Anda di halaman 1dari 19

“RORO JONGGRANG”

ADEGAN I

NARATOR : “Disuatu hari hiduplah seorang raja yg sangat


kejam yang bernama Bandung Bondowoso, Ia terkenal
kekejamannya karena selalu membunuh orang-orang yang
tidak menuruti perkataanya,selain itu juga Bandung Selalu
ingin memperluas daerah kerajaannya, hingga suatu hari Ia
bertemu dengan wanita cantik yang bernama Roro
Jonggrang.”

Bandung : “Wahai wanita cantik, siapakah namamu?” (dengan


rasa ingin tahu)

Roro Jonggrang : “ Namaku Roro Jonggrang, siapakah nama


Kangmas?” (sambil tersenyum)

Bandung : “Nama saya Bandung Bondowoso, dan dimanakah


tempat tinggal mu?”

Roro Jonggrang : “ Saya tinggal di Kerajaan Pengging.”

Bandung : “ O...! ya... bisakah kita sedikit berbincang sambil


jalan-jalan?” (sambil tersenyum malu)

Roro Jonggrang :” Memang kita mau jalan-jalan kemana


Kangmas?”

Bandung :” Ya kemana saja... yang Roro mau !”


Roro Jonggrang :” Ya, baiklah!!, Aku turuti ajakan mu, Mari.”

NARATOR :” Sambil jalan-jalan mereka pun berbincang-


bincang, kini setiap hari mereka bertemu dan menjalin
hubungan yang lebih dekat

Bandung : “ Roro, setelah beberapa lama kita menjalin


hubungan seperi ini, apakahKamu mau menjalin hubungan
yang lebih dekat lagi?”

Roro Jonggrang :” Maksudmu apa Bandung?”

Bandung :” Apakah kamu mau menjadi pacarku”?

Roro Jonggrang :” Apa,, (kaget) menjadi pacarmu?”

Bandung : “ Hmm,, seperti itu apakah kamu mau?” (salting)

Roro Jonggrang : “Hmm,, iyah aku mau” (tersipu malu)

Bandung : “ Terima kasih Roro”

Roro Jonggrang :” Iyah sama-sama. Tetapi....”

Bandung : “ Tetapi apa Roro, katakan saja!” (dengan muka


serius)

Roro Jonggrang :” Kamu harus membahagiakan aku dengan


sepenuh hati”

Bandung :” Ya,,Roro aku sanggup” (dengan muka serius)

Roro Jonggrang :” Baguslah tetapi kamu harus berjanji


tidak akan menghianati ku”
Bandung : “ Ya,, Aku berjanji” (muka serius)

Roro Jonggrang :” Ngomong-ngomong apa kah kamu seorang


raja?”

Bandung : “ Iyah,, aku adalah seorang raja, yang memiliki


harta berlimpah (menyombongkan diri)

Roro Jonggrang :” Jadi kau kaya raya,?”

Bandung : “Ya tentu, kekayaan ku sudah terkenal di berbagai


tempat “ ( menyombongkan diri)

Roro Jonggrang : “ Berarti kau Rja yang makmur bukan?”

Bandung :” Ya, begitulah... Ngomong-ngomong, kamu Putri


siapa ?”

Roro Jonggrang :” Aku adalah seorang putri dari Kerajaan


Prambanan”

Bandung :” Apakah Kerajaan tersebut luas?”

Roro Jongrang :” Iyah, Kerajaan Prambanan sangat luas”

Bandung :” Wahh,, berarti kerajaanmu sama besarnya


dengan ku”

Roro Jonggrang : “ Ohh,, berarti kita sama yahh.”

