Anda di halaman 1dari 12

Kelompok 4:

Tias Misy Utami


Ageng Resti Asih
Yusa Reza Abdillah
 Limfedema yaitu pembengkakan yang
umumnya terjadi pada salah satu atau kedua
lengan dan tungkai, yang disebabkan oleh
penghambat atau gangguan pada sistem
limfatik, yang merupakan bagian dari sistem
imun dalam tubuh. Pada umumnya, kondisi
ini terjadi kepada wanita yang menjalani
perawatan atau terapi kanker payudara.
 Sistem limfatik adalah sekumpulan jaringan yang
berfungsi untuk mengedarkan cairan limfe yang
kaya akan protein melalui pembuluh getah bening,
termasuk membawa bakteri, virus dan zat
berbahaya lainnya menuju kelenjar limfe atau
kelenjar getah bening. Zat berbahaya akan dilawan
oleh sel limfosit atau sel darah putih yang ada di
kelenjar getah bening dan dikeluarkan dari tubuh.
Limfedema terjadi saat kelenjar getah bening
terhambat dan tidak mampu memisahkan dan
membuang zat-zat berbahaya dari tubuh,
menyebabkan seluruh zat tersebut terkumpul
pada bagian lengan atau kaki sehingga terjadi
pembengkakan.
 Gejala yang biasanya dialami oleh penderita limfedema adalah:
 Pembengkakan pada lengan atau tungkai, termasuk pergelangan
dan jari.
 Nyeri pada bagian yang bengkak atau terluka.
 Kesulitan bergerak.
 Merasa berat atau kaku.
 Mudah merasa lelah.
 Mengalami infeksi berulang kali.
 Demam disertai meriang.
 Memar pada bagian yang terinfeksi.
 Pengerasan dan penebalan kulit (fibrosis).
 Infeksi kulit (selulitis).
 Peradangan pada kelenjar limfe.
 Terbentuk luka borok (ulserasi) dan retakan-retakan (fissuring)
pada kulit.
 Dokter dapat mendiagnosis seorang pasien terkena
limfedema berdasarkan gejala dan riwayat
kesehatannya.
 Tes-tes gejala tersebut bisa berupa:
 CT scan dan MRI, untuk memeriksa kondisi struktur
tulang dan hambatan pada sistem limfatik.
 Ultrasonografi, untuk memeriksa kelancaran aliran
darah dan tekanannya melalui gelombang suara.
 Lymphoscintigraphy, untuk memeriksa jika ada
hambatan pada kelenjar getah bening dengan
menyuntikkan cairan radioaktif dan memantau
alirannya melalui mesin pemindaian.
 Hingga saat ini, pengobatan limfedema hanya
dapat menekan tingkat gejala yang dialami dan
menghindari komplikasi lebih lanjut.
Pengobatan tersebut terdiri dari terapi,
pemberian obat-obatan, dan operasi.
 Meninggikan kaki atau lengan yang
bermasalah.
 Olahraga ringan.
 Mengikat lengan atau tungkai
 Pneumatic compression.
 Compression garments.
 Manual lymph drainage.
 Complete Decongestive Therapy (CDT),
 Dalam kasus tertentu, apabila terjadi infeksi di kulit
atau di jaringan lain yang mengalami gangguan pada
limfedema, obat golongan antibiotik biasanya
diresepkan untuk meredakan gejala dan menekan
potensi bakteri menyebar ke pembuluh darah. Selain
itu, obat-obatan pendukung seperti benzopyrone, obat
senyawa retinoid dan antihelmintik (obat cacing),
hingga obat oles untuk kulit juga dapat diberikan
sesuai gejala.Limfedema pada penyakit kaki gajah atau
filarisis juga perlu ditangani dengan obat seperti
diethlylcarbamazepine agar infeksi tidak menyebabkan
komplikasi lebih lanjut.
 Diet dan pola hidup yang baik sangat diperlukan
sebagai pendukung pengobatan yang diberikan.
 Operasi
 Dalam kasus yang parah, tindakan operasi
dapat dilakukan untuk mengeluarkan
kelebihan cairan atau pengangkatan jaringan.
Perlu diingat tindakan ini hanya dapat
mengurangi gejala dan tidak memulihkan
limfedema secara total.
 Penyakit limfedema yang tidak diobati dengan tepat
dapat mengakibatkan komplikasi serius, seperti:
Infeksi, seperti selulitis (infeksi bakteri pada kulit) dan
limfangitis (infeksi pada pembuluh limfa). Kondisi ini
dapat memburuk saat penderita mengalami luka dan
masuk ke bagian yang terinfeksi.
 Lymphangiosarcoma, kanker jaringan yang jarang
terjadi ini dapat mengakibatkan kulit berubah warna
menjadi merah kebiruan atau ungu.
 Pertumbuhan tumor, yang dapat menghambat aliran
cairan limfe dan menyebabkan anggota tubuh lainnya
mengalami pembengkakan.
 Napas pendek, bagi penderita limfedema dengan
riwayat gagal jantung.
 Mengistirahatkan kaki atau lengan saat masa pemulihan,
dengan menaikkan kaki atau lengan melebihi posisi jantung
menggunakan alas handuk atau bantal yang lembut.
 Menggerakan kaki atau lengan secara ringan, bagi
penderita yang baru melakukan operasi pengangkatan
kelenjar getah bening selama 4 hingga 6 bulan agar tidak
kaku.
 Jaga kebersihan, agar infeksi dari luar tidak memperparah
bagian yang bermasalah. Hindari berjalan tanpa alas kaki.
Gunakan tabir surya saat keluar rumah agar terhindar dari
paparan sinar matahari berlebih.
 Hindari penggunaan pakaian yang ketat, termasuk
penggunaan manset tensimeter pada bagian lengan yang
terluka.
 Hindari mengompres dengan air panas atau es. Gunakan
air hangat untuk membasuh atau membersihkan.

Anda mungkin juga menyukai