DISUSUN OLEH:
Yusuf Abdul Hadi
1113103000071
i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
1. Laporan penelitian ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk
memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan karya asli saya atau
merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima
sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
Laporan Penelitian
Oleh:
Yusuf Abdul Hadi
NIM: 1113103000071
Pembimbing I Pembimbing II
iii
LEMBAR PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ketua Sidang
Dr. dr. H. Syarief Hasan L., Sp.KFR dr. Erike Anggraini Suwarsono, M.Pd
NIP. 19620720 199003 1 002 NIP. 19810926 201101 2 007
PIMPINAN FAKULTAS
Dekan FKIK Kaprodi PSKPD
Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes dr. Achmad Zaki, M.Epid, Sp.OT
NIP. 19650808 198803 1 002 NIP. 19780507 200501 1 005
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, rahmat serta
karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini. Shalawat serta
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Penulis
dapat menyelesaikan penelitian ini berkat dukungan, bimbingan, serta bantuan
dari berbagai pihak yang terlibat. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Arif Sumantri, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran dan
Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. dr. Achmad Zaki, M. Epid, Sp.OT selaku ketua Program Studi Kedokteran
dan Profesi Dokter Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. dr. Rahmatina, Sp.KK selaku Pembimbing 1 yang telah meluangkan banyak
waktu, tenaga, dan pikiran yang telah membimbing penulis sejak awal
memulai penelitian hingga akhir penyusunan dan penyelesaian laporan
penelitian ini.
4. dr. Fika Ekayanti, M.Med Ed selaku Pembimbing 2 yang telah banyak
memberikan bimbingan, masukan dan arahan dalam penulisan laporan
penelitian.
5. dr. Flori Ratna Sari, Ph.D selaku dosen Pembimbing Akademik dan
Penanggung jawab riset yang telah membimbing studi penulis di Program
Studi Kedokteran dan Profesi Dokter.
6. Dr. dr. H. Syarief Hasan L., Sp.KFR dan dr. Erike Anggraini Suwarsono,
M.Pd selaku Penguji 1 dan Penguji 2 pada sidang laporan penelitian ini.
7. Ir. Hj. Eha Soriha, M.Si selaku Kepala Madrasah Tsanawiyah Pembangunan
UIN Jakarta.
8. Hani Inayati, S.Psi dan Andri Sulistiyanto, S.Pd selaku guru Bimbingan
Konseling MTs Pembangunan UIN Jakarta yang telah memfasilitasi penulis
selama melakukan penelitian di MTs Pembangunan UIN Jakarta.
9. Siswa-siswi MTs Pembangunan UIN Jakarta yang telah bersedia menjadi
responden untuk penelitian yang penulis kerjakan ini
10. Ayah dan Ibu penulis tercinta, Zaid Sukidi dan Nurul Hidayah, yang selalu
mendukung, menyayangi, menasehati dan mendo’akan penulis agar menjadi
seorang Hamba Allah yang taat dan berguna.
11. Seluruh keluarga besar penulis yang selalu mendo’akan dan mendukung
penulis.
12. Segenap pengurus Program Beasiswa Santri Berprestasi yang telah
memfasilitasi banyak santri, termasuk penulis, dalam melanjutkan studi di
jenjang perguruan tinggi ini.
v
13. Teman-teman kelompok riset penulis, Nur Izdihar Hadi, Melda Agustin dan
Inggrid Nourmalydza yang telah berjuang bersama penulis serta saling
mendukung dan menyemangati.
14. Teman-teman satu kontrakan penulis yang telah meminjamkan berbagai
referensi dan membantu mengajarkan statistik.
15. Keluarga besar PSKPD 2013 yang merupakan teman-teman seperjuangan
dalam menempuh studi dan selalu saling mendukung satu sama.
16. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah turut
berkontribusi membantu penulis dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa laporan penelitian ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang dapat mengarahkan
kepada perbaikan. Demikian laporan penelitian ini penulis buat, semoga dapat
diambil ilmu dan manfaat dari laporan ini serta dapat diteruskan untuk kemajuan
ilmu kedokteran.
vi
ABSTRAK
Yusuf Abdul Hadi. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. Hubungan Antara Derajat Keparahan Acne Vulgaris Dengan Kualitas
Hidup Pada Siswa Kelas VIII dan IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pembangunan
UIN Jakarta Tahun 2016 Dengan Menggunakan Kuesioner Cardiff Acne
Disability Index (CADI). 2016.
Acne vulgaris merupakan penyakit kulit yang dialami oleh hampir seluruh remaja
dengan berbagai tingkat keparahan. Acne vulgaris tidak hanya merupakan
masalah kesehatan fisik, namun juga berdampak pada psikologis, harga diri, serta
hubungan sosial dan lingkungan. Hal-hal ini dapat menurunkan kualitas hidup
penderita acne vulgaris. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
bagaimana derajat keparahan acne vugaris mempengaruhi kualitas hidup siswa
penderita di MTs Pembangunan UIN Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian
analitik cross sectional. Responden adalah 135 siswa kelas VIII dan IX MTs
Pembangunan UIN Jakarta yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Data
yang dianalisa adalah derajat keparahan acne vulgaris yang dinilai menggunakan
metode FKUI/RSCM dan gangguan pada kualitas hidup yang dinilai dengan
kuesioner CADI. Hasil penelitian melalui uji statistik chi-square setelah
penggabungan sel didapatkan p = 0,340 menunjukkan tidak ada hubungan
bermakna antara derajat keparahan dengan kualitas hidup penderita acne vulgaris.