Bandung :” Yah,, begitulah (muka polos)”


ADEGAN II (Bandung Merajalela)

Bandung :” Hahaha,, akhirnya aku berhasil mendapatkan hati


Roro Jonggrang (dengan muka senang)

Narator :” Sementara itu warga semakin resah akan tingkah


Bandung Bondowoso yang semakin merajalela

Rakyat 1 :” Bagaimana ini,,! Bandung semakin merajalela, Ia


semena-mena memperlakukan kita (dengan muka serius)

Rakyat 2 :” Iyah,, bagaimana ini,! Bagaimana kita harus


menanggapi Bandung yang semakin kejam terhadap kita
semua” (dengan muka resah)

Narator :” Bandung pun mendengar pembicaraan orang-


orang tersebut dan ia langsung menyentak pembicaraan
kedua rakyat tersebut.

Bandung :” Siapa tadi yang membicarakan aku?”

Rakyat 2 :” Ampun Raja, aku yang melakukannya.” (dengan


badan gemetar takut)

Bandung :” Kesini kalian .....”

Rakyat 1 dan 2:” Baik Raja !!!”

Bandung : “Apa yang kalian bicarakan tadi ? “ (dengan suara


keras )

Rakyat 1 : “A...aa....aa. anu “ (dengan wajah pucat pasi )

Bandung : “Ayo cepat jawab...!!!” (menggertak rakyat )


Rakyat 2 : ( tidak bicara apa-apa)

Bandung : “Kau bohong...akan ku hukum kalian !!!” (dengan


muka serius, dengan nada tinggi)

Rakyat 2 : “ Ampun Raja, saya jangan dihukum... !!“(dengan


wajah takut)

Bandung :” Tidak bisa, Kau harus mempertanggung jawabkan


perbuatan mu.!! (dengan nada tinggi). Kemari, akan ku hukum
cambuk kamu!! (dengan muka serius dan nada tinggi)

Rakyat 2 :” Ampun Raja, saya jangan di cambuk..! ( dengan


muka ketakutan dan sedikit bergetar)

Bandung : “Rasakan ini..!! (dengan nada tinggi) Ctarrr,,ctarr

Rakyat 2 : “ Aakkk....... a....mpun Raja saya jangan d cambuk


lagi..”(dengan suara merintih kesakitan)

Bandung :” Rasakan,,!! Inilah akibatnya kalau kamu berani


menghina aku (terkekeh)

Rakyat 2 :” Ampun Raja...... saya tidak tahan lagi....!!


(merintih kesakitan)

Bandung :” Pengawal..! (teriak) bawa orang ii ke penjara

Pengawal :” Baik raja”

Rakyat 2 :”Tolong Raja kasihani hamba,, jangan penjarakan


hamba (dengan muka memelas)

Bandung : “ Seret dia,,!! Hahaha siapa suruh menghinaku...


Ayo siapa lagi yg mau melawan ku” (dengan nada tinggi)
Narator :” Rakyat 1 pun selamat karena dia tidak jadi
berbicara, dia pun segera pergi dengan perlahan ketika
rakyat 2 dihukum. (selang beberapa waktu)

Bandung :” Wah,, sekarang beberapa rakyat ku sudah mulai


berani melanku, apa yang harus aku lakukan??

Patih :” Kita hukum saja semua rakyat yang berani melawan


raja..!!

Bandung :” Jangan !!, nanti aku tidak punya rakyat apalah


artinya sebuah kerajaan tanpa rakyat,” (serius)

Patih :” Yah, itu terserah raja saja”

Bandung : “ Haduuuu... apalah gunanya kau menjadi Patiku


jika kamu bisanya cuma bilang terserah. ( melotot)

Patih :” Maafkan saya tuan” (tunduk)

Bandung : “ Hmmmm.. baiklah”

Patih :” Trima kasih tuan”


Bandung :” Patih,, bagaimana kalau kita perbesar kerajaan
kita agar pengikutku semakin banyak ?” (muka serius)

Patih :” Wah,, menurutku itu ide yang cemerlang Tuan


(tersenyum)

Bandung :” Memang ideku selalu cemerlang.”

