1. Seorang laki-laki 18 tahun, alamat X mengalami combustion full thickness derajat III 1%
telapak tangan dan combustion punggung atas kiri dan dada atas 3%, shoulder kiri depan dan
partial thickness derajat IIA 4,5% , diketahui pada 13 September 2019 di tempat kerja ketika
pasien sedang memperbaiki cctv disebuah toko kemudian tersengat listrik dan terjatuh, pasien
tanggal 15 September menjalani operasi debridement dan skin graft. Lakukan assesment
fisioterapi pada pasien tersebut !
METODE SOAP
Anamnesis umum dan khusus:
- Awali anamnesis dengan salam, perkenalan diri
- Tanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, jenis kelamin
- Keluhan utama (jawaban singkat dr pasien)
- RPS : sacred seven (onset/kapan, lokasi luka, apa yang memperberat dan memperingan,
kuantitas seberapa sering sakitnya muncul, kualitas nyeri bisa pakai vas atau rasa nyeri
tajam/tumpul dsb serta kronologi cidera)
- Tanyakan riwayat pengobatan (rekam medis/ keluarga)
- Tangan dominan yang dipakai (kidal/tidak)
- Keluhan penyerta (fracture, sprain, DM, hipertensi dll)
- keluhan penyerta : ada atau tidaknya gangguan pernafasan atau cedera inhalasi karena
mengalami luka bakar pada area dada atas
- riwayat social (dukungan keluarga, BPJS ex: apakah anda ditemani dengan keluarga?)
METODE HOAC
a. collect initial data
- nama, umur, alamat
- keluhan utama (apa yang dirasakan pasien saat ini)
- sudah menjalani pengobatan apa dan dimana saja
b. PIPs keadaan yang diidentifikasi oleh pasien, keluhan utama diperjelas lagi, berisi lebih ke
aktivitas limitation dan restriction pasien ex: saya tidak bisa menggangkat tangan dan
susah menggerakan jarijari tangan jika saya paksakan terasa nyeri.
c. Formulate examination strategy
d. Conduct the examination and analyze the data – lakukan pemeriksaan dan analisis pada data
Vital sign: sesuaikan kondisi pasien jika ada monitor lihat vital sign melalui monitor,
jika pasien ada di ruang rawat inap lakukan vital sign secara manual.
Inspeksi: pada seluruh tubuh terutama pada area luka bakar (bagaimana kondisi
luka/skin graft, apakah ada oedem, apakah ada infeksi) serta periksa lower extremity
jika di assessment terdapat cedera lower extremity (keluhan penyerta).
Palpasi: lakukan pitting oedem jika terdapat pitting oedem, palpasi tonus otot
Pemeriksaan nyeri
Pemeriksaan sensoris dan motoris
Pemeriksaan ROM: aktif dan pasif
Pemeriksaan expansi thorax (karena lukanya di dada kiri)
Pemeriksaan auskultasi (minimal 3 regio)
Lingkar segmen (Pada kedua sisi ekstremitas)
Cek fungsional tangan
e. Existing problem
- Kaku pada jari-jari tangan
- Kaku pada shoulder
- Nyeri
f. NPIPs : identifikasi masalah oleh fisioterapis/ keluarga serta kekhawatiran berlebih dari
pasien yang memerlukan analisis lanjutan. Pada kasus ini kemungkinan akan muncul
gangguan pernafasan, stiffness, kontraktur, scar (koloid/hipertropik/kontraktur scar).
g. Hipotesis
- Gangguan persendian pada jari-jari tangan dan shoulder
- Gangguan fungsional pada tangan (regio shoulder dan wrist)
- Gangguan saraf pada area telapak tangan
h. Anticipated problem
- Mencegah kontraktur sendi pada shoulder dan jari-jari tangan
i. Testing Criteria
j. Intervention strategy
k. Tactic
Intervensi (SGD 3) :
Planning jangka pendek
a. Membantu menyembuhkan luka (US, HVMPC)
b. Breathing exercise
c. Positioning
d. Mobilisasi
e. Chest fisioterapi
f. ROM pasif dan aktif
g. Edukasi
Planning jangka panjang
a. Pencegahan decubitus
b. ADL (tangan)
c. Pengenalan sensasi
d. Home program
e. Manajemen scar (splinting, massage, stretching)
2. seorang wanita 62 tahun pasien sedang menjalani perawatan di rumah sakit, mengeluh nyeri
pada lengan bawah bagian depan dan kaki sisi kanan kiri karena luka bakar akibat ledakan
kompor gas kurang lebih 1 bulan yang lalu, saat kejadian pasien sedang memasak, lalu tiba-tiba
kompor meledak. Pasien sempat menghirup asap dari ledakan kompor, pasien juga mengeluh
napas terasa berat. Lakukan assesment fisioterapi pada klien diatas.
