Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS

PADA TN.S DENGAN LEPTOSPIROSIS

DI RUANG ICU

DISUSUN OLEH :

Ayu Cahyaningtyas Oktaviani (P27220017 129)

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SURAKARTA

2021
ASUHAN KEPERAWATAN KRITIS PADA TN.S DENGAN

LEPTOSPIROSIS

A. PENGKAJIAN

Pengkajian dilakukan pada hari Kamis, 25 Maret 2021 pukul 11.00 WIB

diruang ICU. Data diperoleh dari anamnesa pada keluarga pasien serta dari catatan

medis.

Tanggal MRS : Kamis, 25 Maret 2021

Tanggal Pengkajian : Kamis, 25 Maret 2021

No. RM : 83880XXX

Jam Pengkajian : Pukul 12.00 WIB

Diagnosa Masuk : Leptospirosis / Weil’s Disease

Hari rawat ke :1

1. Identitas

a. Identitas Pasien

1) Nama Pasien : Tn.S

2) Umur : 46 Tahun

3) Suku/ Bangsa : Jawa

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : SMP

6) Pekerjaan : Petani

7) Alamat : Tambongan, Gantiwarno, Klaten

8) Sumber Biaya :-
b. Identitas Penanggung Jawab

1) Nama : Tn.A

2) Umur : 26 Tahun

3) Jenis Kelamin : Laki – Laki

4) Alamat : Klaten

5) Hubungan dengan pasien : Anak

c. Keluhan utama

Pasien mengalami henti nafas dan penurunan kesadaran.

d. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang ke IGD pada Kamis, 25 Maret 2021 pukul 09.00 WIB. Keluarga

pasien mengatakan pasien mengeluh demam tinggi, nyeri otot, mual dan

muntah, tidak bisa buang air kecil sejak 5 hari terakhir. Keluarga pasien

mengatakan saat pasien demam hanya minum obat yang beli diwarung dan

kondisinya tidak kunjung membaik. Kemudian pasien dibawa ke IGD RS

diantar keluarganya. Di IGD hasil pemeriksaan TD : TD 95/50 mmHg,

Nadi 120x/menit, RR 27x/menit, Suhu 39°, SPO2 90%. Di IGD

pasien mendapatkan terapi foto thorax dengan hasil pneumonia bilateral.

Pemeriksaan EKG 12 lead : AF RVR, serta terpasang HD cateter. Lalu pasien

dipindahkan ke ruang ICU pada pukul 10.00 WIB untuk mendapatkan

perawatan yang lebih intensive dengan Diagnosa Medis Leptospirosis.

Sesampai di ICU pasien henti nafas, kemudian dilakukan CPR sebanyak 15

siklus hingga pasien mengalami ROSC (Return of Spontaneous Circulation),

dilakukan intubasi dan pemasangan Ventilator.

e. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Pernah dirawat :-
2. Riwayat penyakit kronik dan menular : tidak

Jenis : -

Riwayat kontrol :-

Riwayat penggunaan obat: -

3. Riwayat alergi:

Obat ya  tidak  jenis : -

Makanan ya  tidak  jenis : -

Lain-lain ya  tidak  jenis : -

4. Riwayat operasi: ya  tidak 

Kapan :-

Jenis operasi :-

5. Lain-lain :-

f. Riwayat Penyakit Keluarga

Keluarga Tn. S mengatakan keluarganya tidak ada yang mempunyai riwayat

penyakit menurun atau menular, dan tidak ada yang mempunyai penyakit

serupa dengan pasien.

g. Primery survey

1) Airway : terdapat sumbatan jalan napas, terdapat slem.

2) Breathing : pasien menggunakan alat bantu ventilasi mekanik, RR : 12 x/

menit, terdengar suara gurgling.

3) Circulation : TD : 85/45 mmHg , N : 120 x/menit, CRT 2 detik, akral

teraba hangat, tidak ada edema.

4) Disability : kesadaran sopor koma, GCS E1M3Vx

5) Exposure : terdapat bekas luka pada insisi HD catheter di sub clavia dextra

h. Secondary Survey
1) Sign and symptoms

Pasien sesak napas dengan kesadaran sopor koma

2) Alergy

Pasien tidak mempunyai alergi terhadap makanan maupun obat tertentu

3) Medication

Pasien belum pernah dirawat di rumah sakit.

4) Past medical history

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit / pengobatan.

5) Last meal

Pasien makan bubur ½ porsi saat sarapan pada pukul 07.00 WIB

6) Event

Pada Kamis, 25 Maret 2021 pukul 09.00 WIB. Keluarga pasien

mengatakan pasien mengeluh demam tinggi, nyeri otot, mual dan muntah,

tidak bisa buang air kecil sejak 5 hari terakhir. Keluarga pasien

mengatakan saat pasien demam hanya minum obat yang beli diwarung dan

kondisinya tidak kunjung membaik. Kemudian pasien dibawa ke IGD RS

diantar keluarganya.

2. Pengkajian B1-B6

a. Sistem Pernafasan (B1)

1) RR : 12 x/menit
2) Kondisi :  sesak  terdapat slem
Batuk :  produktif  tidak produktif
3) Penggunaan otot bantu nafas: tidak menggunakan otot bantu pernafasan
4) Irama nafas:  teratur  tidak teratur
5) Slemm : +/+
6) Retraksi dada : tidak ada
7) Pola nafas:  Dispnoe  Kusmaul  Cheyne Stokes  Biot
8) Suara nafas  gurgling  Ronki  Wheezing
9) Alat bantu napas:  ya  tidak
Jenis : Ventilator
Ventitalor
Mode : VC
FiO2 : 100%
PEEP :5
Vol. Tidal : 360
I:E Ratio :1:2
Lain-lain :-
10) Penggunaan WSD:
Jenis :-
Jumlah cairan : -
Undulasi :-
Tekanan :-
10) Tracheostomy:  ya  tidak
11) Lain – lain :-
b. Sistem Kardio Vaskuler (B2)
1) TD : 85/45 mmHg , N : 120 x/menit , S : 39˚, SPO2 : 90%
2) Keluhan nyeri dada :  ya  tidak
P :-

Q :-

R :-

S :-

T :-

2) Irama jantung : reguler  ireguler

3) Suara jantung:  normal (S1/S2 tunggal)  murmur

 gallop lain-lain.....

4) RBB/Right Bundle Branch Block : -

5) Ictus Cordis: Tidak teraba dan tidak tampak


6) CRT : 2 detik

7) Akral:  hangat  kering  merah basah pucat 


panas  dingin

8) Sikulasi perifer: normal  menurun

9) JVP : Tidak ada peningkatan JVP

10) ECG & Interpretasinya:

AF RVR (atrial fibrilasi dengan respon ventrikel cepat yaitu dengan laju
jantung lebih dari 100 x per menit )

c. Sistem Persyarafan (B3)


1) GCS : E1M3Vx
2) Kesadaran : sopor koma / stupor (keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada
respon terhadap nyeri)
3) Reflek fisiologis : patella triceps biceps
4) Refleks patologis : babinsky brudzinsky kernig
5) Pupil :  anisokor  isokor Diameter: 2/2
6) Sclera :  anikterus  ikterus

7) Reaksi cahaya : +/+


8) Konjunctiva :  ananemis  anemis

9) Tanda-Tanda PTIK : -
10) Gangguan pendengaran:  Ada  Tidak Ket. : -
11) Gangguan penglihatan :  Ada  Tidak Ket. : -
12) Gangguan Penciuman ;  Ada  Tidak Ket. : -
d. Sistem Perkemihan (B4)
1) Kebersihan genetalia:  Bersih  Kotor
2) Sekret :  Ada  Tidak
3) Ulkus :  Ada  Tidak
4) Kebersihan meatus uretra :  Bersih  Kotor
5) Keluhan kencing :  Ada  Tidak
Bila ada, jelaskan : Pasien anuria, 5 hari tidak bisa BAK
6) Kemampuan berkemih:
 Spontan  Alat bantu, sebutkan:
Jenis : dower catether
Ukuran : 16
Hari ke :1
7) Produksi urine : ±50 cc/hari
Warna : kuning pekat
Bau : Amonia
8) Kandung kemih : Membesar ya  tidak
e. Sistem Pencernaan (B5)
1) TB : 165 cm BB : 60 kg
2) IMT : 22 Interpretasi : Berat Badan Ideal
3) Mulut : bersih  kotor  berbau
4) Membran mukosa :  lembab  kering  stomatitis
5) Terpasang alat bantu : NGT
6) Stress ulcer :  ada  tidak
7) Abdomen : datar  tegang  kembung  ascites
8) Luka operasi :  ada  tidak
Tanggal operasi :-
Jenis operasi :-
Lokasi :-
Keadaan :-
9) Drain :  ada  tidak
Jumlah :-
Warna :-
Kondisi area sekitar insersi : -
10) Peristaltik : 15 x/menit
11) BAB : 1 x/hari Terakhir tanggal : 1 hari yang lalu
12) Konsistensi :  keras  lunak  cair
 lendir/darah
13) Diet :  padat  lunak  cair
f. Sistem muskuloskeletal (B6)
1) Pergerakan sendi :  bebas  terbatas
2) Kekuatan otot : 2/2/2/2
3) Kelainan ekstremitas :  ya  tidak
4) Kelainan tulang belakang :  ya  tidak
5) Fraktur :  ya  tidak
Jenis :-
6) Traksi :  ya  tidak
- Jenis :-
- Beban :-
- Lama pemasangan :-
7) Penggunaan spalk/gips :  ya  tidak

8) Sirkulasi perifer : normal / tidak sianosis


9) Kompartemen syndrome :  ya  tidak
10) Kulit :  ikterik  sianosis  kemerahan
 hiperpigmentasi
11) Turgor kulit :  baik  kurang jelek
12) Luka operasi :  ada  tidak
Tanggal operasi :. -
Jenis operasi :-
Lokasi :-
Keadaan :-
13) Drain :  ada  tidak
Jumlah :-
Warna :-
Kondisi area sekitar insersi :-
14) Pitting edema :-
15) Ekskoriasis :  ya  tidak
16) Urtikaria :  ya  tidak
17) Lain-lain :-
3. Pemeriksaan penunjang
a. EKG
Hasil EKG terdapat gambaran AF RVR (atrial fibrilasi dengan respon
ventrikel cepat yaitu dengan laju jantung lebih dari 100 x per menit )
b. Laboratorium
Hasil Laboratorium pada tanggal 25 Maret 2021
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
BGA
pH 7,01 - 7,38-7,42
pCO2 20 mmHg 35 – 45
pO2 60 mmHg 80-100
SO2 90 % ≥95%
HCO3 18 mEq/L 22-28
BE -18,4 - -2 sampai + 2
DARAH RUTIN

Hb 10,5 g/dl 14 – 18
Eritrosit 3,54 juta/ul 4.6 – 6.2
Leukosit 26,54 ribu/ul 4.1 – 10.9
Trombosit 101 ribu/ul 140 – 440
Hematokrit 28,1 % 40 – 54
DiffCount

Basofil 0,10 % 0-2


Neutrofil 93,60 % 50-70
Eosinofil 0,1 % 0-3
Monisit 4,70 % 1-10
Limfosit 1,60 % 15-40
NLR 58,50
Ureum 396,7 mg/dl 10 – 50
Creatinin 7,32 mg/dl 0.6 – 1.1
Bun 185,4 mg/dL 8-24
SGOT 98,7 u/l < 37
SGPT 142,5 u/l < 42
IGM Anti Lepto (+) Negatif

4. Program Terapi
Pasien mendapatkan terapi dari dokter pada tanggal 25 Maret 2021 terapi obat yaitu :
a. Infus NaCl 1 liter
b. Norephineprin/Vascon dosis 0,1 meq/KG/BB/menit = 9 cc/jam masuk ke tubuh
pasien
c. Dobutamin 5 meq/KG/BB/menit, BB 60 kg = 3,6 cc/jam
d. Inj Ceftiaxone 2gr/12 jam
e. Inj Methyl Prednisolon 1 gram/24 jam
f. Inj OMZ 40mg/12 jam
g. Inj Paracetamol 1 gr/KP

B. ANALISA DATA
No Data fokus Masalah Etiologi
1. DS: Bersihan jalan Sekresi yang
- Keluarga pasien napas tidak efektif tertahan

mengatakan pasien

mengalami sesak nafas

sejak 5 hari sebelum

masuk rumah sakit.