ABSTRACT
Yusuf Abdul Hadi. Medicine and Doctor Profession Study Program Faculty of
Medicine and Health Science State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta.
Association Between Severity of Acne Vulgaris with Quality of Life of Class VIII
and IX Students of Junior High School (MTs) Pembangunan UIN Jakarta Year
2016 Using Cardiff Acne Disability Index (CADI). 2016.
vii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN ..............................................................................iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................v
ABSTRAK .........................................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................x
DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................................... xiii
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1
1.1. Latar Belakang ........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah ...................................................................................4
1.3. Hipotesis ..................................................................................................4
1.4. Tujuan Penelitian .....................................................................................4
1.4.1. Tujuan Umum ..................................................................................4
1.4.2. Tujuan Khusus .................................................................................4
1.5. Manfaat Penelitian ...................................................................................4
1.5.1. Manfaat Bagi Peneliti ......................................................................4
1.5.2. Manfaat Bagi Perguruan Tinggi ......................................................4
1.5.3. Manfaat Bagi Masyarakat ................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 6
2.1. Acne vulgaris ...........................................................................................6
2.1.1. Patogenesis Acne Vulgaris ................................................................. 6
2.1.2. Gambaran Klinis Acne Vulgaris ........................................................ 9
2.1.3. Faktor Risiko Acne Vulgaris .............................................................. 11
2.1.4. Klasifikasi dan Assessment Acne Vulgaris ....................................... 12
2.1.5. Tatalaksana Acne Vulgaris ................................................................ 16
2.1.6. Komplikasi dan Prognosis Acne Vulgaris ........................................ 18
2.2. Kualitas Hidup ........................................................................................20
viii
2.2.1. Dampak Acne Vulgaris TerhadapISI
DAFTAR Kualitas Hidup ...........................21
2.2.2. Pengukuran Kualitas Hidup Penderita Acne Vulgaris ..................... 21
2.3. Remaja 22
2.3.1. Psikologi Remaja .............................................................................23
2.3.2. Perubahan Fisik Remaja ..................................................................23
2.4. Kerangka Teori ................................................................................................ 25
2.5. Kerangka Konsep ....................................................................................26
2.6. Definisi Operasional ................................................................................26
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................28
3.1. Desain Penelitian .....................................................................................28
3.2. Waktu dan Tempat Penelitian ..................................................................28
3.2.1. Waktu Penelitian...............................................................................28
3.2.2. Tempat Penelitian.............................................................................28
3.3. Populasi dan Responden .........................................................................28
3.3.1. Populasi ............................................................................................28
3.3.2. Responden ........................................................................................28
3.5.1. Kriteria Inklusi .................................................................................29
3.5.2. Kriteria Eksklusi...............................................................................29
3.4. Cara Kerja Penelitian...............................................................................29
3.5. Alur Penelitian .........................................................................................30
3.6. Manajemen dan Analisis Data .................................................................31
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................32
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ...................................................................... 32
4.2. Karakteristik Responden .........................................................................33
4.3. Analisis Bivariat ......................................................................................35
4.4. Pembahasan .............................................................................................36
4.5. Keterbatasan Penelitian ...........................................................................39
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................40
5.1 Kesimpulan...............................................................................................40
5.2 Saran 40
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 42
LAMPIRAN .......................................................................................................45
ix
Gambar 2.1. Patogenesis acne vulgaris
DAFTAR..............................................................
ISI 8
Gambar 2.2. Proses pembentukan lesi acne vulgaris dan faktor penyebab ........8
Gambar 2.3. Foto standar untuk grading keparahan acne ..................................15
Gambar 2.4. Algoritma tatalaksana acne vulgaris ..............................................18
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
terjadi pada usia 15-16 tahun dan kejadian lebih tinggi pada laki-laki (54,7 %)
dibanding perempuan (45,3 %).5
Terdapat banyak faktor risiko yang mempengaruhi keparahan acne
vulgaris, mulai dari riwayat acne vulgaris di keluarga, usia pubertas, fase
premenstruasi, stres mental, dan makanan manis. Sedangkan jenis kelamin,
konsumsi makanan pedas, dan merokok diketahui tidak mempengaruhi tingkat
keparahan acne vulgaris.6 Namun menurut penelitian Yiwei Shen di Cina tahun
2011 selain melakukan survey penderita acne vulgaris juga mengidentifikasi
faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian acne vulgaris, didapatkan hasil
bahwa merokok dan minuman keras berhubungan dengan acne vulgaris pada
dewasa dan tidak ada hubungan antara acne vulgaris dengan diet.4
Timbulnya acne vulgaris merupakan akibat dari kombinasi beberapa
faktor yaitu sebum, hormonal, sumbatan pada pori-pori kulit, bakteri, dan genetik.
Produksi sebum merupakan hal yang normal namun jika meningkat, kemudian
terjadi sumbatan pada pori-pori kulit dapat memicu timbulnya acne vulgaris.
Selain itu kolonisasi bakteri (Propionibacterium acnes) yang memecah
trigliserida dan menyebabkan inflamasi dapat memperparah acne vulgaris.7
Acne vulgaris memang bukan penyakit yang dapat mengancam nyawa,
namun dapat menyebabkan penurunan kualitas hidup penderitanya. Hal ini
karena acne vulgaris dapat mempengaruhi beberapa indikator kualitas hidup,
diantaranya adalah domain kesehatan fisik berupa nyeri dan rasa tidak nyaman,
domain psikologis berupa penampilan dan harga diri serta domain hubungan
sosial.8 Oleh karena itu banyak cara yang dilakukan oleh penderita acne vulgaris
untuk mengatasinya. Suryadi dalam penelitiannya di kota Palembang tahun 2007
mengidentifikasi pengobatan yang dilakukan oleh penderita acne vulgaris dan
mendapati 936 responden penelitian atau 26,39% dari total 3547 responden yang
menderita acne vulgaris tidak melakukan pengobatan terhadap acne vulgaris
yang diderita, 2114 (59,6%) responden mengobati sendiri, dan sisanya yang
hanya sebagian kecil menggunakan pelayanan kesehatan dan salon kecantikan.