Patih :” Baiklah, kita perluas kerajaan Tuan agar pengikut


tuan semakin banyak. Tetapi,, Kejaan manakah yg akan kita
hancurkan.??” (serius)

Bandung :” Hmmm,,,aku juga sedikit bingung patih


( menunduk)
Patih :” Bagaimana kalau kerajaan Prambanan saja yg kita
hancurkan? (serius)”

Bandung :” Tetapi kerajaan Prambanan dipimpin oleh raja


jahat dan sangat kuat” (mengerutkan kening)

Patih :” Apakah Tuan takut dengan Raja Prambanan ?”

Bandung :” Ha.. apa ?Kamu bilang rajamu ini takut? ( nada


tinggi) Patih...Patih, Aku tidak takut kepada siapa pun
termasuk Raja Prambanan” (terkekeh)

Patih :” Lalu kapan Tuan akan menyerang Kerajaan


Prambanan?

Bandung :” Hmmm,, besok sajalah, siapakan pasukannya


lagipula aku masih lelah”

Patih :” Baik tuan”

ADEGAN III (Persiapan Perang)

Narator :” Keesokan harinya Patih dan Bandung Bondowoso


menyiapkan pasukan di belakang istana kerajaan”
Bandung :” Apakah kalian sudah siap prajurit? ( semangat)

Prajurit : “ Siappp......!!! (semangat)

Bandung :” Ya, kalau begitu kita tunggu waktu yang tepat


dan sebelummnya kita atur dulu strategi terlebih dahulu”

Patih : “ Baiklah”

Bandung :” Jadi menurut mu strategi apa yg akan gunakan


patih?”
Patih :” Serang saat mereka lengah, seperti di malam hari...!!
bagaimana tuan?

Bandung :” Wah,, ide bagus jadi, Prambanan kita erang


malam hari....

Patih : “Lalu apakah semua prajurit akan ita kerahkan dalam


perang kali ini?”

Bandung : ”Iya tentu, kerahkan semua prajurit agar kita


cepat menang melawan Prambanan.”

Patih : “Raja!! Bagaimana jika kita serang Kerajaan


Prambanan tengah malam?”

Bandung : “Iya ide yang bagus!!”

Patih : “Iya, Raja soalnya dalam strategi ini dengan mudah


mengepung Kerajaan Prambanan.”

Bandung : “Sipp, jadi aku putuskan kita serang tengah


malam..”

Patih : “Baik Raja, aku akan umumkan ke semua prajurit”

Bandung : ”Segera!!”

Patih : “ PENGUMUMAN!! Kita serang kerajaan Prambanan


tengah malam kalin istirahat dulu.

Prajurit :” Siap!!!

Bandung :” Sudah kau umumkan, kepada semua prajurit ?

Patih :” Siap sudah!!!

Bandung :” Kalau begitu kita istirahat setelah itu, kita


bersiap dan tunggu waktu yang tepat
Patih : “ Siap Tuan !!

ADEGAN IV ( Penyerangan Kerajaan Prambanan)

Narator : “ Pada tengah malam Bandung beserta prajuritnya


mulai bersiap”
Patih :” Apakah kalian sudah siap prajurit ?”

Prajurit :” Siappp...!! (semangat)”

Patih :” Bagus kita tunggu aba-aba dari Raja”

Bandung :” Apakah kalian sudah siap?” (tegas)

Patih : “ Siap Raja”( semangat)

Bandung :” Baik kalau begitu kita berangkat ke Kerajaan


Prambanan “

Prajurit :” Siapp........”

BEBERAPA SAAT KEMUDIAN


Bandung :” Kalau nanti aku beri aba-aba kita serang !!!”

Prajurit :” Baik Raja !!” (tegas)

Bandung :” Seranggggg.......................... !!!!!!!!!!!

Prajurit :” Ayooooooo............”

Prabu Boko :” Wah (terkejut) ada apa ini??”

Patih Boko :” Raja!!! Kita di serang Kerajaan Pengging !!!”