METODE SOAP
Anamnesis umum dan khusus:
- Awali anamnesis dengan salam, perkenalan diri
- Tanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, jenis kelamin
- Keluhan utama (jawaban singkat dr pasien)
- RPS : sacred seven (onset/kapan, lokasi luka, apa yang memperberat dan memperingan,
kuantitas seberapa sering sakitnya muncul, kualitas nyeri bisa pakai vas atau rasa nyeri
tajam/tumpul dsb serta kronologi cidera)
- Tanyakan riwayat pengobatan (rekam medis/ keluarga)
- Tangan dominan yang dipakai (kidal/tidak)
- Keluhan penyerta (fracture, sprain, DM, hipertensi dll)
- keluhan penyerta : ada atau tidaknya gangguan pernafasan atau cedera inhalasi karena
menghirup asap
- riwayat social (dukungan keluarga, BPJS ex: apakah anda ditemani dengan keluarga?)
METODE HOAC
a. collect initial data
- nama, umur, alamat
- keluhan utama (apa yang dirasakan pasien saat ini)
- sudah menjalani pengobatan apa dan dimana saja
b. PIPs keadaan yang diidentifikasi oleh pasien, keluhan utama diperjelas lagi, berisi lebih ke
aktivitas limitation dan restriction pasien ex: saya kesulitan bernafas, nafas saya terasa
berat. Saya sulit menggerakan lengan serta kedua kaki saya, jika saya paksakan terasa nyeri.
c. Formulate examination strategy
d. Conduct the examination and analyze the data – lakukan pemeriksaan dan analisis pada data
Vital sign: sesuaikan kondisi pasien jika ada monitor lihat vital sign melalui monitor, jika
pasien ada di ruang rawat inap lakukan vital sign secara manual.
Inspeksi: pada seluruh tubuh terutama pada area luka bakar (bagaimana kondisi luka/skin
graft, apakah ada oedem, apakah ada infeksi).
Palpasi: lakukan pitting oedem jika terdapat pitting oedem, palpasi tonus otot
Pemeriksaan nyeri
Pemeriksaan sensoris dan motoris
Pemeriksaan ROM: aktif dan pasif
Pemeriksaan expansi thoraks karena terdapat cedera inhalasi
Pemeriksaan auskultasi (minimal 3 regio)
Lingkar segmen (Pada kedua sisi ekstremitas) (anticipated)
e. Existing problem
- Kekakuan pada lengan bawah dan kedua kaki
- Nafas berat (cidera inhalasi)
- Nyeri
f. NPIPs : identifikasi masalah oleh fisioterapis/ keluarga serta kekhawatiran berlebih dari
pasien yang memerlukan analisis lanjutan. Pada kasus ini kemungkinan akan muncul
stiffness, kontraktur sendi, scar, keterbatasan fungsional ADL yang lebih parah.
g. Hipotesis
- Gangguan persendian pada region tangan dan kaki
- Gangguan fungsional pada tangan dan kaki
- Gangguan pernafasan (cedera inhalasi)
h. Anticipated problem
- Mencegah stiffness, kontraktur sendi, dan penurunan fungsi ADL
i. Testing Criteria
j. Intervention strategy
k. Tactic
Intervensi (SGD 4)
a. Chest fisioterapi
b. Breathing exercise (pulse deep breathing, perkusi, vibration, ACBT)
c. ROM aktif & pasif (15 menit untuk semua sendi yang terkena luka bakar)
d. Strengthening exercise (15 menit untuk semua sendi yang terkena luka bakar)
e. Stretching exercise (15 menit untuk semua sendi yang terkena luka bakar)
f. Neuromuskular proprioseptif (15 menit untuk semua sendi yang terkena luka bakar)
3. Seorang wanita 55 tahun sedang dirawat di ruang ICU, diketahui oleh karena suatu kondisi
pasien tersebut hanya bisa menggerakkan jari-jari tangan kanan, pasien juga mengeluh napasnya
berat, terdapat luka pada area sacrum dengan derajat II, terdapat oedem juga pada tangan kanan,
kiri, serta pada kaki kanan kiri. Lakukan proses assesment fisioterapi.
