Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN.

N DENGAN DHF
DI RUANG RAWAT INAP ALAMANDA III
RSUD LEUWILIANG

Disusun Oleh :
Muhamad Rangga Gumelar, A.Md.Kep
NIP.199811252022091290

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LEUWILIANG


KABUPATEN BOGOR
2022
ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. N DENGAN DHF

Tanggal Masuk RS : 10/09/2022


Tanggal Pengkajian : 12/09/2022
Ruang/Kelas : Alamanda III / III
Diagnosa Masuk : DHF H 5

A. PENGKAJIAN
1. Indentitas Klien
Nama : Tn. N
No. Registrasi : 00334545
Tanggal Lahir / Usia : 05 Juli 1981 / 41 tahun 4 bulan 14 hari
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Sunda/Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Buruh
Alamat : Kp. Rancabakti 001/005

2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan Utama
Demam hilang timbul sejak 5 hari.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang ke IGD tanggal 10/09/2022 pukul 12.21 dengan
keluhan demam hilang timbul sejak 5 hari SMRS. Pasien mengatakan
demam naik turun, badan terasa mengigil, lemas, nyeri ulu hati, dan
tidak nafsu makan. Pasien mengatakan nyeri ulu hati dirasa nyut nyutan,
seperti ditusuk-tusuk di perut tengah atas, nyeri hilang timbul, nyeri bila
aktivitas, nyeri hilang bila istirahat. Skala nyeri 3 (0-10).
Saat tiba di IGD keadaan umum pasien tampak sakit sedang,
kesadaran CM, hasil pemeriksaan tanda-tanda vital: TD : 120/70mmHg,
N : 102x/mnt, RR : 21x/mnt, S : 36,7°C, SpO2: 99% room air, akral
hangat, CRT 2 detik.

1
Pasien dikonsulkan oleh dr. D yang sedang bertugas di IGD ke dr.
D, Sp.PD, dan mendapatkan terapi : IVFD RL 30 tpm, Paracetamol 4x1
tab k/p, Omeprazole 2x40 mg, Ondansentron 4 mg (bila muntah),
Sucralfat 4x1C, Hepa Q 3x1. Pasien direncanakan pemeriksaan lab
darah rutin, antigen, foto rontgen thorax, cek darah rutin (DR) ulang.
Anjuran rawat inap.
c. Riwayat Kesehatan yang Lalu
1) Riwayat Penyakit Dahulu : Tidak ada
2) Riwayat Alergi : Tidak ada
3) Riwayat Kecelakaan : Tidak ada
4) Riwayat Dirawat di Rumah Sakit : Tidak pernah
5) Riwayat Pemakaian Obat : Paracetamol 3x1 tab (PO)
d. Riwayat Kesehatan Keluarga dan Genogram
1) Genogram

Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki sudah meninggal
: Perempuan sudah meninggal
N : Klien (Tn. N)
: Hubungan
: Tinggal serumah
2) Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang memiliki
penyakit turunan.
e. Data Psikologi
Pasien mengetahui dan menerima penyakitnya. Pasien mengatakan
semenjak sakit pekerjaannya terganggu. Pasien mengatakan ingin segera
sembuh dan bekerja kembali.

2
f. Data Sosial
Pasien mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik. Pola
komunikasi baik. Dalam keluarga pembuat keputusan selalu dilakukan
dengan diskusi. Pasien mengatakan sering mengikuti kegiatan yang ada
di lingkungan rumahnya.
g. Data Spiritual
Pasien mengatakan tidak ada nilai-nilai agama yang bertentangan
dengan kesehatan. Sebelum sakit pasien menyempatkan untuk beribadah
di masjid. Setelah sakit, pasien mengatakan beribadah dengan duduk
atau berbaring.
h. Kondisi Lingkungan Rumah
Pasien tinggal di lingkungan rumah yang bersih, terdapat ventilasi
cukup dengan jendela yang selalu terbuka.
i. Pola Kebiasaan
1) Pola Makan
a) Di rumah : nafsu makan baik, frekuensi 3x/sehari, 1 porsi
habis
b) Di rumah sakit: tidak nafsu makan, frekuensi 3x/sehari, ¼ porsi
habis
2) Pola Eliminasi
a) Di rumah : frekuensi BAK 5-6x/sehari, warna kuning jernih
frekuensi BAB 1x/sehari, warna cokelat
konsistensi tidak ada
b) Di rumah sakit: frekuensi BAK 5-6x/sehari, warna kuning jernih
frekuensi BAB 1x/sehari, warna cokelat
konsistensi tidak ada
3) Pola Istirahat dan Tidur
a) Di rumah : lama tidur siang 1 jam, lama tidur malam 6-7
jam perhari
b) Di rumah sakit: lama tidur siang 3 jam, lama tidur malam 6 jam
perhari
4) Pola Personal Hygiene
a) Di rumah : mandi 2x/sehari, gosok gigi 2x/sehari