Pengobatan sendiri biasanya dilakukan dengan menggunakan kosmetik.5
Penurunan kualitas hidup akibat penyakit kulit telah dibuktikan oleh
berbagai penelitian. Penelitian terhadap penderita penyakit kulit kronis psoriasis,
3
eksema, jerawat dan dermatitis seboroik di Estonia oleh Ene Pärna tahun 2011-
2012 menyebutkan terjadi penurunan kualitas hidup pada pasien-pasien (40
penderita psoriasis, 41 penderita eksema, 40 penderita acne vulgaris dan 15
penderita dermatitis seboroik) ini dibandingkan kontrol orang sehat (40 orang).9
Usia penderita penyakit kulit juga dapat menjadi pertimbangan dalam
pengukuran kualitas hidup. Dalam sebuah penelitian oleh Caroline di University
Hospital of the Federal University of Rio Grande do Sul tahun 2008-2009
didapatkan faktor-faktor yang dapat berhubungan dengan tingkat kualitas hidup
penderita penyakit kulit, dimana semakin muda usia, rendahnya pendapatan dan
durasi penyakit yang lebih lama, maka kualitas hidup juga semakin rendah.10
Namun pada penelitian lain oleh Robert di Denmark dalam kurun waktu 2 tahun
hingga 2003 didapat dampak penyakit kulit terhadap kualitas hidup dan
kesehatan psikologis adalah sama pada usia muda maupun tua.11
Penelitian di RSUD Dr. Soetomo Surabaya oleh Yunia Eka tahun 2009
terhadap 195 penderita acne vulgaris yang berkunjung ke rumah sakit didapatkan
keseluruhan subjek penelitian mengalami gangguan kualitas hidup, dari gangguan
ringan hingga sangat berat.12 Penelitian serupa juga dilakukan di RSUD Dr. H.
Abdul Moeloek Lampung oleh Yandi RA tahun 2013 dengan 62 responden dan
didapatkan bahwa acne vulgaris berefek signifikan terhadap kualitas hidup
penderitanya.13
Dari uraian-uraian sebelumnya dapat disimpulkan prevalensi acne
vulgaris masih tinggi serta berdampak signifikan pada kualitas hidup
penderitanya. Perlu pula dicari adanya hubungan derajat keparahan acne vulgaris
dengan kualitas hidup mengingat masih banyak perbedaan hasil penelitian
hubungan antara derajat keparahan acne vulgaris dengan kualitas hidup. Hal ini
dapat disebabkan karena kualitas hidup seseorang dapat dipengaruhi oleh banyak
faktor. Selain itu perlu juga dilakukan penelitian tentang kualitas hidup pada
populasi spesifik, diantaranya kelompok usia remaja. Oleh karena itu penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keparahan derajat acne vulgaris
dengan kualitas hidup pada remaja dengan subjek penelitian siswa kelas VIII dan
IX MTs Pembangunan UIN Jakarta.
4
6
7
adalah bahwa pada individu dengan insensitivitas androgen komplit tidak timbul
acne.14
Androgen juga dapat meningkatkan produksi sebum melalui stimulasi sel-
sel penghasil sebum. Salah satu komponen sebum adalah trigliserida yang juga
memiliki peran dalam patogenesis acne. Trigliserida dipecah menjadi asam lemak
bebas oleh flora normal kulit, yaitu P. acnes. Asam lemak bebas ini dapat
mendukung kolonisasi bakteri P. acnes yang akhirnya dapat mendorong
terjadinya proses inflamasi.14
Asam linoleat merupakan asam lemak esensial yang penting dalam
regulasi proliferasi keratinosit folikular. Jumlah asam linoleat ditemukan
berkurang pada penderita acne. Penurunan asam linoleat dapat menyebabkan
hiperproliferasi keratinosit folikular dan produksi sitokin-sitokin pro-inflamasi.
Ada juga pendapat yang menyatakan bahwa jumlah asam linoleat yang
diproduksi normal namun terdilusi oleh peningkatan produksi sebum.14
IL-1 ikut berperan dalam patogenesis acne. Penambahan IL-1
menyebabkan hiperproliferasi keratinosit folikular dan pembentukan
mikrokomedo, sedangkan antagonis reseptor IL-1 menginhibisi pembentukan
mikrokomedo.14
P. acnes merupakan bakteri Gram positif anaerob yang berada di folikel
kelenjar sebasea. Dinding P. acnes mengandung antigen karbohidrat yang dapat
menstimulasi pengeluaran antibodi. Antibodi ini meningkatkan respon inflamasi
melalui aktivasi komplemen yang menginisiasi kaskade pro-inflamasi. Selain itu
P. acnes juga memfasilitasi inflamasi dengan menimbulkan respon
hipersensitifitas tipe lambat dan produksi lipase, protease, hialuronidase, dan
faktor-faktor kemotaksik. Didapatkan pula bahwa P. acnes berikatan dengan
TLR2 sehingga mengakibatkan pelepasan sitokin-sitokin pro-inflamasi seperti
IL-1, IL-8, IL-12, dan TNF alfa.14
8
Gambar 2.2. Proses pembentukan lesi acne vulgaris dan faktor penyebab
(Kurokawa, 2009)
9
autosomal dominan. Keadaan ini terjadi akibat mutasi pada gen CD2 binding
protein-1 dan peningkatan produksi IL-1 beta.
