Anda di halaman 1dari 20

REFERAT

Interpofessional Education
Kurva temp. Basal, Instruksi, Penilaian Hasil, Pemeriksaan Mukus
Serviks, Tes Fern, Konseling Prakonsepsi

OLEH:

Syahdan Millenia Danurwendra

201810330311051

Skill 5

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

FAKULTAS KEDOKTERAN

2021
Kurva Temperatur Basal, Instruksi, Penilaian Hasil

Kurva temperatur basal (suhu tubuh baal), suhu yang diperoleh dalam keadaan
istirahat dan harus diambil segera setelah bangun di pagi hari setelah setidaknya 6 jam tidur dan
sebelum melakukan aktivitas apapun menggunakan termometer basal oral selama 5 menit yang
bertujuan untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi.
- Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius.
- Saat folikuler (siklus menstruasi) 97-98.08 derajat Fahrenheit (36-36,7 derajat Celcius)
sampai kurang lebih 1 hari sebelum terjadinya ovulasi
- Saat ovulasi, turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat Celcius (corpus
luteum → progesteron, meningkat 0,5 derajat celcius saat luteal akhir). Kondisi kenaikan
suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat
Celsius dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi (1-2 hari
sebelum menstruasi). Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan
tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi
dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika
terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan
terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus
memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.
Manfaat metode suhu basal dapat digunakan sebagai konsepsi maupun kontrasepsi
Manfaat konsepsi
Metode suhu basal berguna bagi pasangan yang menginginkan kehamilan
Manfaat kontrasepsi
Metode suhu basal berguna bagi pasangan yang menginginkan menghindari atau mencegah
kehamilan
Efektivitas metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan
konsisten sekitar 80% atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Jauh lebih efektif
apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun
metode kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).
Faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh
1. Penyakit;
2. Gangguan tidur;
3. Merokok dan atau minum alkohol;
4. Penggunaan baik obat-obatan maupun narkoba;
5. Stress; dan
6. Penggunaan selimut elektrik.
Keterbatasan metode suhu basal tubuh
1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri;
2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis;
3. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh multifaktor;
4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada tempat dan waktu yang sama;
5. Tidak mendeteksi awal masa kesuburan; dan
6. Membutuhkan masa pantang yang lama.
Petunjuk bagi pengguna metode suhu basal tubuh
1. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur atau
sebelum melakukan aktivitas apapun);
2. Catat suhu ibu pada lembar grafik suhu basal tubuh yang telah tersedia;
3. Gunakan catatan suhu pada lembar tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk
menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa
kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya;
4. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain;
5. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10
hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu;
6. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di
atas garis pelindung/suhu basal;
7. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara
berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur);
8. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari metode
ovulasi billings; dan
9. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.
- Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama
perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari
kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung
sebelum memulai senggama.
- Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu
tubuh dan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat
grafik suhu basal siklus berikutnya.
Prosedur Mengukur Suhu Basal Tubuh
1. Guncang termometer hingga dibawah angka 360C dan siapkan di dekat tempat tidur sebelum
tidur
2. Saat terbangun di pagi hari, letakkan termometer di mulut selama 10 menit, tetap berbaring
hingga selesai pengukuran
3. Catat suhu di kartu yang telah disediakan
4. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk
menentukan suhu tertinggi dari suhu yang normal dan rendah dalam pola tertentu tanpa
kondisi – kondisi di luar normal atau biasanya
5. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10
hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu
6. Periode tidak subur mulai pada sore hari setelah 3 hari berturut – turut suhu tubuh berada di
atas garis pelindung (suhu basal)
7. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara
berurutan

Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh


Pemeriksaan Mukus Serviks dan Tes Fern
Untuk menilai mucus serviks ada ada beberapa parameter yang dinilai, yaitu
volume, daya membenang (spinnbarkeit), daya mendaun pakis (ferning), pembukaan
mulut rahim dan kekentalan (consistency).
Volume, volume mukus serviks.
0 = 0 ml
1 = 0,1 ml
2 = 0,2 ml
3 = 0,3 ml atau lebih
Spinnbarkeit (daya membenang), mukus serviks tidak terputus-putus saat diambil
dengan pinset. Elastisitas mukus serviks maksimal saat ovulasi.
0 =< 1 cm
1 = 1-4 cm
2 = 5-8 cm
3 => 8 cm
Ferning test (daun pakis), kristal dalam bentuk daun pakis saat mukus serviks
dikeringkan diatas gelas objek dan dilihat dibawah mikroskop. Hal ini tergantung pada
konsentrasi NaCl dalam sekret. Konsentrasi NaCl bertambah dibawah pengaruh estrogen
dan berkurang dibawah pengaruh progesterone. Jika setelah ovulasi masih terlihat
gambaran daun pakis maka mungkin fungsi korpus luteum kurang dari nomal.
0=tidak ada kristal
1=bentuk tidak khas
2=ada cabang pertama dan kedua
3=ada cabang ketiga dan keempat
Pembukaan mulut Rahim
0 = tertutup, selaput lendir pucat
1 = tertutup selaput lendir merah jambu
2 = terbuka sebagian selaput lendir merah jambu
3 = terbuka lebar,selaput lendir merah
Consistency/kekentalan
0 = sangat kental
1 = kental sedang, viscous
2 = kental ringan, viscous mucus
3 = encer

Prosedur emeriksaan ferning test

Fungsi pemeriksaan ferning test


1. Untuk menilai aktivitas estorgen
2. Untuk menentukan ovulasi atau anovulasi
3. Untuk menilai apakah terdapat insufisiensi progesterone pada plasenta
4. Memeriksa kebocoran Amnion
5. Evaluasi infertilitas
Faktor yang memengaruhi ferning test

1. Kehamilan
2. Ketidakseimbangan hormone
3. Konsumsi estrogen
4. Infeksi serviks

Check List Pemeriksaan

Score
No. Pemeriksaan
0 1 2
1 Pekenalan diri dan Anamnesis
2 Menjelaskan prosedur
3 Inform Consent
4 Mempersiapkan alat dan bahan tes ferning Alat :
Mikroskop pembesaran 10x-40x, cottonswab sterile,
slide glass, spekulum vagina, lampu,
Bahan :

Handscoon, kasa, NS,

5 Mempersiapkan pasien (Meminta pasien

memposisikan posisi Lithotomi)


6 Cuci tangan dan memakai handscoon
7 Inspeksi daerah vulva (lesi kulit, massa, discharge
dari vagina, dll)
8 Membersihkan daerah vulva
9 Memasang spekulum
10 Inspeksi dinding vagina, portio, dan serviks
11 Lakukan swab menggunakan cotton swab steril pada

bagian fornix vagina.


12 Oleskan tipis sekret pada slide yang telah disiapkan,
Biarkan spesimen mengering dalam suhu ruangan
(kurang lebih 10 menit) atau dikeringkandengan cara
melewatkannya di atas lampu spritus beberapa kali
agar benar-benar kering tidak terpengaruh oleh
kelembaban udara.
13 Lepas spekulum secara hati-hati
14 Bersihkan pada bagian vulva
15 Lepas Handscoon, Cuci Tangan
16 Beri label pada slide, Periksa spesimen tersebut di
bawah mikroskop kekuatan rendah untuk menilai
pola dari ferning. Lalu periksa kembali pada
pembesaran 40x untuk menilai pola kristalisasi dari
spesimen

Profesionalitas Mahasiswa 1 2 3 4
Jumlah Skor /36
Keterangan :

0 = Tidak dilakukan mahasiswa

1 = Dilakukan, tapi belum sempurna

2 = Dilakukan dengan sempurna, atau bila aspek tersebut tidak dilakukan mahasiswa karena
situasi yang tidak memungkinkan (misal tidak diperlukan dalam skenario yang sedang
dilaksanakan)

Interpetasi hasil

Gambaran daun pakis bergantung pada tebal siapan atau jumlah sel. Skor (nilai) yang
dipakai pada evaluasi lender serviks adalah
0= Tidak ada kristalisasi

1= Terjadi kristalisasi dengan pembentukan daun pakis yang hanya


mempunyai batang primer saja (atipik)
2= Pembentukan daun pakis dengan mayoritas hanya batang primer dan sekunder.
3= Pembentukan daun pakis dengan batang primer, sekunder, tersier dan kuartener

Nilai 0-7 : Menunjukkan Pengaruh Estrogen Kurang Atau Menunjukkan Kadar Progesteron
Nilai 8-14 : Menunjukkan Pengaruh Estrogen Nyata, Tidak Terpengaruh Kadar Progesteron
Syarat Pemeriksaan