Prabu Boko :” Langsung siapakan pasuka, kita pertahankan


“(tegas)

Patih Boko :” Siap Prabu”


Prabu Boko :” Kurang ajar Si Bandung, berani menyerang
kerajaan ku!! (marah)

Narator :” Prabu Boko pun keluar menemui Bandung”


Prabu Boko :” Hey bocah ingusan (tegas) mau apa kau tiba-
tiba datang dan menyerang Kerajaan ku?”

Bandung :” Aku akan menguasai Kerajaanmu agar aku


menjadi orang yang terkuat dan terhebat disemua kerajaan”
(nada tinggi)

Prabu Boko :” Tidak semudah perkataan mu Bandung,


langkahi dulu mayatku” (tegas)

Bandung :” Siapa takut, Aku akan mengalahkanmu dan


mengusai kerajaan mu” (nada tegas)

Prabu Boko :” Baik, kalau memang itu kemauan mu akan ku


turuti”

Bandung :” Ayo kita mulai” (tegas)

Prabu Boko :” Ayo...!!”

Bandung :” Serbuuuuuuu...........!!!!”

Prabu Boko :” Seranggggg.............!!!”

Narator :” Setelah beberapa lama peperangan pun usai”


Bandung :” Hah,, Kerajaanmu tidak punya apa-apa dengan
kerajaanku!!”

Prabu Boko: “ Aghhhhgg!!!

Bandung :” Akhirnya aku bisa menguasi Kerajaan Prambanan,


dan aku akan membunuh mu Prabu Boko”
Prabu Boko :” (diam)”

Bandung :” Mati kau Prabu Boko”

(BEBERAPA WAKTU KEMUDIAN)

Patih Prabu Boko :”Ppp.....rabu (gugup)”

Roro Jonggrang : “ Ada apa dengan Prabu??”

Patih P.B :” Prabu putri, Prabu telah tiada (tunduk)”

Roro Jonggrang :” Apa!!!! (tegang) Ayahanda telah tiada!!!”

Patih P.B : “ Ya Putri (tunduk)”

Roro Jonggrang :” Siapa yang telah membunuhnya?” (nada


tegas)

Patih P.B :”Bandung Bondowoso,, Putri” (gugup)

Roro Jonggrang :” Ha.... Bandung Bondowoso??” (muka


serius)

Patih P.B :” Benar Putri” (muka ketakutan)

Roro Jonggrang :” Awas kau Bandung lihat saja pembalasan


ku” (nada meninggi dan tatapan tajam)

Patih P.B : “ Bagaimana caranya putri??”

Roro Jonggrang :” Biarlah patih tunggu saja pembalasan ku”

Narator :” Keesokan harinya”


Roro Jonggrang :” (menangis) “

Bandung :” Ada apa Roro,? Mengapa kau menangis.???”

Roro Jonggrang :” Ayahku telah tiada” (menunduk)


Bandung :” Ayahmu telah tiada?? Siapa nama ayahmu ??

Roro Jonggrang :” Nama Ayahku adalah Prabu Boko”

Bandung :” Apa!!!,,, Prabu Boko ayahmu.??” (muka serius)

Roro Jonggrang :” Iya.... dan kau yang membunuh ayahku !!


(nada meninggi)

Bandung :” Aku tidak tahu bahwa Prabu Boko adalah Ayahmu


Roro..! (nada gugup)

Roro Jonggrang :” Aku tidak peduli, pergi kau dan jangan


kembali lagi !!! (nada meninggi)

Bandung :” Tidak Roro, Aku masih mencintaimu,!!!” (muka


bersalah)

Roro Jonggrang :” Kalau kau masih mencintaiku lakukan dulu


persyaratan dari ku” (menunduk)

Bandung :” Apa persyaratannya Roro?? (muka serius)

Roro Jonggrang :” Buatkan aku seribu candi (tatapan serius)

Bandung ;” Apa....? hanya seribu candi,, itu sangat mudah


Roro” (nada serius)

Roro Jonggrang :” Tetapi waktunya hanya 1 malam saja”

Bandung :” Apa..? Satu malam saja.?? Mana mungkin Roro??”