3
b) Di RS : mandi 1-2x/sehari dengan dilap, gosok gigi
2x/sehari
5) Kebiasaan yang Memengaruhi kesehatan
a) Merokok : Ya
b) Minuman keras/NAPZA : Tidak

3. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan Fisik Umum
1) Tingkat kesadaran
Keadaan umum : Sakit sedang
Kualitas : Composmentis
Kuantitas : Respon membuka mata (4), Respon verbal (5),
Respon motorik (6)
2) Berat badan : 50 kg (saat ini), 52 kg (sebelum sakit)
3) Tinggi badan : 155 cm
4) IMT : 20,8 (normal 18,5 – 25,0)
5) Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/80 mmHg
Nadi : 85x/mnt
Frekuensi napas : 20x/mnt
Suhu tubuh : 37,2°C
SpO2 : 99%
6) Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
7) Akral : hangat
b. Sistem Penglihatan
Posisi mata : simetris
Kelopak mata : normal
Pergerakan bola mata : normal
Konjungtiva : anemis
Kornea : normal
Pupil : isokor
Otot-otot mata : tidak ada kelainan
Fungsi penglihatan : baik
Tanda-tanda radang : tidak ada

4
Pemakaian kacamata : tidak
Reaksi terhadap cahaya : positif, pupil mengecil bila terkena cahaya +/+
c. Sistem Pendengaran
Daun telinga : normal
Kondisi telinga tengah : normal
Cairan di telinga : tidak ada
Perasaan penuh di telinga : tidak ada
Tinnitus : tidak ada
fungsi pendengaran : normal
Gangguan keseimbangan : tidak ada
Pemakaian alat bantu : tidak
d. Sistem Wicara : normal
e. Sistem Pernapasan
Jalan napas : bersih, tidak ada sumbatan
Pernapasan : baik, tidak ada sesak
Penggunaan otot bantu alat pernapasan : tidak ada
Frekuensi : 20x/mnt
Jenis pernapasan : spontan
Irama : teratur
Kedalaman : dalam
Batuk : tidak ada
Sputum : tidak ada
Palpasi dada : Dada simetris, pergerakan otot dinding dada dinamis,
pergerakan abdomen dan dada sama, taktil fremitus kanan dankiri sama,
ekspansi paru kanan dan kiri sama, tidak ada massa/benjolan.
Perkusi dada : Paru kanan dan kiri sonor/resonan pada seluruh lapang.
Suara napas : vesikuler
Nyeri saat bernapas : tidak ada
Penggunaan alat bantu napas : tidak
f. Sistem Kardiovaskular
1) Sirkulasi perifer
Nadi : 85x/mnt
Irama : teratur
Denyut : kuat

5
Distensi Vena Jugularis : tidak ada
Temperatur kulit : hangat
Warna kulit : pucat
Pengisian kapiler : 2 detik
Edema : tidak ada
2) Sirkulasi jantung
Kecepatan denyut apical : 85x/mnt
Irama : teratur
Kelainan bunyi jantung : tidak ada
Sakit dada : tidak ada
g. Sistem Hematologi
Gangguan hematologi : tidak ada
Perdarahan : tidak ada
h. Sistem Saraf Pusat
Keluhan sakit kepala : tidak ada
Tingkat kesadaran : compos mentis
GCS : 15, E = 4, M = 6, V = 5
Tanda Peningkatan TIK : tidak ada
Gangguan sistem saraf : tidak ada
Pemeriksaan refleks : refleks fisiologis normal, refleks
patologis tidak ada
i. Sistem Pencernaan
1) Keadaan mulut
Caries : tidak ada
Penggunaan gigi palsu : tidak
Stomatitis : tidak
Lidah kotor : tidak
Saliva : normal
2) Muntah : tidak ada
3) Nyeri daerah perut : ya
4) Skala nyeri : 3 (0-10)
5) Inspeksi : tidak ada asites
6) Auskultasi : terdapat gerakan peristaltik, bising usus
8x/mnt