Anamnesis umum dan khusus:
- Awali anamnesis dengan salam, perkenalan diri
- Tanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, jenis kelamin
- Keluhan utama (jawaban singkat dr pasien)
- RPS : sacred seven (onset/kapan, lokasi luka, apa yang memperberat dan memperingan,
kuantitas seberapa sering sakitnya muncul, kualitas nyeri bisa pakai vas atau rasa nyeri
tajam/tumpul dsb serta kronologi cidera)
- Tanyakan riwayat pengobatan (rekam medis/ keluarga)
- Keluhan penyerta (DM, hipertensi dll)
- keluhan penyerta : gangguan pernafasan akibat tirah baring
- riwayat social (dukungan keluarga, BPJS ex: apakah anda ditemani dengan keluarga?)
METODE HOAC
a. collect initial data
- nama, umur, alamat
- keluhan utama (apa yang dirasakan pasien saat ini)
b. PIPs keadaan yang diidentifikasi oleh pasien, keluhan utama diperjelas lagi, berisi lebih ke
aktivitas limitation dan restriction pasien ex: saya mera nyeri pada pantat saya dan nafas
saya terasa berat. Kedua kaki saya susah digerakan.
c. Formulate examination strategy
d. Conduct the examination and analyze the data – lakukan pemeriksaan dan analisis pada data
Vital sign: sesuaikan kondisi pasien jika ada monitor lihat vital sign melalui monitor, jika
pasien ada di ruang rawat inap lakukan vital sign secara manual.
Glas glow coma scale
Inspeksi: pada seluruh tubuh terutama pada oedem.
Palpasi: lakukan pitting oedem jika terdapat pitting oedem, palpasi tonus otot
Pemeriksaan sensoris dan motoris
Pemeriksaan ROM: aktif dan pasif
Pemeriksaan expansi thorakx karena terdapat gangguan pernapasan
Pemeriksaan auskultasi (minimal 3 regio)
Lingkar segmen
Braden scale
e. Existing problem
- Oedema pada kedua kaki dan tangan
- Nafas berat
- Luka area sacrum derajat II
f. NPIPs : identifikasi masalah oleh fisioterapis/ keluarga serta kekhawatiran berlebih dari
pasien yang memerlukan analisis lanjutan. Pada kasus ini kemungkinan akan muncul
stiffness, penurunan tonus dan kekuatan otot serta decubitus area lain
g. Hipotesis
- Decubitus area sacrum derajat II
- oedema kemungkinan gangguan vaskularisasi
- Gangguan pernafasan (cedera inhalasi)
h. Anticipated problem
Mencegah stiffness, penurunan tonus dan kekuatan otot serta decubitus area lain
i. Testing Criteria
j. Intervention strategy
k. Tactic
Intervensi (SGD 5)
a. Pitting edema (pumping exercise, elevasi dan massage)
b. Luka pada sacrum (positioning, cegah infeksi, US dan low power laser)
c. Breathing exercise (miring exercise)
d. ROM pasif lihat gerakan
e. Lakukan TENS muscle reeducation
4. Diketahui pasien wanita 23 tahun mengalami luka bakar, pada tanggal 18 Maret 2019 di tempat
kerjanya karena api menyambar spritus dan kena ke pasien, ketika itu pasien merasakan panas
pada wajah dan langsung membasuh wajahnya, pasien tidak menyadari kedua tangan, leher,
dada juga ikut tersambar api, lalu pasien menceburkan diri ke kolam. Pasien sudah menjalani
perawatan di RS A pada tanggal 18 - 26 Maret 2019 lalu dipulangkan karena tidak memiliki
jaminan sosial (BPJS) lalu pasien pindah rawat di RS B, kemudian di rujuk ke RS C, tanggal 9
April 2019 menjalani debridement dan skin graft. Saat ini pasien menjalani rawat jalan dengan
kondisi terbaru yaitu terdapat contracture scars pada leher, hypertropic scars pada dada, skin
graft pada area siku kiri depan, kedua paha depan terdapat daerah donor, lakukan assesment
fisioterapi, pasien mengeluh kaku pada bahu kanan dan leher, dan sakit saat digerakkan.