(tatapan serius)

Roro Jonggrang :” Aku tidak peduli, buatkan aku seribu


candi dalam semalam”

Bandung :” Tapi, apakah mungkin candi tersebut dapat


selesai dalam 1 malam??” (muka penuh keraguan)
Roro Jonggrang :” Pokoknya aku ingin candi-candi tersebut
selesai dalam 1 malam” (muka polos)

Bandung :” Baiklah akan kubuatkan candi itu dalam satu


malam”

ADEGAN V ( Pembuatan Candi)

Bandung :” Wahai para Lelembut, datanglah bantu aku”

Lelembut :” Ada apa Bandung kau memanggil kami.??

Bandung :” Bantulah aku dalam membuat 1000 candi ini”

Lelembut :” Baiklah Bandung akan kami bantu!! Ayo kita


segera buat candinya”

Bandung :” Cepatlah wahai Lelembut waktu kita hanya satu


malam saja !!!”

Lelembut :” Baiklah Bandung, kami akan selesaikan candi-


candinya”

Bandung :” Baguslah kalau begitu”

Narator :” Dari kejauhan Patih P.B dan Roro Jonggrang


mengintip Bandung”
Roro Jonggrang :” Wah, rupanya Bandung meminta bantuan
para jin-jin itu, kalau begini caranya, ia akan selesai dalam
satu malam.” (muka serius)

Patih P.B :” Betul juga Putri, bagaimana cara kita


menghentikannya??”

Roro Jonggrang :” Bagaimana yah, apakah kau punya ide


Pati??” (berfikir)
Patih P.B :” (berfikir), Bagaimana kalau kita mengkokokkan
ayam jantan sehingga para jin itu mengira bahwa hari sudah
pagi”

Roro Jonggrang :” Bagus juga idemu Patih, ayo kita ambil


ayam jago dikandang hewan kerajaan”

Narator :“Beberapa saat kemudian”


Roro Jonggrang : “Cepat Patih buat ayamnya berkokok.!!”

Patih P.B :” Bagaimana caranya putri?”

Roro Jonggrang :” Saya juga tidak tahu bagaimana cara


mengkokokkan ayam ini”

Patih P.B :” Kemarikan ayam itu Putri biar say kokokkan”

Roro Jonggrang :” Ini ayamnya!!”

Patih P.B :” Hus....huss..!!

Narator :” Ayampun berkokok sangat keras dan langsung


membuat bingung para Lelembut dan Bandung”
Bandung :” Apaa!! Ayamnya sudah berkokok”

Lelembut :” Ayamtelah berkokok berati hari sudah pagi,


,mari para Jin kita kembali”

Bandung :” Hey.. para Lelembut jangan pergi !!”

Lelembut :” Tapi hari sudah mulai Bandung!”

Bandung :”Tapi candi-candi ini belum selesai!”

Lelembut :”Kami sudah tidak bisa melanjutkan pekerjaan


kami Bandung”
Bandung :” Hahh,, dasar Jin sialan beraninya mereka
meninggalkan aku”

Patih P.B :” Kita telah berhasil Putri Jin-jin itu telah pergi”

Roro Jonggrang :” Betul Patih idemu memang bagus”

Patih P.B :” Iyah, putri”

Narator :” Sementara itu”


Bandung :” Hahh... mau ku apakan candi-candi ini, biarkanlah
kuselesaikan sendiri”

Roro Jonggrang :” Dia di tinggal sendiri Patih”

Patih P.B :” Benar Putri, tapi apakah mungkin candi-candi itu


jadi dalam 1 malam sedangkan dia tinggal seorang diri”

Roro Jonggrang :” Saya tidak tau Pati,kita tunggu saja


besok apakah Bandung dapat menyelesaikannya” (muka
serius)”

Patih P.B :” Tetapi jika Bandung dapat menyelesaikannya


bagaimana Putri??”