6
7) Palpasi : nyeri tekan dirasakan pada bagian
tengah, perut atas
8) Perkusi : dullness pada daerah kanan atas, timpani
pada kuadran yang lain
9) Lokasi dan karakteristik nyeri:
Nyeri nyut-nyutan, seperti ditusuk-tusuk di tengah atas
10) Diare : tidak ada
11) Konsistensi feses : tidak ada kelainan
12) Konstipasi : tidak
13) Hepar : teraba
14) Abdomen : lembek
j. Sistem Endokrin
Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
Nafas bau keton : tidak ada
Luka gangren : tidak ada
k. Sistem Urogenital
Perubahan pola kemih : tidak ada
BAK : kuning kental/coklat
Distensi kandung kemih : tidak ada
Sakit pinggang : tidak ada
l. Sistem Integumen
Turgor kulit : baik, elastis
Suhu kulit : 37,2°C
Warna kulit : pucat
Keadaan kulit : baik
Kelainan kulit : tidak ada
m. Sistem Muskuloskletal
Kesulitan pergerakan : tidak ada
Sakit tulang sendi, kulit : tidak ada
Fraktur : tidak ada
Kelainan bentuk tulang sendi : tidak ada
Kelainan bentuk struktur tulang belakang : tidak ada
Keadaan tonus otot : baik

7
Kekuatan otot :
5555 | 5555
5555 | 5555

4. Data Penunjang
a) Laboratorium 12 September 2022
No. Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Darah Rutin
1. Hemoglobin 15,5 13,2 – 17,3 g/dl
2. Hematokrit 44 40-52 %
3. Leukosit 12,6* 3,8 – 10,6 103/ul
5. Trombosit 17* 150-440 103/ul

b) Foto Thorax (Tanggal 10 September 2022):


Kesan :
Apex kedua pulmo baik
Corakan bronchovasculer normal
Kedua sinus costofrenicus dan diafragma baik
Cor CTR \T\gt; 0,5
Sistema tulang baik.

5. Penatalaksanaan Medis
a. Cairan : (-)
b. Diet : TKTP 2.100 kkal
c. Terapi dan Obat : IVFD RL 30 tpm, Paracetamol 4x1 tab k/p,
Omeprazole 2x40 mg, Ondansentron 4 mg (bila muntah), Sucralfat 4x1C,
Hepa Q 3x1.

B. ANALISA DATA
No. Data Etiologi Masalah
1. Data Subjektif: Proses infeksi virus Hipertermia
 Pasien mengatakan demam hilang dengue
timbul sejak 5 hari SMRS.
 Pasien mengatakan badan terasa
menggigil.

8
 Pasien mengatakan lemas.
Data Objektif:
 Keadaan umum : sakit sedang
 Tanda-tanda vital:
TD: 110/80mmHg, N: 85x/mnt,
Suhu: 37,2°C, RR: 20x/mnt, SpO2:
99%
 Akral hangat.
 Hasil lab tanggal 12/09/2022:
Trombosit 17.000* (normal 150.000
- 440.000 /ul)
Leukosit 12.600* (3.800 – 10.600
/ul)
Hemoglobin 15,5 (normal 13,2 –
17,3 g/dL)
Hematokrit 44 (normal 40 – 52%)
2. Data Subjektif: Proses patologis Nyeri akut
 Pasien mengatakan nyeri ulu hati. (viremia)
 Pasien mengatakan nyeri dirasa
dirasa nyut nyutan, seperti ditusuk-
tusuk di perut tengah atas, nyeri
hilang timbul, nyeri bila aktivitas,
nyeri hilang bila istirahat.
Data Objektif :
 Nyeri tekan di daerah perut tengah
atas.
 Skala nyeri 3 (0-10).
 Tanda-tanda vital:
TD: 110/80mmHg, N: 85x/mnt,
Suhu: 37,2°C, RR: 20x/mnt, SpO2:
99%

9
3. Data Subjektif: Anoreksia Risiko defisit nutrisi
 Pasien mengatakan mual dan tidak
nafsu makan.
 Pasien mengatakan lemas.

