Muhammad Akraf
A. Definisi :
Inkontinensia Urine (IU) merupakan salah satu keluhan utama pada penderita lanjut usia.
Inkontinenensia urine adalah pengeluaran urin tanpa disadari dalam jumlah dan frekuensi
yang cukup sehingga mengakibatkan masalah gangguan kesehatan dan atau sosial. Variasi
dari inkontinensia urin meliputi keluar hanya beberapa tetes urin saja, sampai benar-benar
banyak, bahkan terkadang juga disertai inkontinensia alvi (disertai pengeluaran feses).
B. Etiology :
¢ Seiring dengan bertambahnya usia, ada beberapa perubahan pada anatomi dan fungsi organ
kemih, antara lain: melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali, kebiasaan
mengejan yang salah, atau batuk kronis. Ini mengakibatkan seseorang tidak dapat menahan
air seni. Selain itu, adanya kontraksi (gerakan) abnormal dari dinding kandung kemih,
sehingga walaupun kandung kemih baru terisi sedikit, sudah menimbulkan rasa ingin
berkemih.
¢ Penyebab Inkontinensia Urine (IU) antara lain terkait dengan gangguan di saluran kemih
bagian bawah, efek obat-obatan, produksi urin meningkat atau adanya gangguan
kemampuan/keinginan ke toilet. Gangguan saluran kemih bagian bawah bisa karena infeksi
C. Patofisiologi :
¢ Fungsi sfingter yang terganggu menyebabkan kandung kemih bocor bila batuk atau bersin.
Bisa juga disebabkan oleh kelainan di sekeliling daerah saluran kencing.
¢ Fungsi otak besar yang terganggu dan mengakibatkan kontraksi kandung kemih.
¢ Terjadi hambatan pengeluaran urine dengan pelebaran kandung kemih, urine banyak dalam
kandung kemih sampai kapasitas berlebihan.
D. PROGNOSIS
Inkontinensia urin mempunyai kemungkinan yang besar untuk disembuhkan, terutama pada
penderita dengan mobilitas dan status mental yang cukup baik. Bahkan bila tidak dapat
diobati sempurna, inkontinensia selalu dapat diupayakan lebih baik, sehingga kualitas hidup
penderita dapat ditingkatkan dan meringankan beban yang ditanggung oleh mereka yang
merawat penderita.
F. PEMBAGIAN INKONTINENSIA
1) TIPE LUAPAN¢Tipe ini ditandai dengan kebocoran/keluarnya urin, biasanya dalam jumlah
sedikit karena desakan mekanik akibat kandung kemih sudah sangat tegang.
2) Tipe Fungsional¢Tipe fungsional ditandai dengan keluarnya urin secar dini
akibat ketidakmampuan mencapai tempat berkemih karena gangguan fisik atau kognitif
maupun gangguan lingkungan lainnya.
G. Proses Fisioterapi
ASSESSMENT FISIOTERAPI
A. Anamnesis Umum :
B. Anamnesis Khusus :
KU : sering ngompol & tdk disadari. Kapan : 1 minggu yang lalu Penyebab : tdk
diketahui. RPP : 2 mgg yg lalu kena stroke/melahirkan.
TEKANAN DARAH ??
PERNAPASAN ??
NADI ??
AKTUALITAS NYERI ??
PEMERIKSAAN INSPEKSI :
1. —STATIS
2. —Dinamis
PEMERIKSAAN FUNGSI :
}Orientasi Test Suruhlah pasien untuk batuk, kemudian tanyakan apakah saat ITU TERJADI
BAK.
}Pemeriksaan Aktif Pasien disuruh untuk menahan BAK & BAB, apakah pasien
mampu MELAKUKAN?.
}Pemeriksaan Pasif & TIMT sulit dilakuka KECEMASAN TAMPAK PADA WAJAHNYA.
}Palpasi
}Tes uji ngedan - pasien duduk dibangku, pahanya dibuka, kemudian mengedan ATAU
BATUK. - vesika diisi dengan cairan berwarna biru melalui kateter, KEMUDIAN PASIEN
DIBERI HANDUK UNTUK MENGALAS PADA BAGIAN KELAMINNYA, SELANJUTNYA DISURUH
BERJALAN, BATUK ATAU MENGEDAN.}Kekuatan Otot Pelvic Floor
}Muscle Endurance.
P : POWER
E : ENDURANCE
R : REPETITION
F : FAST
POWER :
Endurance :
}FAST mengukur kecepatan otot dengan nilai 1 – 10 kali kontraksi (kontraksi cepat)
}Posisi pasien : -Tidur terlentang dengan kepala tersanggah bantal. - Hip fleksi, abduksi dan
lutut fleksi. - Pasien relaks/tidak tegang
PEMERIKSAAN TAMBAHAN
}Laboratorium
}X-Ray
}Gangguan fungsional BAK akibat kelemahan pelvic floor muscle post stroke.
}Inconentia urine akibat kelemahan pelvic floor muscle post trauma capitis.
Intervensi Fisioterapi :
Kegels Exercise:
Latihan Kegels diciptakan pertama kali lebih dari 40 tahun yang lalu oleh seorang
gynecologist bernama Arnold Kegel, M.D., yang melihat perlunya latihan ini bagi perempuan
sehabis melahirkan. Diketahui bahwa latihanini juga perlu bagi perempuan selama masa
kehamilan.
1. Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong dengan rileks.
4.Kontraksikan otot dasar panggul seperti menahan berkemih.5.Rasakan kontraksi otot dasar
panggul.
6.Pertahankan kontraksi sebatas kemampuan (+10 detik).
8.Kontraksikan lagi (tanpa kontraksi abdominal musc dan tdk menahan napas).
Letakkan tangan pada perut.
9.Rileks lagi.
11.Lakukan kontraksi sambil beraktivita (seperti, tertawa, batuk, bangun dari kursi, jogging,
dll).
12.Lakukan kontraksi 10x lambat, 10x cepat. Tiap kontraksi ditahan selama 10 hitungan, 6-8
dalam sehari.
Electrical Stimulation :
Teknik Electrical Stimulation (ES) :
}Electrode indefenden ditempatkan pada sistem persarafan segmental regio sacral atau
thoracal.
}Electrode aktif ditempatkan pada regio sedekat mungkindengan pelvic floor muscle.
}Apabila kontraksi dirasakan tidak nyaman atau kurangkuat dpt dilakukan secara internal
dengan electrodekhusus dan higienis.
Tujuan ES :
reeducation).
b. Memfasilitasi kontraksi.
Dosis :
}Intensitas : tergantung dari kontraksi yang muncul (perhatikan nyeri yang muncul).
Biofeedback :
}Digunakan untuk membantu pasien dalam mengontrol kontraksi & rileksasi pada pelvic
floor muscle.
VAGINAL CONES :Vaginal Cones digunakan untuk perempuan dalam hal membantu
menguatkan pelvic floormuscle.Vaginal cones dimasukkan ke dalam vagina dan otot dasar
panggul dikontraksikan untuk mencegah vaginal cones keluar. Beban selalu ditambah
berdasarkan kemajuan pasien.
Home Program :
}Latihan menahan BAK. (Bisa dilakukan secara bersamaan BAB & BAK)