Anda di halaman 1dari 7

BAB III

PROSES FISIOTERAPI

A. Identitas Umum Pasien


a. Nama : LA
b. Usia : 7 tahun
c. Tanggal lahir : 06 Februari 2013
d. Jenis kelamin : Laki-Laki
e. Agama : Islam
f. No. Rekam Medik: 875352

B. Anamnesis Khusus
Keluhan utama : Kelemahan pada kedua tungakai
Letak Keluhan Utama : Kedua tungkai
Riwayat Perjalanan Penyakit : Saat pasien masih balita pernah terjatuh dan terdapat luka
memar kebiruan, Keluarga pasien tidak membawa pasien ke rs karna dianggap tidak
berbahaya. Lalu saat pasien berusia 8-12 bulan keluarga baru menyadari ada kelainan
pada cara berjalan pasien dan terdapat keterlamabatan dalam berpikir dan merespon
sesuatu. Sekitar bulan maret 2019 pasien melakukan MRI di rs wahidin dan hasilnya
terdapat brain swelling dan difrensiasi brain white and grey.

Vital Sign :
 Tekanan Darah : 90 / 60 mmHg
 Denyut Nadi : 80kali / menit
 Pernafasan : 22 kali / menit
 Suhu Tubuh : 36oC
Riwayat Penyakit Sebelumnya : Tidak ada

C. Inspeksi/ Observasi
Statis : Saat pasien duduk terkadang mengalami tremor
Dinamis : Pola berjalan tidak normal, pasien berjalan jinjit
D. Pemeriksaan Spesifik dan Pengukuran Fisioterapi
1. Tes kognitif : Pasien merespon dengan baik
2. Palpasi : -Suhu normal
- Terdapat atrofi
- Pemendekan otot
- Terdapat spastic
3. Tes refleks : Babinski : Normal
4. Tes sensorik : Panas dingin : (+)
Kasar dan halus : (+)
Tajam dan tumpul : (+)
5. Manual Muscle Testing ( MMT) :
5 5
4 4

Keterangan : - Kekuatan ekstremitas superior normal


-Kekuatan ekstremitas inferior terdapat kelemahan
6. Pengukuran ROM sendi : Keterbataan ROM sendi pada exremitas inferior
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. EKG
E. Diagnosa Fisioterapi
Gangguan Aktivitas Fungsional Paraparase et causa Traumatic Brain Injury

F. Prolematik Fisioterapi

Anatomical/ functional Impairment

 Kelemahan otot
 Terdapat Spastic pada ankle
 Ada atropi otot
 Terdapat pemendekan otot

Acivity Limitation

 Tidak dapat berjalan dengan normal


 Tidak dapat berjalan tanpa bantuan pegangan

Participation Restriction

 Pasien tidak dapat bermain dengan teman-teman karena adanya keterbatasan


 Pasien tidak dapat bersosialisasi dengan lingkungan

G. Tujuan intervensi
1. Tujuan jangka pendek :
o Memperbaiki pola jalan
o Memperkuat otot-otot tungkai bawah
o Menambah massa otot
o Mengembalikan otot yang mengalami atropi
o Memperbaiki tungkai yang mengalami spastic
2. Tujuan jangka panjang :
o Agar pasien kembali dapat bermain dengan teman-teman tanpa adanya
keterbatasan
o Dan pasien dapat kembali bersosialisai dengan lingkungan
H. Program Intervensi Fisioterapi
1. Aktif Exercises
Tujuan :Mencegah agar tidak terjadi atropi dan kontraktur pada otot
Teknik :Pasien dalam keadaan tidur terlentang diatas bed kemudian, pasien dilatih
untuk menggerakkan setiap persendian pada ke dua tungakai, gerakan
fleksi, ekstensi knee dan hip, abduksi, adduksi, serta gerakan aktif pada
area ankle

2. Straightening Exercise
Tujuan : Latihan untuk penguatan otot
Teknik :Pasien dalam keadaan tidur terlentang dan intruksikan pasien untuk
melakukan gerakan aktif kemudian fisioterapis memberikan tahanan.

3. Balance
Tujuan : Melatih Keseimbangan tubuh
Teknik :
 Duduk : begitu individu dapat duduk di permukaan yang keras dan
stabil serta mempertahankan keseimbangan saat meraih ke segala arah
dan dengan beban yang bervariasi, tingkatkan menjadi duduk di
permukaan yang tidak stabil.
 Berlutut : aktivitas berlutut dapat dilakukan dalam posisi setengah
berlutut (berlutut dengan satu tungkai sementara kaki yang lain berada
di depan dan menapak pada lantai) atau posisi high-kneeling (berlutut
tinggi) dan disertai meraih ke berbagai arah dengan dan tanpa
pembebanan serta merespons terhadap perturbasi pada permukaan yang
stabil dan tidak stabil
 Menapak unilateral : mulai dengan meminta pasien berlatih berdiri
dengan satu tungkai pada permukaan stabil, tingkatkan ke
permukaan yang tidak stabil dan berikan perturbasi seperti yang
dijelaskan dalam latihan menapak bilateral.
4. Latihan Berjalan
- Initial Contact
- Loading Respone (LR)
- Mid Stance
- Preswing ( Psw)
- Initial Swing (Isw)
- Midswing (MSw)
- Terminal Swing (Isw)

5. Ankle foot orthosis ( AFO )


Soft Ankle foot orthosis (AFO) adalah alat bantu ortopedi berbentuk splint (menutup
sebagian arealesi / kecacatan) yang dipasangkan padaankle kaki. AFO ini berbentuk
seperti kaki, Indikasi penggunaan AFO sendiri dapat diberikan pada pasien cerebral
palsy (CP), stroke, drop foot, dan lesi yang terjadi pada sendi ankle.

Fungsi :
 Mencegah pergerakan yang berlebihan
 Memfiksasi pada sendi ankle atau lebih tepatnya pada tendon achiles untuk
mempertahankan posisi kaki pada bentuk anatomi normal manusia.
 Memperbaiki pola jalan atau cara berjalan
I. Evaluasi
Setelah beberapa kali pemeberian terapi pada pasien, hasilnya
 Pola berjalan pasien mulai mengalami perbaikan
 Peningkatan luas gerak sendi
 Massa otot bertambah
 Spastic pada kedua tungkai mulai berkurang

Anda mungkin juga menyukai