Anda di halaman 1dari 2

 Terus, BPJS tidak mengcover semua

masyarakat.

Pengantar Kedokteran Keluarga


dr. Yudhi Wibowo
A. Pendahuluan
B. Apa aja Boleh
C. In-efficiency
I. Konsekuensi

J. Family Medicine
D. Perbandingan Pemakaian Obat Generik di
beberapa negara  Efisien dan efektic
 Sebenernya, obat generik tidak  Terintegrasi
selalu lebih jelek daripada paten.  Perlu training khusus/ post grduate
Obat paten bisa lebih mahal karena level
biaya promosi yang tinggi.
E. Status Kesehatan di Indonesia Family Medicine
 Angka kematian ibu dan anak di A. Definition
Indonesia masih sangat tinggi  Sebagai dokter i=di layanan primer, di
F. Patient (US research) rujuk ke dokter spesialis, lalu setelah itu
dikembalikan ke dokter layanan primer.
 Pasien dianggap tiak mengerti B. Current GP
mengenai masalah kesehatan.  Jadi, GP itu mampu menangani banyak hal,
 Pasien percaya sekali kepada dokter tapi hanya superfisial. Sedangkan, spesialis
spesialis. itu, cakupannya sempit tapi kemampuannya
G. Apa yang diinginkan pasien? Ada 5 kriteria! sangat mendalam.
1. Pasien dicover oleh asuransi. C. Kompetensi Dokter dalam Era
2. Lokasi yang lebih dekat.  Dokter Sp.KKLP diharapkan ada di 1b, dr
3. Availability. umum hanya 1a.
4. Komunikasi yang efektif. D. UU pendiikan Kedokteran
5. Experience/ pengalaman: track usia. 1. Pendidikan akademik
6. Hubungan yang baik; hubungan yang baik 2. Pendidikan profesi
dan memiliki kepercayaan. E. Tugas dan peran DLP
7. Koordinasi: misal pasien ada yang harus  DLP awalnya hanya fam medicine.
dirujuk ke RS dan harus dirawat oleh dr
spesialis, maka yang mrujuk bisa jadi F. Prinsip Famed
case manager supaya efektif. 1. Primary and post hospitalization care:
tempat pelayanan di layanan primer;
H. Problem on Referral System misal puskesmas terletak paling dekat;
 Kalau mau ke layanan sekunder, harus kalo sudah ada komplikasi harus di rujuk;
ke layanan primer dulu lalu dirujuk. jika sudah dirujuk dan dapat obat dari
dokter spesialis, maka kembalikan ke
dokter layanan primer dan mendapat 3. rehabilitation
obat setiap pulan.
2. Personal care with family consideration: Tidak ada preventif-kuratif, supaya tidak ada
dokter harus bersikap hormal dan dikotomi kesehatan.
melakukan pendekatan yang humanis;
dokter harus respek dan menjaga privasi.
3. Komprehensive care: pendekatan secara K. Continuity of Care
olistik; pendekatan dengan 5 level 1. Memperhatikan pasien
pecegaha. 2. Mencegah kronik tidak berkembang
4. Continuity of care: misal membuka klinik semakin banyak.
24 jam dan punya hp khusus untuk pasien. L. Central Values of FM
G. Primary Care  Pendekatan secara patient centered
 Adalah pelayanan kesehatan yang care: pasien dianggap paling tahu
esensial; tetap memperhatikan mengenai penyakitnya. Memadukan
kondisi fisiknya. patient ad disease centered.
 Peran: gate keeper/ penapis  Pendekatan secara holistik.
H. Personal Carre  Emphasis on preventive medicine:
1. Fokus inidividu utamakan pencegahan
2. Ipersonal and privacy setting of  Dokter di layanan primer harus
delivery;
memiliki kemampuan yang mumpuni.
Jika sudah merasa dekat dengan pasien, bisa  Whole spectrum of age groups.
seperti keluarga.
 Only in the consulting group;
I. Comprehensive care
 Juga memperhatikan psiko-sosial dan Pasien orang tua rentan banget jatuh karena
sudah ada penuruan fungsi organ; terjatuh pada
ekonomik. orang tua menyebabkan fraktur patologis.
 Memperhatikan 5 level pencegaahan
klinis. M. Roles of Family Medicine
J. 5 level pencegahan  Five-star doctor
 Promosi kesehatan – rehabilitasi. 1. Care provider
2. Communicator
 Adanya interaksi antara agent dan 3. Decision maker
host, tidak selalu menimbulkan 4. Manager
penyakit. 5. Community leader
 Spesific prevention <misal di covid>:  Gate keeper/ penapis
suruh pake masker dan vaksin.  care coordinator
 Sebelum health promotion, ada
primordial promotion yang mencegah  advisor, konsselor, teman bagi pasien.
interaksi.  Researcher.
 Jika timbul kelainan maka ada 3
pencegahan:
1. Early diagnosis/ pencegahan
sekunder: mencegah penyebaran
penyakit menular (misal: KLB
malaria  massed drug fever 
siapapun yang panas dikasi obat
malaria  mencegah plasmodium
gametogenesis  mencegah
penyebaran penyakit; misal: TB 
mencegah penularan bakteri maka
diobservasi 2 bulan); dapat
dilakukan case finding (yg kontak
siapa aja lalu diperiksa).
2. Disability limitaion – pencegahan
tersier

Anda mungkin juga menyukai