Dosen Pembimbing :
Oleh :
Nim 2002021783
1. Perspektif Psikologis.
Perspektif ini merupakan tahapan komunikator pada proses encoding, kemudian hasil
encoding ditransmisikan kepada komunikan sehingga terjadi komunikasi interpersonal.
2. Perspektif Mekanis.
Perspektif ini merupakan tahapan disaat komunikator mentransfer pesan dengan bahasa
verbal atau non verbal.
Proses komunikasi primer adalah penyampaian pikiran oleh komunikator kepada komunikan
menggunakan lambang sebagai media.
Merupakan penyampaian pesan dengan menggunakan alat setelah memakai alat setelah
memakai lambang sebagai media pertama.
Robert Kreitner
Proses komunikasi adalah rantai yang terdiri dari tautan yang dapat diidentifikasi. Rantai
mencakup pengirim, pengodean, pesan, penerima, pengodean, dan umpan balik.
SK Kapur
Proses komunikasi adalah metode yang digunakan pengirim untuk mentransfer informasi
dan pemahaman kepada penerima.
Proses komunikasi adalah sebuah proses sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih
dengan cara mengirimkan simbol kepada orang lain, seperti bahasa, grafik, angka dan lain
sebagainya.
Proses komunikasi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan yang efektif yang
terjadi antara dua orang atau lebih, sehingga pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh
penerima.
Proses terjadinya komunikasi termasuk sebagai suatu proses penyampaian informasi dari
satu pihak ke pihak lain dimana seseorang atau beberapa orang, kelompok, organisasi dan
masyarakat menciptakan dan menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan
dan orang lain.
Pengembangan ide
Langkah pertama dalam proses komunikasi adalah pengirim mengembangkan atau
membuat konsep ide, gagasan atau informasi yang akan dikirim. Ide atau informasi
tentunya harus mempunyai motif yang mendasari pengirim untuk melakukan proses
komunikasi. Tahap ini juga dikenal sebagai tahap perencanaan karena pada tahap ini
pengirim merencanakan materi komunikasi.
Pengkodean / penyandian berarti mengubah atau menerjemahkan ide menjadi bentuk yang
dapat dipahami sehingga dapat dikomunikasikan kepada pihak lain.
Pengembangan pesan
Pemilihan media
Pengirim memilih media komunikasi yang akan digunakan, di mana dia akan menyampaikan
pesannya kepada penerima. Pemilihan media harus dilakukan dengan tepat agar pesannya
efektif dan ditafsirkan dengan benar oleh penerima. Pilihan media tergantung pada
hubungan interpersonal antara pengirim dan penerima dan juga pada urgensi pesan yang
dikirim. Beberapa media komunikasi yang umum digunakan adalah lisan, tertulis, isyarat,
gerakan, iklan, surat kabar, majalah, email, SMS, radio, dan televisi.
Pengiriman pesan
Setelah media komunikasi dipilih, langkah selanjutnya adalah mengirim pesan melalui media
yang dipilih. Dalam siklus proses komunikasi, tugas pengirim berakhir dengan pengiriman
pesan.
Penerimaan pesan
Tahap ini hanya melibatkan penerimaan pesan oleh penerima, dalam bentuk mendengar,
melihat, merasakan dan sebagainya.
Pengertian umpan balik adalah respon atau komentar tentang pesan yang telah dikirimkan.
Umpan balik memastikan penerima telah menerima pesan dan menafsirkannya dengan
benar seperti yang dimaksudkan oleh pengirim. Hal ini bermanfaat untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi karena memungkinkan pengirim untuk mengetahui kemanjuran
pesannya. Respons penerima dapat berupa verbal atau nonverbal.
Unsur-Unsur Komunikasi
Model stimulus
Komunikasi dengan model stimulus merupakan model yang paling dasar dalam komunikasi.
Model ini menganggap komunikasi sebagai hal yang statis karena mengabaikan komunikasi
sebagai sebuah proses. Komunikasi dalam model ini digambarkan sebagai sebuah proses
aksi reaksi. Manusia dianggap berperilaku karena adanya kekuatan dari luar (stimulus),
bukan berdasarkan keinginan, kehendak, atau kemauan bebasnya.