DO:

- Terdapat suara

tambahan : gurgling

- Terdapat slem

- Batuk nampak tidak

produktif

- RR : 12x/menit

- SPO2: 90%

- Slemm : +/+

2. DS : Hipertermia Proses Penyakit


- Keluarga pasien (leptospirosis)

mengatakan pasien

mengalami demam tinggi

sejak 5 hari sebelum

masuk rumah sakit

DO :

- S : 39˚

- Akral teraba hangat

- HR : 120x/menit
3. DS : Risiko perfusi renal Disfungsi ginjal

- Keluarga pasien tidak efektif ditandai dengan


mengatakan pasien penurunan sirkulasi

mengeluh tidak bisa BAK eliminasi ginjal

selama 5 hari sebelum

masuk rumah sakit

DO :

- Terjadi asidosis

metabolik (pH = 7,01,

PCO2= 20, HCO3=18)

- Hasil laboratorium pada

tanggal 25 Maret 2021 :

SGOT : 98,4

SGPT : 142,5

BUN : 185,4

- Pengeluaran urine

50cc/hari

- Pasien sudah terpasang

HD cateter

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan (D.0001)

2) Hipertermia b.d proses penyakit leptospirosis (D.0130)

3) Resiko perfusi renal tidak efektif berhubungan dengan disfungsi ginjal ditandai

dengan penurunan sirkulasi eliminasi ginjal (D.0016)

D. INTERVENSI KEPERAWATAN
No Diagnosa Standar Luaran Keperawatan Strandar Intervensi
dx keperawatan Indonesia Keperawatan Indonesia
1. Bersihan jalan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas

napas tidak efektif keperawatan ... x ... jam, maka Buatan (I.01012)

b.d sekresi yang diharapkan kemampuan Tindakan

tertahan (D.0001) membersihkan sekret atau obstruksi - Monitor posisi selang

jalan napas untuk mempertahankan endotrakeal (ETT)

jalan napas tetap paten meningkat terutama setelah

(L.01001), dengan kriteria hasil : mengubah posisi

1. Produksi sputum menurun - Monitor tekanan balon

2. Dispneu menurun ETT setiap 4-8 jam

3. Frekuensi napas membaik - Monitor kulit area stoma

No Indikato Skor Skor trakeostomi (mis.


r Awal Capaian
1 Produks 2 4 Kemerahan, drainase,
i
Sputum perdarahan)
2. Dispnea 3 4
3. Frekuen 2 4 Terapeutik
si napas
Keterangan : - Kurangi tekanan balon
1 : menurun/memburuk secara periodik setiap
2 : cukup memburuk shift
3 : sedang - Pasang oropharingeal
4 : cukup membaik airway (OPA) untuk

mencegah ETT tergigit

- Cegah ETT terlipat

- Berikan pre-oksigenasi

100% selama 30 detik (3-

6 kali ventilasi) sebelum


dan sesudah penghisapan

- Berikan volume pre-

oksigenasi (bagging atau

ventilasi mekanik) 1,5

kali volume tidal

- Lakukan penghisapan

lendir kurang dari 15

detik jika diperlukan

(bukan berkala / rutin)

- Ganti fiksasi ETT setiap

24 jam

- Ubah posisi ETT secara

bergantian (kiri dan

kanan ) setiap 24 jam

- Lakukan perawatan mulut

(mis. Sikat gigi, kasa,

pelembab bibir)

- Lakukan perawatan

stoma trakeostomi

Edukasi

- Jelaskan pasien

dan/keluarga tujuan dan

prosedur pemasangan

jalan napas buatan

Kolaborasi
- Kolaborasi intubasi ulang

jika terbentuk mucous

plug yang tidak dapat

dilakukan penghisapan
2. Hipertermia Setelah dilakukan tindakan Manajemen Hipertermia

b.d proses keperawatan ... x ... jam, maka (I.15506)

penyakit diharapkan pengaturan suhu tubuh Observasi

leptospirosis pasien agar tetap berada pada - Identifikasi penyebab

(D.0130) rentang normal (L.14134), dengan hipertermia (mis.

