Anda di halaman 1dari 14

PEMBERIAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL

TREATMENT (NDT) MENINGKATKAN KEMAMPUAN MERANGKAK


PADA ANAK DENGAN DOWN SYNDROME

Oleh:

BAMBANG WIDAYANTO
NIM : P 27226016281

PRODI FISIOTERAPI PROGRAM PROFESI


JURUSAN FISIOTERAPI
POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
SURAKARTA
2018
Down Syndrome (DS)
adalah suatu kondisi keterbelakangan fisik dan
mental anak yang diakibatkan adanya abnormalitas
perkembangan kromosom. Kromosom ini terbentuk
akibat kegagalan sepasang kromosom untuk saling
memisahkan diri saat terjadi pembelahan
(Judarwanto, 2012).
 DS memiliki manifestasi klinis berupa retardasi
mental, karakteristik fisik yang khas, dan
keterlambatan perkembangan.
 Perkembangan otak anak DS mengalami
keterlambatan karena terjadinya overekspresi gen
trisomi 21 yang akan mempengaruhi struktur dan
fungsi otak hingga akhirnya mengganggu daya
serap, proses, dan menafsirkan informasi, hal ini
yang menjadikan perkembangan anak DS
mengalami keterlambatan (Riquelme, 2006).
BOBATH
yang direkomendasikan oleh Bobath (1992)
yaitu suatu metode yang berdasarkan pada
neurologi dan refleks-refleks primitive dan
fasilitasi dari keseimbangan yang lebih tinggi
dan refleks righting yang dipersiapkan untuk
keterampilan (skill) di kemudian hari.
KETERANGAN UMUM PENDERITA
Nama : An. Z
Umur : 16 bl
JenisKelamin : perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : -
Alamat : srengseng
No. CM : -

Keluhan Utama:
Belum bisa merangkask
Riwayat Penyakit Sekarang:
Kondisi down syndrome, dengan keterlambatan
perkembangan motorik
Pemeriksaan Tanda Vital
(Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan,
temperatur, tinggi badan, berat badan)
Tekanan darah : - mmHg
Denyut nadi : 85 kali/menit
Pernafasan : 20 kali/menit
Temperatur : afebris
Tinggi badan : - cm
Berat badan : 12kg

Inspeksi / Observasi
Statis :
 Duduk dengan menumpu kedua tangan
 Mata nigtagmus, leher posisi ekstensi
 Perban di perut karena adanya colostomy

Dinamis :
 Bergerak dengan merayap
 Bermain dalam posisi tidur
 Gerakan aktif ekstremitas dalam posisi tidur
cukup banyak
Palpasi
 Hypotonus otot core, ekstremitas, postural
 Hiposensitif di ekstremitas atas dan bawah
Auskultasi
-

Gerak Aktif
 Bergerak dengan merayap
 Bermain dalam posisi tiduran
 Gerakan aktif ekstremitas cukup
banyak
Gerak Pasif
 Laxity di sendi-sendi ekstremitas
Gerak Isometrik
 Tidak dilakukan

Kemampuan Fungsional

Kemampuan fungsional dasar:


 Bergerak dengan merayap
 Duduk dengan menumpu kedua tangan
Aktivitas fungsional:
 Aktivitas merangkak belum bisa dilakukan
Lingkungan aktivitas:
 Anak banyak melakukan aktivitas dengan tiduran
Pemeriksaan spesifik

DIAGNOSIS FISIOTERAPI
1. Impairment
 hypotonus
 laxity
 hiposensitif
 kelemahan otot
2. Functional Limitation
 Belum bisa merangkak
 Duduk belum stabil
3. Disability/Participation restriction
 Gangguan kegiatan bermain
PROGRAM FISIOTERAPI
1. Tujuan Jangka Panjang
 Meningkatkan kemampuan aktivitas merangkak
2. Tujuan Jangka Pendek
 Meningkatkan kekuatan otot core
 Meningkatkan sensori integrasi
 Meningkatkan kontrol postur
 Memfasilitasi gerak merangkak
3. Teknologi Intervensi Fisioterapi
 Stuimulasi taktil
 Aktivasi core muscle
 Fasilitasi gerak merangkak
 Parent education
PELAKSANAAN TERAPI
 Stimulasi taktil pada telapak tangan dan
kaki dengan massase
 Latihan core muscle : berlutut, sit up
 Latihan merangkak
 Parent edukasi
EDUKASI

 Membantu anak dalam bermain dalam


posisi duduk
 Memfasilitasi posisi merangkak
J. HASIL TERAPI AKHIR
 Kemampuan merangkak belum kontinyu

Anda mungkin juga menyukai