Anda di halaman 1dari 10

PAPER

“PEMERIKSAAN TAMBAHAN FERTILITAS”

KELOMPOK 3
1. Indah Rosita (B.22.06.251) 6. Kumlati Wiwik (B.22.06.252)
2. Mahdini (B.22.06.253) 7. Majturi Rahmayani (B.22.06.330)
3. Maria Herlina Purnama Sari (B.22.06.255) 8. Marlina (B.22.06.256)
4. Marna (B.22.06.257) 9. Maskia (B.22.06.259)
5. Masliha (B.22.06.260) 10. Nadhilah Aco B (B.22.06.268)

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO


FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM SARJANA KEBIDANAN
TAHUN AJARAN 2022/2023
PEMERIKSAAN TAMBAHAN UNTUK FERTILITAS

Pemeriksaan tambahan untuk fertilitas

Fertilitas merupakan kemampuan organ reproduksi yang optimal untuk pembuahan. Pemeriksaan
tambahan fertilitas sangat penting untuk menilai apakah ada gangguan kesuburan atau tidak,
sehingga dapat ditentukan pengobatan yang tepat. Beberapa pemeriksaan tambahan untuk
fertilitas meliputi penilaian hasil pemeriksaan semen, suhu basal, pemeriksaan mucus serviks, tes
fern, uji pasca coitus.

Penilaian hasil pemeriksaan semen

Salah satu penyebab infertilitas pada pria yaitu gangguan spermatogenesis. Analisis sperma
dapat mengungkapkan sperma normal atau tidak. Analisis sperma merupakan prediktor yang
sangat penting dalam menentukan fertilitas pria. Sperma yang diperiksa merupakan sperma yang
keluar dari pria yang tidak melakukan senggama selama 3 hari. Pemeriksaan sperma
dilaksanakan satu jam setelah sperma keluar.

Analisis semen terdiri atas pemeriksaan makroskopik dan mikroskopik. Pemeriksaan


makroskopik antara lain pemeriksaan warna, pengukuran volume, dan pengukuran pH.
Pemeriksaan mikroskopik antara lain penghitungan konsentrasi, persentase abnormalitas,
persentase motilitas, dan viabilitas spermatozoa. Pengambilan spesimen segar dapat dilakukan
dengan cara masturbasi di laboratorium. World Health Organization (WHO) telah menetapkan
bahwa analisis semen digunakan sebagai standar pemeriksaan kualitas semen seorang pria.

Analisis air mani adalah tes laboratorium untuk menentukan kualitas air mani pria, analisis mani
dapat menentukan total kualitas dan gerakan spesma. Tes ini merupakan tahapan awal dalam
mengevaluasi apakah seorang laki – laki memiliki masalah kesuburan atau infertilitas. Lebih dari
1/3 pasangan yang infertile memiliki masalah dengan kualitas sperma.

1. Persiapan sebelum pengambilan sampel


a. Hindari melakukan hubungan seksual dalam kurun waktu 2-5 hari sebelum sampel
diambil. Hal ini untuk memastikan bahwa analisis dilakukan dalam keadaan yang
optimal.
a. tidak menghindari hubungan seksual dalam kurung waktulebih dari 1-2 minggu
sebelum pengembalian sampel.
b. periode tidak aktif/ tidak ejakulasi yangberkepanjangan dapat mengurangi jumlah dan
motilitas sperma.
2. Prosedur pengambilan sampel:
a. kumpulkan sperma di dalam tabung sampel(steril dan bersih) dengan cara masturbasi
b. klinik biasanya menyediakan kamar yang berseblahan dengan ruang pemeriksaan
c. simpan sampelpada tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung. Suhu sampel
mendekati suhu tubuh rata-rata (tidak menyimpan sampel sperma di lemari es)
3. Standar analisis semen meliputi:
a. Normal: 1,5 hingga 5 mililiter (Ml) per ejakulasi (0,00015 hingga 0,005 L/SI unit)
b. waktu pencairan :Sperma kental seperti gel ketika ejakulasi, tetapi mencair dalam
waktu ± 20 menit sesudah ejakulasi.
Waktu yang dibutuhkan semen untuk menjadi encer disebut sebagai waktu leleh,
yang normalnya berlangsung selama20 sampai 30 menit sesudah ejakulasi
c. ketika ejakulasi, jumlah sperma mencapai 15 juta per milliliter atau 39 juta sperma
per ejakulasi
d. morfologi sperma. Penilaian morfologi di dasarkan pada gambaran kepala,daerah
leher, dan ekor . sperma dianggap tidak normal jika mempunyai dua kepala, kepala
berukuran kecil atau bulat, leher menebal, dua ekor atau berukuran pendek, bulat,
atau ukurannya lebih panjang dari biasanya. Bentuk sperma yang tidak normal
membuatnya lambat, tidak bergerak, dan sulit membuahi sel telur dengan baik.
Bentuk sperma yang tidak normal sering terjadi pada analisis air mani.
e. Motilitas sperma.
Normal : 32% atau lebih sperma bergerak secara progresif setelah 1 jam.
Normal : pH 7.1 sampai 8.0
f. White blood cell count
Normal : leukosit tidak ditemukan
g. Tingkat karbohidrat, karbohidrat berperan sebagai sumber energi untuk semen

