Anda di halaman 1dari 4

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Meningkatnya usia harapan hidup wanita Indonesia berdampak pada

meningkatnya pula jumlah wanita lanjut usia (lansia) di Indonesia. Diharapkan

bahwa para wanita lanjut usia tetap dapat menjalani “sisa” kehidupannya dengan

sehat dan bahagia, bahkan tetap memiliki produktivitas yang tinggi, karena apalah

artinya berumur panjang bagi seorang wanita jika harus hidup dengan berbagai

macam keluhan dan menjadi beban bagi keluarganya, namun ada salah satu

masalah pokok di bidang kesehatan yang dihadapi para wanita lanjut usia yaitu

menopause.1

Menopause merupakan suatu bagian dari proses penuaan yang sangat

alamiah, normal dan ireversibel yang melibatkan sistem reproduksi wanita.

Menopause di mulai sejak 12 bulan setelah haid terakhir. Berdasarkan survei

perkumpulan menopause Indonesia tahun 2005, usia menopause rata-rata wanita

Indonesia 49 ± 0,20 tahun. Menopause dikenal sebagai masa berakhirnya

menstruasi atau haid, dan sering dianggap menjadi momok dalam kehidupan

wanita. Sebagian besar wanita mengalami gejala menopause pada usia 40-an dan

puncaknya tercapai pada usia 50 tahunan (Williams dkk., 2007).

Pada wanita menopause akan timbul berbagai masalah kesehatan, seperti

gejala vasomotorik yaitu hot flush (rasa panas dari dada hingga wajah), night

sweat (keringat dimalam hari) dan mudah berkeringat, gejala psikogenik, nyeri

1
2

sanggama, insomnia (susah tidur), penurunan libido, meningkatnya kejadian

penyakit jantung koroner, patah tulang (osteoporosis), dementia, stroke, kanker

usus besar, dan katarak. Semua masalah kesehatan tersebut berdampak terhadap

penurunan kualitas hidup kaum perempuan. Gejala-gejala fisik yang timbul pada

menopause adalah gejala rasa panas dan keringat pada malam hari, kelelahan,

insomnia, kekeringan kulit dan rambut, sakit dan nyeri pada persendian, sakit

kepala, palpitasi (denyut jantung cepat dan tidak teratur) dan berat badan

bertambah (Kasdu, 2004). Sedangkan untuk gejala psikologis adalah ingatan

menurun, kecemasan, mudah tersinggung, stres, dan depresi. Kecemasan yang

muncul pada wanita yang mengalami menopause sering dihubungkan dengan

adanya kekhawatiran dalam menghadapi situasi yang sebelumnya belum pernah

dialaminya. Umumnya mereka tidak mendapatkan informasi yang benar sehingga

yang dibayangkan adalah efek negatif yang akan dialami setelah memasuki masa

menopause. Masalah yang timbul akibat menopause ini disebut dengan sindrom

premenopause (Proverawati, 2010).

Inkontinensi urine merupakan masalah kesehatan yang cukup sering

dijumpai pada Orang berusia lanjut, khususnya perempuan. Inkontinensia urine

sering kali tidak dilaporkan oleh pasien atau keluarganya, antara lain karena

menganggap bahwa masalah tersebut merupakan masalah yang memalukan atau

tabu untuk diceritakan dan juga karena ketidaktahuan mengenai masalah

inkontinensia urine dan menganggap bahwa kondisi tersebut merupakan sesuatu

yang wajar terjadi pada orang usia lanjut serta tidak perlu diobati (Sudoyono dkk.,

2006).
3

Inkontinensia urine merupakan eliminasi urine dari kandung kemih yang

tidak terkendali atau terjadi diluar keinginan. Lebih dari10 juta penduduk dewasa

di Amerika Serikat menderita inkontinensia urine (AHCPR, 1992). Keadaan ini

mengenai individu dengan segala usia meskipun paling sering dijumpai diantara

paralansia. Dilaporkan bahwa Lebih dari separuh penghuni panti lansia menderita

inkontinensia urine (Pakasi, 2000).

Latihan untuk memperkuat otot panggul (sering disebut latihan senam

kegel) telah lama digunakan untuk mengobati / menurunkan inkontinensia urin.

Latihan otot panggul (senam kegel) diikutsertakan dalam intervensi primer dalam

menangani inkontinensia urine. Senam kegel adalah senam untuk menguatkan

otot panggul atau senam yang bertujuan untuk memperkuat otot–otot dasar

panggul terutama otot puboccygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat

otot–otot saluran kemih. Senam kegel juga dapat menyembuhkan ketidak-

mampuan menahan kencing (inkontinensia urine) (Widianti & Proverawati,

2010). Senam kegel berguna untuk mengencangkan dan memulihkan otot di

daerah alat Genital dan anus (Cendika & Indarwati, 2010).

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penulis merumuskan

masalah adalah : apakah pemberian terapi latihan senam kegel dapt mencegah

incontinensia urin pada kondisi menopouse ?


4

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui bahwa

pemberian terapi latihan senam kegel dapat mencegah incontinensia urin pada

kondisi menopouse.

D. Manfaat Penulisan

Manfaat bagi penulis adalah guna memperdalam ilmu dan

pengetahuan terutama dalam pemberian terapi latihan senam kegel untuk

mencegah incontinensia urin pada kondisi menopouse.

Anda mungkin juga menyukai