Anamnesis umum dan khusus:
- Awali anamnesis dengan salam, perkenalan diri
- Tanyakan identitas pasien (nama, umur, alamat, pekerjaan, jenis kelamin
- Keluhan utama (jawaban singkat dr pasien)
- RPS : sacred seven (onset/kapan, lokasi luka, apa yang memperberat dan memperingan,
kuantitas seberapa sering sakitnya muncul, kualitas nyeri bisa pakai vas atau rasa nyeri
tajam/tumpul dsb serta kronologi cidera)
- Tanyakan riwayat pengobatan (rekam medis/ keluarga)
- Tangan dominan yang dipakai)
- Keluhan penyerta (fracture, sprain, DM, hipertensi dll)
- keluhan penyerta : ada atau tidaknya gangguan pernafasan atau cedera inhalasi karena
mengalami luka bakar pada area dada.
- riwayat social (dukungan keluarga, BPJS ex: apakah anda ditemani dengan keluarga?)
METODE HOAC
a. collect initial data
- nama, umur, alamat
- keluhan utama (apa yang dirasakan pasien saat ini)
- sudah menjalani pengobatan apa dan dimana saja
b. PIPs keadaan yang diidentifikasi oleh pasien, keluhan utama diperjelas lagi, berisi lebih ke
aktivitas limitation dan restriction pasien ex: saya mengeluh kaku pada bahu kanan dan
leher serta sakit saat digerakan.
c. Formulate examination strategy
d. Conduct the examination and analyze the data – lakukan pemeriksaan dan analisis pada data
Vital sign
Inspeksi : observasi area luka (skin graft) dan lokasi donor
Palpasi odema pada luka jika perlu
Pemeriksaan nyeri pada luka
Pemeriksaan ROM: aktif dan pasif (tanyakan intensitas nyeri pada pasien terutama pada
scar ketika terstretch)
Pemeriksaan expansi thorax (karena terdapat kontraktur pada leher) anticipated
Pemeriksaan auskultasi (minimal 3 regio) anticipated
e. Existing problem
- Kaku pada bahu kanan dan leher serta nyeri
- Gangguan fungsional
- Kontraktur scar pada leher dan dada
f. NPIPs : identifikasi masalah oleh fisioterapis/ keluarga serta kekhawatiran berlebih dari
pasien yang memerlukan analisis lanjutan. Pada kasus ini kemungkinan akan muncul
kontraktur sendi, gangguan pernapsan, stiffness pada tangan.
g. Hipotesis
- Gangguan persendian pada jari-jari tangan dan shoulder
- Gangguan fungsional pada tangan (regio shoulder dan wrist)
- Gangguan saraf pada area telapak tangan
h. Anticipated problem
- Mencegah kontraktur sendi pada shoulder dan jari-jari tangan
- Mencegah terjadinya gangguan pernapsan
- Infeksi pada luka donor
i. Testing Criteria
j. Intervention strategy
k. Tactic
Intervensi (SGD 2)
a. Scar lakukan massage, stretching dan traksi pada shoulder
b. Breathing exercise untuk cegah gangguan pernapasan akibat scar pada leher dan dada
c. Keterbatasan shoulder kalau sendi pasif
5. Seorang pasien 65 tahun mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Saat ini pasien tersebut
sedang menjalani perawatan intensive dari 1 minggu yang lalu di RS. Diketahui pasien tersebut
tidak mampu menggerakkan keempat anggota geraknya, terdapat oedem pada bagian distal
keempat ekstremitasnya. Selama perawatan pasien tersebut ditemani oleh keluarganya. Apa yang
bisa dikerjakan oleh fisioterapi pada kondisi diatas.
Vital sign: sesuaikan kondisi pasien jika ada monitor lihat vital sign melalui monitor, jika
pasien ada di ruang rawat inap lakukan vital sign secara manual.
