Disusun oleh:
Kelompok 1 Kelas X-H
Anggota Kelompok:
Laporan Kegiatan Proyek Tema Kearifan Lokal, sub. Tema: Pagelaran, dengan judul Kegiatan:
Tedhak Siten ini telah disahkan penggunaannya untuk dapat digunakan sebagai dasar pedoman
pelaksanaan kegiatan.
Disahkan di: Nganjuk
Tanggal : 27 September 2023
Disetujui oleh
Guru Pembimbing Proyek Ketua Kelompok
Mengetahui,
Koordinator Proyek
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan P5 ini dengan tepat waktu. Adapun tema dari laporan
kegiatan P5 ini adalah Kearifan lokal, dan kami mengambil judul “Tedhak Siten”.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para
pembimbing P5 yang telah mendampingi dan membantu kami dalam melakukan kegiatan P5 ini,
yaitu:
1. Bapak Drs. Samsi, M.Pd selaku kepala sekolah yang memberikan fasilitas untuk
melaksanakan proyek P5 ini.
4. . Ibu Setyarini Tri Agustanti S.Pd selaku pendamping proyek P5 yang membantu kami
membuat laporan ini.
5. Ibu Nadhifah Is'ad S.Pd selaku pendamping proyek P5 yang membantu kami hingga membuat
laporan ini..
Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh anggota kelompok yang turut
membantu dan berkontribusi dalam pelaksanaan dan pembuatan laporan kegiatan P5.
Kami jauh dari kata sempurna, dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, dari kemampuan kami, maka kritik dan saran yang membangun
senantiasa kami harapkan. Semoga laporan kegiatan ini dapat berguna bagi kami dan bermanfaat
bagi orang lain yang membacanya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
• Latar Belakang
Kearifan lokal memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan tradisional pada suatu
tempat, dalam kearifan lokal tersebut banyak mengandung suatu pandangan maupun aturan agar
masyarakat lebih memiliki pijakan dalam menemukan suatu tindakan seperti perilaku masyarakat
sehari-hari. Pada umumnya etika dan nilai moral yang terkandung dalam kearifan lokal diajarkan
turun-temurun, diwariskan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal yang diajarkan secara turun-
temurun tersebut merupakan kebudayaan yang patut dijaga, masing-masing wilayah memiliki
kebudayaan sebagai ciri khasnya dan terdapat kearifan lokal yang terkandung di dalamnya.
Salah satu kearifan lokal dari tanah Jawa adalah Tedhak Siten. Tedak siten memiliki makna
dari kata tedak yang berarti melangkah dan siten yang berarti tanah atau bumi. Jadi tedak siten
bermakna melangkah di bumi. Upacara adat tedak siten tidak diketahui penciptanya maupun
orang yang pertama kali melaksanakannya. Namun, upacara ini telah berlangsung secara turun
temurun dalam kehidupan masyarakat. Tedak siten merupakan pengharapan orang tua supaya
kelak anak siap dan sukses menepaki kehidupan. Alasan kami memilih Tedhak Siten adalah
karena upacara tedhak siten sendiri memiliki makna yang baik dan setiap prosesinya memiliki
filosofi yang bagus.
• Tujuan
Tujuan dari kegiatan P5 tema kearifan lokal ini yaitu :
• Memenuhi tugas P5 dari sekolah,
• Memperkenalkan kembali kearifan lokal di sekitar,
• Menambah wawasan bagi kami dan pembaca ataupun penonton dari video yang kami
sampaikan,
• Melestarikan dan mempertahankan budaya dan adat istiadat yang ada di daerah Jawa
Timur dalam menghadapi kemunduran nilai-nilai budaya dalam lingkungan sosial.
• Manfaat
Manfaat dari kegiatan P5 dengan tema kearifan lokal tedhak siten adalah:
• Siswa dapat mengetahui proses pelaksanaan Tedhak Siten dalam tradisi masyarakat
• Siswa dapat mengetahui dan merefleksikan nilai-nilai yang terkandung dalam upacara
tedhak siten,
• Siswa mampu ikut andil dalam melestarikan budaya,
• Membuat siswa lebih cinta terhadap warisan budaya Indonesia.
BAB II
ISI LAPORAN
• Hasil
Tedak siten merupakan rangkaian prosesi adat tradisional dari tanah jawa yang
diselenggarakan pada saat pertama kali seorang anak belajar menginjak kakinya ke tanah. Tedak
berarti turun, siten artinya tanah. Biasanya tedak siten dilakukan saat anak berusia tujuh atau
delapan bulan. Langkah upacara tedak siten yang pertama adalah sungkeman kepada orang tua
ayah dari bayi dan ibu dari bayi, yang kedua adalah menginjakan kaki ke tanah, yang ketiga
menginjak jadah tujuh warna yaitu (merah, putih, hijau, kuning, biru, merah jambu, dan ungu)
yang keempat adalah naik turun tangga yang terbuat dari tebu wulung, yang, yang kelima masuk
ke dalam kurungan ayam, yang keenam bayi dimandikan dengan air yang dicampuri dengan
bunga dan didandani dengan pakaian yang bagus dan bersih, yang ketujuh menyebar undhik-
undhik atau uang koin yang dicampuri dengan beras kuning, dan yang terakhir yaitu doa dan
penutupan
Dari pelaksanaan projek penguatan profil pelajar pancasila (p5) dengan tema kearifan lokal,
kami kelompok tedhak siten telah menghasilkan portofolio yang runtut dari pertemuan minggu 1
sampai minggu ke 10, laporan hasil kegiatan, dan video prosesi tedhak siten yang berdurasi 14
menit 45 detik.
BAB III
PENUTUP
• Kesimpulan
Suku Jawa merupakan suku yang memiliki berbagai kebudayaan. Mulai dari adat istiadat
sehari-hari, kesenian, acara ritual, dan lain-lain. Salah satunya adalah budaya Tedhk Siten yang
biasaya dilakukan waktu anak berumur 7 bulan dan pertama kali menginjakan kaki di tanah
dengan tujuan-tujuan yang bernilai sangat spiritualis dan penuh dengan harapan tinggi. Semua
itu membuktikan bahwa suku Jawa merupakan suku yang menjunjung masa depan bangsa. Hal
ini merupakan adat atau kebiasaan masyarakat jawa asli yang kental dengan spiritual suku jawa.
Sehingga dari itu hal ini merupakan budaya yang unik dan menarik yang harus kita banggakan
dan kita jaga.
• Saran
Budaya atau adat istiadat daerah merupakan faktor utama berdirinya kebudayaan nasional,
maka segala sesuatu yang terjadi pada budaya daerah akan sangat mempengaruhi budaya
nasional. Atas dasar itulah, kita semua mempunyai kewajiban untuk menjaga, memelihara dan
melestarikan budaya baik budaya lokal atau budaya daerah maupun budaya nasional, karena
budaya merupakan bagian dari kepribadian bangsa.
LAMPIRAN