Anda di halaman 1dari 4

Seorang laki-laki Tn.

N berusia 65 tahun dibawa ke IGD rumah sakit dengan


keluhan sesak napas. Sesak dirasakan sejak 2 tahun yang lalu yang timbul saat
aktivitas yang berlebihan, tetapi dalam tiga bulan terakhir ini sesak semakin
memberat bahkan timbul saat aktivitas yang ringan. Tn. N juga mengeluhkan
terdapat bengkak pada kedua tungkainya dan perut membesar. Kadang-kadang
juga timbul batuk dan terdapat keluhan nyeri dada. Penderita merupakan
perokok berat sejak usia 15 tahun dan sudah pernah didiagnosis oleh dokter
dengan paru kronis.

Pemeriksaan tanda vital didapatkan didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg,


nadi 110 x/menit, pernapasan 32 x/menit, suhu 36,5°C. Hasil pemeriksaan fisik
didapatkan perkusi hipersonor, ronkhi dan wheezing pada kedua lapangan paru
serta pembesaran batas jantung. Pemeriksaan perkusi abdomen didapatkan
shifting dullness positif. Pemeriksaan ekstremitas didapatkan bengkak pada
kedua tungkai yang apabila ditekan lekukan kulut tidak langsung Kembali
normal. Tn. N kemudian dilakukan serangkaian pemeriksaan penunjang untuk
mengetahui kelainan yang mendasarinya dan menegakkan diagnosis.

Istilah

1. Hipersonor
 bunyi resonansi dengan tinggi nada rendah, bergaung dan terus-menerus
mendekati bunyi timpani.
 pada saat pemeriksaan perkusi ada suara hipersonor karena adanya udara
yang berlebih, ditemukan pada paru yang mengalami emfisema
2. Wheezing
 suara pernapasan berfrekuensi tinggi yang nyaring, dimana terdengar di
akhir ekspirasi / saat menghembuskan napas. Wheezing terjadi oleh karena
adanya penyempitan saluran pernapasan bagian ujung / dalam.
3. Ronkhi
 Suara nafas tambahan rendah karena obstruksi jalan nafas dan adanya
lendir.
4. Shifting dullness
 pemeriksaan fisik perkusi terjadi perpindahan pada bunyi redup pada
lokasi yang sama. Menentukan batas pekak dan timpani. Jika positif
menandakan adanya penumpukan cairan/asites.

Masalah

1. Apa yang menyebabkan keluhan sesak nya semakin memberat bahkan pada
aktivitas ringan?
 PPOK bersifat progresif sehingga semakin lama sesaknya akan makin
memberat.
 Saat aktivitas berat → demand oksigen meningkat → kerja jantung
meningkat → ditambah riwayat PPOK
 Fungsi jantung menurun semakin lama karena semakin meningkatnya kerja
jantung sehingga semakin lama pada saat aktivitas ringan pun bisa sesak.
 PPOK → hipertensi pulmonale → cor pulmonale
 Cor pulmonale : pembesaran ventrikel kanan karena terjadi disfungsi pada
paru. Hal ini bisa menyebabkan gagal jantung Hipertensi memperburuk
kondisi gagal jantungnya.
2. Mengapa bisa terjadi bengkak pada tungkai dan perutnya membesar? dan apa
hubungannya dengan pitting edema pada kaki Tn. N?
 Edema terjadi karena adanya peningkatan hidrostatik dan penurunan
tekanan osmotik serta retensi Na dan air, edema bisa terjadi ditempat lain
bahkan di paru dan otak. Edema terjadi karena PPOK komplikasi yang
progresif mengakibatkan kapiler vasokonstriksi mengakibatkan hipertensi
pulmonal dan terjadi gangguan aliran balik vena yang mengakibatkan edema
pada tungkai.
 Mengapa di tungkai? Karena adanya gaya gravitasi darah dapat berkumpul
di tungkai dan apabila terlalu banyak dapat menyebabkan edema tungkai.
Edema ada 2, edema pitting dan edema non pitting.
3. Mengapa bisa muncul keluhan nyeri dada?
 Kemungkinan terjadi karena pelebaran arteri pulmonal dan iskemik ventrikel
kanan. Karena terjadi pelebaran rongga dada karena hiperinflasi sehingga
mengenai reseptor di pleura, sehingga terangsang rasa nyeri. Mengapa
tidak langsung pada paru? karena di paru paru tidak terdapat reseptor
nyeri.
 Nyeri dada terdapat beberapa jenis : Dibedakan dari onsetnya,
penjalarannya, membaik atau tidak setelah istirahat, faktor pencetusnya
atipikal, tipikal : menjalar ke leher. Berdasarkan posisinya cardiac dan non
cardiac (paru, pembuluh darah)
4. Apakah ada hubungan antara riwayat penyakit paru kronis dan kebiasaan merokok
terhadap gejala yang dialami Tn. N?
 Ya ada hubungannya, Menyebabkan terjadinya hipoksemia, dapat
menyebabkan penyakit korpumonal, dapat menyebabkan vasokontriksi
pada paru sehingga pompa pada jantung menjadi lebih keras, progresifitas
dari penyakit sebelumnya, zat2 berbahaya pada kebiasaan merokok dapat
memperberat keluhan, hipertrofi pada jantung sehingga jantung tampak
membesar
5. Mengapa terjadi pembesaran batas jantung?

 Karena ppok > menyebabkan terjadinya hipertensi pulmonal > menyebabkan


pembesaran otot jantung karena jantung (terutama pada ventrikel) ketika
bekerja lebih keras untuk mengkompensasi keadaan tubuh. Tidak hanya
ventrikel tapi atrium juga bisa terjadi pembesaran.
 Bisa dilihat dari foto thorax atau dibaca dari gelombang EKG.
6. Apa interpretasi dari hasil pemeriksaan vital dan fisik?
 Tanda vital : tekanan darah meningkat (hipertensi derajat 1), nadi meningkat
(takikardi), RR meningkat (takipneu), suhu normal
 Pem fisik : hipersonor (udara berlebih pada rongga paru), ronki dan
wheezing (sumbatan saluran napas), pembesaran batas jantung (hipertrofi
ventrikel kanan), pitting edema (peningkatan permeabilitas vaskular →
peningkatan cairan di interstisial), shifting dullnes + (asites +)
7. Pemeriksaan penunjang apa saja yang dapat dilakukan kepada Tn. N?
 EKG : melihat irama jantung, pembesaran ventrikel kiri atau kanan
 Spirometer : obstruksi paru
 Ecocardiograf : melihat struktur jantung
 Foto thorax : melihat pembesaran jantung Katetherisasi jantung : caranya
dengan selang kecil kearah jantung, bisa didampingi dengan vasodilator
untuk mengetahui adanya hipertensi pulmonal. Tujuannya untuk mengetahui
adanya penyumbatan, tekanan pada pulmo, dan memastikan posisi
disebelah kanan atau kiri.
 Pem. laboratorium : peningkatan enzim jantung (BNP)
8. Diagnosis
 Diagnosis kor pulmonal pada PPOK ditegakkan dengan menemukan tanda
PPOK; asidosis dan hiperkapnia, hipoksia, polisitemia, hiperviskositas darah,
hipertensi pulmonal, hipertrofi/dilatasi ventrikel kanan dan gagal jantung
kanan.
 PPOK → cor pulmonale → heart failure
 Edema dan asites + keluhan pernapasan → cor pulmonale
 PPOK
 Hipertensi pulmonal
Tanda hipertensi pulmonal bisa didapatkan dari pemeriksaan klinis, EKG
dengan P pulmonal dengan deviasi aksis ke kanan dan hipertrofi ventrikel
kanan, foto toraks terdapat pelebaran daerah cabang paru hilus,
ekokardiograf, dengan ditemukan hipertrofi ventrikel kanan dan katerisasi
jantung.
 Hipertrofi dan dilatasi ventrikel kanan
Dengan pemeriksaaan foto toraks, EKg, ekokardiograf, radionuclide
ventrikulograhy, thalium Imaging : CT scan, RMI.
 Gagal Jantung Kanan
Ditegakkan dengan pemeriksaan klinis, peningkatan tekanan vena jugularis,
hepatomegaly, asits, edema tungkai.
9. Apa tatalaksana awal yang dapat diberikan pada Tn.N?
 Tatalaksana PPOK, Apakah ada syok kardiogernik? Jika ada harus ada
bantuan farmakologis (epinefrin), Mekanika (intubasi).
 Jika gagal nafas maka bantuan ventilasi oksigen. Dirawat di ruang ICU.
Mencari SHAME (Sindrom Koroner Akut, Hipertensi emergensi, Aritmia,
Penyebab Mekanik Akut, Emboli Paru) Memberikan obat penurun tekanan
darah dan obat deuretik. PaO2 dibawah 95 baru diberikan oksigenasi. Agonis
beta 2.

Struktur konsep

Learning Objectives

1. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, etiologi, faktor risiko, patogenesis,


manifestasi klinis, diagnosis, diagnosis banding cor pulmonale
2. Mahasiswa mampu menjelaskan definisi, etiologi, faktor risiko, patogenesis,
manifestasi klinis, diagnosis, diagnosis banding tatalaksana gagal jantung

Anda mungkin juga menyukai