NARATOR : “Disuatu hari hiduplah seorang raja yg sangat
kejam yang bernama Bandung Bondowoso, Ia terkenal kekejamannya karena selalu membunuh orang-orang yang tidak menuruti perkataanya,selain itu juga Bandung Selalu ingin memperluas daerah kerajaannya, hingga suatu hari Ia bertemu dengan wanita cantik yang bernama Roro Jonggrang.”
Bandung : “Wahai wanita cantik, siapakah namamu?” (dengan
rasa ingin tahu)
Roro Jonggrang : “ Namaku Roro Jonggrang, siapakah nama
Kangmas?” (sambil tersenyum)
Bandung : “Nama saya Bandung Bondowoso, dan dimanakah
tempat tinggal mu?”
Roro Jonggrang : “ Saya tinggal di Kerajaan Pengging.”
Bandung : “ O...! ya... bisakah kita sedikit berbincang sambil
jalan-jalan?” (sambil tersenyum malu)
Roro Jonggrang :” Memang kita mau jalan-jalan kemana
Kangmas?”
Bandung :” Ya kemana saja... yang Roro mau !”
Roro Jonggrang :” Ya, baiklah!!, Aku turuti ajakan mu, Mari.”
NARATOR :” Sambil jalan-jalan mereka pun berbincang-
bincang, kini setiap hari mereka bertemu dan menjalin hubungan yang lebih dekat
Bandung : “ Roro, setelah beberapa lama kita menjalin
hubungan seperi ini, apakahKamu mau menjalin hubungan yang lebih dekat lagi?”
Roro Jonggrang :” Maksudmu apa Bandung?”
Bandung :” Apakah kamu mau menjadi pacarku”?
Roro Jonggrang :” Apa,, (kaget) menjadi pacarmu?”
Bandung : “ Hmm,, seperti itu apakah kamu mau?” (salting)
Roro Jonggrang : “Hmm,, iyah aku mau” (tersipu malu)
Bandung : “ Terima kasih Roro”
Roro Jonggrang :” Iyah sama-sama. Tetapi....”
Bandung : “ Tetapi apa Roro, katakan saja!” (dengan muka
serius)
Roro Jonggrang :” Kamu harus membahagiakan aku dengan
sepenuh hati”
Bandung :” Ya,,Roro aku sanggup” (dengan muka serius)
Roro Jonggrang :” Baguslah tetapi kamu harus berjanji
tidak akan menghianati ku” Bandung : “ Ya,, Aku berjanji” (muka serius)
Roro Jonggrang :” Ngomong-ngomong apa kah kamu seorang
raja?”
Bandung : “ Iyah,, aku adalah seorang raja, yang memiliki
harta berlimpah (menyombongkan diri)
Roro Jonggrang :” Jadi kau kaya raya,?”
Bandung : “Ya tentu, kekayaan ku sudah terkenal di berbagai
tempat “ ( menyombongkan diri)
Roro Jonggrang : “ Berarti kau Rja yang makmur bukan?”
Bandung :” Ya, begitulah... Ngomong-ngomong, kamu Putri
siapa ?”
Roro Jonggrang :” Aku adalah seorang putri dari Kerajaan
Prambanan”
Bandung :” Apakah Kerajaan tersebut luas?”
Roro Jongrang :” Iyah, Kerajaan Prambanan sangat luas”
Bandung :” Wahh,, berarti kerajaanmu sama besarnya
dengan ku”
Roro Jonggrang : “ Ohh,, berarti kita sama yahh.”
Bandung :” Yah,, begitulah (muka polos)”
ADEGAN II (Bandung Merajalela)
Bandung :” Hahaha,, akhirnya aku berhasil mendapatkan hati
Roro Jonggrang (dengan muka senang)
Narator :” Sementara itu warga semakin resah akan tingkah
Bandung Bondowoso yang semakin merajalela
Rakyat 1 :” Bagaimana ini,,! Bandung semakin merajalela, Ia
semena-mena memperlakukan kita (dengan muka serius)
Rakyat 2 :” Iyah,, bagaimana ini,! Bagaimana kita harus
menanggapi Bandung yang semakin kejam terhadap kita semua” (dengan muka resah)
Narator :” Bandung pun mendengar pembicaraan orang-
orang tersebut dan ia langsung menyentak pembicaraan kedua rakyat tersebut.
Bandung :” Siapa tadi yang membicarakan aku?”
Rakyat 2 :” Ampun Raja, aku yang melakukannya.” (dengan
badan gemetar takut)
Bandung :” Kesini kalian .....”