1. Harus bebas dari vaginal intercourse selama masa subur


2. Tidak boleh menggunakan metode kontrasepsi apapun
3. Tidak sedang dalam kondisi menstruasi
4. Harus nyaman dalam melakukannya (harus memasukkan tangan ke vagina)
Indikasi

1. Merencanakan kehamilan
2. Mengetahui lamanya siklus menstruasi diri sendiri
Kontraindikasi

1. Baru saja menggunakan pil kontrasepsi


2. Baru saja selesai melahirkan
3. Wanita dengan vaginal discharge yang abnormal
4. Sedang menstruasi
Keuntungan

1. Tidak menimbulkan efek samping


2. Tidak membutuhkan alat
3. Tidak ada biaya yang harus dikeluarkan
4. Mudah dilakukan
5. Wanita menjadi lebih paham siklus menstruasinya

N Aspek Penilaian
o
.
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan identitas pasien
3. Menanyakan keluhan atau alasan pasien datang
4. Menjelaskan tentang pemeriksaan lendir servik, tujuan, syarat, indikasi,
kontraindikasi, keuntungan, kerugian
5. Jelaskan cara pemeriksaan secara runtut
6. Cuci tangan terlebih dahulu kemudian keringkan
7. Posisikan badan senyaman mungkin, misalnya dengan duduk di toilet, jongkok
atau berdiri dengan satu kaki bertumpu diatas toilet
8. Masukkan satu jari ke dalam vagina, umumnya menggunakan jari telunjuk
9. Gosokkan sedikit dan coba raih lender pada dinding vagin abagian dalam,
semakin dekat dengan serviks semakin baik
10 Keluarkan jari, kemudian nilai konsistensinya, warna, daya mengembang
.
11 Menanyakan pada pasien apakah sudah paham atau belum, apakah ada yang
. ingin didiskusikan
Konseling Prakonsepsi
Dilakukan pada pasangan usia subur sebelum terjadinya kehamilan. Termasuk salah
satu tindakan preventif dalam ilmu kedokteran obstetri dan sangat bermanfaat untuk memberikan
informasi dan nasehat kepada pasangan usia subur untuk menyiapkan lingkungan yang optimal
bagi perkembangan konseptus dan memperhatikan faktor yang berpotensi mempengaruhi hasil
akhir kehamilan. Yang bersangkutan diberi nasihat tentang resiko yang ada pada dirinya dan
diberikan suatu strategi untuk mengurangi atau mengeliminasi pengaruh patologis yang diketahui
berdasarkan riwayat keluarga, medis atau obstetri.
Tujuan konseling pra-kehamilan
Mengetahui wanita mana yang diuntungkan dari intervensi dini, seperti mereka
yang menderita diabetes melitus atau hipertensi dan dapat membantu mengurangi cacat janin.
Hasil akhir maternal dan perinatal juga bergantung pada interaksi antara faktor ibu, janin, dan
lingkungannya, dan sulit untuk menerangkan hasil akhir kehamilan hanya berdasarkan satu
intervensi spesifik. Tujuan akhir adalah konseling prakehamilan dapat memperbaiki hasil akhir
kehamilan.
Bentuk pemeriksaan
Konseling pra kehamilan dapat digabung ke dalam setiap kunjungan dari wanita dalam masa
reproduksi.
Anamnesis
Hal-hal berikut yang perlu ditanyakan :
1. Identitas pasien dan suami termasuk nama, umur, pekerjaan, nama suami, agama alamat
2. Riwayat menstruasi , menarche, teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah, nyeri +/- →
menilai faal alat kandungan
3. Riwayat perkawinan → kawin / tidak, berapa kali, berapa lama (anak mahalkah?)
4. Riwayat kehamilan sebelumnya → perdarahan +/- , hiperemesis gravidarum +/- → prognosa
5. Riwayat persalinan sebelumnya → spontan / buatan, aterm +/-, perdarahan +/-, siapa yang
menolong → prognosa
6. Riwayat nifas sebelumnya → demam +/-, perdarahan +/-, laktasi ? → prognosa
7. Riwayat anak yang lahir → jenis kelamin, hidup +/-, berat lahir
8. Riwayat penyakit keluarga → penyakit keturunan +/- (DM, kelainan genetik), riwayat
kembar, penyakit menular +/- (TBC)
9. Riwayat kontrasepsi → pakai +/-, metodenya ?, jenisnya, berapa lama, efek samping
Pemeriksaan- pemeriksaan skrining
Pemeriksaan darah lengkap termasuk rata – rata volume sel darah merah dapat menyingkirkan
adanya kemungkinan anemia yang diturunkan
● Pemeriksaan glukosa puasa pada wanita dengan DM gestasional penting untuk
memprediksi insiden anomali fetal → pada hiperglikemia (puasa) ada peningkatan insiden
anomali fetal (Sheffield dkk, 2002)
● Konseling dan pemeriksaan HIV sebaiknya dilakukan juga secara rahasia dan atas
kesadaran pasien
● Pemeriksaan rutin Toxoplasmosis dipertimbangkan pada wanita yang memelihara kucing
