Anda di halaman 1dari 9

KERANGKA ACUAN PROGRAM

UPAYA KESEHATAN KERJA

PUSKESMAS BONTANG SELATAN II

2019
PEMERINTAH KOTA BONTANG
DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS BONTANG SELATAN II
Jl. Hayam Wuruk RT.18 No.01 Berbas Tengah Telp. 0548- 21265

BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

            Kesehatan kerja adalah aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu tempat
kerja (perusahaan, pabrik, kantor, dsb) dan yang menjadi pasien dari kesehatan kerja
ialah masyarakat pekerjaan dan masyarakat sekitar perusahaan tersebut. Kesehatan
kerja bertujuan untuk memperoleh derajat kesehatan yang setinggi-tingginya baik
fisik, mental, dan sosial bagi masyarakat pekerja dan masyarakat lingkungan
perusahaan tersebut, melalui usaha-usaha preventif, promotif, dan kuratif terhadap
penyakit-penyakit atatu gangguan-gangguan kesehatan akibat kerja atau lingkungan
kerja.

B.     Rumusan masalah

1.      Mengetahui batasan kesehatan kerja

2.      Mengetahui perbandingan kesehatan kerja dengan kesehatan masyarakat

3.      Mengetahui determinan kesehatan kerja

4.      Mengetahui faktor fisik dalam kesehatan kerja

5.      Mengetahui faktor manusia dalam kesehatan kerja

6.      Mengetahui kecelakaan kerja


BAB II

PEMBAHASAN

A.    Batasan kesehatan kerja

Pedoman kesehatan kerja adalah “penyakit dan kecelakaan akibat kerja


dapat dicegah”, maka upaya-upaya pokok kesehatan kerja ialah pencegahan
kecelakaan kecelakaan akibat kerja. Kegiatan kesehatan kerja terfokus pada
preventif dan promotif, tetapi tidak berarti meninggalkan upaya-upaya kuratif,
begitu juga dalam batas-batas pelayanan dasar. Tujuan akhir dari kesehatan kerja
ialah untuk meningkatkan produktifitas seoptimal mungkin. Dapat dirumuskan
bahwa, kesehatan kerja merupakan bagian dari kesehatan masyarakat atau
aplikasi kesehatan masyarakat dalam suatu masyarakat pekerja dan masyarakat
lingkungan. Hakikat kesehatan kerja mencakup dua hal, yakni :

1.  Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi
mungkin

2.    Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan kepada


meningkatnya efisiensi dan produktivitas.

B.    Perbandingan kesehatan kerja dengn kesehatan masyarakat

Ditinjau dari berbagai aspek kesehatan kerja dan kesehatan masyarakat


memiliki perbedaan yang cukup spesifik, antara lain :

Kesehatan Kerja Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat kerja sebagai Kesehatan masyarakat umum sebagai


sasaran utama sasaran utama
Biasanya mengurusi golongan karyawan Mengurusi masyarakat yanng kurang
yang mudah didekati mudah dicapai

Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja dan Sulit untuk melaksanakan pemeriksaan


periodik periodik

Lingkungan umum merupakan masalah


Yang dihadapi adalah linngkungan kerja
pokok

Tujuan utama kesehatan dan


Tujuan utama peningkatan produktifitas
kesejahteraan masyarakat

Dibiayai oleh pemerintah dan partisipasi


Dibiayai oleh perusahaan / tenaga kerja
masyarakat

C.    Determinan kesehatan kerja

Determinan kesehatan kerja mencakup 3 faktor utama, yaitu :

1.      Beban kerja

Kesehatan kerja berusaha mengurangi atau mengatur baban kerja para


karyawan atau pekerja dengan cara merencanakan atau mendesain suatu alat
yang dapat mengurangi beban kerja.

2.      Beban tambahan akibat dari lingkungan kerja

Disamping beban kerja para karyawan sering memikul beban tambahan


yang berupa kondisi atau lingkungan yang tidak menguntungkan bagi
pelaksanaan pekerjaan. Beban tambahan ini dapat dikelompokkan menjadi 5
faktor, yaitu faktor fisik, kimia, biologi, fisiologis, sosial-psikologis. Agar
faktor-faktor tersebut tidak menjadi beban tambahan kerja atau setidak-tidaknya
mengurangi beban tambahan tersebut, maka lingkungan kerja harus ditata
secara sehat.

3.       Kemampuan kerja


Kemampuan seseorang dalam melakukan pekerjaan berbeda dengan
seseorang yang lain, meskipun pendidikan dan pekerjaannya sama. Perbedaan
ini disebabkan karena kapasitas setiap orang berbeda-beda. Peningkatan
kemampuan tenaga kerja akan berdampak terhadap peningkatan produktivitas
kerja. Program perbaikan gizi melalui pemberian makanan tambahan bagi tenaga
kerja.

D.    Faktor fisik dalam kesehatan kerja

Faktor fisik yang berpengaruh dalam kesehatan kerja adalah

1.      Kebisingan

Kebisingan terutama dari alat-alat bantu kerja atau mesin. Dengan suasana
yang bising memaksa pekerja berteriak saat berkomunikasi dengan yang lainnya.
Kebisingan ini dapat menimbulkan kesalahan persepsi dalam memahami lawan
bicara.

2.      Pencahayaan

Pencahayaan yang kurang dan berlebih berdampak negatif terhadap


kesehatan mata dan mengurangi efektifitas kerja.

3.      Aroma tidak sedap

Pekerja yang terbiasa mencium bau tertentu terutama ditempat kerja akan
mengalami penurunan kepekaan  hidung untuk mencium bau tersebut.
Ketajaman penciuman seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor psikologis
sewaktu-waktu, misalnya emosi, tegangan, ingatan, dan sebagainya.