Rakyat 1 dan 2:” Baik Raja !!!”
Bandung : “Apa yang kalian bicarakan tadi ? “ (dengan suara
keras )
Rakyat 1 : “A...aa....aa. anu “ (dengan wajah pucat pasi )
Bandung : “Ayo cepat jawab...!!!” (menggertak rakyat )
Rakyat 2 : ( tidak bicara apa-apa)
Bandung : “Kau bohong...akan ku hukum kalian !!!” (dengan
muka serius, dengan nada tinggi)
Rakyat 2 : “ Ampun Raja, saya jangan dihukum... !!“(dengan
wajah takut)
Bandung :” Tidak bisa, Kau harus mempertanggung jawabkan
perbuatan mu.!! (dengan nada tinggi). Kemari, akan ku hukum cambuk kamu!! (dengan muka serius dan nada tinggi)
Rakyat 2 :” Ampun Raja, saya jangan di cambuk..! ( dengan
muka ketakutan dan sedikit bergetar)
Bandung : “Rasakan ini..!! (dengan nada tinggi) Ctarrr,,ctarr
Rakyat 2 : “ Aakkk....... a....mpun Raja saya jangan d cambuk
lagi..”(dengan suara merintih kesakitan)
Bandung :” Rasakan,,!! Inilah akibatnya kalau kamu berani
menghina aku (terkekeh)
Rakyat 2 :” Ampun Raja...... saya tidak tahan lagi....!!
(merintih kesakitan)
Bandung :” Pengawal..! (teriak) bawa orang ii ke penjara
Pengawal :” Baik raja”
Rakyat 2 :”Tolong Raja kasihani hamba,, jangan penjarakan
hamba (dengan muka memelas)
Bandung : “ Seret dia,,!! Hahaha siapa suruh menghinaku...
Ayo siapa lagi yg mau melawan ku” (dengan nada tinggi) Narator :” Rakyat 1 pun selamat karena dia tidak jadi berbicara, dia pun segera pergi dengan perlahan ketika rakyat 2 dihukum. (selang beberapa waktu)
Bandung :” Wah,, sekarang beberapa rakyat ku sudah mulai
berani melanku, apa yang harus aku lakukan??
Patih :” Kita hukum saja semua rakyat yang berani melawan
raja..!!
Bandung :” Jangan !!, nanti aku tidak punya rakyat apalah
artinya sebuah kerajaan tanpa rakyat,” (serius)
Patih :” Yah, itu terserah raja saja”
Bandung : “ Haduuuu... apalah gunanya kau menjadi Patiku
jika kamu bisanya cuma bilang terserah. ( melotot)
Patih :” Maafkan saya tuan” (tunduk)
Bandung : “ Hmmmm.. baiklah”
Patih :” Trima kasih tuan”
Bandung :” Patih,, bagaimana kalau kita perbesar kerajaan kita agar pengikutku semakin banyak ?” (muka serius)
Patih :” Wah,, menurutku itu ide yang cemerlang Tuan
(tersenyum)
Bandung :” Memang ideku selalu cemerlang.”
Patih :” Baiklah, kita perluas kerajaan Tuan agar pengikut
tuan semakin banyak. Tetapi,, Kejaan manakah yg akan kita hancurkan.??” (serius)
Bandung :” Hmmm,,,aku juga sedikit bingung patih
( menunduk) Patih :” Bagaimana kalau kerajaan Prambanan saja yg kita hancurkan? (serius)”
Bandung :” Tetapi kerajaan Prambanan dipimpin oleh raja
jahat dan sangat kuat” (mengerutkan kening)
Patih :” Apakah Tuan takut dengan Raja Prambanan ?”
Bandung :” Ha.. apa ?Kamu bilang rajamu ini takut? ( nada
tinggi) Patih...Patih, Aku tidak takut kepada siapa pun termasuk Raja Prambanan” (terkekeh)
Patih :” Lalu kapan Tuan akan menyerang Kerajaan
Prambanan?
Bandung :” Hmmm,, besok sajalah, siapakan pasukannya
lagipula aku masih lelah”
Patih :” Baik tuan”
ADEGAN III (Persiapan Perang)
Narator :” Keesokan harinya Patih dan Bandung Bondowoso
menyiapkan pasukan di belakang istana kerajaan” Bandung :” Apakah kalian sudah siap prajurit? ( semangat)
Prajurit : “ Siappp......!!! (semangat)
Bandung :” Ya, kalau begitu kita tunggu waktu yang tepat
dan sebelummnya kita atur dulu strategi terlebih dahulu”
Patih : “ Baiklah”
Bandung :” Jadi menurut mu strategi apa yg akan gunakan
patih?” Patih :” Serang saat mereka lengah, seperti di malam hari...!! bagaimana tuan?