Roro Jonggrang :” Ya,, kita berdoa saja semoga Bandung


tidak dapat menyelesaikannya”

Patih P.B :” Yah, Putri semoga saja”

Roro Jonggrang :” Ya, sudahlah ayo kita pulang”

Patih P.B :” Mari Putri

ADEGAN VI (Penghitungan Candi)

Narator :” Keesokan harinya”


Roro Jonggrang :” (kaget) Astaga
Patih P.B :” Ayo Putri, cepat kita lihat apakah Bandung telah
menyelesaikan tugasnya”

Roro Jonggrang :” Iyah,, Patih tunggu aku dulu”

Patih P.B :” Apakah Bandung dapat menyelesaikan candi-


candi itu yah Putri?”

Roro Jonggrang :” Yahh,,!! Saya tidak tau Patih”

Narator : “Dari gerbang istana Bandung pun berteriak”


Bandung :” Roro,,!! Aku sudah membuatkan mu 1000 candi”

Roro Jonggrang :” Apakah kamu sudah membuat 1000 candi


yang aku minta Bandung?”

Bandung :”Sudah, sudah ku buatkan semua...”

Roro Jonggrang :” Baguslah kalau begitu”

Bandung :” Mari Roro saya antar.!!”

Roro Jonggrang :” Ingat kamu jangan ikut campur selama


saya menghitung candi yg telah kau buat”

Bandung :” Baiklah Roro”

Roro Jonggrang :” Wahh,, kelihatannya kau telah berhasil”


(tersenyum sinis)”

Bandung :” Iyah Roro, aku telah melakukan apa yg telah kau


minta”

Patih P.B :” Wahh,, bagaimana Putri? Apakah bandung bisa


menyelesaikannya?”

Roro Jonggrang :” Tenang biar saya hitung dulu candi-candi


ini”
Bandung :” Oh yah silahkan”

Roro Jonggrang :” Baik akanku hitung 1,2,3 dst.”

Bandung :” Bagaimana,, Roro apakakah ada yang kurang??”

Roro Jongrang :” Setelah ku hitung ternyata candi yang kau


buat kurang 1 buah”

Bandung :” Apaa....!!! candinya kurang 1 buah (heran)

Roro Jonggrang :” Benar Bandung, jumlah hanya 999 buah”!

Bandung :” Tidak mungkin Roro itu mustahil!”


Roro Jonggrang :” Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa
menghitungnya sendiri”

Bandung :” Tetapi aku sudah menghitungnya semalam”

Roro Jonggrang :” Hahh,, candinya kurang satu, persyaratan


ku gagal kau kerjakan Bandung, pergi dan jangan temui aku
lagi” (nada tegas)

Bandung :” Tetapi aku masih mencintaimu Roro”

Roro Jonggrang :” Tetapi kau telah gagal memenuhi


persyaratan ku Bandung. Cepat pergi sana dasar pembunuh
(nada meninggi)

Bandung :” Aku sudah bersabar dari tadi Roro tapi, kau


tidak mau mengerti (nada sedikit meninggi)

Roro Jonggrang :” Kau sudah gagal Bandung, dasar


pembunuh cepat pergi sana kau..!!” (nada meninggi)

Bandung :” Apa,, kau bilang pembunuh.?? (nada meninggi)

Roro Jonggrang :” Memang betul kau itu seorang pembunuh”


(tatapan tajam)
Bandung :” Kau telah membuat kesabaran ku habis Roro,
biarlah aku tak bisa mendapatkanmu, akan ku sihir kau
menjadi candi sebagai pelengkap candi ini Roro ( Nada
meninggi)

Roro Jonggrang :” Ahhhhhhhhhhhhh........!!!!!!”

Patih P.B :” Putri.......... tidakkkkk..........!!!

Bandung :” Itulah akibatnya jika berani melawanku”

Narator :” Akhirnya Putri Roro Jonggrang pun berubah


menjadi candi, sebagai pelengkap candi yg telah di buat
Bandung Bondowoso.”

#THE END#

Anda mungkin juga menyukai