Data Objektif:
 Pasien makan ¼ dari porsi yang
dihidangkan.
 Terdapat penurunan BB
BB saat ini: 50 kg
BB sebelum sakit: 52kg
TB: 155 cm
IMT: 20,8 (normal 18,5 – 25,0)

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan Tanggal Tanggal Nama
Ditemukan Teratasi Jelas
1. Hipertermia b.d proses infeksi virus 12-09-2022 14-09-2022 Br. Rangga
dengue (kode : D.0130, SDKI. 2017)
2. Nyeri akut b.d proses patologis 12-09-2022 14-09-2022 Br. Rangga
(viremia) (kode : D.0077, SDKI, 2017)
3. Risiko defisit nutrisi b.d anoreksia 12-09-2022 14-09-2022 Br. Rangga
(kode: D.0019, SDKI, 2017)

10
D. RENCANA KEPERAWATAN
No. Diagnosa (SDKI) Tujuan dan Kriteria Hasil (SLKI) Intervensi (SIKI)
1. Hipertermia (kode : A. Tujuan Manajemen Hipertermia (kode : I.15506, SLKI, 2018)
D.0130, SDKI. 2017) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 1. Observasi:
jam diharapkan termoregulasi pasien  Identifikasi penyebab hipertermi (mis. Dehidrasi terpapar
membaik. lingkungan panas penggunaan inkubator).
B. Kriteria Hasil Termoregulasi (kode :  Monitor suhu tubuh.
L.14134, SLKI, 2019)  Monitor kadar elektrolit.
1. Mengigil menurun, dari skor 1 2. Terapeutik:
(meningkat) menjadi skor 5 (menurun).  Sediakan lingkungan yang dingin.
2. Suhu tubuh membaik, dari skor 1  Longgarkan atau lepaskan pakaian.
(memburuk) menjadi skor 5 (membaik).
 Basahi dan kipasi permukaan tubuh.
3. Tekanan darah membaik, dari skor 1
 Berikan cairan oral.
(memburuk) menjadi skor 5 (membaik).
 Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami
hiperhidrosis (keringat berlebih).
 Lakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut hipotermia atau
kompres dingin pada dahi, leher, dada, abdomen, aksila).
3. Edukasi:
 Anjurkan tirah baring.
4. Kolaborasi:
 Kolaborasi cairan dan elektrolit intravena, jika perlu.

11
2. Nyeri Akut (kode : A. Tujuan Manajemen Nyeri (kode : I.08238, SLKI, 2018)
D.0077, SDKI, 2017) Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 1. Observasi:
jam diharapkan tingkat nyeri pasien menurun  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
dan kontrol nyeri meningkat. intensitas nyeri.
B. Kriteria Hasil Tingkat Nyeri (kode :  Identifikasi skala nyeri.
L.08066, SLKI, 2019)  Identifikasi respon nyeri non verbal.
1. Keluhan nyeri menurun, dari skor 1  Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri.
(meningkat) menjadi skor 5 (menurun).  Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan.
2. Meringis menurun, dari skor 1
2. Terapeutik:
(meningkat) menjadi skor 5 (menurun).
 Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
3. Tekanan darah membaik, dari skor 1
(mis. TENS, hipnosis, akupresure, terapi musik, biofeedback,
(memburuk) menjadi skala 5 (membaik).
terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres
4. Mual menurun, dari skor 1 (meningkat)
hangat atau dingin, terapi bermain).
menjadi skor 5 (menurun).
 Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu
C. Kriteria Hasil Kontrol Nyeri (kode :
ruangan, pencahayaan, kebisingan).
L.08063, SLKI, 2019)
 Fasilitasi istirahat dan tidur.
1. Melaporkan nyeri terkontrol meningkat,
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
dari skor 1 (menurun) menjadi skor 5
meredakan nyeri.
(meningkat).
3. Edukasi:
2. Kemampuan mengenali onset nyeri
 Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri.
meningkat, dari skor 1 (menurun) menjadi
 Jelaskan strategi meredakan nyeri.
skor 5 (meningkat).

12
3. Kemampuan mengenali penyebab nyeri  Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri.
meningkat, dari skor 1 (menurun) menjadi  Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat.
skor 5 (meningkat).  Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri.
4. Kemampuan menggunakan teknik non- 4. Kolaborasi:
farmakologis meningkat, dari skor 1  Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.
(menurun) menjadi skor 5 (meningkat).
5. Penggunaan analgesik menurun, dari skor
1 (meningkat) menjadi skor 5 (menurun).
3. Risiko Defisit Nutrisi A. Tujuan Manajemen Nutrisi (kode : I.03119, SLKI, 2018)
(kode: D.0019, SDKI, Setelah dilakukan tindakan keperawatan 3x24 1. Observasi:
2017) jam diharapkan status nutrisi membaik.  Identifikasi status nutrisi.
B. Kriteria Hasil Status Nutrisi (kode :  Identifikasi alergi dan intoleransi makanan.
L.03030, SLKI, 2019)  Identifikasi makanan yang disukai.
1. Porsi makanan yang dihabiskan  Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastric.
meningkat, dari skor 1 (menurun) menjadi
 Monitor asupan makanan.
skor 5 (meningkat).
 Monitor berat badan
2. Frekuensi makan membaik, dari skor 1
2. Terapeutik:
(memburuk) menjadi skor 5 (membaik).
 Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Piramida makanan).
3. Nafsu makan membaik, dari skor 1
 Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai.
(memburuk) menjadi skor 5 (membaik).
 Berikan makan tinggi serat untuk mencegah konstipasi.
4. Nyeri abdomen menurun, dari skor 1
(meningkat) menjadi skor 5 (menurun).

13
 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein.
3. Edukasi:
 Anjurkan posisi duduk, jika mampu.
 Ajarkan diet yang diprogramkan.
4. Kolaborasi:
 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. Pereda
nyeri, antiemetik), jika perlu.

14
D. IMPLEMENTASI
Nama : Tn. N
No. RM : 00334545
Ruang Rawat : Alamanda III
Tanggal/ No. DX Implementasi dan Hasil TTD/Nama
Jam Jelas
12/09/2022 1 1. Memonitor suhu tubuh. Br. Rangga
15.00 2. Mengidentifikasi penyebab hipertermi.
Hasil:
1. Suhu tubuh pasien 37,2°C.
2. Hipertermi disebabkan proses infeksi, ditandai
dengan data penunjang laboratorium. Hasil
Trombosit 17.000 (normal 150.000 - 440.000
/ul), Leukosit 12.600 (3.800 – 10.600 /ul).
15.05 1 1. Melakukan kolaborasi cairan dan elektrolit Br. Rangga
intravena, jika perlu.
2. Melakukan kolaborasi pemberian terapi obat.
Hasil:
1. Atas instruksi DPJP, pasien diberikan terapi
IVFD RL 30 tpm.
2. Atas instruksi DPJP, pasien telah diberikan
Paracetamol 4x1 tab k/p.
15.10 2 1. Mengidentifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Br. Rangga
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
2. Mengidentifikasi skala nyeri.
3. Mengidentifikasi respon nyeri non verbal.
4. Mengidentifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri.
5. Menjelaskan penyebab periode dan pemicu
nyeri.
Hasil:
1. Pasien mengatakan nyeri ulu hati, nyeri dirasa
dirasa nyut nyutan, seperti ditusuk-tusuk di

15
perut tengah atas, nyeri hilang timbul 2-3
menit, nyeri bila aktivitas, nyeri hilang bila
istirahat. Nyeri masih bisa ditahan.
2. Skala nyeri 3 (0-10).
3. Pasien tampak mengeluh nyeri.
4. Pasien mengatakan nyeri memberat bila
melakukan aktivitas berat, nyeri berkurang bila
berganti posisi tirah baring.
5. Pasien mengetahui nyerinya disebabkan oleh
proses penyakitnya.
15.20 3 1. Memonitor berat badan. Br. Rangga
Hasil:
1. Berat badan saat ini: 50kg.
2. Berat badan sebelum sakit: 52kg.
15.25 1 1. Menyediakan lingkungan yang dingin. Br. Rangga
2. Melonggarkan atau lepaskan pakaian.
3. Melakukan pendinginan eksternal (mis. Selimut
hipotermia atau kompres dingin pada dahi,
leher, dada, abdomen, aksila).
Hasil:
1. Suhu ruangan kamar pasien 23°C.
2. Pasien menggunakan pakaian yang tidak ketat
dan menggunakan bahan yang menyerap
keringat dan tidak diselimuti.
3. Keluarga kooperatif dalam memberikan
kompres dingin pada pasien bila demam.
16.10 2 1. Mengontrol lingkungan yang memperberat rasa Br. Rangga
nyeri.
2. Menganjurkan pasien memonitor nyeri secara
mandiri.
Hasil:
1. Lingkungan kamar pasien kondusif dan tenang.
2. Pasien mengatakan mampu mengenali rasa

16
nyerinya dan akan melapor bila intensitas nyeri
semakin meningkat.
16.12 1 1. Memberikan cairan oral. Br. Rangga
2. Menganjurkan tirah baring.
Hasil:
1. Pasien telah dianjurkan untuk banyak minum
air putih.
2. Posisi pasien saat ini tirah baring.
16.15 2 1. Memberikan teknik nonfarmakologis untuk Br. Rangga
mengurangi rasa nyeri.
2. Mengajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
Hasil:
1. Pasien telah diberi edukasi mengenai teknik
nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
dengan teknik distraksi dan relaksasi napas
dalam.
2. Pasien dan keluarga pasien memahami dan
mampu melakukan teknik distraksi dan
relaksasi napas dalam.
16.25 3 1. Memfasilitasi menentukan pedoman diet (mis. Br. Rangga
Piramida makanan).
2. Mengajarkan diet yang diprogramkan.
3. Memberikan makan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi.
4. Memberikan makanan tinggi kalori dan tinggi
protein.
Hasil:
1. Edukasi pedoman diet telah dilakukan ke
pasien oleh bagian gizi.
2. Pasien telah diinformasikan untuk
mengonsumsi makanan yang disediakan rumah
sakit selama dirawat untuk menunjang

17
perbaikan penyakitnya.
3. Makanan yang diberikan kepada pasien tinggi
serat.
4. Makanan yang diberikan kepada pasien tinggi
kalori dan protein, yaitu TKTP 2.100 kkal.
17.00 3 1. Melakukan kolaborasi pemberian medikasi Br. Rangga
sebelum makan, jika perlu.
Hasil:
1. Atas instruksi DPJP, pasien telah diberikan
Omeprazole 2x40 mg, Ondansentron 4 mg (bila
muntah), Sucralfat 4x1C.
18.00 3 1. Menyajikan makanan secara menarik dan suhu Br. Rangga
yang sesuai.
2. Menganjurkan posisi duduk, jika mampu.
Hasil:
1. Pasien mendapatkan makanan dari bagian gizi
dengan tampilan yang menarik dan disajikan
secara hangat.
2. Pasien mengatakan mampu makan dengan
posisi duduk.
19.30 3 1. Memonitor asupan makanan. Br. Rangga
Hasil:
1. Pasien mengatakan tidak nafsu makan, makan
dihabiskan ½ porsi.
20.00 2 1. Memfasilitasi istirahat dan tidur. Br. Rangga
Hasil:
1. Pasien telah dianjurkan untuk istirahat dan
tidur.

18
E. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal No. DX Perkembangan TTD/Nama
Jelas
13/09/2022 1 S: Br. Rangga
Pasien mengatakan demam tidak ada, mengigil
(-), lemas berkurang.
O:
- Keadaan umum : sakit sedang
- Tanda-tanda vital: TD: 110/70mmHg, N:
87x/mnt, Suhu: 36,5°C, RR: 20x/mnt,
SpO2: 99%
- Akral hangat
- Hasil lab tanggal 13/09/2022:
Trombosit 24.000* (normal 150.000 -
440.000 /ul)
Leukosit 14.900* (3.800 – 10.600 /ul)
Hemoglobin 15,5 (normal 13,2 – 17,3
g/dL)
Hematokrit 44 (normal 40 – 52%)
A:
Hipertermia b.d proses infeksi virus dengue
teratasi sebagian.
P:
Intervensi manajemen hipertermia (kode :
I.15506, SLKI, 2018) dilanjutkan.
I:
- Monitor suhu tubuh.
- Sediakan lingkungan yang dingin.
- Longgarkan atau lepaskan pakaian.
- Lakukan pendinginan eksternal.
- Berikan cairan oral.
- Anjurkan tirah baring.
- Lakukan kolaborasi cairan dan elektrolit

19
intravena, jika perlu.
- Lakukan kolaborasi pemberian terapi
obat.
E:
- Suhu tubuh membaik dari 37,2°C menjadi
36,5°C (Skor 5), mengigil menurun (skor
5), tekanan darah membaik (skor 5).
- Suhu ruangan kamar pasien 23°C.
- Pasien menggunakan pakaian longgar dan
menggunakan bahan yang menyerap
keringat.
- Keluarga kooperatif memberikan
kompres dingin pada pasien bila demam.
- Pasien banyak minum air putih.
- Posisi pasien tirah baring.
- Terapi IVFD RL 30 tpm terpasang, cairan
diganti secara berkala.
- Instruksi DPJP Paracetamol 4x1 tab
diberikan k/p.
2 S: Br. Rangga
- Pasien mengatakan nyeri ulu hati
berkurang.
- Pasien mengatakan nyeri dirasa dirasa nyut
nyutan, seperti ditusuk-tusuk di perut
tengah atas, nyeri hilang timbul, nyeri bila
aktivitas, nyeri hilang bila istirahat.
O:
- Nyeri tekan di daerah perut tengah atas.
- Skala nyeri 2 (0-10).
- Pasien tampak nyeri ringan, meringis
berkurang.
- Tanda-tanda vital:
TD: 110/70mmHg, N: 87x/mnt, Suhu:

20
36,5°C, RR: 20x/mnt, SpO2: 99%
A:
Nyeri akut b.d proses patologis (viremia)
teratasi sebagian.
P:
Intervensi manajemen nyeri (kode : I.08238,
SLKI, 2018) dilanjutkan.
I:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi respon nyeri non verbal.
- Anjurkan pasien memonitor nyeri secara
mandiri.
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Fasilitasi istirahat dan tidur.
E:
- Nyeri ulu hati berkurang, nyeri dirasa
dirasa nyut nyutan, seperti ditusuk-tusuk
di perut tengah atas, nyeri hilang timbul
2-3 menit, nyeri bila aktivitas, nyeri
hilang bila istirahat. Keluhan nyeri cukup
menurun (skor 4), kemampuan mengenali
onset nyeri meningkat (skor 5).
- Skala nyeri 2 (0-10).
- Pasien tampak nyeri ringan. Meringis
cukup menurun (skor 4).
- Pasien mampu mengontrol rasa nyerinya
dan akan melapor bila intensitas nyeri
semakin meningkat. Melapor nyeri
terkontrol cukup meningkat (skor 4).
21
- Lingkungan kamar pasien kondusif dan
tenang.
- Pasien mampu melakukan teknik distraksi
dan relaksasi napas dalam untuk
mengurangi nyeri. Kemampuan
menggunakan teknik non-farmakologis
meningkat (skor 5).
- Pasien istirahat dan tidur tepat waktu.
3 S: Br. Rangga
Pasien mengatakan nyeri ulu hati berkurang,
mual berkurang dan nafsu makan membaik,
lemas berkurang. Pasien mengatakan makan 3x
sehari.
O:
- Pasien menghabiskan 1 porsi
makanannya.
- BB saat ini: 50 kg
- BB sebelum sakit: 52 kg
- TB: 155 cm
- IMT: 20,8 (normal 18,5 – 25,0)
A:
Risiko defisit nutrisi b.d anoreksia teratasi
sebagian.
I:
- Monitor asupan makanan.
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai.
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu.
- Lakukan kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan, jika perlu.
E:
- Pasien makan 1 porsi. Porsi makanan
yang dihabiskan meningkat (skor 5).

22
Frekuensi makan membaik (skor 5).
Nafsu makan membaik (skor 5). Nyeri
abdomen cukup menurun (skor 4).
- Pasien mendapatkan makanan dengan
tampilan yang menarik dan disajikan
secara hangat.
- Pasien mampu makan dengan posisi
duduk.
- Pasien telah diberikan Omeprazole 2x40
mg, Ondansentron 4 mg (bila muntah),
Sucralfat 4x1C pukul (06.00 pagi, 11.00
siang, dan 17.00 sore, 23.00 malam).
14/09/2022 1 S: Br. Rangga
Pasien mengatakan demam tidak ada, mengigil
(-), lemas (-).
O:
- Keadaan umum : sakit sedang
- Tanda-tanda vital: TD: 110/70mmHg, N:
86x/mnt, Suhu: 36°C, RR: 20x/mnt,
SpO2: 99%
- Akral hangat
- Hasil lab:
Trombosit 46.000* (normal 150.000 -
440.000 /ul)
Leukosit 6.600 (3.800 – 10.600 /ul)
Hemoglobin 14,1 (normal 13,2 – 17,3
g/dL)
Hematokrit 46 (normal 40 – 52%)
A:
Hipertermia b.d proses infeksi virus dengue
teratasi.
P:
- Atas instruksi DPJP, pasien acc BLPL.

23
- Intervensi dihentikan.
I:
- Monitor suhu tubuh.
- Sediakan lingkungan yang dingin.
- Longgarkan atau lepaskan pakaian.
- Lakukan pendinginan eksternal.
- Berikan cairan oral.
- Anjurkan tirah baring.
- Lakukan kolaborasi cairan dan elektrolit
intravena, jika perlu.
- Lakukan kolaborasi pemberian terapi
obat.
E:
- Suhu tubuh membaik dari (Skor 5),
mengigil menurun (skor 5), tekanan darah
membaik (skor 5).
- Suhu ruangan kamar pasien 23°C.
- Pasien menggunakan pakaian longgar dan
menggunakan bahan yang menyerap
keringat.
- Keluarga mengatakan akan memberikan
kompres dingin pada pasien bila demam.
- Pasien banyak minum air putih.
- Pasien mengatur posisi tirah baring bila
perlu.
- Terapi IVFD RL 30 tpm terpasang,
selanjutnya dihentikan.
- Instruksi DPJP Paracetamol 4x1 tab
diberikan k/p.
2 S: Br. Rangga
- Pasien mengatakan nyeri ulu hati tidak
ada.
O:

24
- Tidak ada nyeri tekan.
- Skala nyeri 0 (0-10)
- Tanda-tanda vital: TD: 110/70mmHg, N:
86x/mnt, Suhu: 36°C, RR: 20x/mnt,
SpO2: 99%
A:
Nyeri akut b.d proses patologis (viremia)
teratasi.
P:
- Atas instruksi DPJP, pasien acc BLPL.
- Intervensi dihentikan.
I:
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas, intensitas nyeri.
- Identifikasi skala nyeri.
- Identifikasi respon nyeri non verbal.
- Anjurkan pasien memonitor nyeri secara
mandiri.
- Kontrol lingkungan yang memperberat
rasa nyeri.
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri.
- Fasilitasi istirahat dan tidur.
E:
- Tidak ada keluhan nyeri. Keluhan nyeri
menurun (skor 5), kemampuan mengenali
onset nyeri meningkat (skor 5).
- Skala nyeri 0 (0-10).
- Pasien tidak tampak nyeri. Meringis
menurun (skor 5).
- Pasien mampu mengontrol rasa nyerinya.
Melapor nyeri terkontrol cukup
meningkat (skor 5).
- Lingkungan kamar pasien kondusif dan
25
tenang.
- Pasien mengatakan akan melakukan
teknik distraksi dan relaksasi napas dalam
untuk mengurangi nyeri. Kemampuan
menggunakan teknik non-farmakologis
meningkat (skor 5).
- Pasien mengatakan akan istirahat dan
tidur tepat waktu.
3 S: Pasien mengatakan nyeri ulu hati tidak ada, Br. Rangga
mual (-) dan nafsu makan membaik, lemas (-).
Pasien mengatakan menghabiskan makanannya
agar cepat sembuh.
O:
- Pasien menghabiskan 1 porsi
makanannya.
- BB saat ini: 50 kg
- BB sebelum sakit: 52 kg
- TB: 155 cm
- IMT: 20,8 (normal 18,5 – 25,0)
A:
Risiko defisit nutrisi b.d anoreksia teratasi.
I:
- Monitor asupan makanan.
- Sajikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai.
- Anjurkan posisi duduk, jika mampu.
- Lakukan kolaborasi pemberian medikasi
sebelum makan, jika perlu.
E:
- Pasien menghabiskan makan 1 porsi.
Porsi makanan yang dihabiskan
meningkat (skor 5). Frekuensi makan
membaik (skor 5). Nafsu makan membaik

26
(skor 5). Nyeri abdomen menurun (skor
5).
- Pasien mendapatkan makanan dengan
tampilan yang menarik dan disajikan
secara hangat.
- Pasien selalu makan dengan posisi duduk.
- Pasien telah diberikan Omeprazole 2x40
mg, Ondansentron 4 mg (bila muntah),
Sucralfat 4x1C pukul (06.00 pagi, 11.00
siang, dan 17.00 sore, 23.00 malam). Th/
pulang Omeprazole 2x20mg, Vit B 2x1.

Mengetahui,
Kepala Ruangan Rawat Jalan RSUD Leuwiliang

(…………………………………………………)
NIP.

27

Anda mungkin juga menyukai