. Karena kalau
mengutamakan nilai formal semata, di bawah seorang pembina pramuka
akan direndahkan oleh peserta didik. Sebaliknya kalau yang diutamakan
nilai material semata, pendidikan tidak akan berkembang.
e. Penilaian SKU harus di dasarkan atas nilai formal, sedang SKK didasarkan
pada nilai material.
Ujian harus dilaksanakan secara perorangan (tidak masal) dalam bentuk praktek
secara praktis dan berdasarkan prinsip-prinsip dasar metodik kepramukaan yang
disesuaikan dengan kepentingan keperluan, kemampuan dan situasi kondisi
peserta didik yang di uji, serta memperhatikan adat istiadat dan kebiasaan
masyarakat setempat. Kalau ujian dilaksanakan secara kelompok, penilaiannya
tetap pada perorangan.
Sifat ujian harus didasarkan pada sistem Among dengan penuh rasa:
a. Cinta kasih, keadilan, kepantasan dan kesanggupan berkorban.
b. Disiplin disertai inisiatif
c. Penuh tanggung jawab terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Masyarakat dan
diri pembina sendiri.
4)
5)
6)
7)
8)