dan sering memakan daging setengah matang. Tujuannya untuk memeriksa status antibodi
sebelum konsepsi
● Beberapa pemeriksaan yang dilakukan, contoh : rubella, varicella, dan hepatitis B,
sebaiknya dilakukan untuk menentukan vaksinasi yang akan diberikan sebagai bagian dari
penatalaksanaan prakehamilan
● Khususnya untuk varicella sebaiknya dilakukan pada pasien yang belum pernah sakit
cacar. Pemberian vaksin varisella zoster terhadap pasien yang belum pernah dapat
vaksinasi direkomendasikan
● Pemeriksaan elektroforesis terhadap hemoglobin dilakukan pada pasien dengan resiko
anemia sickle sel seperti pada ras Afrika-amerika dan wanita dari mediterania / asia untuk
thalasemia
● Sedangkan pada wanita yahudi adalah calon untuk pemeriksaan karier untuk penyakit tay
sachs
● Begitu pula dengan pasangan yang ditemukan sebagai karier penyakit autosomal resesif,
dilakukan pemeriksaan untuk menentukan resiko di masa yang akan dating
● Pada wanita dengan penyakit ginjal dapat diperiksa kadar serum kreatininnya, agar dapat
memprediksi beberapa keadaan hasil akhir kehamilan seperti kelahiran preterm, kematian
perinatal, IUGR, abortus
● Sedangkan pada wanita dengan penyakit jantung sianotik dapat dilakukan pemeriksaan
beberapa faktor seperti hemoglobin, saturasi oksigen arteri
● Pemeriksaan – pemeriksaan spesifik lain dapat dilakukan untuk menilai wanita dengan
beberapa penyakit kronik, seperti pada penyakit ginjal, penyakit kardiovaskular, dan DM.
Masalah-masalah yang dihadapi sebelum konsepsi
● Penyakit genetik
Pada pencegahan primer dihindari faktor penyebab, karena saat ini sudah semakin banyak
penyakit kongenital yang telah diketahui etiologinya. Cacat saat lahir merupakan
penyebab utama mortalitas bayi dan 20% penyebab kematian bayi. Dapat dikurangi
dengan strategi pencegahan primer, atau sekunder (Czeizel, 1995).
Sedangkan pada pencegahan sekunder dilakukan identifikasi dan penghentian kehamilan
yang terkena penyakit. Manfaat konseling diukur dengan membandingkan insiden kasus
baru sebelum dan sesudah dimulainya konseling. Berikut beberapa contoh penyakit yang
dapat dicegah dengan konseling.
● Kehamilan yang tidak diinginkan
Adam dkk, 1993 → survey populasi terhadap 12.500 wanita di usa dan mendapatkan
bahwa wanita dengan kehamilan yang tidak direncanakan lebih besar memiliki indikasi
untuk mendapat konseling prakehamilan dibandingkan yang direncanakan.
Moos dkk, 1996 → program asuhan prakehamilan untuk wanita usia subur dan
didapatkan 50% wanita yang datang yang pernah mendapatkan konseling menyatakan
kehamilannya direncanakan
Konseling mengenai resiko kehamilan yang potensial dan strategis untuk pencegahan
harus diberikan sebelum konsepsi terjadi → supaya efektif
Kebanyakan wanita menyadari dirinya hamil 1 – 2minggu setelah terlambat haid dimana
korda spinalis telah terbentuk dan jantung sudah berdetak (Moore, 1983)
Hellerstedt dkk, 1998 → survey via telepon terhadap 7200 wanita hamil yang
memperlihatkan bahwa wanita dengan kehamilan yang tidak direncanakan lebih besar
kemungkinannya memiliki prilaku resiko tinggi seperti merokok, dan tidak minum
vitamin setiap hari.
Salah satu ukuran penting dari efektivitas konseling → pengaruhnya dalam menurunkan
jumlah kehamilan yang tidak diinginkan
● Penyakit kronik
Penilaian-penilaian penting untuk menyelesaikan masalah
Hal-hal yang perlu didiskusikan diantaranya :
● Riwayat reproduksi
Catatan riwayat menstruasi akan memberikan kesempatan untuk menilai tingkat
pengetahuan si ibu tentang fisiologi menstruasi dan memberikan konseling tentang
bagaimana dia menggunakan pengetahuan tersebut untuk merencanakan kehamilan
Diagnosa dan penatalaksanaan kelainan-kelainan seperti malformasi uterus, penyakit
autoimmune ibu, dan infeksi genital dapat mengurangi resiko terjadinya abortus berulang.
Menelaah riwayat obstetrik saat wanita tidak hamil akan membuat calon orang tua
mengungkapkan kekhawatirannya, perhatian dan pertanyaan-pertanyaan seputar
kehamilan dan reproduksi.
● Riwayat keluarga
1. Skrining karier
Konseling riwayat keluarga dapat mengungkap resiko penyakit-penyakit
seperti muscular dystrophy, sindrom fragile X atau Down sindrom, dan penyakit
lainnya yang dapat diturunkan secara genetik harus dilakukan. Informasi tentang
