Anda di halaman 1dari 37

SURVEILANS KETIKA

BENCANA

Ns. Ida Rahmawati, S.Kep., M.Kep


SDM (SUMBER DAYA MANUSIA) YANG DIBUTUHKAN
SAAT BENCANA
1. Tim Reaksi Cepat
2. Tim Penilaian Cepat (RHA)
3. Tim Bantuan Kesehatan
TIM REAKSI CEPAT
 Datang ke lokasi kejadian 0-24 jam setelah informasi bencana.
 Tim

1. Pelayanan Medik : Dokter umum + spesialis @ 1 orang, perawat @ 2


orang, DVI (Disaster Victim Identification) 1 orang, Apoteker 1 orang,
Sopir Ambulance 1 orang.
2. Surveilans Epidemiolog/Sanitarian 1 orang.
3. Petugas Komunikasi 1 orang.
TIM RHA
 Tim diberangkatkan bersamaan tim reaksi cepat, atau menyusul < 24 jam.
 Tim :

1. Dokter umum = 1 orang


2. Epidemiolog = 1 orang
3. Sanitarian = 1 orang
TIM BANTUAN KESEHATAN
 Tim diberangkatkan sesuai kebutuhan, setelah tim reaksi cepat dan tim RHA
kembali dengan laporan hasil kegiatan lapangan.
 Terdiri dari :

1. Dokter umum
2. Apoteker
3. Perawat
4. Bidan
5. Sanitarian
6. Ahli gizi
7. Tenaga surveilans
8. Entomolog
PENGERTIAN SURVEILANS
Surveilans adalah kegiatan “analisis” yang sistematis dan
berkesinambungan melalui kegiatan pengumpulan dan
pengolahan data serta penyebar luasan informasi untuk
pengambilan keputusan dan tindakan segera.

8
MELAKUKAN ANALISIS
1. Orientasi tidak cukup hanya penyakit
2. Pertimbangkan faktor resiko di luar sektor kesehatan
3. Ketajaman analisis
4. Pertimbangkan lintas batas wilayah, tidak cukup hanya
pertimbangan wilayah administrasi pemerintahan

9
SURVEILANS KEJADIAN PENYAKIT :

 Deteksi dini
 Mencermati kecenderungan penyakit (secular trend)

 Identifikasi perubahan faktor agent dan host

 Deteksi perubahan penyelenggaraan pelayanan


kesehatan

10
PERAN SURVEILANS

 Pengendalian penyakit menular KLB


 Mempelajari riwayat alamiah penyakit, gambaran klinis,
dan epidemiologi sehingga dapat disusun program
pencegahan dan penanggulangannya
 Mendapatkan data dasar penyakit dan faktor risiko,
sehingga dapat diteliti kemungkinan pencegahan dan
penanggulangan, dan program nantinya dapat
dikembangkan

11
EMERGENCY
(SITUASI BENCANA)

A. Situasi bencana dari sisi surveilans

Gempa
Tsunami
Gunung Meletus
Banjir Ada Korban Langsung Korban Tak Langsung
(meninggal, luka) (Pengungsian)
Kebakaran
Angin ribut
Kerusuhan massal
12
Kondisi Rentan
(Status Kesehatan)
EMERGENCY
(SITUASI BENCANA)

B. Situasi bencana dari sisi surveilans

Penyakit Menular Ada Korban Langsung


Potensial Wabah (sakit / meninggal dlm waktu singkat)
/ KLB

13
EMERGENCY
(SITUASI BENCANA)

C. Situasi bencana dari sisi surveilans

Pencemaran Bahan
Kimia :
Ada Korban Langsung
- Udara (sakit, meninggal dlm jangka panjang)
- Air
- Tanah

14
EMERGENCY
(SITUASI BENCANA)

D. Situasi bencana dari sisi surveilans

Kejahatan Manusia
- Borak pd makanan Ada Korban Langsung
(sakit, meninggal dlm jangka panjang)
- Formalin pd makanan
- Pewarna bahaya

15
BAGAIMANA
MEMBANGUN SISTEM SURVEILANS SITUASI BENCANA

1. Sistem sangat tergantung situasi bencana yang mana


2. Substansi sangat tergantung situasi bencana yang
mana
3. Proses surveilans berlaku umum (pengumpulan,
pengolahan, analisis, interpretasi, penyebar luasan
informasi untuk respon secara dini)

16
PRINSIP PENYELENGGARAAN
SURVEILANS UNTUK SKD & PEN. KLB

Kajian Epidemiologi Perbaikan Kondisi Rentan


Inisial Assessment

Masaslah KesMas
Tidak Menjadi
Antisi
SKD
pasi
KLB
Respon Penang-
gulang-
Kesiapsiagaan an KLB
menghadapi
17
KLB
Tahapan Alamiah Situasi Bencana
&
Peranan Surveilans Dalam Situasi Bencana