Kata-kata, simbol, gambar-gambar, dan tindakan akan merangsang orang lain untuk
memberikan respon dengan cara tertentu. Di mana proses ini merupakan perpindahan
informasi ataupun gagasan. Proses ini dapat memberikan timbal balik dan mempunyai efek
yang banyak. Setiap efek yang ditimbulkan dapat merubah perilaku dari komunikasi
berikutnya.
Model komunikasi linear terjadi dalam garis lurus dari pengirim ke penerima dan berfungsi
untuk memberi informasi, membujuk atau perintah. Konteks proses komunikasi secara
linear adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan sebagai titik
penerimaan. Komunikasi linear ini digunakan baik dalam situasi komunikasi tatap muka
maupun dalam komunikasi menggunakan media.
Contoh komunikasi tatap muka yang menggunakan model satu arah misalnya jaksa yang
sedang membacakan tuduhan kepada terdakwa atau seorang pimpinan perusahaan yang
sedang memarahi anak buahnya yang tidak memungkinkan terjadinya dialog.
Komunikasi satu arah sebagian besar digunakan untuk memberikan informasi terkini melalui
media surat kabar, televisi, radio. Informasi-informasi tersebut ditransmisikan atau
dikomunikasikan melalui media komunikasi satu arah.Kurangnya umpan balik dari penerima
adalah salah satu kelemahan utama model ini. Dalam model ini, pengirim bersifat aktif
sedangkan penerima bersifat pasif.
Model Interaktif
Menurut model ini, pertukaran ide dan pesan berlangsung baik cara dari pengirim ke
penerima dan sebaliknya. Dengan kata lain, komunikasi berlangsung dua arah. Seseorang
dapat berperan ganda, baik menjadi baik pengirim maupun penerima dalam sebuah
komunikasi, tetapi tidak dapat menjadi keduanya dalam waktu yang sama.
Proses komunikasi terjadi di antara manusia atau mesin baik secara verbal dan nonverbal.
Pengirim mengirimkan pesan kepada penerima dan penerima kemudian menjadi pengirim
dan mengirimkan pesan ke pengirim asli. Elemen penting pada model ini adalah umpan
balik (feed back ) yang memungkinkan terjadinya dialog dan menunjukkan bahwa
komunikasi berlangsung dalam dua arah karena adanya tanggapan terhadap pesan yang
diterima oleh seseorang. Internet, media sosial, pemasaran interaktif, ATM, belanja online,
ruang obrolan adalah contoh proses komunikasi model interaktif.
Model Transaksional
Model ini adalah model komunikasi yang paling umum karena bahkan interaksi sehari-hari
kita adalah contoh komunikasi model transaksional.
Model transaksional menjadi lebih efisien dan efektif ketika para peserta berasal dari
lingkungan yang sama, saling mengenal dan berbagai sistem sosial yang sama. Setiap orang
dalam proses komunikasi bereaksi tergantung pada faktor-faktor seperti latar belakang,
pengalaman, sikap, kepercayaan, budaya dan harga diri mereka. Pilihan media yang tepat
akan meningkatkan efisiensi dan keandalan pesan yang dikomunikasikan.
Pada proses komunikasi dikatakan efektif apabila komunikasi yang dilakukan mampu
menghasilkan perubahan sikap (attitude change) pada orang lain. Dengan memahami
model dan tahapan proses komunikasi maka orang dapat menerapkan sistem atau struktur
komunikasi yang digunakan. Berikut ini manfaat model proses komunikasi yang efektif :
Kendala bahasa adalah salah satu hambatan utama yang membatasi komunikasi yang
efektif. Bahasa adalah alat komunikasi yang paling umum digunakan. Fakta bahwa setiap
daerah memiliki bahasanya sendiri adalah salah satu penghambat komunikasi yang efektif.
Kadang-kadang bahkan dialek juga dapat membuat komunikasi menjadi tidak efektif.
Hambatan Psikologis
Ada berbagai masalah mental dan psikologis yang mungkin menjadi penghambat
komunikasi yang efektif. Kondisi beberapa orang yang memiliki gangguan bicara, fobia,
depresi sangat sulit untuk dikelola dan pasti akan membatasi kemudahan komunikasi.
Hambatan Emosional
Emosional seseorang menentukan kemudahan dan kenyamanan dalam berkomunikasi.
Seseorang yang matang secara emosional akan dapat berkomunikasi secara efektif. Keadaan
pikiran pengirim dan penerima komunikasi mencerminkan komunikasi yang efektif. Orang
yang khawatir tidak dapat berkomunikasi dengan benar dan penerima yang marah tidak
dapat memahami pesan dengan benar.
Campuran emosi dan fakta yang sempurna diperlukan untuk komunikasi yang efektif. Emosi
seperti kemarahan, frustrasi, humor, dapat mengaburkan kapasitas pengambilan keputusan
seseorang dan dengan demikian membatasi efektivitas komunikasi mereka.
Hambatan Fisik
Merupakan hambatan paling sering terjadi untuk komunikasi yang efektif, tetapi mudah
untuk diminimalisir, seperti kebisingan, pintu tertutup, peralatan yang salah atau rusak,
kabin tertutup, dll. Kadang-kadang pemisahan fisik antara berbagai karyawan yang
dikombinasikan dengan peralatan yang salah dapat mengakibatkan hambatan untuk
komunikasi yang efektif.
Hambatan Budaya
Perbedaan budaya dan adat istiadat seringkali menjadi penghambat dalam berkomunikasi
yang efektif. Budaya yang berbeda memiliki makna berbeda untuk beberapa nilai dasar
dalam masyarakat. Berpakaian, agama, makanan, minuman, hewan peliharaan, dan perilaku
umum akan berubah secara drastis dari satu budaya ke budaya lain. Oleh karena itu penting
untuk memperhitungkan perbedaan budaya saat berkomunikasi.
Seperti yang kita lihat ada banyak metode komunikasi di dalam organisasi. Masing-masing
metode ini memiliki masalah dan kekurangannya sendiri yang dapat menjadi hambatan
untuk komunikasi yang efektif. Sebagian besar hambatan ini muncul karena informasi yang
salah atau kurangnya transparansi yang tersedia untuk karyawan.
Faktor-faktor yang terkait dengan struktur organisasi, peraturan dan regulasi dan hubungan
otoritas, terkadang dapat bertindak sebagai penghambat untuk komunikasi yang efektif.
Dalam sebuah organisasi dengan pola yang sangat tersentralisasi, seseorang mungkin tidak
bisa secara bebas untuk melakukan komunikasi. Selain itu, peraturan dan regulasi yang kaku
serta prosedur yang rumit juga dapat menjadi hambatan untuk komunikasi.
Hambatan Sikap
Beberapa orang memiliki masalah sikap, seperti ego yang besar dan perilaku yang tidak
pengertian yangbisa menjadi penghambat dalam komunikasi. Ciri-ciri kepribadian tertentu
seperti rasa malu, kemarahan, kecemasan sosial dapat diperbaiki melalui kursus dan
pelatihan yang tepat. Namun, masalah seperti perilaku egosentris dan keegoisan mungkin
sulit untuk diperbaiki.
Hambatan Persepsi
Orang yang berbeda merasakan hal yang sama secara berbeda. Ini adalah fakta yang harus
kita pertimbangkan selama proses komunikasi. Pengetahuan tentang tingkat persepsi
audiens sangat penting untuk komunikasi yang efektif. Semua pesan harus jelas dan mudah
dipahami, sehingga tidak ada ruang untuk perbedaan interpretasi yang beragam.
Hambatan Teknologi
Perkembangan teknologi yang pesat serta biaya teknologi yang sangat tinggi mengakibatkan
beberapa orang menjadi sulit untuk mengikutinya. Selain itu, sebagian besar organisasi tidak
akan mampu membeli teknologi yang layak untuk tujuan komunikasi. Sehingga, seringkali
menjadi penghalang yang sangat krusial untuk proses komunikasi dalam organisasi.