tes diagnostik yang tepat seperti sampling vili khorionik atau amniosintesis perlu
disampaikan. Pada beberapa kasus, konseling genetik dapat mengarah pada
keputusan untuk tidak meneruskan kehamilan atau menggunakan teknologi
bantuan reproduksi yang dapat meniadakan risiko.
Skrining karier berdasarkan riwayat keluarga atau latar belakang etnis dari
pasangan sangat penting dalam konseling sebelum terjadinya kelainan pada
kehamilannya. Pengenalan pra konsepsi dari status karier membuat wanita dan
pasangannya dapat diberitahukan tentang risiko penyakit resesif autosom diluar
konteks emosional dari kehamilan. Pengetahuan tentang status karier juga
membuat keduanya dapat mengambil keputusan tentang kehamilan serta
merencanakan pemeriksaan yang diperlukan bila terjadinya kehamilan.
2. Penilaian medis
Perawatan pra konsepsi untuk wanita dengan problem medis yang berarti
harus mencakup penilaian faktor resiko bukan hanya bagi janin tapi juga bagi si
ibu. Perawatan yang tepat mungkin memerlukan kerjasama dengan spesialis lain.
● Skrining faktor risiko
1. Skrining penyakit infeksi
- Wanita tanpa imunitas terhadap rubella dapat dikenali melalui skrining pra konsepsi, dan
sindrom rubella kongenital dapat dicegah dengan vaksinasi. Tidak ada laporan kasus
rubella kongenital setelah imunisasi rubella dalam 3 bulan sebelum atau setelah konsepsi.
- Skrining universal bagi wanita hamil untuk hepatitis B virus (HBV) telah
direkomendasikan oleh CDC and Prevention sejak tahun 1988. Wanita dengan resiko
sosial atau pekerjaan terpapar dengan hepatitis B virus harus diberi penyuluhan serta
diberikan vaksinasi.
- Pasien yang beresiko terhadap tuberkulosis harus diperiksa bila riwayat vaksinasi BCG-
nya tidak sesuai dengan pedoman untuk skrining atau pengobatan pencegahan.
- Skrining CMV (cytomegalo virus) harus ditawarkan sebelum konsepsi untuk wanita yang
bekerja di ICU, fasilitas perawatan anak, atau unit dialisa darah. Ig-G Parvovirus dapat
ditawarkan sebelum konsepsi kepada guru-guru dan pekerja pengasuh anak.
- Toksoplasmosis sering berhubungan dengan pemilik kucing dan mereka yang makan
daging mentah. Skrining toksoplasmosis rutin untuk menentukan status antibodi sebelum
konsepsi terutama memberikan jaminan kepada mereka yang sudah imun. Pemeriksaan
rutin terhadap wanita hamil yang tidak diketahui adanya faktor resiko tidak dianjurkan
- Skrining untuk antibodi varisela dilakukan untuk mengetahui adanya riwayat menderita
varisela. Vaksin virus varisela zoster sekarang dianjurkan untuk semua orang dewasa non
imun.
- Skrining dan pemeriksaan HIV harus ditawarkan secara rahasia dan sukarela kepada
semua wanita.
- Pemeriksaan untuk Neiesseia Gonorea, Chlamidia trachomatis dan Troponema pallidum
sering dilakukan secara rutin untuk pasien yang aktif secara seksual.
2. Penilaian pemaparan obat
Penilaian terhadap pemaparan dengan obat baik yang dibeli bebas maupun yang melalui
resep. Penggunaan obat harus dipastikan dan diberikan keterangan tentang pilihan obat
yang paling aman.
- Isotretinoin (accutane), regimen oral telah disetujui oleh FDA untuk akne sistika berat,
harus dihindari sebelum konsepsi. Isotretinoin sangat teratogenik menyebabkan defek
kraniofacial (mikrotia, anotia).
- Sodium warfarin (coumadin), suatu anti koagulan dan derivatnya telah dikaitkan dengan
embriopati. Karena sodium warfarin tidak melintasi plasenta, wanita yang memerlukan
antikoagulan harus mengganti terapi antikoagulannya dengan heparin sebelum konsepsi.
- Keturunan dari wanita yang mendapat terapi anti kejang untuk epilepsi sangat beresiko
terhadap malformasi kongenital. Perbedaan pendapat masih terus terjadi apakah karena
proses penyakit, obat-obatan, atau kombinasi keduanya yang menyebabkan malformasi.
Ahli saraf merasa adalah tepat untuk mencoba menunda terapi anti konvulsan bagi wanita
yang sudah bebas kejang selama 2 tahun. Bagi wanita yang bukan calon pasien yang akan
dihentikan terapinya, maka dipilih obat yang paling sedikit efek teratogeniknya
- Tidak ada bukti adanya efek teratogenisitas dari kontrasepsi oral atau implant. Spermisida
vagina tidak teratogenik bagi wanita yang hamil sementara mereka sedang menggunakan
kontrasepsi ini atau hamil sesudah menghentikan pemakaiannya.