E.     Faktor manusia dalam kesehatan kerja

Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sebagai


konsekuensinya tuntutan manusia semakin tinggi dalam memenuhi peralatan
dan perlengkapan yang lebih canggih untuk mencapai hasil yang efisien. Semakin
canggih peralatan yang digunakan akan semakin besar pula bahaya yang
ditimbulkan. Aspek manusia merupakan faktor penting dalam mencapai
keselamatan dan kesehatan kerja. Faktor penting dari aspek manusia dalam
hubungannya dengan hal ini adalah

1.      Ergonomi

Secara harfiah ergonomi diartikan sebagai peraturan tentang bagaimana


melakukan kerja, termasuk menggunakan peralatan kerja. Batasan ergonomi
adalah ilmu penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja dengan kondisi
dan kemampuan manusia, sehingga mencapai kesehatan tenaga kerja dan
produktifitas kerja yang optimal.

Ergonomi terdiri dari 2 subsistem yaitu, subsistem peralatan kerja dan


subsistem manusia. Tujuan dari ergonomi adalah untuk menciptakan suatu
kombinasi yang paling serasi antara subsistem peralatan kerja dengan
manusia sebagai tenaga kerja.

Tujuan utama dari ergonomi ialah mencegah kecelakaan kerja,


mencegah ketidakefisienan kerja dan mengurangi beban kerja.

Contoh : ukuran-ukuran antropometri dijadikan dasar untuk


penempatan alat-alat kerja.

2.      Psikologi kerja

Pekerjaan akan menimbulkan reaksi psikologi bagi pekerja, reaksi ini


dapat bersifat positif dan negatif. Reaksi positif misalnya, senang, bergairah,
dan merasa sejahtera sedangkan reaksi negatif misalnya, bosan, acuh, tidak
serius, dsb. Banyak faktor yang menyebabkan reaksi negatif antara lain,
ketidakcocokan terhadap pekerjaan, ketidaktahuan prosedur melakukan
pekerjaan yang baik, kurang insentif, lingkungan kerja yang kurang
menyenangkan, dll. Melakukan pekerjaan secara efisien tidak hanya
tergantung pada kemampuan atau keterampilan kerja saja, tetapi juga
dipengaruhi oleh cara kerja yang ergonomis.

Cara ergonomis yang sesuai dengan teori psikologis antara lain : (Silalahi, 1985)
1.   Memberikan pengarahan dan pelatihan tugas kepada pekerja
sebelum melaksanakan tugasnya.

2.    Memberikan uraian tugas tertulis terhadap pekerja.

3.    Memfasilitasi pekerja dengan fasilitas yang cocok dan cukup.

4.    Menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman.

Aspek lain dari psikologi kerja sering menjadi masalah kesehatan kerja
adalah stress. Faktor-faktor yang dapat menyebabkan stress dilingkungan kerja
dikelompokkan menjadi 2, yaitu :

1.      Faktor internal

Kepercayaan diri dalam melakukan pekerjaan, kurangnya


kemampuan dan keterampilan dalam melakukan pekerjaan, dsb.

2.      Faktor eksternal

Faktor lingkungan kerja dan lingkungan manusia.

F.     Kecelakaan kerja

Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak


diharapkan akibat dari kerja. Batasan kecelakaan kerja adalah suatu
kecelakaan yang berkaitan dengan hubungan kerja dan perusahaan.
Hubungan kerja disini bahwa kecelakaan terjadi karena pekerjaan itu sendiri
atau pada waktu melaksanakan pekerjaan. Permasalahan pokok kecelakaan
kerja mencakup :

1.      Kecelakaan akibat pekerjaan langsung

2.      Kecelakaan terjadi saat pekerjaan sedang dilakukan.

Penyebab kecelakaan kerja digolongkan menjadi 2, perilaku pekerja dan


kondisi lingkungan pekerja yang tidak aman. Kecelakaan kerja biasanya tidak
disebabkan oleh satu faktor saja tetapi banyak faktor.
BAB III

KESIMPULAN

Pedoman kesehatan kerja adalah “penyakit dan kecelakaan akibat kerja


dapat dicegah”, maka upaya-upaya pokok kesehatan kerja ialah pencegahan
kecelakaan kecelakaan akibat kerja. Kegiatan kesehatan kerja terfokus pada
preventif, promotif dan kuratif, begitu juga dalam batas-batas pelayanan dasar.
Tujuan akhir dari kesehatan kerja ialah untuk meningkatkan produktifitas
seoptimal mungkin.

Kesehatan Kerja Kesehatan Masyarakat

Kesehatan masyarakat kerja sebagai Kesehatan masyarakat umum sebagai


sasaran utama sasaran utama

Biasanya mengurusi golongan karyawan Mengurusi masyarakat yanng kurang


yang mudah didekati mudah dicapai

Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja Sulit untuk melaksanakan pemeriksaan


dan periodik periodik

Lingkungan umum merupakan masalah


Yang dihadapi adalah linngkungan kerja
pokok
Tujuan utama kesehatan dan
Tujuan utama peningkatan produktifitas
kesejahteraan masyarakat

Dibiayai oleh pemerintah dan partisipasi


Dibiayai oleh perusahaan / tenaga kerja
masyarakat

Determinan kesehatan kerja mencakup 3 faktor utama, yaitu beban kerja,


beban tambahan akibat lingkungan kerja, dan kemampuan kerja.

Faktor fisik dalam kesehatan kerja mencakup kebisingan, pencahayaan, dan


aroma tidak sedap. Faktor manusia dalam kesehatan kerja meliputi ergonomi
dan psikologi kerja.

Anda mungkin juga menyukai