Anda di halaman 1dari 3

Pengantar Kedokteran Kerja

dr. Lily Kusumasita Burkon M.K.K.K


A. Pengertian Hiperkes  Sasaran kedokteran komunitas:
 Hiperkes = hygene perusahaan dan komunitas.
kesehatan kerja.  Sasaran kedokteran kerja:
 Hygiene perusahan adalah ilmu yang pekerja; usia produktif pekerja
mempelajari tentang hygiene. Tidak adalah 18 – 58 thn; untuk tenaga
harus dikerjakan dokter. Dapat pengajar 65 tahun; guru besar
dilakukan psikolog, sarjana IKM, sampai 70 tahun.
farmasi, dll. C. Peraturan Perundangan Terkait K3 dan
 Hygene perusahaan menilai secara PAK
kuantitatif dan kualitatif dalam
lingkungan kerja dan perusahaan
melalui pengkuruan  yang diukur:
semua faktor fisik (pencahayaan,
bising, debu, dll).
 Kesehatan kerja adalah ilmu
kesehatan/ kedokteran yang meliputi
usaha preventif dan promotif tapi
bisa juga kuratif  mencegah orang
jatuh sakit; untuk usaha preventif
dan promotif dapat dibantu non
dokter.
 Occupational health adalah lapangan  Ranah dokter umum: promotif
kesehatan yang melitupi usaha prefentif.
preventif, kuratif, dan ergonomis.  Ranah dokter spesialis: kuratif dan
B. Definisi Kedokteran Kerja rehabilitatif.
 Kedokteran kerja merupakan  BPJS kesehatan tidak menanggung
bagian dari kedokteran komunitas. kecelakaan; BPJS ketenagakerjaan
menanggung kecelakaan.
F. Korelasi Sehat dan Produktif
1. Untuk efisiensi kerja optimal,
pekerjaan harus dilakukan dengan
cara dan dalam lingkungan kerja yang
memenuhi syarat2 kesehatan yang
perlu disesuaikan dengan tingkat
kesehatan dan gizi tenaga kerja.

“ketika sakit, awareness dan


konsentrasi turun”

2. Biaya kecelakaan dan penyakit akibat


kerja serta penyakit umum lebih
mahal daripada biaya pencegahannya.

D. UU No 14/1969 G. Kondisi yang memengaruhi produktivitas


 Hiperkes adalah lapangan kesehatan 1. Penyakit umum: covid-19 (semua
yang ditujukan kepada pemeliharaan sektor terkena); apalagi ditambah ada
dan mempertinggi derajat kesehatan komorbid.
tenaga kerja yang dilakukan dengan 1) 2. Penyakit akibat kerja sebelumnya:
mengatur pemberian obat, 2) asma karena kerja, riwayat TB paru
perawatan bagi tenaga kerja yang 3. Keadaan gizi: gizi merupakan penilaian
sakit, 3) mengaur persediaan khusus karena pegawai harus dapat
tempat, 4) cara-cara dan syarat makanan  nanti tanyakan
yang memenuhi norma-norma higiene makanannya apa; jika gizi tidak
perusahaan dan kesehatan kerja terpenuhi  produktivitas turun.
untuk mencegah penyakit, baik akibat 4. Lingkungan kerja: yang awalnya 100%,
kerja maupun penyakit umum serta terus tiba2 ada yang WFH
menetapkan syarat-syarat kesehatan 5. Ergonomi: memengaruhi alat-alat
bagi perumahan tenaga kerja, kerja.
 Jaman dulu hiperkes masih cenderung 6. Mental psikologis
ke kuratif dan rehabilitatif. 7. Kesejahteraan tenaga kerja
E. Hubungan ditinjau dari tujuan umum 8. Pemahaman hub antara kondisi
1. Alat untuk mencapai derajat kesehatan dan produktivitas
kesehatan tenaga kerja yg setinggi- 9. Fasilitas kesehatan
tingginya; untuk kesejahteraan 10. Perundang-undangan (wanita sangat
tenaga kerja. dipentingin).
2. Alat untuk meningkatkan produksi  H. Tahap Pencegahan
meningkatkan efisiensi dan
produktivitas manusia
 Rehabilitatif
I. UU no 13 tahun 2003
1. Jam kerja (di pemerintah maksimal 8
jam)
2. Cuti tahunan diwajibkan 1x sebulan; max
12 hari.
3. Cuti hamil.
4. Cuti haid: 2 hari.
5. Peraturan kerja bagi anak-anak: anak-
 MCU dilaksanakan sebelum, saat, sesudah anak gabole kerja.
bekerja. 6. Peraturan kerja bagi wanita.
 Sebelum  mengetahui apakah pekerja 7. Persyaratan tempat kerja.
sehat. J. Manajemen dan Organisasi K3
 Saat (annual)  pasien bekerja.  Merencanakan dan mengendalikan.
 Sesudah  setelah pasien bekerja. K.Perundangan
Meyankinkan pekerja tidak terpapar
penyakit akibat kerja.

 Jika ada kecacatan  liat seberapa


parah, apakah masih bisa kerja.

Anda mungkin juga menyukai