7) Acne excoriee des jeunes filles
Nama acne ini diambil dari bahasa Perancis yang berarti acne terekskoriasi pada
perempuan usia muda. Hal ini kebanyakan terjadi pada perempuan muda, meski
dapat juga terjadi pada laki-laki. Tanda acne ini berupa ekskoriasi luas. Lesi
berupa komedo dan papul yang terekskoriasi secara sistemik dan neurotik
meninggalkan erosi krusta yang mengakibatkan bekas luka. Penyakit ini didasari
oleh depresi, ansietas, kelainan obsesif kompulsif, atau kelainan personalitas.
8) Acne mekanika
Acne mekanika merupakan erupsi acneiform akibat trauma fisik berulang seperti
gesekan dan sebagainya. Menempelkan plester pada kulit juga dapat
menyebabkan acne ini terjadi akibat obstruksi kelenjar pilosebasea. Lesi berupa
papul hiperpigmentasi terlikenifikasi atau plak yang berselingan dengan komedo.
9) Acne dengan edema wajah solid
Acne ini dengan nama lain penyakit Morbihan bercirikan edema di sepertiga
wajah bagian tengah dengan disertai eritema dan acne. Beratnya edema
berfluktuasi dan perbaikan spontan tidak dapat terjadi.
10) Acne dengan kelainan endokrin yang berhubungan
Hormon diketahui berpengaruh pada timbulnya acne. Orang dengan kelainan
hormonal biasanya menunjukkan tanda siklus menstruasi yang tidak teratur, suara
dalam, libido meningkat, dan hirsutisme.16
2.1.3. Faktor Risiko Acne Vulgaris
Faktor risiko terjadinya acne adalah minyak acnegenic, beberapa jenis
obat seperti lithium, isoniazid, glukokortikoid, obat kontrasepsi oral, bromide,
androgen, serta danazol. Ada pula faktor lain seperti stres emosional yang dapat
menimbulkan eksaserbasi serta oklusi, tekanan seperti ke kulit saat sedang
menyandarkan wajah pada tangan dan juga penggarukan maupun pemencetan
(acne mekanika).1,5
Pembersihan wajah secara berlebih menggunakan produk-produk seperti
pembersih berbasis alkohol atau pun scrub dan penggunaan kosmetik tertentu dan
berganti-ganti kosmetik juga merupakan faktor risiko terjadinya acne vulgaris.5
12
Tabel 2.3. Sistem grading Plewig dan Kligman dengan penghitungan per separuh
wajah (terjemahan dari versi asli)
Grade Komedonal Papulopustular
1 Kurang dari 10 komedo Kurang dari 10 lesi inflamasi
2 Antara 10 sampai 25 komedo Antara 10 sampai 20 lesi inflamasi
3 Antara 25 sampai 50 komedo Antara 20 sampai 30 lesi inflamasi
4 Lebih dari 50 komedo Lebih dari 30 lesi inflamasi
(Roshaslinie, 2012)
14
Global Acne Grading System (GAGS) yang dikenalkan oleh Doshi dkk.
membagi wajah, dada dan punggung menjadi 6 area, yaitu dahi, pipi kanan, pipi
kiri, hidung, dagu, serta dada dan punggung atas. Tiap area memiliki faktor area.
Kemudian secara terpisah dilakukan grading keparahan dengan skala 1-4
bergantung pada lesi. Skor lokal didapat dari hasil perkalian antara skala grading
lesi dan faktor area. Skor-skor lokal dijumlahkan untuk mendapatkan skor total
yang akan diinterpretasikan dalam derajat keparahan acne (Tabel 2.4.).16
Tabel 2.4. Global Acne Grading System (GAGS) (terjemahan dari versi asli)
Area Faktor Severity (S) Skor Derajat keparahan
(F) lokal acne
(FXS)
Dahi 2 Tidak 0 Ringan 1-18
ada
Pipi kanan 2 Komedo 1 Sedang 10-30
Pipi kiri 2 X Papul 2 = Berat 31-38
Hidung 1 Pustul 3 Sangat berat >39
Dagu 1 Nodul 4
Dada dan 3
punggung
atas
Skor total
(Roshaslinie, 2012)
Tabel 2.5. Negara dan sistem grading (terjemahan dari versi asli)
Negara Sistem grading
Hong Kong GAGS
India GAGS
Jepang Hayashi dkk.
Yordania GAGS
Korea Korean Acne Grading System
Malaysia Leeds Grading System, GAGS
Arab Saudi GAGS
Turki GAGS
Inggris Leeds Grading System
Amerika Serikat Investigator’s Global Assessment
(Roshaslinie, 2012)
Tabel 2.7. Klasifikasi bekas luka acne (terjemahan dari versi asli)
Sub-tipe bekas luka acne Tanda-tanda klinis
Icepick Diameternya sempit (< 2 mm), dalam,
tepi jelas yang meluas secara vertikal ke
bagian dermis dalam atau lapisan
subkutan.
Rolling Diameter biasanya lebih dari 4-5 mm
berupa jaringan ikat abnormal dermis
yang berada di subkutan menyebabkan
baying di superfisial dan undulasi/
penonjolan pada kulit.