4. Hal-hal yang dapat mempengaruhi hasil evaluasi semen


Ketepatan hasil evaluasi semen akan lebih rendah jika:
a. Mengonsumsi kapsul yang mampu mengurangi zat sperma, contohnya sediaan
hormon testosteron hormon estrogen, sulfasalazine, nitrofurantoin, sebagai kapsul
kemoterapi dan lain-lain
b. Minum alkohol, kafein, kokain, ganja atau tembakau.
c. Peggunaan pengobatan obat alami yang dampaknya terhadap hormon atau produksi
sperma belum sepenuhya diketahui
d. Pola semen beruah mejadi dingin sebelum dikalukan pemeriksaan. kemampua
bergerak sperma dapat menurun dan salah jika pola air mani dalam keadaa n
terbuka hingga dingin
e. Orang yang terkena radiasi beberapa bahan kimia (bersama dengan insektisida atau
spermisida tertentu). atau panas yang berkepanjangan .
f. Pola semen yang tidak sempurna. Tidak semua semen terkumpul dalam tabung
selama pengambilan sampel (contoh: ejakulasi yang tidak lengkap atau dalam
keadaan tumpah).

Suhu Basal

Suhu Basal tubuh adalah suhu tubuh sebelum bangun di pagi hari. Perubahan suhu tubuh terhjadi
setelah ovulasi atau setelah 12 - 24 jam setelah masa subur. Pengukuran suhu tubuh basal saat
akan melakukan program hamil, maka dapat menentukan apakah berlangsung normal atau tidak.

1. Mendeteksi ovulasi dengan mengukur suhu basal tubuh.


a. Suhu tubuh wanita ketika tidak berovulasi yaitu pada 35,5°c - 36°c tetapi ini tergantung
pada suhu dimana mereka tinggal.
b. Ketika sel telur dilepaskan dari ovarium, suhu basal tubuh rata-rata wanita naik sekitar
0,5°C. Karena setelah ovulasi( peristiwa pelepasan sel telur oleh indung telur yang
disebut masa subur ), indung telur mengeluarkan hormon progesteron.
c. Hormon ini mempersiapkan lapisan rahim untuk kemungkinan kehamilan.
d. Suhu basal tubuh terus meningkat, meningkat sekitar 0,5 °C hingga sesaat sebelum
menstruasi, dan kembali normal.
e. Selama kehamilan suhu tubuh tetap tinggi sepanjang trimester pertama.
f. Jika suhu tubuh tidak mengikuti pola perubahan ini, masalah ovulasi dan kesuburan dapat
terjadi.
2. Teknik pengukuran
a. Karena perbedaan suhu tubuh selama masa ovulasi dan masa subur sangat kecil, maka
perlu pengukuran menggunakan termometer special suhu basal tubuh.
1. Termometer suhu Basal tubuh mengukur kenaikan suhu tubuh lebih akurat
daripada termometer biasa pilih thermometer merkuri atau thermometer digital.
2. Thermometer merkuri mirip dengan thermometer biasa, kecuali perbedaan
derajat lebih besar dan lebih mudah dibaca. Thermometer jenis ini dapat
digunakan secara oral atau rektal.
3. Thermometer basal digital juga mirip dengan thermometer demam digital.
Biasanya digunakan hanya secara oral .
b. siapkan grafik yang diperoleh dari dokter kandungan atau buat sendiri.
a. untuk membuat grafik perubahan suhu tubuh secara akurat, perlu dilakukan
pengukuran suhu segera setelah bangun tidur dipagi hari, sebaiknya pada
waktu yang sama dengan suhu basal tubuh.
1. Cara: atur suhu tubuh basal di samping tempat tidur. Ukur sebelum
bangun bicara, makan, minum atau berhubungan seks.
2. Termometer Suhu basal digunakan pada mulut atau rectum selama 5
menit
3. Hasil pengukuran dicatat pada grafik suhu tubuh basal setiap hari pada
interval 0,1( table dapat dibuat diatas kertas tebal)
4. Grafik ini menunjukan pola perubahan suhu tubuh selama siklus
mentruasi dan masa subur.
5. Beberapa orang mengalami kenaikan suhu tubuh yang cepat, sementara
ada beberapa orang juga mengalami kenaikan bertahap. Pola ini dapat
bervariasi dari siklus kesiklus.
5. Tanda terjadi Ovulasi
a. Jika suhu tubuh meningkat dari suhu yang diukur dalam enam hari terakhir.
b. Suhu tubuh tetap atau dalam kurun waktu tiga hari meningkat lagi.
c. Setelah melewati tahap ini, berarti terjadi ovulasi.
d. Suhu tubuh minimum dicapai pada saat ovulasi, dan kenaikan suhu tubuh 1°C terjadi
setelah ovulasi. Jika suhu ovulasi tidak meninglat setelah beberapa siklus, segera
lakukan tes darah.
6. Faktor yang dapat mempengaruhi suhu tubuh dan dapat mempengaruhi keakuratan
a. Kurang tidur atau terganggu
b. Bangun pada waktu yang berbeda
c. Sakit atau lelah
d. Ketidakstabilan emosi Merokok
e. Minum alkohol

Pemeriksaan Mucus Serviks (Cervical Mucous Test)

Sifat-sifat lendir serviks perlu dipelajari sepanjang siklus menstruasi. Sehingga dapat dimantau
siklus menstruasi dan ovulasi dengan lebih efektif. Setelah beberapa hari pertama, lendir serviks
yang lengket keruh akan keluar selama 3-5 hari. Kemudian, lendir serviks jumlahnya akan
meningkat dan menjadi lembab. Ini mengacu pada waktu sebelum dan selama ovulasi. Tanda-
tanda masa subur adalah lendirnya tipis, licin dan sangat elastis. Setelah ovulasi, lendir serviks
mungkin tidak keluar sampai dua minggu sebelum menstruasi kembali. Lendir serviks kental
tetapi jarang bocor. Durasi masing-masing fase bervariasi bagi setiap perempuan. Oleh karena
itu, dengan melihat khasiat dari lendir serviks, kita dapat menentukan berapa lama setiap tahapan
dalam siklus menstruasi berlangsung.

Pemeriksaan dilakukan dengan mengambil sampel jaringan lender serviks menggunakan alat
swab khusus, lalu diperiksa secara mikroskopik di laboratorium. Sesudah ovulasi mucus serviks
menjadi lebih kental dan lebih keruh.

Tes Fern

Pemeriksaan fern (uji pakis) lender serviks merupakan salah satu parameter dalam evaluasi
lender serviks. Ferning adalah pembentukan struktrur seperti pakis mengacu pada derajat dan
pola yang tampak jika lendir dikeringkan di atas permukaan kaca objek. Pembentukan struktur
daun pakis pada lendir serviks salah satunya ditentukan oleh konsentrasi NaCl.

Sepanjang siklus menstruasi komponen tersebut merupakan garam dengan presentasi teritinggi.
Kadar estrogen yang tinggi, biasanya sebelum ovulasi, secret serviks akan membentuk gambaran
seperti daun pakis (ferning) yang disebabkan oleh kristalisasi dari NaCl pada secret serviks. Saat
kadar progesteron lebih dominan, biasanya setelah terjadi ovulasi, secret tidak membentuk
gambaran daun pakis.

Biasanya gambaran struktur ini akan hilang pada hari ke 22 siklus. Saat mulai hilangnya/tidak
terbentuk gambaran daun pakis menunjukan saat terjadi ovulasi. Bila masih terlihat gambaran
daun pakis, maka mungkin fungsi korpus luteum kurang normal atau menunjukan adanya
anovulasi infertilitas.

Terdapat infeksi serviks atau darah pada saat pemeriksaan fern akan menghambat pembentukan
pola pakis yang sempurna. Ditemukannya pola pakis yang sempurnaselama pertengahan siklus
menstruasi menandakan aktivitas estrogen yang baik dan tidak terdapat infeksi serviks.

Gambar 1.1 Mukus serviks mengalami kristalisasi berbentuk daun atau fern
(Cunningham, 2014)
Fungsi pemeriksaan ferning test yaitu untuk menilai aktivitas estrogen, untuk menentukan
ovulasi atau anovulasi, menilai mucus serviks dan penetrasi sperma, unutk menilai apakah
terdapat insufisiensi progesterone pada plasenta, memeriksa kebocoran amnion, evaluasi
infertilitas dan menentukan kehamilan awal. Yang dapat mempengaruhi hasil tes yaitu
kehamilan, konsumsi estrogen, ketidakseimbangan hormone dan infeksi serviks.

Keterbatasan:

1. Fern test ini hanya bisa dilakukan oleh tenaga ahli yang sudah terkualifikasi

2. Hasil false positif: "ferning" bukan ciri spesifik cairan amnion, cairan lain seperti darah,
mukus servik, semen dan beberapa sampel urin

3. Hasil false negatif: prolonged rupture membrane (>24 jam) atau ruptur membran yang sedikit
dapat menghasilkan false negatif.

Gambar 24: Hasil Tes Fern Contoh Pembentukan Pakis Lendir Serviks Pada Kaca Slide Yang
Telah Keringkan Di Udara (Suyud, 2019)

(A) ferning: 1, batang utama; 2, batang sekunder; 3, batang tersier; 4, batang kuaterner (skor 3);

(B) batang primer dan sekunder (skor 2) tetapi beberapa terdapat juga batang tersier

(C) atipikal pakis kristalisasi (skor 1);

(D) tidak ada kristalisasi (skor 0)


Uji Pasca Coitus

Uji pasca coitus merupakan cara pemeriksaan yang sederhaan tetapi dapat memberi informasi
tentang interaksi antara sperma dengan getah serviks. UPS dilakukan 2-3 hari sebelum perkiraan
ovulasi dimana “spinbarkeit” (getah serviks) mencapai 5 cm atau lebih 20. Pengambilan getah
serviks dari kanalis endoserviks dilakukan setelah 2-12 jam senggama.

Pemeriksaan dilakukan di bawah mikroskop. UPS dikatakan positif bila ditemukan paling sedikit
5 sperma per lapang pandang besar (LPB). UPS dapat memberikan gambaran tentang kualitas
sperma, fungsi getah serviks dan keramahan getah serviks terhadapt sperma.

Uji pasca coitus yang diperiksa meliputi :

1. Vagina pool semen sampel


Pemeriksaan spermatozoa, apakah mati dalam waktu 2 jam di dalam vagina dan periksa
preparat basah dari vaginal poll untuk memeriksa adanya spermatozoa.
2. Lendir serviks
Pemeriksaan jumlah spermatozoa dibagian bawah canalis cervikalis yang dinyatakan pel ul,
jumlah spermatozoa per x 400 HPF = 10 spermatozoa/20 ml lendir serfiks atau sama dengan
500 spermatozoa/ul, motilitas spermatozoa di dalam lendir serviks di rangking sebagai
berikut : PR (progresif motility), NP (non progressive motility), IM (Immotile Spermatozoa)

Interpretasi :

1. Uji negative jika tidak dijumpai spermatozoa


2. Jika dijumpai PR spermatozoa di endocervikx AB(-),
3. Jika dijumpai NP Spermatozoa dengan shaking phenomenon > AB (+)
Di cairan serviks atau spermatozoa (Menarguez M, Pastor LM, 2003).
DAFTAR PUSTAKA

Permatasari Dian dkk, Asuhan Kebidanan dan Pra Konsepsi, 2022

Https://promkes.kemkes.go.id/pentingnya-pemeriksaan-kesehatan-pra-nikah diakses 6 januari


2023 pukul 16.11 WIT

Kemkes RI, 2018 Buku Saku Penyuluhan pernikahan kesehatan reproduksi calon pengantin.
Jakarta: Kemenkes RI.

WHO. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fertilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Permenkes, 2014. Peraturan Menteri Kesehatan No. 97 tahun 2014 Tentang Pelayanan
Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, dan Masa Sesudah Melahirkan,
Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual.

Anda mungkin juga menyukai