Ageng Resti Asih Yusa Reza Abdillah Limfedema yaitu pembengkakan yang umumnya terjadi pada salah satu atau kedua lengan dan tungkai, yang disebabkan oleh penghambat atau gangguan pada sistem limfatik, yang merupakan bagian dari sistem imun dalam tubuh. Pada umumnya, kondisi ini terjadi kepada wanita yang menjalani perawatan atau terapi kanker payudara. Sistem limfatik adalah sekumpulan jaringan yang berfungsi untuk mengedarkan cairan limfe yang kaya akan protein melalui pembuluh getah bening, termasuk membawa bakteri, virus dan zat berbahaya lainnya menuju kelenjar limfe atau kelenjar getah bening. Zat berbahaya akan dilawan oleh sel limfosit atau sel darah putih yang ada di kelenjar getah bening dan dikeluarkan dari tubuh. Limfedema terjadi saat kelenjar getah bening terhambat dan tidak mampu memisahkan dan membuang zat-zat berbahaya dari tubuh, menyebabkan seluruh zat tersebut terkumpul pada bagian lengan atau kaki sehingga terjadi pembengkakan. Gejala yang biasanya dialami oleh penderita limfedema adalah: Pembengkakan pada lengan atau tungkai, termasuk pergelangan dan jari. Nyeri pada bagian yang bengkak atau terluka. Kesulitan bergerak. Merasa berat atau kaku. Mudah merasa lelah. Mengalami infeksi berulang kali. Demam disertai meriang. Memar pada bagian yang terinfeksi. Pengerasan dan penebalan kulit (fibrosis). Infeksi kulit (selulitis). Peradangan pada kelenjar limfe. Terbentuk luka borok (ulserasi) dan retakan-retakan (fissuring) pada kulit. Dokter dapat mendiagnosis seorang pasien terkena limfedema berdasarkan gejala dan riwayat kesehatannya. Tes-tes gejala tersebut bisa berupa: CT scan dan MRI, untuk memeriksa kondisi struktur tulang dan hambatan pada sistem limfatik. Ultrasonografi, untuk memeriksa kelancaran aliran darah dan tekanannya melalui gelombang suara. Lymphoscintigraphy, untuk memeriksa jika ada hambatan pada kelenjar getah bening dengan menyuntikkan cairan radioaktif dan memantau alirannya melalui mesin pemindaian. Hingga saat ini, pengobatan limfedema hanya dapat menekan tingkat gejala yang dialami dan menghindari komplikasi lebih lanjut. Pengobatan tersebut terdiri dari terapi, pemberian obat-obatan, dan operasi. Meninggikan kaki atau lengan yang bermasalah. Olahraga ringan. Mengikat lengan atau tungkai Pneumatic compression. Compression garments. Manual lymph drainage. Complete Decongestive Therapy (CDT), Dalam kasus tertentu, apabila terjadi infeksi di kulit atau di jaringan lain yang mengalami gangguan pada limfedema, obat golongan antibiotik biasanya diresepkan untuk meredakan gejala dan menekan potensi bakteri menyebar ke pembuluh darah. Selain itu, obat-obatan pendukung seperti benzopyrone, obat senyawa retinoid dan antihelmintik (obat cacing), hingga obat oles untuk kulit juga dapat diberikan sesuai gejala.Limfedema pada penyakit kaki gajah atau filarisis juga perlu ditangani dengan obat seperti diethlylcarbamazepine agar infeksi tidak menyebabkan komplikasi lebih lanjut. Diet dan pola hidup yang baik sangat diperlukan sebagai pendukung pengobatan yang diberikan. Operasi Dalam kasus yang parah, tindakan operasi dapat dilakukan untuk mengeluarkan kelebihan cairan atau pengangkatan jaringan. Perlu diingat tindakan ini hanya dapat mengurangi gejala dan tidak memulihkan limfedema secara total. Penyakit limfedema yang tidak diobati dengan tepat dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti: Infeksi, seperti selulitis (infeksi bakteri pada kulit) dan limfangitis (infeksi pada pembuluh limfa). Kondisi ini dapat memburuk saat penderita mengalami luka dan masuk ke bagian yang terinfeksi. Lymphangiosarcoma, kanker jaringan yang jarang terjadi ini dapat mengakibatkan kulit berubah warna menjadi merah kebiruan atau ungu. Pertumbuhan tumor, yang dapat menghambat aliran cairan limfe dan menyebabkan anggota tubuh lainnya mengalami pembengkakan. Napas pendek, bagi penderita limfedema dengan riwayat gagal jantung. Mengistirahatkan kaki atau lengan saat masa pemulihan, dengan menaikkan kaki atau lengan melebihi posisi jantung menggunakan alas handuk atau bantal yang lembut. Menggerakan kaki atau lengan secara ringan, bagi penderita yang baru melakukan operasi pengangkatan kelenjar getah bening selama 4 hingga 6 bulan agar tidak kaku. Jaga kebersihan, agar infeksi dari luar tidak memperparah bagian yang bermasalah. Hindari berjalan tanpa alas kaki. Gunakan tabir surya saat keluar rumah agar terhindar dari paparan sinar matahari berlebih. Hindari penggunaan pakaian yang ketat, termasuk penggunaan manset tensimeter pada bagian lengan yang terluka. Hindari mengompres dengan air panas atau es. Gunakan air hangat untuk membasuh atau membersihkan.