DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 8 volume 2. Jakarta, EGC.
Carpenito Moyet, Lynda Juall. 2006. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC
Johnson, M.,et all, 2002, Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition, IOWA Intervention
Project, Mosby.
Mc Closkey, C.J., Iet all, 2002, Nursing Interventions Classification (NIC) second Edition, IOWA
Intervention Project, Mosby.
Smeltzer C Suzanne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah, Brunner and Suddarth’s, Ed 8 Vol
1. Jakarta: EGC.
Bersihan jalan napas tidak efektif b.d kelemahan, upaya batuk yang buruk, sekresi yang kental atau
berlebihan.
Kriteria hasil :
Intervensi :
1. Auskultasi bunyi nafas. Catat adanya bunyi nafas, mis: mengi, krekels, ronki.
3. Ajarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diagframatik dan batuk.
Rasional: Tindakan ini menimbulkan air ke dalam percabangan bronkial dan pada sputum,
menurunkan kekentalannya, sehingga mudah evakuasi sekresi.
5. Lakukan drainase postural dengan perkusi dan vibrasi pada pagi dan malam hari sesuai yang
diharuskan.
6. Instruksikan pasien untuk menghindari iritan seperti asap rokok, aerosol, suhu yang ekstrim dari
asap.
7. Ajarkan tentang tanda-tanda dini infeksi pernapasan yang harus dilaporkan pada dokter dengan
segera.
Rasional: Infeksi pernapasan minor yang tidak memberikan konsekuensi pada individu
dengan paru-paru yang normal dapat menyebabkan gangguan fatal.
Kriteria hasil :
Intervensi:
1. Kaji dispnea, takipnea, bunyi pernapasan abnormal, peningkatan upaya respirasi, keterbatasan
ekspansi dada dan kelemahan.
Rasional: Weezing atau mengi indikasi akumulasi
2. Evaluasi perubahan-tingkat kesadaran, catat tanda-tanda sianosis dan perubahan warna kulit,
membran mukosa, dan warna kuku.
Rasional: Akumulasi sekret dapat mengganggu oksigenasi di organ
5. Monitor GDA
Rasional: Bronkodilator mendilatasi jalan napas dengan membantu melawan edema mukosa
bronkial dan spasme muskular. Karena efek samping biasa terjadi pada tindakan ini, dosis obat
disesuaikan dengan cermat untuk setiap pasien.
Rasional: Teknik ini memperbaiki ventilasi dengan membuka jalan napas dan sputum.
Intervensi:
1. Evaluasi respon pasien terhadap aktivitas. Catat laporan dispnea, peningkatan kelemahan &
perubahan tanda vital setelah aktivitas.
2. Berikan lingkungan tenang dan batasi pengunjung selama fase akut sesuai indikasi.
Rasional: Menurunkan stres dan rangsangan yang berlebihan, serta meningkatkan istirahat
pasien.
3. Jelaskan pentingnya istirahat dalam rencana pengobatan dan perlunya keseimbangan aktivitas
dan istirahat.
Rasional: Tirah baring dipertahankan selama fase akut untuk menurunkan kebutuhan
metabolic, menghemat energy untuk penyembuhan.
4. Bantu pasien memilih posisi yang nyaman untuk istirahat atau tidur.
Rasional: Pasien mungkin nyaman dengan kepala tinggi, tidur dikursi, atau menunduk.
Rasional: Meminimalkan kelelahan dan membantu keseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen.
4. Perubahan kebutuhan nutrisi, kurang dari kebutuhan b.d kelelahan, batuk yang sering, adanya
produksi sputum, dispnea, anoreksia.
Kriteria hasil:
- Melakukan perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan mempertahankan berat badan yang
tepat.
Intervensi:
1. Catat status nutrisi paasien: turgor kulit, timbang berat badan, integritas mukosa mulut,
kemampuan menelan, adanya bising usus, riwayat mual/muntahataudiare.
Rasional: berguna dalam mendefinisikan derajat masalah dan
4. Catat adanya anoreksia, mual, muntah, dan tetapkan jika ada hubungannya dengan medikasi.
Awasi frekuensi, volume, konsistensi Buang Air Besar (BAB).
5. Anjurkan bedrest
peningkatan metabolik.
7. Anjurkan makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi protein dan
karbohidrat.
Rasional: Memaksimalkan intake nutrisi dan menurunkan iritasi gaster.
sebelum/setelahmakan.
Rasional: Membantu menurunkan insiden mual dan muntah karena efek
samping obat.
terapi.
X. Daftar Pustaka:
Alsagaff, Hood, dkk. (2005). Dasar-dasar ilmu penyakit paru cetakan ketiga.
Doenges, M.E. (2000). Rencana asuhan keperawatan: Pedoman untuk perencanaan dan
pendokumentasian perawatan pasien. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Irman, S. (2008). Asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem pernapasan. Jakarta:
Salemba Medika.
http://www.klikpdpi.com/konsensus/konsensus-ppok/ppok.pdf tanggal 26
mei 2013
Price, Sylvia. A & Wilson, L. M. (2002). Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit ed: 6.
Jakarta : EGC.
Sherwood, L. (2001). Fisiologi manusia: dari sel ke sistem, Ed: 2. Jakarta: EGC
Smeltzer, S.C., & Bare, B.G. (2002). Buku ajar keperawatan medical-bedah Brunner & Suddarth, vol:1.
Jakarta: EGC.