kriteria hasil : Dehidrasi, terpapar

1. Menggigil menurun lingkungan panas,

2. Suhu tubuh membaik penggunaan inkubator)

3. Tekanan darah membaik - Monitor suhu tubuh

No Indikator Skor Skor - Monitor kadar elektrolit


Awal Capaian
1 Menggigil 4 1 - Monitor haluaran urine
2 Suhu tubuh 2 4

3 Tekanan 2 4 - Monitor komplikasi


darah
Keterangan : akibat hipertermia

1 : menurun/memburuk Terapeutik

2 : cukup memburuk - Sediakan lingkungan

3 : sedang yang dingin

4 : cukup membaik - Longgarkan atau lepaskan

pakaian

- Basahi dan kipasi

permukaan tubuh

- Berikan cairan oral

- Ganti linen setiap hari


lebih sering jika

mengalami hiperhidrosis

(keringat berlebih)

- Hindari pemberian

antipiretik atau aspirin

- Berikan oksigen jika

perlu

Edukasi

- Anjurkan tirah baring

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian

cairan dan elektrolit

intravena jika perlu


3 Resiko perfusi Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Syok (I.02068)

renal tidak efektif keperawatan selama .. x ... jam Observasi

berhubungan diharapkan perfusi renal dapat - Monitor status

dengan disfungsi meningkat(L.02013), dengan kardiopulmonal

ginjal ditandai kriteria hasil : (frekuensi dan kekuatan

dengan penurunan 1. Tekanan darah meningkat nadi, frekuensi napas,

sirkulasi eliminasi 2. Jumlah urine meningkat TD, MAP)

ginjal (D.0016) 3. Kadar urea nitrogen - Monitor status

membaik oksigenasi ( oksimetri

4. Keseimbangan asam basa nadi, AGD)

membaik - Monitor status

No Indikator Skor Skor cairan(masukan dan


Awal Capaian
haluaran, turgor kulit,
1. Tekanan 2 4 CRT)
darah

2. Jumlah 2 4 - Monitor tingkat


urine
3. Kadar 1 4 kesadaran dan respon
urea
nitrogen pupil
4. Fungsi 1 4
hati
5. Keseimb 2 4 Terapeutik
angan
asam - Berikan oksigen untuk
basa
Keterangan : mempertahankan

1 : menurun/memburuk saturasi oksigen >94%

2 : cukup memburuk - Persiapkan intubasi dan

3 : sedang ventilasi mekanik jika

4 : cukup membaik perlu

- Pasang jalur IV jika

perlu

- Pasang kateter urine

untuk menilai prooduksi

urine

- Lakukan skin test untuk

mencegah reaksi alergi

Edukasi

- Jelaskan penyebab /

faktor resiko syok

- Jelaskan tanda dan

gejala awal syok

- Anjuran melapor jika

menemukan tanda dan


gejala awal syok

- Anjurkan

memperbanyak asupan

cairan oral

- Anjurkan menghindari

alergen

Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian

IV

- Kolaborasi pemberian

tranfusi darah jika perlu

- Kolaborasi pemberian

anti inflamasi jika perlu

E. EVALUASI KEPERAWATAN

Tanggal, Dx. Evaluasi TTD


waktu Kep
28 / 03 / 2021 1 S: AYU
Pukul 08.00 - Pasien mengatakan lemas dengan suara CAHYA
WIB yang sangat lirih
O:
- RR 15 x/menit,
- SPO2 95%.
- Bunyi nafas terdengar gurgling
- Terdapat slem ++
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor bunyi nafas
- Lakukan suction jika diperlukan
- Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian dosis oksigen dan
pemasangan ventilator
2 S: AYU
- Pasien mengatakan lemas dengan suara CAHYA
yang sangat lirih
O:
- Suhu 37.7°C
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor suhu pasien
- Berikan cairan intravena pada pasien
- Anjurkan lakukan tapid sponge
- Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat
3 S: AYU
- Pasien mengatakan lemas dengan suara CAHYA
yang sangat lirih
O:
- Pengeluaran urine 70cc
- Warna urine kuning kecoklatan
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
- Monitor status cairan pasien
- Planning pemeriksan laboratorium
(BUN, Ureum, SGOT, SGPT, pH)
- Planning HD Cito (apabila kondisi
pasien sudah stabil)
- Berkolaborasi dengan dokter dalam
pemberian obat

Anda mungkin juga menyukai