3. Penilaian kandungan gizi


- Indeks massa tubuh, didefinisikan sebagai [BB(kg)/TB(m2)] adalah indikator yang sering
dipakai untuk menilai status gizi. Wanita dengan riwayat anoreksia atau bulimia akan
mendapatkan keuntungan dengan konseling nutrisi dan psikologi sebelum konsepsi.
- Kebiasaan makan seperti pika, suatu gangguan makan, dan pemakaian suplementasi
megavitamin harus dibicarakan. Penggunaan suplemen multivitamin yang berlebihan
yang mengandung vitamin A harus dihindari karena diperkirakan diet intake vitamin A
bagi banyak wanita di Amerika sudah cukup. Vitamin bersifat teratogenik pada manusia
pada dosis 20.000 – 50.000 IUper hari, menimbulkan malformasi janin seperti yang
terlihat dengan pemakain isotretinoin, suatu derivate sintetis vitamin A.
- Konsumsi asam folat peri konsepsi mengurangi resiko defek tabung saraf (NTDs). Badan
pelayanan kesehatan masyarakat Amerika serikat merekomendasikan pemakaian
suplementasi 0,4 mg asam folat perhari bagi semua wanita yang akan hamil. Kecuali
adanya kontra indikasi karena anemia pernisiosa, wanita yang sebelumnya melahirkan
anak dengan neural tube defek harus mengkonsumsi 4 mg asam folat per hari.

DAFTAR PUSTAKA

Gunardi Eka R, et al. 2018. Basal Temperature, Cervical Mucous, and Both Combination as
Diagnostic Tools to Detect Ovulation. Indonesian Journal of Obstetrics and Gynecology
DOI:10.32771/inajog.v6i3.781
McLachlan R, et al. 2005. Basal Body Emperature Chart. Reprinted from Australian Family
Physician Vol. 34, No. 3, March 2005.
Mustika et al. 2018. Perbedaan Suhu Basal Tubuh Sebelum dan Selama Peluruhan Dinding
Endometrium Pada Siklus Menstruasi. Journal of Health Science and Prevention,
Vol.2(1), April2018ISSN 2549-919X (online).
Fertility and Gynecology Associates, P. C. 2017. Basal Body Temperature Record.
https://www.fertilenow.com/assets/Basal_Body_Temperature_Chart.pdf .
\

Anda mungkin juga menyukai