Situasi Ancaman Kedaruratan Kembali


Normal Kedaruratan terjadi Normal

Penyelidikan,
Surveilans Respon Cepat Penanggulangan Surveilans
Rutin untuk SKD & & Rutin untuk SKD
Surveilans Intensif Surveilans Intensif

1. Menentukan arah respon/penanggulangan


2. Menilai keberhasilan respon/penanggulangan 18
3. Menilai situasi & kecenderungan situasi darurat
KEGIATAN SURVEILANS INTENSIF
PADA SITUASI BENCANA

 Analisis Data Pelayanan Pengobatan


 Analisis Data Faktor Risiko
 Laporan Berkala Situasi Darurat
 Laporan Berkala Upaya Penanggulangan
 Laporan Masyarakat
 Hasil Wawancara

Kajian Terus Menerus


19

Informasi Terus Menerus Pada Tim Penanggulangan


PRIORITAS KAJIAN AWAL
STATUS EPIDEMIOLOGI PENGUNGSI SEBAGAI
BAHAN PENETAPAN SISTEM SURVEILANS

 Perkembangan Penyakit Potensial KLB


 Makanan & Gizi
 Imunisasi
 Air, Sanitasi, dan Musim Ancaman
 Penyakit Menular
 Status Pelayanan Kesehatan Darurat,
 Pnemonia
termasuk sistem surveilans yang ada
 Ekonomi, Sosial, Politik, Keamanan,  Gizi

Transportasi, Komunikasi  Pelayanan


Kesehatan

20
PENGUNGSI KELOMPOK RENTAN

Bayi dan Anak Balita


Orang Tua (sendiri)
Keluarga dengan KK wanita
Ibu Hamil dan Melahirkan

21
PENGUNGSI RENTAN

Padat
Jumlah Besar Satu Lokasi
Terisolir
Tanpa informasi
Tanpa Pengelola
Tipuan Data
22
LANGKAH‐
LANGKAH SURVEILANS PENYAKIT DI DAERAH BEN
CANA MELIPUTI: 

 Pengumpulan Data
a. Data kesakitan dan kematian
b. Sumber data
c. Jenis data
Form BA‐3: register harian penyakit pada korban bencana
Form BA‐4: rekapitulasi harian penyakit korban bencana
Form BA‐5: laporan mingguan penyakit korban bencana
Form BA‐6: register harian kematian korban bencana
 Pengolahan dan Penyajian Data

 Analisis dan Interpretasi

 Penyebarluasan Informasi
Form BA-3 Register Harian Penyakit pada Korban Bencana
Poskes / PKM : ......................
Kecamatan : ......................
Kab/Kota : ......................
Tanggal : ...................... Bulan : ......................

No Nama
Penderita Umur L / P AlamatPenyakit

............................., .........................
Koordinator Poskes

(.......................................................)
25
POS KESEHATAN 
 Pos kesehatan di lokasi pengungsi adalah sarana kesehatan sementara yang
diberi tanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar untuk
masyarakat yang bertempat tinggal di lokasi pengungsi dan sekitarnya

 Tujuannya untuk memulihkan dan meningkatkan kesehatan masyarakat di


lokasi pengungsi dan sekitarnya serta terselenggaranya pelayanan rawat
jalan, pelayanan kesehatan ibu dan anak, kesehatan reproduksi lainnya
termasuk KB, pelayanan kesehatan jiwa dan psikososial, pelayanan gizi,
kesehatan lingkungan dan terselenggaranya pemantauan dan pencegahan
penyakit menular di lokasi pengungsi
PENGORGANISASIAN POS KESEHATAN 
 Penanggungjawab pos kesehatan di lokasi pengungsi adalah kepala puskesmas
setempat;
 Sasaran pos kesehatan di lokasi pengungsi adalah masyarakat yang berada di
lokasi pengungsi dan masyarakat di sekitarnya;
 Pelaksana pos kesehatan adalah puskesmas setempat, apabila puskesmas tidak
mampu atau rusak karena bencana, pelaksana pos kesehatan di lokasi
pengungsi adalah puskesmas yang diperbantukan, tim relawan, swasta dan
LSM yang berminat dibawah koordinasi dinkes kabupaten/kota;
 Sesuai dengan asas penyelenggaraan puskesmas, pos kesehatan
yang dikelola oleh  swasta atau LSM, harus  sepengetahuan dan dibawah 
koordinasi  puskesmas/dinas kesehatan kabupaten/kota setempat;
 Mekanisme kerja pos  kesehatan di  lokasi pengungsi mengikuti mekanisme kerja puskesmas;
 Pos kesehatan harus melaporkan seluruh kegiatannya kepada puskesmas setempat (BA-3, BA-4, BA-5, BA-6,
BA-7);
 Pelayanan yang diselenggarakan meliputi pelayanan kesehatan dasar, yang untuk beberapa hal disesuaikan
dengan kondisi dan situasi setempat;
 Pelayanan tersebut mencakup promosi  kesehatan, pelayanan gizi, pelayanan  kesehatan  ibu  dan anak serta
keluarga berencana, pencegahan dan pemberantasan penyakit menular:
 Menyelenggarakan pelayanan imunisasi;

 Menyelenggarakan kegiatan penemuan penderita penyakit menular;

 Menyelenggarakan surveilans epidemiologi penanggulangan KLB;

 Menyelenggarakan kegiatan pencegahan dan penanggulangan KLB;

 Menyelenggarakan kegiatan penyehatan lingkungan. 

 Disamping penyakit yang berpotensi KLB, penyakit tidak menular juga diamati seperti trauma dan luka-luka;
 Apabila petugas kesehatan di pos kesehatan menemukan atau mencurigai kemungkinan adanya peningkatan 
kasus‐kasus tersangka  penyakit  yang  ditularkan melalui makanan (foodborne  diseases)  ataupun  penyakit  lain
yang jumlahnya meningkat  dalam  kurun  waktu  singkat, maka petugas yang bersangkutan  harus  melaporkan
keadaan tersebut secepat mungkin ke puskesmas terdekat atau dinas kesehatan kabupaten/kota.
KEGIATAN SURVEILANS YANG DILAKUKAN
DI POS KESEHATAN, ANTARA LAIN

 Pengumpulan data kesakitan penyakit yang diamati dan


kematian melalui pencatatan harian kunjungan rawat jalan
(form BA-3 dan BA-6);
 Validasi data agar data menjadi sahih dan akurat,
pengolahan data kesakitan menurut jenis penyakit dan
golongan umur per minggu (form BA-4);
 Pembuatan dan pengiriman laporan (form BA‐5 dan BA‐
7).
KEGIATAN SURVEILANS YANG DILAKUKAN DI PUSKE
SMAS
 Pengumpulan data kesakitan penyakit-penyakit yang diamati dan
data kematian melalui pencatatan harian kunjungan rawat jalan
dan rawat inap Pos Kesehatan yang ada di wilayah kerja (form
BA-3, BA-6);
 Validasi data agar data menjadi sahih dan akurat;

 Pengolahan data kesakitan menurut jenis penyakit, golongan usia


dan tempat tinggal per minggu (form BA-4);
 Pembuatan dan pengiriman laporan (form BA‐5 dan BA‐7). 
KEGIATAN SURVEILANS YANG DILAKUKAN DI RUMAH SAKIT

 Pengumpulan data kesakitan penyakit yang diamati dan data


kematian melalui pencatatan rujuka kasus harian kunjungan rawat
jalan dan rawat inap dari para korban bencana(form BA‐3, BA‐6);
 Validasi data agar data menjadi sahih dan akurat;

 Pengolahan data kesakitan menurut jenis penyakit, golongan usia


dan tempat tinggal per minggu (form BA-4);
 Pembuatan dan pengiriman laporan (form BA‐5 dan BA‐7). 
KEGIATAN SURVEILANS YANG DILAKUKAN DI
TINGKAT KABUPATEN/KOTA
 Pengumpulan data berupa jenis bencana, lokasi bencana, keadaan bencana,
kerusakan sarana kesehatan, angka kesakitan penyakit yang diamati dan
angka kematian korban bencana yang berasal dari puskesmas, rumah sakit,
atau poskes khusus (form BA‐1, BA‐2);
 Surveilans aktif untuk penyakit tertentu (form BA‐3 dan BA‐6);

 Validasi data agar data menjadi sahih dan akurat;

 Pengolahan data kesakitan menurut jenis penyakit, golongan usia dan


tempat tinggal per minggu (form BA-4);
 Pertemuan tim epidemiologi kabupaten/kota untuk melakukan analisis data
dan merumuskan rekomendasi rencana tindak lanjut, penyebarluasan
informasi
KEGIATAN SURVEILANS YANG DILAKUKAN DI TINGKAT PROVINSI
 Pengumpulan data kesakitan penyakit-penyakit yang diamati dan kematian
korban bencana yang berasal dari dinas kesehatan kabupaten/kota
(form BA‐1, BA‐2, BA-6 dan BA-7);
 Surveilans aktif untuk penyakit-penyakit tertentu;

 Validasi data agar data menjadi sahih dan akurat;

 Pengolahan data kesakitan menurut jenis penyakit, golongan usia dan


tempat tinggal per minggu (form BA-4);
 Pertemuan tim epidemiologi provinsi untuk melakukan analisis data dan
merumuskan rekomendasi rencana tindak lanjut, penyebarluasan informasi,
pembuatan dan pengiriman laporan (form BA‐5 dan form BA‐7). 
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai