A. Pengkajian
1. Pengumpulan Data
a. Data umum
1) Identitas Klien
a) Nama : Tn. T
c) Agama : Kristen
e) Pekerjaan : Pensiunan
d) Agama : Kristen
e) Hub. Dengan Klien : Anak
TRIAGE :
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan Klien
(1) Riwayat Kesehatan Sekarang
(a) Alasan Masuk Rumah Sakit
Klien rujukan dari RSPP dengan keluhan lemas,
penurunan kesadaran, melena saat di Emergency,
kedua tangan edema, luka post operasi di abdomen
dengan GCS 13, indikasi dirujuk ke ICU rumah sakit
Pondok Indah : sepsis karena klien perlu pemasangan
ventilator dan observasi hemodinamik.
4) Data Biologis
a) Penampilan Umum
Klien tampak sakit berat, kesadaran somnolen, pasien
terpasang monitor dan terpasang ventilator dengan Mode
SIMV, serta pasien terpasang kateter urine, terpasang NGT no
16, terpasang CVC 3 dan 2 lumen, klien terlihat ada penurunan
kekuatan di kedua ekstermitas atas dan bawah, klien sering
berteriak, dan terdapat luka dekubitus di area dekat anus sudah
tertutup CGF.
b) Tanda-Tanda Vital
(1) Tekanan Darah : 160/90 mmHg terlihat dimonitor
Rentang : 160-94 / 134-79 mmHg
(2) MAP : 90 mmHg
Rentang : 110-84 mmhg
(3) Nadi : 110 x/menit, Irreguler, terlihat di
monitor
Rentang : 116-64 x/menit
(4) Suhu : 37,6 0C
Rentanf : 37.6-36.8 0C
(5) Pernapasan : 28 x/menit Ireguler, terlihat di
monitor, jenis pernafasan dalam, dan terlihat menggunakan
otot tambahan pernapasan
Rentang : 28-16 x/menit
(6) SpO2 : 100 %
Rentang : 98-100 %
c) Pengkajian Primer
(1) Airway
Klien terlihat ada gangguan pada jalan nafas, karena dilihat
dari objektif klien tampak kesulitan bernapas, serta banyak
sputum saat dilakukan suction, dan terpasang ventilator
dengan mode SIMV.
(2) Breathing
Klien tampak terlihat adanya respirasi spontan dan klien
tampak menggunakan otot tambahan untuk pernapasannya.
(3) Circulation
Nadi klien irregular.
(4) Neurolgi
Nilai GCS : Eye = 3
Verbal = 1
Motorik = 4
Nilai = 8 + terpasang
ventilator MODE SIMV RR 12 TD 500 PS 10 PEEP 10
FIO2 50%
Kesadaran Kuantitatif : Somnolen dengan terpasang
Recofol 600 mg .
d) Pengkajian Sekunder
(1) Anamnesa
Klien tidak dapat di kaji, karena kondisi klien mengalami
penurunan kesadaran, terpasang monitor, dan ventilator
dengan Mode SIMV.
Palpasi :
Perkusi :
Palpasi :
Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid
5) Data Psikologis
a) Status Emosi : Klien tampak gelisah
b) Konsep Diri
(1) Gambaran Diri : Klien tidak bisa terkaji, karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
(2) Harga Diri : Klien tidak bisa terkaji, karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
(3) Ideal Diri : Klien tidak bisa terkaji, karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
(4) Identitas Diri : Klien tidak bisa terkaji, karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
(5) Peran : Klien tidak bisa terkaji, karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
(6) Gaya Komunikasi : Klien tidak bisa terkaji, karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
(7) Pola Interaksi : Klien tidak bisa terkaji, karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
(8) Pola Mengatasi Masalah : Klien tidak bisa terkaji, karena
pasien mengalami penurunan kesadaran
6) Data Penunjang
a) Laboratorium
CHLORIDE 99 99 99 98-109
UREUM 72 80 77 15-39
b) Radiologi
THORAX
a) KESAN : Cardiomegali ringan, dibandingkan dengan hasil
sebelumnyatampak pleuramonia paru-paru kanan bawah
berkurang, pleura-pneumonia paru-paru kiri bawah
bertambah, yang lain Stqa.
b) KESAN : Tampak hepatomegaly ringan dengan tanda-
tanda fatty liver (mild) dan effuse pleural bilateral, disertai
gambaran cholecytolithiasis yang menunjukan ukuran GB
agak cintracted dengan dinding yang sebagian menebal +/-
0.49 cm disertai lithiasis intravesical multiple dengan
ukuran diameter terbesar +/- 0,52 cm, dan juga terlihat
tanda-tanda nephropathy ringan terutama pada ginjal kiri
dengan perenchym yang agak hyperechoic disertai adanya
non showing stone di medulla pole atas dengan uk +/- 2.06
cm dan kista multiple (jumlah +/- 2) dengan ukuran +/- 4,47
cm yang disertai komponen kalsifikasi di dalamnya
(complex cyst), sedangkan pada ginjal kanan tidak
menunjukan menunjukan dengan VU dengan dengan uk +/-
0.53 cm,, sedangkan pada prostat masih menunjukan ukuran
yang normal akan tetapi menunjukan ostium uretherae yang
agak lebar (post TURP) dan ada kelainan pada organ
abnormal.
c) KESAN : Tampak tanda-tanda cerebral atrophy ringan,
terutama didaerah frontal dan parietal bilateral, se-lain itu
tak terlihat abnormalitas cerebral/intracranial lebih lanjut
saat ini, terutama tak terlihat tanda-tanda ICH, edema
cerebri pathologis lainnya yang mencurigakan
hemorhage/infarka akut baik supra maupun infra-tentorial,
demikian juga terlihat adanya SDH/EDH/SAH.
d) KESAN : Pemeriksaan MRI kepala non kontras pada saat
ini tak tampak perdarahan/malformasi vaskular/SOL/Infark
Akut/kelainan lainnya.
7) Diet
Cair 1200 kalori di bagi menjadi SV Besar (3x300ml) dan SV
Kecil (3x100ml)
8) Terapi
a) Acara Infus : Clinimix 1000 ml dan Clinoleac 100 ml
b) Obat Oral :
Calcium Carbonat
Indikasi : Pencegahan dan pengobatan gangguan
metabolisme kalsium
Mucosta
Indikasi : Terapi kombinasi dengan penghambat pompa
oritin, antikolinergik atau antagonis H2 untuk tungkak
lambung.
Inpepsa
Indikasi : Tungkak lambung dan duodenum, dan gastritis
kronik.
Amlodipine
Indikasi : Untuk klien yang mengalami Hipertensi, iskemia
miokard, dan angina.
Aprovel
Indikasi : Hipertensi esensial
Lodomer
Indikasi : Agitasi psikomotor pada kelaninan tingkah laku
Samprima Forte
Indikasi : Untuk mengobati proses infeksi atau peradangan
dalam tubuh manusia
Folic Acid
Indikasi : Suplemen untuk penderita penyakit dibetesmilitus
Urispras
Indikasi : Untuk menarik cairan, sehingga proses eliminasi
urin tidak terganggu
Ketosteril
Indikasi : Terapi insufisiensi ginjal kronik pada retensi yang
terkompesasi atau dekompensasi
c) Obat Injeksi
Fentanyl
Indikasi : Suplemen analgetik narkotik pada anestesi regional
atau general
Recofol
Indikasi : Induksi dan pemeliharaan anetesi umum, sedasi
selama perawatan intensif
Tranexid
Indikasi : edema angioneurotik herediter, perdrahan abnormal
sesudah operasi perdarahan akibat pencabutan gigi pada
penderita hemofilia
Calcium Gluconas
Indikasi : Dalam keadaan terapi kekurangan kalsium
Lasix
Indikasi : Obat lini pertama pada pengobatan edema yang
disebabkan oleh gagal jantung kongestif, sirosis hati, dan
penyakit gnjal, termasuk sindrom nefrotik.
Brainact
Indikasi : Kehilangan kesadaran karena kerusakan otak,
cedera kepala, atau bedah otak dan infark serebri
Inviclot
Indikasi : Pencegahan dan pengobatan trombosis vena dan
embolis paru, pengobatan embolis arterial, mencegah
pembekuan darah dalam arteri dan bedah jantung, trombosis
serebral, antikuogulan pada tranfusi darah.
Tramal
Indikasi : Penatalaksanaan jangka pendek/panjang untuk
nyeri pasca pos op
Aminophillyin
Indikasi : Untuk meredakan dan mengatasi obstruksi sluran
pernapasan yang berhubungan dengan asma bronkial dan
penyakit kronik paru lainnya
Tamoliv
Indikasi : Untuk terapi penurunan suhu tubuh dan analgetik
Methycobal
Indikasi : Neuropati perifer
Maxicef
Indikasi : Infeksi saluran napas bawah, kulit dan struktur
kulit, intra abdominal
Mycamin
Indikasi : Mycafungin Na
Flagyl
Indikasi : Pencegahan infeksi anaerobik
Nexium
Indikasi : Terapi refluks esofagitis erosif
Neo-K
Indikasi : Pencegahan dan pengobatan pada penyakit
hemorrhagic
Adona
Indikasi : Pendarahan abnormal selama setelah pembedahan
oleh karena menurunnya resistensi kapiler
Combiven
Indikasi : Untuk terapi terjadinya bronkospasme
2. Pengelompokan Data
Tidak dapat dikaji dikarenakan klien mengalami Pasien tampak penurunan kesadaran
penurunan kesadaran dengan kesadaran somnolen Pasien menggunakan monitor, NGT, dan
Dower Catheter
dan terpasang ventilator MODE SIMV RR 12 TD Pasien terintubasi dan terpasang CVC 3
500 PS 10 PEEP 10 FIO2 50% lumen
Klien bedrest dan terpasang restrain
Ada luka dekubitus di dekat sekitar anus,
dan terpasang CGF
Ada edema di ekstremitas atas dan bawah
Terdengar ada suara slym di saluran
pernapasan dan telihat keluar di selang
ETT
Klien terlihat ada pernapasan spontan dan
klien tampak menggunakan otot
pernapasan
Nadi klien ireguler dan klien tampak
bedrest
Nilai GCS 8 : somnolen
Tekanan darah 160/90 mmHg
MAP 90 mmHg
Nadi 110 x/m
Suhu 37,6 0C
RR : 28 x/m
SPO2 100 %
Ronchi basah -/-
Total Balance kumulatif (-) dengan HD,
dan Per 6 jam (+)
ADL dibantu perawat
Terdapat penurunan kekuatan pada
ekstermitas atas dan bawah
Hasil Laboratorium, Radiologi , dan Ct-
Scan
3. Analisa Data
Kelebihan volume cairan berhubungan Tujuan : Setelah diberikan 1. Kaji status cairan ; timbang 1. Pengkajian merupakan data dasar
dengan penurunan haluaran urine, tindakan keperawatan, pasien berat badan,keseimbangan berkelanjutan untuk memantau
kelebihan diet, dan retensi natrium dan dapat mempertahankan berat masukan dan haluaran, turgor perubahan dan mengevaluasi
air. badan ideal tanpa kelebihan kulit dan adanya edema, distensi intervensi.
volume cairan. vena leher,tekanan darah, denyut 2. Untuk mengetahui
dan irama nadi. fungsihemodinamik klien dan
Kriteria Hasil : 2. Observasi hemodinamik klien menentukan intervensi selanjutnya
Menunjukkan perubahan per Jam 3. Pembatasan cairan akan menentukan
berat badan yang lambat. 3. Batasi masukan cairan. berat tubuh ideal, haluaran urin,dan
Mempertahankan 4. Identifikasi sumber potensial respon terhadap terapi.
pembatasan diet cairan. cairan ; medikasi dan cairan 4. Sumber kelebihan cairan yang tidak
Menunjukkan turgor kulit yang digunakan untuk diketahui dapat diidentifikasi.
normal tanpa ada edema. pengobatan oral dan intravena, 5. Pemahaman meningkatkan kerjasama
Menunjukkan tanda–tanda makanan. pasien dan keluarga dalam pembatasan
vital normal. 5. Jelaskan pada pasien dan cairan.
Menunjukkan tidak adanya keluarga rasional dari 6. Indikasi kelebihan cairan pada tubuh
distensi vena leher. pembatasan cairan. klien
Melaporkan adanya 6. Kaji edema pada ekstremitas 7. Kenyamanan pasien meningkatkan
kemudahan dalam bernafas klien kepatuhan terhadap pembatasan diet.
atau tidak terjadi nafas 7. Beritahu pasien dalam 8. Untuk mengetahuan keseimbangan
pendek. menghadapi ketidaknyamanan intake ouput cairan klien
akibat pembatasan cairan. 9. Menjaga kesembangan cairan tubuh
8. Observasi Intake Ouput klien klien
setiap shif
9. Kolaborasi dengan Dokter untuk
pemberian obat diuretik atau
dilakukan hemodialisa
Gangguan jalan napas berhubungan Tujuan 1. Buka jalan nafas, guanakan 1) Untuk membebaskan saluran
dengan produksi sputum klien yang teknik chin lift atau jaw thrust jalan napas klien, supaya pasokan
berlebihan Setelah diberikan tindakan bila perlu udara yang didapatkan adekuat.
keperawatan klien mampu 2. Posisikan pasien untuk 2) Untuk memaksimal proses
bernapas dengan baaik memaksimalkan ventilasi ventilasi dan O2 yang didapatkan
3. Identifikasi pasien perlunya sesuai dengan kebutuhan klien
Kriteria Hasil pemasangan alat jalan nafas 3) Untuk menentukan tindakan
Mendemonstrasikan buatan keperawatan selanjutnya
peningkatan ventilasi dan 4. Pasang ETT bila perlu 4) Supaya tidak terjadinya gangguan
oksigenasi yang adekuat 5. Lakukan fisioterapi dada jika jalan napas
perlu 5) Memaksimalkan proses
Memelihara kebersihan paru 6. Keluarkan sekret dengan batuk penyembuhan
paru dan bebas dari tanda tanda atau suction 6) Mengurangi produksi sekret
distress pernafasan 7. Auskultasi suara nafas, catat dalam saluran napas klien
adanya suara tambahan 7) Untuk mengetahui kondisi lapang
Mendemonstrasikan batuk 8. Lakukan suction pada ETT paru klien, dan sebagai data untuk
efektif dan suara nafas yang 9. Berika bronkodilator bial perlu melakukan tindakan selanjutya
bersih, tidak ada sianosis dan 10. Atur intake untuk cairan 8) Memastikan kepatenan jalan
dyspneu (mampu mengeluarkan mengoptimalkan keseimbangan. napas
sputum, mampu bernafas 11. Monitor respirasi dan status O2 9) Mempermudah pengeluaran
dengan mudah, tidak ada pursed secret klien
lips) 10) Menjaga keseimbangan cairan
tubuhk lien
Tanda tanda vital dalam rentang 11) Untuk menjaga terjadinya
normal kekurangan O2 dalam tubuh klien
Kerusakan integritas kulit yang Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji secara komprehensif 1. Kulit cenderung rusak karena
berhubungan dengan imobilisasi dan keperawatan selama … x 24 jam sirkulasi perifer (cek pulsasi perubahan sirkulasi perifer
tidak adekuatnya sirkulasi perifer perfusi jaringan perifer pasien perifer, adanya udema, 2. Mencegah terjadinya luka dekubitus
adekuat , dengan criteria : pengisian kapiler, warna kulit pada tubuh pasien
Pengisian kapiler perifer dan suhu ekstrimitas) 3. Untuk mencegah kekeringan pada kulit
adekuat 2. Amati kulit dari munculnya klien yang tertekan
Tingkat sensasi normal perlukaan atau memar akibat 4. Menjaga kelembaban kulit klien
Warna kulit normal tekanan 5. Membantu perawat dalam menentukan
Suhu ekstrimitas hangat 3. Beri lotion atau minyak pada tindakan untuk mengatasi luka
Udema perifer tidak terjadi kulit klien dekubitus
Nyeri local ekstrimitas 4. Bantu klien untuk mandi 6. Untuk mengurangi penekanan pada
tidak terjadi ditempat tidur kulit pasien
Tidak terjadi luka dekubitus 5. Kaji adanya ketidak nyamanan 7. Menjaga intergritas kulit pasien
atau nyeri local 8. Untuk mempercepat proses
6. Rubah posisi pasien minimal penyembuhan luka
tiap 2 jam jika tidak ada kontra 9. Memberi terapi yang tepat pada luka
indikasi klien
7. Bersihkan dan keringkan kulit
pasien
8. Lakukan perawatan luka sesuai
dengan indikasi
9. Kolaborasi dengan dokter untuk
pemberian obat luka
D. Implementasi Keperawatan
I, II,III 11:15 Melakukan suction via ETT dan mulut slym Samuel
kental warna kekuningan dengan jumlah
banyak klien masih tampak kesulitan
bernapas
I, II, III 11.30 Melakukan cek GD dengan hasil 129 mg/dl : Samuel
Novorapid drip 2.5 unit/jam tanpa SC
Melakukan pemberian sonde vuding dan air
putih sesuai program
Dan Obat Oral : N/A, mucosta, inpepsa,
cordaron, amlodipine, sumagesic, F.acid,
uripras, ketosteril, dan lodomer
Obat Injeksi : Nexium, Brainact, neo-K dan
Metychobal
I,II,III 11:15 Melakukan suction via ETT dan mulut slym Samuel
kental warna kekuningan dengan jumlah
banyak klien masih tampak kesulitan
bernapas
D
Tanggal Evaluasi Nama
K
28-11-16 I S : Pasien tidak dapat dikaji dengan penurunan kesadaran Samuel
dan terintubasi
P : Intervensi I dilanjutkan
dan terintubasi
slym
P : Intervensi II dilanjutkan
dan terintubasi
P : Intervensi I dilanjutkan
dan terintubasi
slym
P : Intervensi II dilanjutkan
dan terintubasi
P : Intervensi I dilanjutkan
dan terintubasi
slym
P : Intervensi II dilanjutkan
dan terintubasi