Anda di halaman 1dari 3

Legenda Danau Lipan

Pada masa lampau tersebutlah sebuah kerajaan di Muara Kaman, Kutai, yang dipimpin
oleh seorang putri yang cantik jelita bernama Aji Bedarah Putih.

Sang putri dinamai demikian karena jika ia menyirih dan menelan airnya, maka
tampaklah air sirih bercampur pinang yang berwarna merah itu mengalir melalui
tenggorokannya.

Kecantikan Putri Aji Bedarah Putih terkenal luas bahkan sampai ke negeri Cina. Alkisah
ada seorang raja dari negeri itu yang tertarik akan kabar kecantikan sang putri. Iapun
segera berlayar dengan pasukannya ke Kutai guna melamar Putri Aji Bedarah Putih
untuk dijadikan istrinya.

Kedatangan raja dari Cina itu disambut baik oleh Putri Aji Bedarah Putih.  Seperti biasa,
sang putri menjamu setiap tamu yang berkunjung ke kerajaannya. Begitu pula dengan
raja dari Cina yang menjadi tamunya kali ini. Mereka makan bersama sebagai tanda
penghormatan bagi sang raja.

Diam diam Putri Aji Bedarah Putih memperhatikan cara tamunya bersantap. Ia jijik akan
cara makan sang tamu yang menghabiskan makanannya dengan langsung

KHAIRUNNISA / MTsN Selat 1 / VII - 4


menyesapnya. Putri Aji Bedarah Putih merasa tersinggung. Ia merasa sang tamu tak
menghormati dirinya dengan cara bersantap seperti itu.

Ketika selesai makan, sang putri langsung berujar. “Maaf beribu maaf Baginda, kami
tak dapat menerima lamaran Baginda…”, katanya sambil menatap sang tamu.

Raja dari negeri Cina itu terkejut. Ia tak menyangka lamarannya akan ditolak. “Apa
alasanmu menolak lamaranku ?”, sergahnya dengan nada marah.

“Kami tak mungkin menerima lamaran orang yang cara bersantapnya seperti binatang.
Bagi kami cara makan Baginda sungguh tak sopan…”, jawab Putri Aji Bedarah Putih
sambil berlalu. Ia menyuruh pengawalnya untuk mengantar sang tamu ke gerbang
istana.

Betapa murkanya raja dari negeri Cina itu. Bukan hanya karena lamarannya yang
ditolak. Ia juga merasa dirinya dihina. Kata kata Putri Aji Bedarah Putih sangat
menyakiti hatinya. Akhirnya sang raja pulang ke negerinya dengan membawa amarah
dan dendam di hati.

Beberapa bulan kemudian, tak disangka sang raja dari negeri Cina itu kembali lagi ke
Kutai. Kali ini ia datang bukan untuk melamar, melainkan untuk menyerang kerajaan
yang dipimpin Putri Aji Bedarah Putih. Sang raja membawa pasukan banyak sekali.
Mereka langsung menyerang membabi buta, membunuh siapa saja yang mereka
jumpai disana.

Pasukan kerajaan yang dikerahkan Putri Aji Bedarah Putih kewalahan menghadapi
musuhnya. Pasukan dari negeri Cina itu banyak sekali. Mereka juga merupakan
pasukan yang sangat tangguh. Akibatnya banyak pasukan kerajaan yang terbunuh.
Pertempuran yang baru  saja berlangsung telah membuat jumlah pasukan kerajaan
hanya tinggal setengahnya.

Putri Aji Bedarah Putih yang melihat pertempuran dari menara istananya mulai
khawatir. Ia merasa tak lama lagi pasukannya akan habis terbunuh. Jika itu terjadi,
kerajaannya akan direbut raja dari negeri Cina itu. Sang Putri juga yakin dirinya akan
ikut dibunuh.

Dengan tergesa Putri Aji Bedarah Putih mengambil sirih dan pinang yang selalu
tersedia di dekatnya.

Sang Putri mulai mengunyah. Tak lama kemudian ia berujar di dalam hati, “Jika
kesaktian yang diwariskan padaku oleh nenek moyangku benar adanya, maka

KHAIRUNNISA / MTsN Selat 1 / VII - 4


jadikanlah sepah sepah sirihku ini menjadi lipan lipan ganas yang menyerang pasukan
dari negeri Cina itu…”.

Setelah berkata demikian, Putri Aji Bedarah Putih langsung berdiri dan menyemburkan
sepah sirihnya lewat jendela menara. Ia terus menyemburkan sepah sirih yang
dikunyahnya tanpa henti. Sungguh ajaib, sepah sirih yang disemburkan Putri Aji
Bedarah Putih langsung berubah menjadi lipan lipan ganas yang menyerang pasukan
Cina. Jumlah lipan lipan ganas itu banyak sekali. Jauh lebih banyak dari pada jumlah
pasukan Cina.

Banyak pasukan Cina yang jatuh terbunuh karena digigit lipan lipan ganas itu.
Akibatnya pasukan itu mulai mundur dan akhirnya berlari menuju kapal mereka.
Pasukan itu bermaksud melarikan diri, tak terkecuali sang raja yang memimpin mereka.
Namun demikian lipan lipan ganas itu tak berhenti sebelum membinasakan mereka
semua. Lipan lipan ganas itu terus mengejar musuh sampai ke kapalnya.

Sang raja dari negeri Cina dan seluruh pasukannya akhirnya mati dibunuh lipan lipan
ganas jelmaan sepah sirih Putri Aji Bedarah Putih. Bahkan kapal yang mereka
tumpangipun ditenggelamkan ke dasar laut.  Tempat tenggelamnya kapal  raja dari
negeri Cina itu kemudian berubah menjadi tempat yang dangkal  dan dikemudian hari
menjadi daratan luas yang ditumbuhi semak dan perdu. Tempat itulah yang sekarang
dikenal sebagai Danau Lipan di Kalimantan Timur.

Adapun setelah menyemburkan sepah sepah sirih yang berubah menjadi lipan lipan
ganas itu, Putri Aji Bedarah Putih menghilang. Tak seorangpun tahu kemana perginya
sang putri.

KHAIRUNNISA / MTsN Selat 1 / VII - 4

Anda mungkin juga menyukai