Boxcar Penurunan kulit berbentuk bulat hingga
Dangkal oval dengan batas tepi vertikal yang
Diameter < 3 mm sangat jelas. Secara klinis lebih lebar
Diameter > 3 mm dari icepick dan tidak meruncing ke
dasar.
Deep (dalam) Lesi bisa dangkal (0,1-0,5 mm) atau
Diameter < 3 mm dalam (>0,5 mm) dan seringnya
Diameter > 3 mm berdiameter 1,5-4,0 mm.
(Gabriella, 2010)
Untuk grading bekas luka acne menurut Goodman dan Baron adalah
sebagai berikut,21
Tabel 2.8. Grading bekas luka acne (terjemahan dari versi asli)
Grade Level Tanda-tanda klinis
bekas luka
pos-acne
1 Makular Eritematosa, hiper- atau hipopigmentasi dengan
permukaan rata. Bukan berupa bekas luka kontur namun
bekas luka warna.
2 Ringan Atrofi atau hipertrofi ringan yang mungkin tidak terlihat
dari jarak 50 cm atau lebih dan dapat ditutupi secara
adekuat dengan makeup atau ditutupi oleh rambut
normal.
3 Sedang Atrofi atau hipertrofi sedang yang dapat dilihat dari jarak
50 cm atau lebih dan tidak dapat ditutupi dengan mudah
melalui makeup atau rambut normal, namun masih dapat
diratakan permukaannya dengan peregangan normal kulit
(jika atrofi)
4 Berat Atrofi atau hipertrofi berat yang terlihat dari jarak lebih
dari 50 cm dan tidak dapat ditutupi dengan mudah
melalui makeup atau rambut normal dan tidak dapat
diratakan permukaannya dengan peregangan manual
kulit.
(Gabriella, 2010)
20
Tabel 2.9. Domain dan indikasi kualitas hidup (terjemahan dari versi asli)
Domain Masalah yang berhubungan (indikasi)
Kesehatan fisik Tenaga dan kelelahan; Nyeri dan rasa tidak nyaman; Tidur
dan istirahat
Psikologis Tampilan fisik/ tubuh; Perasaan negatif; Perasaan positif;
Harga diri; Pemikiran, pembelajaran, ingatan dan
konsentrasi
Kemandirian Mobilitas; Aktivitas keseharian; ketergantungan pada obat
dan alat medis; kapasitas kerja
Hubungan sosial Hubungan personal; dukungan sosial; aktivitas seksual
Lingkungan Finansial; kebebasan, keamanan; pelayanan kesehatan dan
sosial; lingkungan rumah; kesempatan mendapatkan
informasi baru; rekreasi; lingkungan fisik (polusi/ bising/
lalu lintas/ cuaca); transportasi
Keyakinan Agama/ spiritual/ kepercayaan pribadi
(WHO, 1997)
Tabel 2.10. Perubahan fisik saat pubertas (terjemahan dari versi asli)
Perempuan Laki-laki
Kemunculan puting Pembesaran testis, mulai dari awal
payudara (antara 8-12 usia 9,5 tahun
tahun), diikuti Muncul rambut pubis (10-15 tahun)
perkembangan payudara Onset spermarche, atau ditemukan
(13-18 tahun) sperma saat ejakulasi
Rambut pubis (11-14 Pemanjangan alat kelamin (11-14
tahun) tahun)
Pertumbuhan pesat (usia Pembesaran pesat laring, faring, dan
rata-rata 10 tahun), yang paru-paru, yang dapat menimbulkan
mana terjadi penambahan gangguan kualitas suara (contoh
tinggi dan lingkar pinggul suara pecah)
Mulai menstruasi (usia Perubahan pertumbuhan fisik (usia
rata-rata 12 tahun, rentang rata-rata 14 tahun), terlihat pertama
normal 9-16 tahun) di tangan dan kaki, lalu badan dan
Pembesaran ovarium, dada
uterus, labia, dan klitoris; Penambahan berat badan dan
penebalan endometrium penambahan masa otot (11-16
dan mukosa vagina tahun)
Muncul rambut ketiak (usia Penggandaan ukuran jantung dan
13-16 tahun) kapasitas vital paru-paru, tekanan
Perubahan gigi, yang dan volume darah bertambah
meliputi pertumbuhan Tumbuh rambut di wajah dan tubuh,
rahang dan gigi molar yang mana belum lengkap hingga
Timbul bau badan (odor) usia pertengahan 20an
dan acne Perubahan gigi, meliputi
pertumbuhan rahang dan gigi molar
Timbul bau badan (odor) dan acne
Acne berat
Bau badan
Diteliti
Tidak diteliti
26
?
Derajat keparahan acne vulgaris Kualitas hidup
(variable independen) (variable dependen)
inflamasi 15-
50 atau total
lesi 30-125
Berat adalah
Kista > 5 atau
komedo > 100
atau lesi
inflamasi > 50
atau total lesi >
125
2. Gangguan Peneliti Kuesioner Interpretasi Ordinal
kualitas CADI skor kuesioner dalam 3
hidup (terjemahan CADI dengan kategori
penderita Bahasa ketentuan (ringan,
acne Indonesia jumlah total sedang, dan
vulgaris oleh Yunia skor: berat)
Eka, 2009) 0 = tidak ada
dengan gangguan
ketentuan 1-5 =
skor gangguan
jawaban: ringan
a=3 6-10 =
b=2 gangguan
c=1 sedang
d=0 11-15 =
gangguan berat
BAB III
METODE PENELITIAN
Keterangan:
n = jumlah sampel yang dibutuhkan pada masing-masing kelompok
Z1-α/2 = 1,96 (taraf signifikansi (α) = 0,05)
Z1-β = 1,645 (kekuatan uji (1-β) = 95 %)
P1 = 0,58 (Yandi RA, 2014)
P2 = 0,13 (Yandi RA, 2014)
P = (P1+P2)/2 = (0,58+0,13)/2
= 0,355
28
29
= 0,36
Manajemen data
31
32
33
224 siswa kelas VIII MTs dan 248 siswa kelas IX MTs. Baik kelas VIII maupun
IX MTs terdiri atas delapan kelas dari kelas A hingga kelas H. Tiga kelas terakhir
masing-masing tingkat, yaitu kelas F, G dan H adalah kelas bilingual yang
mendapat tambahan 2 jam pelajaran tiap minggu pada hari Kamis.
4.2. Karakteristik Responden
Karakteristik responden mencakup jenis kelamin, usia, kelas, derajat
keparahan acne vulgaris, dan interpretasi Cardiff Acne Disability Index. Dari 135
responden dilakukan pendistribusian berdasarkan karakteristik-karakteristik
tersebut.
Distribusi responden menurut jenis kelamin adalah sebagai berikut
dijelaskan pada tabel 4.2.1.
Dari 135 responden didapatkan 64,4 % (87 orang) responden adalah laki-
laki dan 35,6 % (48 orang) perempuan (Tabel 4.2.1.).
Untuk distribusi responden menurut usia dijelaskan dalam tabel 4.2.2. di
bawah ini.
Tabel 4.2.2. Distribusi responden menurut usia dan rata-rata usia responden
Usia (Tahun) Frekuensi Persen (%) Rata-Rata Usia
(Tahun)
12 13 9,6
13 73 54,1
14 45 33,3 13,3
15 4 3,0
Total 135 100,0
Responden terdiri atas 80 siswa (59,3 %) kelas VIII dan 55 siswa (40,7 %)
kelas IX (Tabel 4.2.3.).
Distribusi responden menurut derajat keparahan acne vulgaris yang
diderita dijelaskan pada tabel 4.2.4. berikut.
Tabel 4.2.6. Rata-rata skor CADI menurut jenis kelamin dan kelas
Keseluruhan Jenis Kelamin Kelas (MTs)
Laki-laki Perempuan VIII IX
Rata-Rata
2,53 2,10 3,29 2,55 2,49
Skor CADI
Rata-rata skor CADI pada kelompok laki-laki adalah 2,10 dan pada
kelompok perempuan adalah 3,29 yang keduanya menunjukkan gangguan ringan
pada kualitas hidup. Kemudian jika dilihat dari tingkat kelas, didapat rata-rata
skor CADI adalah 2,55 pada kelas VIII MTs dan 2,49 pada kelas IX MTs yang
keduanya menunjukkan gangguan ringan pada kualitas hidup. Untuk rata-rata
keseluruhan adalah 2,53 yang menunjukkan gangguan ringan pada kualitas hidup
(Tabel 4.2.6.).
4.3. Analisis Bivariat
Dari 36 responden yang menderita acne ringan 8 orang tidak mengalami
gangguan pada kualitas hidup, 26 orang mengalami gangguan ringan, dan 2 orang
mengalami gangguan sedang. Kemudian dari 99 responden yang menderita acne
36
sedang hingga berat 12 orang tidak mengalami gangguan pada kualitas hidup, 80
orang mengalami gangguan ringan, dan 7 orang mengalami gangguan sedang
(Tabel 4.3.1).
Hasil uji chi-square pada tabel 3x3 menunjukkan sel dengan angka
expected count kurang dari 5 ada lebih dari 20 % sehingga dilakukan
penggabungan sel dan didapat tabel 2x3 dan dilakukan uji chi-square ulang. Di
Uji chi-square yang kedua ini sel dengan expected count kurang dari 5 tidak lebih
dari 20 % sehingga layak uji dan didapat hasil p-value = 0,340 atau p > 0,05 yang
berarti tidak terdapat hubungan antara derajat keparahan acne vulgaris dan
kualitas hidup penderitanya (Tabel 4.3.1).
Tabel 4.3.1. Hubungan antara derajat keparahan acne vulgaris dengan gangguan
kualitas hidup berdasarkan hasil interpretasi Cardiff Acne Disability
Index setelah dilakukan penggabungan sel
Gangguan Kualitas Hidup
Derajat Keparahan Acne Tidak Ringan Sedang Total p-value
Ada
Ringan 8 26 2 36
Sedang - Berat 12 80 7 99 0,340
Total 20 106 9 135
4.4. Pembahasan
Gangguan ringan pada kualitas hidup dialami lebih dari tiga per empat
subjek yang diteliti, yaitu 78,5 % (106 dari 135 orang), kemudian terdapat 20
orang (14,8 %) yang tidak mengalami gangguan pada kualitas hidup dan 9 orang
(6,7 %) yang mengalami gangguan sedang. Tidak ada responden yang mengalami
gangguan berat (Tabel 4.2.5.). Hal ini sangat berbeda dengan hasil penelitian oleh
Yunia Eka (2010) di RSUD Dr. Soetomo Surabaya yang kebanyakan responden
memiliki skor CADI antara 6-10, yaitu 49,2 % (96/195) yang diikuti 27,7 %
(54/195) penderita acne dengan skor CADI 11-15 dan tidak didapati responden
dengan skor CADI 0.12 Yandi RA dalam penelitiannya yang dilakukan tahun 2013
di RSUD Abdul Moeloek Lampung juga mendapati kebanyakan pasien memiliki
skor CADI menengah sampai tinggi, yaitu 44 dari total 62 orang.13 Hal ini dapat
37
setiap orang memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap apa yang sedang
dideritanya, termasuk acne vulgaris.
4.5. Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini masih banyak terdapat keterbatasan baik dari peneliti
sendiri atau pun karena faktor lain. Dari peneliti sendiri kurang menggali data
yang lebih lengkap yang mungkin dapat dipertimbangkan berpengaruh seperti
sosial-ekonomi, keluarga, dan riwayat pengobatan. Selain itu karena keterbatasan
waktu dan situasi kondisi yang tak mendukung ada 1 kelas yang tidak terambil
responden.
Karena keterbatasan tenaga dan waktu pengisian kuesioner tiap kelas
dilakukan bersama sehingga tiap siswa dapat melihat pengisian kuesioner siswa
lain di dekatnya. Hal ini dapat menyebabkan siswa mengisi tidak sesuai dengan
apa yang ia alami dan rasakan karena dilihat oleh orang lain.
Inspeksi wajah dilakukan oleh peneliti dan rekan peneliti yang masih
mahasiswa, alangkah lebih baik jika dilakukan oleh seseorang yang lebih
berpengalaman dan berpengetahuan. Namun hal ini dapat diatasi dengan
penggunaan metode sederhana hitung lesi kuantitatif dengan alat bantu loop.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Dengan metode grading acne vulgaris yang dipakai FKUI/RSCM
didapatkan derajat keparahan acne vulgaris sedang adalah yang paling
banyak ditemukan pada siswa kelas VIII dan IX MTs Pembangunan UIN
Jakarta yang mengalami acne vulgaris onset sebulan atau lebih, yaitu
71,1 %, diikuti oleh derajat keparahan ringan (26,7 %) kemudian berat
(2,2 %).
2. Dengan kuesioner CADI, gangguan ringan pada kualitas hidup adalah
gangguan yang paling banyak dialami oleh siswa kelas VIII dan IX MTs
Pembangunan UIN Jakarta yang mengalami acne vulgaris onset sebulan
atau lebih, yaitu 78,5 %, diikuti oleh penderita yang tidak ditemukan
gangguan kualitas hidup (14,8 %) kemudian penderita dengan gangguan
sedang (6,7 %), adapun gangguan berat pada kualitas hidup tidak
ditemukan.
3. Tidak terdapat hubungan bermakna antara derajat keparahan acne vulgaris
yang diukur dengan metode yang dipakai FKUI/RSCM dengan kualitas
hidup penderitanya yang diukur dengan kuesioner CADI pada siswa kelas
VIII dan IX MTs Pembangunan UIN Jakarta (p = 0,340).
5.2. Saran
1. Penanganan acne vulgaris seharusnya tidak hanya dilihat dari derajat
keparahan acne vulgaris itu saja tapi juga mempertimbangkan gangguan
terhadap kualitas hidup penderitanya, karena belum tentu penderita dengan
derajat keparahan acne yang lebih ringan memiliki kualitas hidup yang
lebih baik dibandingkan penderita dengan derajat keparahan acne yang
lebih berat.
2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor selain
derajat keparahan acne vulgaris yang diduga dapat mempengaruhi tingkat
kualitas hidup penderita acne vulgaris, seperti usia, jenis kelamin,
lingkungan dan keadaan psikologis.
40
41
42
43
16. Roshaslinie Ramli, Aamir Saeed Malik, Ahmad Fadzil Mohamad Hani,
Adawiyah Jamil. Acne Analysis, Grading and Computational Assessment
Methods: An Overview. Skin Research and Technology. 2012; 18: 1-14.
17. J. Karciauskiene, S. Valiukeviciene, H. Gollnick, A. Stang. The Prevalence
and Risk Factors of Adolescent Acne Among Schoolchildren in Lithuania: A
Cross-sectional Study. JEADV. 2013.
18. Nobukazu Hayashi, Hirohiko Akamatsu, Makoto Kawashima, dkk.
Establishment of Grading Criteria for Acne Severity. Journal of Dermatology.
2008; 35: 255-260.
19. Irma Bernadette S. Sitohang, Sjarif M. Wasitatmadja. Acne vulgaris (Buku
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin). Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2015.
20. Anthony J. Mancini. Incidence, Prevalence, and Pathophysiology of Acne.
Adv Stud Med. 2008; 8(4): 100-105.
21. Gabriella Fabbrocini, M.C. Annunziata, V. D’Arco, dkk. Acne Scars:
Pathogenesis, Classification and Treatment. Dermatology Research and
Practice. 2010.
22. UU No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan didownload dari
http://www.affaveti.org/wp-content/uploads/2010/09/uu23_1992_ind.pdf.
23. Pratiwi Fatmasari Ningrum, Ratih Pramuningtyas, Devi Usdiana Rosyidah.
Hubungan Antara Acne vulgaris Dengan Tingkat Kualitas Hidup Pada
Remaja di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Skripsi FK UMS. 2016.
24. Jelena Perić, Nataša Maksimović, Janko Janković, dkk. Prevalence and
Quality of Life in High School Pupils with Acne in Serbia. Vojnosanit Pregl.
2013; 70(10): 935–939.
25. Andri, AAAA. Kusumawardhani, Aryani Sudharmono. Perasaan Self-
consciousness dan Rendahnya Harga diri dan Hubungannya dengan Kualitas
Hidup Pasien Kualitas Hidup Pasien Acne vulgaris. Maj Kedokt Indon. 2010;
60(6): 263-267.
26. Quality of Life Questionnaires diakses dari http://sites.cardiff.ac.uk/
dermatology/quality-of-life/ diakses 10-10-2016.
27. http://www.cardiff.ac.uk/dermatology/quality-of-life/cardiff-acne-disability-
index-cadi/ diakses 10-10-2016.
28. Meita Dhamayanti. Overview Adolescent Health Problems and Services.
Artikel dari http://www.idai.or.id/artikel/seputar-kesehatan-anak/overview-
adolescent-health-problems-and-services yang diposting pada 10-09-2013.
29. Singgih D. Gunarsa, Yulia Singgih D. Gunarsa. Psikologi Perkembangan
Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung Mulia. 2008. h: 201-221.
30. Stages of Adolescence. Diakses dari https://www.healthychildren.org
/English/ages-stages/teen/pages/Stages-of-Adolescence.aspx terakhir update
pada 21-11-2015.
31. Clea McNeely, Jayne Blanchard. The Teen Years Explained: A Guide to
Healthy Adolescent Development. United States of America: Center for
44
Lampiran 1
Formulir Penjelasan Penelitian dan Informed Consent
NASKAH PENJELASAN KEPADA PESERTA PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat hubungan acne vulgaris dengan
kualitas hidup pasien. Acne vulgaris, atau yang biasa disebut dengan jerawat,
merupakan penyakit kulit yang umum yang ditandai dengan bentuk lesi yang
bervariasi. Kualitas hidup merupakan derajat kepuasan yang dialami oleh
seseorang dalam melakukan aktivitas keseharian. Saudara akan mengisi kuesioner
yang sudah disediakan dan menjalani pemeriksaan fisik berupa inspeksi wajah
dengan alat bantu loop.
Data yang saya peroleh dari pemeriksaan saudara akan saya rahasiakan
dan tidak akan saya sebarkan. Penelitian ini bersifat sukarela dan tidak memaksa.
Apabila saudara bersedia menjadi peserta penelitan, dengan senang hati kami
mengharapkan untuk dapat kiranya mengisi formulir yang kami sediakan.
September 2016
Peneliti,
(Lanjutan)
Tanggal Pengambilan:
No Kuosioner:
Saya telah mendapatkan penjelasan secara rinci dan mengerti mengenai Riset
Hubungan Antara Derajat Keparahan Acne vulgaris Vulgaris Dengan Kualitas
Hidup Pada Siswa Kelas VIII dan IX Madrasah Tsanawiyah (MTs) Pembangunan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Dengan Menggunakan Kuesioner CADI oleh
Yusuf Abdul Hadi, Mahasiswa jurusan kedokteran dan profesi dokter angkatan
2013 FKIK UIN Syarif Hidayatullah. Saya mengerti bahwa partisipasi saya
dilakukan secara sukarela. Pernyataan bersedia diwawancarai dan diperiksa.
( )
47
Lampiran 2
Kuesioner Identitas dan Penjaring
IDENTITAS PASIEN
Nama :
Usia :
Jenis kelamin :
No. HP :
Kelas :
I. Jawablah pertanyaan dibawah ini
1. Apakah saat ini saudara sedang menderita jerawat?
a. Ya
b. Tidak
2. Jika “Ya”, sudah berapa lamakah saudara memiliki jerawat sampai saat
ini?
a. < (Kurang dari) seminggu d. Satu bulan
b. Satu minggu e. > (Lebih dari) 1 bulan
c. > (Lebih dari) seminggu
3. Kapan saudara pertama kali menderita jerawat?
Sejak ………………………………………………………………………..
4. Bagaimana pola munculnya jerawat yang saudara alami selama ini?
a. Hanya saat: (menjelang haid/ saat stres/ saat makan makanan tertentu)
b. Tidak ada waktu tertentu/ muncul kapan saja
c. Lain-lain, sebutkan ……………………………………………………..
5. Apakah saudara sudah melakukan pengobatan terhadap jerawat yang
saudara miliki?
a. Ya
b. Tidak
6. Jika “Ya”, jenis pengobatan bagaimana yang saudara lakukan?
a. Pengobatan resep dokter
b. Pengobatan sendiri
c. Pengobatan herbal
d. Lain-lain, sebutkan ..................................................................................
7. Apakah saudara memiliki penyakit kulit selain jerawat?
a. Ya, sebutkan ……………………………………………………………
b. Tidak
8. Apakah saudara sedang menjalani pengobatan selain jerawat?
a. Ya, deskripsikan pengobatan yang sedang dijalani …………………….
b. Tidak
48
Lampiran 3
Kuesioner CADI
(Lanjutan)
Lampiran 4
Dokumentasi
Lampiran 5
Hasil Analisis SPSS
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 5,743a 4 ,219
Likelihood Ratio 4,459 4 ,347
Linear-by-Linear
2,865 1 ,091
Association
N of Valid Cases 135
a. 4 cells (44,4%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is ,20.
Hasil Analisis SPSS chi-square tabel 3x3 tidak memenuhi syarat uji
52
(Lanjutan)
Chi-Square Tests
Asymptotic
Significance
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2,157a 2 ,340
Likelihood Ratio 2,018 2 ,365
Linear-by-Linear
1,699 1 ,192
Association
N of Valid Cases 135
a. 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 2,40.
Hasil Analisis SPSS chi-square penggabungan sel (tabel 2x3) memenuhi syarat
didapatkan p = 0,340
53
Lampiran 6
Riwayat Hidup Penulis
Identitas
Agama : Islam
Email : yusufhadi05@gmail.com/
abdulhadi05@outlook.com
Riwayat Pendidikan