Bandung :” Wah,, ide bagus jadi, Prambanan kita erang
malam hari....
Patih : “Lalu apakah semua prajurit akan ita kerahkan dalam
perang kali ini?”
Bandung : ”Iya tentu, kerahkan semua prajurit agar kita
cepat menang melawan Prambanan.”
Patih : “Raja!! Bagaimana jika kita serang Kerajaan
Prambanan tengah malam?”
Bandung : “Iya ide yang bagus!!”
Patih : “Iya, Raja soalnya dalam strategi ini dengan mudah
mengepung Kerajaan Prambanan.”
Bandung : “Sipp, jadi aku putuskan kita serang tengah
malam..”
Patih : “Baik Raja, aku akan umumkan ke semua prajurit”
Bandung : ”Segera!!”
Patih : “ PENGUMUMAN!! Kita serang kerajaan Prambanan
tengah malam kalin istirahat dulu.
Prajurit :” Siap!!!
Bandung :” Sudah kau umumkan, kepada semua prajurit ?
Patih :” Siap sudah!!!
Bandung :” Kalau begitu kita istirahat setelah itu, kita
bersiap dan tunggu waktu yang tepat Patih : “ Siap Tuan !!
ADEGAN IV ( Penyerangan Kerajaan Prambanan)
Narator : “ Pada tengah malam Bandung beserta prajuritnya
mulai bersiap” Patih :” Apakah kalian sudah siap prajurit ?”
Prajurit :” Siappp...!! (semangat)”
Patih :” Bagus kita tunggu aba-aba dari Raja”
Bandung :” Apakah kalian sudah siap?” (tegas)
Patih : “ Siap Raja”( semangat)
Bandung :” Baik kalau begitu kita berangkat ke Kerajaan
Prambanan “
Prajurit :” Siapp........”
BEBERAPA SAAT KEMUDIAN
Bandung :” Kalau nanti aku beri aba-aba kita serang !!!”
Prajurit :” Baik Raja !!” (tegas)
Bandung :” Seranggggg.......................... !!!!!!!!!!!
Prajurit :” Ayooooooo............”
Prabu Boko :” Wah (terkejut) ada apa ini??”
Patih Boko :” Raja!!! Kita di serang Kerajaan Pengging !!!”
Prabu Boko :” Langsung siapakan pasuka, kita pertahankan
“(tegas)
Patih Boko :” Siap Prabu”
Prabu Boko :” Kurang ajar Si Bandung, berani menyerang kerajaan ku!! (marah)
Narator :” Prabu Boko pun keluar menemui Bandung”
Prabu Boko :” Hey bocah ingusan (tegas) mau apa kau tiba- tiba datang dan menyerang Kerajaan ku?”
Bandung :” Aku akan menguasai Kerajaanmu agar aku
menjadi orang yang terkuat dan terhebat disemua kerajaan” (nada tinggi)
Prabu Boko :” Tidak semudah perkataan mu Bandung,
langkahi dulu mayatku” (tegas)
Bandung :” Siapa takut, Aku akan mengalahkanmu dan
mengusai kerajaan mu” (nada tegas)
Prabu Boko :” Baik, kalau memang itu kemauan mu akan ku
turuti”
Bandung :” Ayo kita mulai” (tegas)
Prabu Boko :” Ayo...!!”
Bandung :” Serbuuuuuuu...........!!!!”
Prabu Boko :” Seranggggg.............!!!”
Narator :” Setelah beberapa lama peperangan pun usai”
Bandung :” Hah,, Kerajaanmu tidak punya apa-apa dengan kerajaanku!!”
Prabu Boko: “ Aghhhhgg!!!
Bandung :” Akhirnya aku bisa menguasi Kerajaan Prambanan,
dan aku akan membunuh mu Prabu Boko” Prabu Boko :” (diam)”
Bandung :” Mati kau Prabu Boko”
(BEBERAPA WAKTU KEMUDIAN)
Patih Prabu Boko :”Ppp.....rabu (gugup)”
Roro Jonggrang : “ Ada apa dengan Prabu??”
Patih P.B :” Prabu putri, Prabu telah tiada (tunduk)”
Roro Jonggrang :” Apa!!!! (tegang) Ayahanda telah tiada!!!”
Patih P.B : “ Ya Putri (tunduk)”
Roro Jonggrang :” Siapa yang telah membunuhnya?” (nada
tegas)
Patih P.B :”Bandung Bondowoso,, Putri” (gugup)
Roro Jonggrang :” Ha.... Bandung Bondowoso??” (muka
serius)
Patih P.B :” Benar Putri” (muka ketakutan)
Roro Jonggrang :” Awas kau Bandung lihat saja pembalasan
ku” (nada meninggi dan tatapan tajam)
Patih P.B : “ Bagaimana caranya putri??”
Roro Jonggrang :” Biarlah patih tunggu saja pembalasan ku”
Narator :” Keesokan harinya”
Roro Jonggrang :” (menangis) “
Bandung :” Ada apa Roro,? Mengapa kau menangis.???”
Roro Jonggrang :” Ayahku telah tiada” (menunduk)
Bandung :” Ayahmu telah tiada?? Siapa nama ayahmu ??
Roro Jonggrang :” Nama Ayahku adalah Prabu Boko”
Bandung :” Apa!!!,,, Prabu Boko ayahmu.??” (muka serius)
Roro Jonggrang :” Iya.... dan kau yang membunuh ayahku !!
(nada meninggi)
Bandung :” Aku tidak tahu bahwa Prabu Boko adalah Ayahmu
Roro..! (nada gugup)
Roro Jonggrang :” Aku tidak peduli, pergi kau dan jangan
kembali lagi !!! (nada meninggi)
Bandung :” Tidak Roro, Aku masih mencintaimu,!!!” (muka
bersalah)
Roro Jonggrang :” Kalau kau masih mencintaiku lakukan dulu
persyaratan dari ku” (menunduk)
Bandung :” Apa persyaratannya Roro?? (muka serius)
Roro Jonggrang :” Buatkan aku seribu candi (tatapan serius)
Bandung ;” Apa....? hanya seribu candi,, itu sangat mudah
Roro” (nada serius)
Roro Jonggrang :” Tetapi waktunya hanya 1 malam saja”
Bandung :” Apa..? Satu malam saja.?? Mana mungkin Roro??”
(tatapan serius)
Roro Jonggrang :” Aku tidak peduli, buatkan aku seribu
candi dalam semalam”
Bandung :” Tapi, apakah mungkin candi tersebut dapat
selesai dalam 1 malam??” (muka penuh keraguan) Roro Jonggrang :” Pokoknya aku ingin candi-candi tersebut selesai dalam 1 malam” (muka polos)
Bandung :” Baiklah akan kubuatkan candi itu dalam satu
malam”
ADEGAN V ( Pembuatan Candi)
Bandung :” Wahai para Lelembut, datanglah bantu aku”
Lelembut :” Ada apa Bandung kau memanggil kami.??
Bandung :” Bantulah aku dalam membuat 1000 candi ini”
Lelembut :” Baiklah Bandung akan kami bantu!! Ayo kita
segera buat candinya”
Bandung :” Cepatlah wahai Lelembut waktu kita hanya satu
malam saja !!!”
Lelembut :” Baiklah Bandung, kami akan selesaikan candi-
candinya”
Bandung :” Baguslah kalau begitu”
Narator :” Dari kejauhan Patih P.B dan Roro Jonggrang
mengintip Bandung” Roro Jonggrang :” Wah, rupanya Bandung meminta bantuan para jin-jin itu, kalau begini caranya, ia akan selesai dalam satu malam.” (muka serius)
Patih P.B :” Betul juga Putri, bagaimana cara kita
menghentikannya??”
Roro Jonggrang :” Bagaimana yah, apakah kau punya ide
Pati??” (berfikir) Patih P.B :” (berfikir), Bagaimana kalau kita mengkokokkan ayam jantan sehingga para jin itu mengira bahwa hari sudah pagi”
Roro Jonggrang :” Bagus juga idemu Patih, ayo kita ambil
ayam jago dikandang hewan kerajaan”
Narator :“Beberapa saat kemudian”
Roro Jonggrang : “Cepat Patih buat ayamnya berkokok.!!”
Patih P.B :” Bagaimana caranya putri?”
Roro Jonggrang :” Saya juga tidak tahu bagaimana cara
mengkokokkan ayam ini”
Patih P.B :” Kemarikan ayam itu Putri biar say kokokkan”
Roro Jonggrang :” Ini ayamnya!!”
Patih P.B :” Hus....huss..!!
Narator :” Ayampun berkokok sangat keras dan langsung
membuat bingung para Lelembut dan Bandung” Bandung :” Apaa!! Ayamnya sudah berkokok”
Lelembut :” Ayamtelah berkokok berati hari sudah pagi,
,mari para Jin kita kembali”
Bandung :” Hey.. para Lelembut jangan pergi !!”
Lelembut :” Tapi hari sudah mulai Bandung!”
Bandung :”Tapi candi-candi ini belum selesai!”
Lelembut :”Kami sudah tidak bisa melanjutkan pekerjaan
kami Bandung” Bandung :” Hahh,, dasar Jin sialan beraninya mereka meninggalkan aku”
Patih P.B :” Kita telah berhasil Putri Jin-jin itu telah pergi”
Roro Jonggrang :” Betul Patih idemu memang bagus”
Patih P.B :” Iyah, putri”
Narator :” Sementara itu”
Bandung :” Hahh... mau ku apakan candi-candi ini, biarkanlah kuselesaikan sendiri”
Roro Jonggrang :” Dia di tinggal sendiri Patih”
Patih P.B :” Benar Putri, tapi apakah mungkin candi-candi itu
jadi dalam 1 malam sedangkan dia tinggal seorang diri”
Roro Jonggrang :” Saya tidak tau Pati,kita tunggu saja
besok apakah Bandung dapat menyelesaikannya” (muka serius)”
Patih P.B :” Tetapi jika Bandung dapat menyelesaikannya
bagaimana Putri??”
Roro Jonggrang :” Ya,, kita berdoa saja semoga Bandung
tidak dapat menyelesaikannya”
Patih P.B :” Yah, Putri semoga saja”
Roro Jonggrang :” Ya, sudahlah ayo kita pulang”
Patih P.B :” Mari Putri
ADEGAN VI (Penghitungan Candi)
Narator :” Keesokan harinya”
Roro Jonggrang :” (kaget) Astaga Patih P.B :” Ayo Putri, cepat kita lihat apakah Bandung telah menyelesaikan tugasnya”
Roro Jonggrang :” Iyah,, Patih tunggu aku dulu”
Patih P.B :” Apakah Bandung dapat menyelesaikan candi-
candi itu yah Putri?”
Roro Jonggrang :” Yahh,,!! Saya tidak tau Patih”
Narator : “Dari gerbang istana Bandung pun berteriak”
Bandung :” Roro,,!! Aku sudah membuatkan mu 1000 candi”
Roro Jonggrang :” Apakah kamu sudah membuat 1000 candi
yang aku minta Bandung?”
Bandung :”Sudah, sudah ku buatkan semua...”
Roro Jonggrang :” Baguslah kalau begitu”
Bandung :” Mari Roro saya antar.!!”
Roro Jonggrang :” Ingat kamu jangan ikut campur selama
saya menghitung candi yg telah kau buat”
Bandung :” Baiklah Roro”
Roro Jonggrang :” Wahh,, kelihatannya kau telah berhasil”
(tersenyum sinis)”
Bandung :” Iyah Roro, aku telah melakukan apa yg telah kau
minta”
Patih P.B :” Wahh,, bagaimana Putri? Apakah bandung bisa
Bandung :” Bagaimana,, Roro apakakah ada yang kurang??”
Roro Jongrang :” Setelah ku hitung ternyata candi yang kau
buat kurang 1 buah”
Bandung :” Apaa....!!! candinya kurang 1 buah (heran)
Roro Jonggrang :” Benar Bandung, jumlah hanya 999 buah”!
Bandung :” Tidak mungkin Roro itu mustahil!”
Roro Jonggrang :” Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa menghitungnya sendiri”
Bandung :” Tetapi aku sudah menghitungnya semalam”
Roro Jonggrang :” Hahh,, candinya kurang satu, persyaratan
ku gagal kau kerjakan Bandung, pergi dan jangan temui aku lagi” (nada tegas)
Bandung :” Tetapi aku masih mencintaimu Roro”
Roro Jonggrang :” Tetapi kau telah gagal memenuhi
persyaratan ku Bandung. Cepat pergi sana dasar pembunuh (nada meninggi)
Bandung :” Aku sudah bersabar dari tadi Roro tapi, kau
tidak mau mengerti (nada sedikit meninggi)
Roro Jonggrang :” Kau sudah gagal Bandung, dasar
pembunuh cepat pergi sana kau..!!” (nada meninggi)
Bandung :” Apa,, kau bilang pembunuh.?? (nada meninggi)
Roro Jonggrang :” Memang betul kau itu seorang pembunuh”
(tatapan tajam) Bandung :” Kau telah membuat kesabaran ku habis Roro, biarlah aku tak bisa mendapatkanmu, akan ku sihir kau menjadi candi sebagai pelengkap candi ini Roro ( Nada meninggi)