HR: 60-100x /menit
RR: 12-18x /menit
BP: 120/80 mmHg
Saturasi Oksigen: 97% (yg dijepit di tangan)
Suhu: 36-37⁰C
Inspeksi: pada seluruh tubuh terutama pada area luka bakar (bagaimana kondisi luka/skin
graft (terbuka atau berhasil), apakah ada oedem, apakah ada infeksi)
Palpasi: lakukan pitting oedem jika terdapat pitting oedem, palpasi tonus otot
1. Derajat 1 : kedalaman 1-3 mm, kembali dalam waktu 3 detik
2. Derajat 2 : kedalaman 3-5 mm, kembali dlm waktu 5 detik
3. Derajat 3 : kedalaman 5-7, kembali dalam waktu 7 detik
4. Derajata 4 : kedalaman lebih dari 7 mm, kembali dlm waktu 7 detik
Pemeriksaan nyeri: menggunakan VAS, NRS, WPS, BPS
1. VAS dalam bentuk garis dari 0 – 10 cm pasien memilih seberapa berat intensitas
nyerinya lalu ft mengukur.
2. NRS dapat bentuk skala dan dapat digunakan pada pasien yg tidak bisa menggerakan
seluruh ekstremitasnya tetapi dpt berbicara.
3. WPS dalam bentuk raut wajah ( kekurangan harus pintar membaca mimik wajah)
4. BPS terbatas hanya pada upper extremityv
Pemeriksaan sensoris dan motoris
1. Periksa pada bagian tubuh yang normal
2. Berikan rasa tajam-tumpul, kasar-halus kepada pasien, tunjukkan bentuknya.
3. Lalu periksa pada area di sekitar luka
Braden scale
1. Persepsi sensoris
2. Kelembapan
3. Aktivitas
4. Mobilitas
5. Nutrisi
6. Gesekan
Interpretasi
Tidak bersiko/resiko tidak ada (19-23)
Resiko rendah (15-18)
Resiko sedang (13-14)
Resiko tinggi (10-12
Resiko sangat timggi (≤ 9)
INTERPRETASI
Chest Fisioterapi
Penanganan Edema
Edema dapat disebabkan oleh gangguan aliran darah, terdapat penumpukan pada ruang
intrastitial, gangguan limfe serta lemak.
DVT, tidak boleh dilakukan aktif dan isometric karena akan menyebabkan trombulinya lepas dan
ditakutkan menyumbat pada tempat lainnya. Lakukan bandage spiral dan pangkal pada hip
konsepnya dari sempit pada bagian distal menuju lebar pada bagian proximal. Awal diberikan
soft bandage untuk mencegah gesekan pada kulit karena orang yang mengalami gangguan
sirkulasi rentan terhadap gangguan kulit.
Edema pada gangguan arteri ketika di elevasu merasakan nyeri dan menurunkan aliran darah
Edema pada gangguan vena ketika di elevasi tidak nyeri, dan setelah beberapa menit bengkaknya
berkurang.
ROM Pasif
Dilakukan untuk mencegah stiffness pada pasien atau membantu proprioceptive pasien serta
stimulus pada saraf. Dapat dikombinasikan dengan PNF untuk melatih fungsional dan gerakan 3
dimensi.
Cara melakukan latihan: Menjaga dada Anda bersih adalah bagian penting dari menjaga
kesehatan. Jika Anda tidak yakin tentang ini teknik, hubungi fisioterapis Anda.
1. Relaxed breathing - Ini membantu untuk menghindari kelelahan dan sesak napas dan
mencegah saluran udara dari pengetatan.
Bernapas melalui hidung dan keluar melalui mulut.
Beristirahatlah di perut Anda; rasakan itu naik dan turun.
Jaga agar bahu dan lengan tetap rileks.
Lanjutkan fase ini selama 30 - 60 detik, atau lebih lama jika Anda masih merasa
terengah-engah
2. Deep breaths - Ini membantu memindahkan udara ke semua paru-paru Anda. Menahan
nafasmu menggerakkannya udara di belakang dahak untuk melonggarkannya.
Tarik napas dalam-dalam melalui hidung Anda.
Bernapaslah perlahan dan lembut melalui mulut Anda.
Ulangi 4 kali; tahan nafas selama 3 detik tetapi kurang jika pusing.
Ulangi pernapasan santai dan napas dalam 2-3 kali
3. Huff - Ini memindahkan sekresi dari saluran udara bagian atas ke belakang tenggorokan
Anda.
Tarik napas melalui hidung.
Buatlah bentuk "O" dengan mulut Anda, tarik napas dengan kuat dari perut Anda
mengukus cermin.
Lakukan maksimal 2 gertakan sekaligus.
Jika Anda memiliki dahak untuk dibersihkan, batuk sekali.
Jika Anda mengalami salah satu dari gejala di bawah ini, Anda harus kembali mengendalikan
pernapasan sampai gejala Anda berlalu:
• Ketat dada
• Merasa pusing
Manajemen Scar
3. Retradation of Prentice 50-85 pps 300-600 µs 25% MVIC 1:4 - 15-20 menit,
Atrophy minimal 10x
AC kontrakasi, 2x
sehari
50% MCIV
Michlovitz 20-100 pps 200-600 µs 1:5 1-5 detik 1 jam/hari (10x
kontraksi)
1. Muscle Reeducation
Fungsi :
Kondisi otot yang masih mendapat supply saraf, tapi tidak digunakan dan dimanfaatkan dengan optimal
Oedem
Menambah aliran darah
Contoh: Fraktur 1/3 proximal tibia pada Saraf Common Peroneal, Saat operasi saraf aman dan tidak teriritasi, tapi otot belum bisa digunakan karena
post operasi, maka agar tidak atropi harus di stimulasi, tapi tidak adanya input otak ke motoris common peroneal menyebabkan gak bisa kontraksi.
maka
Diberikan ES - NMJ mendapat arus listrik – KONTRAKSI tanpa adanya perintah dari otak – Batas Kontraksi Tetanic (kontraksi terus menerus sampai
depolarisasi
2. Muscle Pump
Meningkatkan aliran darah akibat dari kontraksi otot
3. Retardation of athropy
Adanya aspek cedera – menyebabkan atlet tidak bisa latihan – agar performa tidak menurun diberi stimulasi – untuk mencegah atrofi
4. Muscle Strengthening
Meningkatkan kekuatan otot dan mencegah kelemahan otot
5. Denervated Muscle
Gak ada Nervous Perifer, sedangkan Reeducation ada dia Sarafnya tapi tidak digunakan optimal, contohnya pada luka bakar
Distimlasi dengan ES – Degenerasi Walarian – selama 2 minggu awal diberi Faradic (Bipasic) – setelah 2 minggu baru arus AC #sesuai table
6. Spasticity
Ketika fraktur sepertiga proksimal tibia ada saraf common peroneal nerve tp ketika operasi saraf tdk terpotong, krn fraktur j dada kemumngkinan otot atrofi krn tdk
digunakan jd perlu stimulasi krn tdk adanya stimulasi motoric ke common peroneal nerve -> muscle reducasi diberikan pd otot yg ada suplai sarafnya tp tdk digunakan
maksimal makanya perlu stimulasi motoris, gunanya ketika di stimulasi motoric maka neurousvular junction ada stimulasipd otot krn digerakan oleh listrik dg dosis
tertentu ada batas kontraksi tetanic, ada depolarisasi.
Ramp time jk ada stimulasi dr suatu titik mencapai tetanik berapa detik atau mencapai depolarisasi itu berapa detik
Fes functional electrical stimulation pasien melakukan gerakan ketika diberikan stimulasi
2. muscle pump artinya bisa mengkatkan aliran darah makanya muscle pump contraction
3. retardation of atropy untuk atlet yg cedera agar tdk menurunkan performa maka diberikan stimulasi, mirip dg reedukasi tp berbeda. MVEC kontraksi isometric yang
disadari bisa org tsb lakukan. Set berarti ada kontraksi dan penahanan beban, dimana stimulasi dengan penahannan beban ada 3 set dg 10x kontraksi
AC, burst itu AC. DC contohya di iontoporesis. Pulsed current ada TENS, NMES. FES contohnya ada di retardation of atrophy, fes sambil latihan fungsi mencegah atrofi.
NMES lebih ke muscle contraction ada yg ditimulasi bisa muscle reedukasi dan muscle pump
4. muscle strengthening apabila ada kelemahan grup otot. 25-60% MVIC mksdnya dimulai dr 25% harus sampai 60% krn dia muscle strengthening.
5. denervated muscle pertama dia di stimulasi arus paradic yaitu bipasic asimetri selama 2 minggu setelah itu menggunakan yang square atau sinus dg pulsed duration 10
msec dg repetisi stimulasi, krn kontraksi mungkin tdk ada krn dia denervated muscle