Disusun Oleh :
May Velyn Dina
030.12.163
Penguji :
dr. W. D. Wulandari, Sp. KJ
Pembimbing :
dr. Sucipto, Sp. KJ
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. ER
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 20 tahun
Tanggal Lahir : 17 April 1997
Agama : Islam
Suku bangsa / Negara : Sunda / Indonesia
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pendidikan Terakhir : SMK
Pekerjaan : Pramuniaga
Alamat : Jl. Kp. Ranca Lame, Kecamatan Pamayaran, Serang, Banten
Tanggal Masuk IGD : 13 September 2017
A. Keluhan Utama
Setahun SMRS, menurut ayah pasien, pasien ditinggal oleh orang yang dia kasihi.
Setelah kejadian itu, menurut ayah pasien, pasien tetap beraktivitas seperti biasanya, namun
pasien tampak lebih murung dan menjadi lebih pendiam.
10 bulan SMRS, menurut ayah pasien, pasien menjadi lebih sering menangis dan
semakin tampak murung, dan lebih sering mengurung diri di dalam kamar. Menurut ayah
pasien, pasien juga menjadi semkin sulit tidur dan sering membanting – banting pintu saat
menangis. Ayah pasien mengatakan sering mendengar pasien menangis di tengah malam.
Namun, apabila ditanyakan alasan menangis, pasien akan marah – marah. Menurut keluarga
pasien, pasien mengatakan mendengar suara – suara yang mengancam dirinya. Pasien juga
mengatakan bahwa ada 2 orang yang mengikuti dia.
8 bulan SMRS, ayah pasien mengatakan pasien bahwa pasien menjadi lebih
sering tertawa sendiri, kadang tampak lebih senang dari biasanya, dan tampak berbicara
sendiri. Ayah pasien juga mengatakan pasien menjadi lebih suka marah – marah dan sering
keluyuran dan tidak mau mandi. Pasien juga tidak tidur. Apabila tidak diizinkan untuk
keluar rumah, maka pasien akan mengamuk. Ayah pasien mengatakan, siang hari pasien
dapat tertawa tawa dan tampak senang, namun di tengah malam, ayah pasien mendengar
pasien menangis dan apabila ditanyakan alasan ia menangis, maka pasien akan marah.
Menurut keluarga pasien, saat pasien mengamuk atau marah – marah, pasien tidak pernah
melakukan tindakan untuk menyakiti orang – orang di sekitar baik diri nya sendiri secara
fisik. 6 bulan SMRS, pasien mulai dibawa oleh keluarga pasien untuk berobat ke RS di
daerah rumah pasien, RS Rangkas. Disana pasien mendapatkan perawatan. Pasien
mendapatkan 3 macam obat (Haloperidol, Heximer, dan Chlorpromazine). Pasien sempat
meminum obat tersebut dan sempat normal selama 2 bulan karena rutin meminum obat.
Namun, 4 bulan SMRS, pasien mulai tidak meminum obat karena merasa sudah sembuh dan
sudah bosan meminum obat.
1 bulan SMRS, keluhan mulai timbul kembali, dimulai dari pasien suka tertawa
sendiri, sering keluyuran, tidak tidur, dan mengamuk apabila tidak diizinkan keluyuran.
Menurut ayah pasien, pasien juga kembali mendengar suara yang mengancam dia dan
melihat dua orang yang mengikuti dia. Pasien juga kadang menangis dan tampak murung
serta ketakutan. Ayah pasien juga mengatakan pasien pernah tidak pulang ke rumah dan
ditemukan warga di daerah Bogor. Pasien diantar kembali ke rumahnya oleh warga tersebut.
Hal ini dirasakan semakin parah oleh keluarga pasien 3 hari SMRS.
1 hari sebelum SMRS, pasien mengatakan bahwa ia pergi ke dokter untuk
memeriksakan perutnya, untuk mengetahui apakah ia hamil atau tidak, karena menurut
pengakuan pasien, ia telah melakukan hubungan seksual dengan calon suaminya. Namun,
dari hasil pemeriksaan tidak ditemukan tanda pasti kehamilan.
Kurang lebih 3 jam SMRS (13 September 2017, usia 20 tahun), pasien
mengatakan ia hendak pergi membeli cincin untuk pernikahannya bersama dengan calon
suaminya, ayah, ibu, dan kakaknya, serta pak Lurah. Namun, pada saat dalam perjalanan, ia
ternyata dibawa ke RSMM, bukan ke toko cincin dengan menggunakan mobil avanza.
Sesampainya di IGD RSMM, pasien mengatakan bahwa ia menangis sejadi jadinya karena
tidak ingin dirawat. Pasien mengatakan bahwa pada saat perjalanan menuju IGD RSMM,
calon suamuinya mengatakan padanya agar ia memotong urat nadinya agar bisa hidup
bersama dengannya. Menurut pasien, pasien bersedia melakukan itu apabila dengan hal itu
ia dapat hidup bersama dengan calon suaminya. Namun, pasien belum melakukan hal
tersebut.
Menurut keluarga pasien, laki – laki tersebut bukanlah calon suami pasien. Laki –
laki tersebut baru saja dikenal oleh pasien selama kurang lebih 2 minggu SMRS.
Pasien dirawat selama 3 hari di ruangan Kresna, dan kemudian pada tanggal 16
September 2017, pasien dipindahkan ke ruangan Utari. Setelah 4 hari menjalani perawatan
di ruang Utari, pasien mengatakan bahwa ia sudah lebih baik dan dapat tidur dengan
nyenyak. Pasien juga menceritakan mengenai keluarganya. Pasien menceritakan mengenai
kakak – kakak nya dan kakak – kakak iparnya. Pasien juga mengatakan bahwa ia adalah
saudara dari Jokowi. Pasien mengatakan bahwa ia satu tahun yang lalu pernah mengalami
hal dimana ia harus sampai dirawat dirumah sakit karena dirinya diguna guna oleh salah
seorang kekasihnya di masa lampau. Pasien meyakini bahwa orang tersebut sengaja
mengguna guna pasien karena merasa cemburu pasien berhubungan dengan lelaki lain.
Pasien mengatakan bahwa karena hal tersebut ia menjalani pengobatan dan meminum 3
jenis obat yang kemudian ia hentikan karena merasa sudah sehat. Pasien mengatakan ingin
segera keluar dari RSMM karena ia ingin segera bertemu dengan calon suaminya untuk
melanjutkan pernikahan.
1. Riwayat Psikiatri
Pasien mengatakan ia tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya. Pasien
menyangkal adanya riwayat pengobatan psikiatri. Menurut ayah pasien, ini adalah kali
kedua pasien mengalami hal seperti ini setelah 6 bulan SMRS mendapatkan pengobatan
karena keluhan yang serupa.
8 bulan
SMRS 1 bulan
SMRS
Remisi
total
4 bulan
10 bulan SMRS
SMRS
Keterangan:
- 12 bulan SMRS : pasien ditinggal oleh orang yang dia sayangi dan belum terlalu
menunjukan gejala apapun
- 10 bulan SMRS: pasien menunjukkan gejala pertamanya mulai menangis
membanting – banting pintu mengamuk sulit tidur mendengar suara – suara
yang mengancam dia dan melihat bayangan yang mengikuti dia merasa bahwa ia
diguna guna oleh seorang pria dari masa lalunya
- 8 bulan SMRS: pasien mulai tertawa sendiri tampak lebih periang suka keluyuran
marah bila dilarang keluyuran sulit tidur tidak mau mandi
- 6 bulan SMRS : pasien sempat dibawa berobat dan sempat mendapatkan pengobatan
rutin dan sempat normal selama 2 bulan
- 1 bulan SMRS : pasien kembali menangis tampak sedih tertawa sendiri
keluyuran marah bila dilarang keluyuran sulit tidur kembali mendengar suara –
suara yang mengancam dia dan kembali melihat bayangan yang mengikuti dia
- 3 hari SMRS : pasien keluyuran dan mengamuk
- 13 September 2017 : pasien dibawa ke IGD RSMM
- 21 September 2017 : pemeriksa melakukan wawancara psikiatri dan pemeriksaan pada
pasien. Pasien tampak sudah lebih stabil
- Riwayat Pendidikan
Pasien menyebutkan bahwa ia adalah seorang yang tidak tamat SMK. Pasien
termasuk anak yang tidak menonjol dalam prestasi sekolah.
- Agama
Pasien beragama Islam, sama dengan kedua orang tua dan kakak adiknya. Sikap
keluarga terhadap agama pasien cenderung permisif. Kedua orang tua pasien tidak
memaksakan ajaran agama yang ketat dan memaksa kepada pasien. Pandangan
agama pasien (Islam) terhadap penyakit psikiatri adalah mendukung pengobatan,
disertai dengan bantuan doa dari jemaat dan keluarga sekitar.
- Aktifitas Sosial
Menurut pasien, saat ini pasien mengatakan memiliki beberapa teman dekat yang
sering berkumpul dengannya yang sama-sama bekerja di toko baju dengan pasien.
Menurut ayah pasien, pasien karang berinteraksi dengan tetangga-tetangga sekitar.
Setiap hari pasien pergi dan pulang dari toko baju kemudian beraktifitas di dalam
rumah, tanpa pernah mengikuti kegiatan di lingkungan.
- Riwayat Seksual
Pasien mengatakan sudah pernah melakukan hubungan seksual dengan calon
suaminya yang sekarang. Menurut pasien hubungan seksual seharusnya dilakukan
setelah pernikahan. Pasien mengatakan sikapnya terhadap lawan jenis cenderung
pemalu tetapi kadang juga ia dapat merayu lawan jenis untuk mendapatkan
perhatiannya.
E. Riwayat Keluarga
Menurut penuturan ayah pasien, dalam keluarga pasien tidak terdapat riwayat
anggota keluarga yang mengalami gangguan seperti pasien atau gangguan mental lainnya.
Tidak ada yang pernah dirawat akibat gangguan psikiatri ataupun penyakit medis lainnya.
Tidak ada juga riwayat penyalahgunaan alkohol atau zat lain serta perilaku antisosial di
dalam keluarga pasien.
Pasien merupakan anak ke-4 dari 5 bersaudara. Pasien tinggal bersama dengan
ayah, ibu, keempat saudaranya. Kakak pertama dan kedua pasien sudah menikah dan
berdomisili di Jakarta dan di daerah Balaraja bersama dengan keluarganya. sedangkan adik
pasien masih bersekolah kelas 1 SMP.
Keterangan :
= laki laki
= perempuan
= pasien
Dilakukan pada hari Kamis, tanggal 21 September 2017, pukul 08.00 WIB di bangsal Utari
RSMM Bogor
A. Deskripsi Umum
1. Penampilan Umum
Seorang perempuan berusia 20 tahun, berpenampilan sesuai dengan usianya.
Penampilan rapi dan bersih, rambut hitam berombak, kuku terpotong rapi, perawakan
ideal.
2. Kesadaran
- Biologis : compos mentis
- Psikologis : terganggu
- Sosial : terganggu
4. Pembicaraan
Pasien menjawab pertanyaan yang diberikan dengan cepat dan tegas. Intensitas suara
cukup, artikulasi jelas. Perbendahaarn kata banyak.
B. Alam Perasaan
1. Mood : Hipertim
2. Ekspresi Afektif
- Skala diferensiasi : luas
- Kestabilan : stabil
- Echt / Unecht : echt (sungguh-sungguh)
- Keserasian : serasi
- Pengendalian : baik
- Intensitas : dalam
- Empati : dapat diraba rasakan
C. Fungsi Intelektual
1. Taraf pendidikan, pengetahuan dan kecerdasan:
3. Orientasi :
Orientasi Waktu : Baik. Pasien dapat mengetahui siang atau malam, hari, dan
tanggal
- Orientasi Tempat : Baik. Pasien mengetahui dirinya sedang berada di rumah sakit
- Orientasi Personal : Baik. Pasien dapat mengenali pemeriksa
4. Daya ingat:
- Daya Ingat Jangka Panjang : Baik. Pasien masih ingat nama sekolah SD-nya
- Daya Ingat Jangka Pendek : Baik. Pasien masih mengingat menu sarapan tadi pagi
- Daya Ingat Sesaat : Baik. Pasien mampu mengucapkan kembali apa yang baru saja
ia ceritakan
5. Pikiran Abstrak : Baik. Pasien mampu menyebutkan persamaan 2 objek seperti motor
dan mobil. Pasien mengatakan keduanya adalah kendaraan.
6. Kemampuan Menolong Diri : Baik. Pasien mampu makan dan mandi sendiri.
7. Kemampuan Visuospatial : Baik. Pasien dapat mengikuti gambar tumpang tindih yang
dicontohkan pemeriksa.
D. Gangguan Persepsi
1. Halusinasi
- Halusinasi Auditorik : Ada (Saat di ruang Utari, pasien mendengar suara Zaskia
Gotik dan suara Andika yang mengatakan berkeinginan untuk menjemput dia)
- Halusinasi Visual : Tidak ada
- Halusinasi Olfaktorik : Tidak ada
- Halusinasi Taktil : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi : Tidak ada
4. Derealisasi : Tidak ada
E. Proses Pikir
1. Arus Pikir
- Produktivitas : Banyak. Pasien menjawab semua pertanyaan pemeriksa dan ide
cerita yang banyak sehingga pasien menjadi logorrhea.
- Kontinuitas pikiran : Sirkumtansial. Jawaban pasien bertele – tele dalam menjawab
pertanyaan pemeriksa.
- Hendaya berbahasa : Tidak ada. Pasien tidak menggunakan bahasa yang tidak
dimengerti/kata kata baru yang hanya pasien mengerti (neologisme) dan pasien
mengunakan bahasa secara lazim sesuai dengan tata bahasa.
2. Isi Pikiran
- Preokupasi : ada
- Waham :
Waham kebesaran (pasien meyakini kalau dirinya adalah saudara dari Jokowi,
presiden Indonesia dan merasa memiliki calon suami)
G. Daya Nilai
1. Daya nilai sosial : Baik. Ketika diberi pertanyaan apakah mencuri itu baik atau tidak,
pasien menjawab tidak baik.
2. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengatakan jika menemukan dompet di tengah jalan, maka
pasien akan mengembalikan ke pemiliknya.
3. Penilaian realita : Terganggu (halusinasi dan waham)
H. Tilikan
Tilikan derajat 1 (Pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit)
A. Status Internus
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Frekuensi napas : 18x/menit
Frekuensi nadi : 88x/menit
Suhu : 36,50 C
Status gizi : Kesan gizi normal
(TB = 170 cm, BB = 54 kg; BMI = 18,7 kg/m2)
Kulit : Sawo matang
Kepala : Tidak ada deformitas, normocephali
Rambut : Hitam, lebat, tidak mudah tercabut
Mata : Konjungtiva tidak pucat, sklera tidak ikterik
Telinga : Normotia, sekret (-)
Gigi dan mulut : Dalam batas normal
Leher : Pembesaran KGB (-)
Jantung : Bunyi jantung I-II normal, murmur (-), gallop (-)
Paru : Pergerakan dinding dada simetris, suara napas vesikuler, ronkhi
-/-, wheezing -/-
Abdomen : Datar, supel, bising usus normal, tidak ditemukan pembesaran
hepar dan lien
Ekstremitas : Akral hangat (+), edema (-)
B. Status Neurologis
GCS : 15 (E4,V5,M6)
Kaku kuduk : (-)
Pupil : Bulat, isokor
Parase nervus kraniali : (-)
Motorik : Kekuatan (5), tonus baik, rigiditas (-), spasme (-), hipotoni (-),
eutrofi, tidak ada gangguan keseimbangan dan koordinasi
Sensorik : Tidak ada gangguan sensibilitas
Reflex fisiologis : Normal
Reflex patologis : (-)
Gejala ekstrapiramidal : (-)
Stabilitas postur tubuh : Normal
Tremor di kedua tangan : (-)
Aksis I
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis, pasien tidak memiliki riwayat cedera
kepala, kejang, tindakan operatif, dan riwayat kondisi medik lain yang dapat secara langsung
ataupun tidak langsung mempengaruhi fungsi otak. Dari hasil pemeriksaan fisik juga tidak
ditemukan adanya kondisi medis umum yang dapat mempengaruhi fungsi otak. Oleh karena itu,
gangguan mental organik (F00-09) dapat disingkirkan.
Keluarga mengatakan bahwa pasien tidak mengkonsumsi minuman seperti alkohol atau
obat – obatan seperti narkoba, namun pasien mengatakan ia pernah mengkonsumsinya sekali dan
sudah dalam waktu yang lama tidak mengkonsumsi lagi terutama dalam waktu dekat ini. Oleh
karena itu, gangguan mental karena pengaruh zat psikoaktif (F10-19) dapat disingkirkan.
Ditemukan gejala – gejala berupa perubahan mood yang tampak nyata. Gejala ini sudah
berlangsung sejak 10 bulan SMRS, dengan onset pasien merasa sedih sudah berlangsung selama
2 bulan yang kemudian berubah menjadi lebih riang daripada biasanya dengan tertawa tawa
sendiri, sulit tidur, dan sering keluyuran.
Selain itu, ditemukan juga gejala-gejala psikotik pada pasien, berupa halusinasi visual
dan auditorik, waham kejar dan waham kebesaran, serta bicara kacau. Seluruh gejala ini terjadi
sudah pernah terjadi 10 bulan SMRS dan menunjukan onset yang kronis. Total keseluruhan
gejala menunjukkan periode waktu kurang lebih 10 bulan.
Hal ini sesuai dengan kriteria diagnostic F31. Gangguan afektif bipolar. Karena adanya
gejala psikotik pada pasien, hal ini sesuai untuk kriteria diagnostic F31.2 Gangguan afektif
bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik.
Aksis II
Berdasarkan autoanamnesis dan alloanamnesis tampak bahwa pasien memiliki ciri
kepribadian histrionik. Hal tersebut tampak dari perilaku pasien di rumah yang cenderung manja
kepada orang tuanya..
Aksis III
Berdasarkan hasil pemeriksaan status generalis, neurologis, dan pemeriksaan penunjang
tidak didapatkan kelainan medis umum pada pasien.
Aksis IV
Masalah dengan keluarga : tidak ada
Masalah dengan lingkungan sosial : ada
Masalah pendidikan : tidak ada
Masalah pekerjaan : tidak ada
Masalah ekonomi : tidak ada
Masalah akses ke pelayanan kesehatan : tidak ada
Aksis V
- GAF HLPY : 100-91 (gejala tidak ada, berfungsi maksimal, tidak ada
masalah yang tak tertanggulangi)
Fungsi Psikologis : tidak terdapat gejala halusinasi maupun waham
Fungsi sosial : pasien berkomunikasi dan berinteraksi dengan
keluarga dan lingkungan sekitar, tetapi cenderung
menutup diri
Fungsi perawatan diri : pasien dapat merawat dirinya sendiri dengan baik
X. PENATALAKSANAAN
Psikofarmaka :
Haloperidol 2 x 5 mg
Depacote 3 x 500 mg
Psikoterapi :
- Memberi kesempatan kepada pasien untuk menceritakan / mengungkapkan isi
hatinya sehingga pasien dapat merasa lebih tenang.
- Memberi psikoterapi suportif pada pasien agar pasien memahami kondisi
penyakitnya sehingga pasien menyadari bahwa dia membutuhkan pengobatan
yang lama dan teratur.
- Memotivasi pasien untuk rajin minum obat secara teratur.
Sosioterapi :
- Memberi nasehat kepada keluarga pasien agar mengerti keadaan pasien dan
selalu memberi dukungan kepada pasien untuk tetap mengikuti pengobatan
medis, juga mendukung pasien dalam kegiatan keagamaan sesuai dengan
kepercayaannya.
- Mengingatkan keluarga pasien untuk rajin membawa pasien kontrol ke RS
Marzoeki Mahdi dan mengawasi pasien untuk minum obat secara teratur.
- Mendukung pasien untuk kembali ke pekerjaannya lagi setelah keluar dari RS
Marzoeki Mahdi untuk membangun rasa percaya dirinya serta membantu
perekonomian keluarga.
XI. PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungtionam : Ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam