Anda di halaman 1dari 10

SAP DEMONSTRASI PELATIHAN P3K

(PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN)

Disusun Oleh :
Kelompok komunitas dusun 2 Desa Petir

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019/2020
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
DEMONSTRASI PELATIHAN P3K

Topik : Pelatihan tentang P3K


Sub topik : Cara penanganan pingsan, cara penanganan perdarahan,
cara penanganan mimisan
Sasaran : Siswa siswi kelas 4 dan 5 SDN 2 Petir
Tempat : SDN 2 Petir
Hari/tanggal : Rabu, 8 Januari 2020
Waktu : 60 menit
Penyuluh : Fikri Kurnia H, Aisyiah Sukma
I. Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan sasaran mampu mengetahui
cara pertolongan pertama dengan benar.
II. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan siswa siswi mampu
mengetahui:
1. Cara melakukan tindakan pertolongan pertama pada kondisi pingsan
2. Cara melakukan tindakan pertolongan pertama pada kondisi perdarahan
3. Cara melakukan tindakan pertolongan pertama pada kondisi mimisan
III. Materi (terlampir)
IV. Metode
1. Demonstrasi
2. Diskusi / tanya jawab
V. Media dan Alat Pengajaran
1. Kotak P3k
2. Betadine
3. Kasa
4. Alkohol
5. Plester
VI. Kegiatan Penyuluhan
Tahap
No Waktu Pembicara Respon Peserta
kegiatan
1 Pembukaan 5 menit 1) Memberi salam 1) Menjawab
2) Memperkenalkan salam
.
diri 2) Mendengarkan
3) Menyampaikan 3) Memperhatikan
topik 4) Bertanya
4) Menjelaskan tujuan
penyuluhan
5) Melakukan kontrak
waktu
6) Memberikan
pertanyaan apresiasi
2 Inti 45 meni 1) Mengkaji 1) Menjawab
pengetahuan awal 2) Mendengarka
. t
peserta tentang topik n dan
yang akan memperhatikan
disampaikan. 3) Ikut
2) Mendemonstrasikan memperagakan
cara pertolongan
pingsan, mimisan dan
perdarahan

3 Evaluasi 5 Menit 1) Memberikan 1) Bertanya


kesempatan pada 2) Menjawab
.
peserta untuk
bertanya
2) Menanyakan kembali
pada peserta tentang
materi yang
disampaikan
4 Penutup 5 menit 1) Menyimpulkan isi 1) Mendengarkan
materi 2) Menjawab salam
.
2) Memberi salam

VII. Seting tempat


VIII. Evaluasi Kegiatan
a. Setelah kegiatan penyuluhan tentang P3K siswa mampu menjawab
pertanyaan pre test dengan jawaban benar (80%).
b. Siswa mampu melakukan re demonstrasi tentang P3K.

MATERI
PELATIHAN P3K

A. Pengertian P3K ( Pertolongan pada Kecelakaan)


P3K adalah upaya penolongan dan perawatan sementara yang harus
dilakukan dengan segera yang diberikan oleh orang yang bukan ahlinya
terhadap korban kecelakaan atau menderita suatu penyakit secara mendadak
sebelum mendapat pertolongan yang lebih sempurna dari dokter.
B. Pingsan
1. Definisi Pingsan
Pingsan atau syncope adalah kehilangan kesadaran sementara yang
terjadi secara spontan dan dapat kembali ke kondisi normal. Kondisi ini
disertai hilangnya kekuatan otot yang dapat berakibat pada jatuh atau
terpelanting. Pingsan terjadi apabila terdapat aliran darah ke otak yang
terganggu.
2. Gejala Pingsan
 Keringat dingin
 Mual
 Pusing dan mata berkunang-kunang
 Telinga berdenging
 Dada berdebar-debar
 Kepala terasa ringan
3. Cara Penanganan Pingsan
a. Perkenalkan diri terlebih dahulu supaya
orang di sekitar korban percaya bahwa kita ingin dan sanggup
membantu.
b. Pindahkan korban ke tempat yang aman,
lebih teduh dan datar. Hal ini dilakukan untuk menjauhkan korban
dari terik matahari.
c. Baringkan korban dalam posisi terlentang.
Supaya pertolongan lebih mudah dilakukan.
d. Lakukan penilaian awal pada korban (ABC)
untuk memastikan bahwa korban hanya pingsan biasa. Periksa
respon korban, pastikan jalan nafasnya terbuka, lakukan penilaian
pernapasan dan denyut nadi. Jika tidak ada nadi dan nafas,
langsung hubungi bantuan/ambulans.
e. Posisikan kepala korban lebih rendah
daripada kaki untuk melancarkan aliran darah ke otak. Gunakan
tas, bantal atau apapun untuk meninggikan tungkai korban hingga
setinggi 15-30 cm.
f. Longgarkan pakaian yang ketat
g. Kompres kepala korban dengan air biasa
untuk mengembalikan suhu tubuh menjadi normal.
h. Berikan bau - bau yang merangsang ( seperti
minyak wangi) di depan hidung korban
i. Periksa adanya cedera dan luka lain.
j. Miringkan kepala korban ke kiri untuk
mengantisipasi korban muntah
k. Jika korban sudah benar-benar sadar, minta
korban untuk duduk dan beri minum
- air gula untuk korban hipoglikemia (gangguan kesehatan yang
berhubungan dengan menurunnya kadar gula di dalam darah )
- diberikan air garam 0,1% ( 1 gram untuk 1 liter air)

C. Mimisan
1. Definisi mimisan
Mimisan atau epistaxis adalah perdarahan pada hidung akibat pecahnya
pembuluh darah di permukaan dalam hidung. Hal ini biasanya terjadi
akibat lemah atau tipisnya pembuluh darah di dalam hidung sehingga
rawan pecah. Udara yang terlalu dingin, panas, atau kering dapat
menyebabkan pembuluh darah menjadi lemah dan rawan pecah.
Penggunaan obat-obatan tertentu juga dapat menyebabkan mimisan.
2. Cara Penanganan Mimisan:
a. Perkenalkan diri
terlebih dahulu supaya orang di sekitar korban percaya bahwa kita
ingin dan sanggup membantu.
b. Utamakan keamanan,
pastikan penolong aman dan tempat untuk menolong aman.
c. Penderita mimisan
diminta untuk menundukkan kepalanya ke depan dan jangan
sampai mendongakkan kepala. Pastikan posisi korban nyaman.
d. Meminta penderita
menekan cuping hidung dengan menggunakan ibu jari dan jari
telunjuk dan ditahan selama 10 menit.
e. Minta korban
bernapas dengan mulut.
Setelah 10 menit, penderita melepaskan tekanan di cuping hidung.
Lalu lihat apakah mimisannya sudah berhenti apa belum. Jika
belum berhenti, ulangi kembali selama 10 menit.
Jika mimisannya berhenti, usahakan penderita tidak mengubah
posisinya.
f. Bila perlu dikompres dengan es untuk membantu menghentikan
mimisannya.
g. Segera cari pertolongan medis jika darah tidak berhenti dalam 30
menit.
D. Perdarahan
1. Definisi Pedaraha
Perdarahan adalah proses kehilangan sejumlah darah. Perdarahan
terjadi akibat rusaknya dinding pembuluh darah yang dapat
disebabkan oleh benturan (trauma/penyakit). Perdarahan yang
banyak dapat menjadi penyebab syok yaitu suatu kondisi dimana sel-
sel dan organ tubuh tidak mendapat aliran oksigen yang cukup untuk
melakukan fungsinya dan bertahan hidup.
2. Jenis perdarahan:
a. Perdarahan luar: darah mengalir/memancar ke luar, merupakan
hasil dari luka terbuka seperti tergores, lecet, tertusuk, dll.
b. Perdarahan dalam: darah tertahan oleh kulit tertutup, disebabkan
oleh benda tumpul.

3. Ciri-ciri dari perdarahan dalam antara lain :


a. Memar disertai nyeri dan pembengkakan
pada bagian tubuh yang penting
b. Nyeri, bengkak, dan perubahan bentuk pada
alat gerak
c. Keluar darah dari lubang-lubang tubuh
seperti telinga, mulut, hidung, dan pada saat buang air.
d. Pucat, badan terasa dingin, bisa juga
kebiruan
e. Pernapasan cepat dan dangkal
4. Cara Penanganan perdarahan luar:
Harus menjaga keselamatan diri dengan menghindari kontak dengan
darah korban, bisa menggunakan sarung tangan atau APD (Alat
Pelindung Diri) yang dianjurkan.
Setelah itu, lakukan prinsip 3 T:
a. Tekan daerah yang
mengalami perdarahan dengan kain atau telapak tangan atau ibu
jari agar perdarahan berhenti, gunakan kain agar tekanan
menjadi kuat dan lebih stabil. Beri kain atau kasa tambahan agar
tekanan menjadi lebih kuat.
b. Tinggikan area
perdarahan di atas jantung agar mengurangi kehilangan darah
c. Tekan titik tekan yaitu
arteri di atas daerah yang mengalami perdarahan. Ada beberapa
titik tekan yaitu:
- Arteri Brakialis (arteri di lengan atas)
- Arteri Radialis (arteri di pergelangan tangan)
- Arteri Femoralis (arteri di lipatan paha)
d. Lakukan tourniquet
HANYA JIKA perdarahan sudah sangat parah dan tidak ada
pilihan lain (pilihan terakhir) karena tourniquet dapat
menimbulkan kematian jaringan dan merusak saraf dan
pembuluh darah.
e. Beri pressure
dressing berupa kain atau kasa tambahan pada luka jika
perdarahan sudah berhenti tanpa mengambil kasa yang paling
bawah karena dikhawatirkan pembekuan darah yang sudah
terjadi akan hancur jika kasa yang paling bawah diambil. Jangan
lupa untuk terus mengecek waktu pengisisian kapiler/denyut
nadi pada jari tangan/ kaki.
f. Lakukan pemeriksaan
dan evaluasi perdarahan serta tanda vital untuk mewaspadai
memburuknya perdarahan dan kemungkinan syok.
5. Penanganan perdarahan dalam:
a. Rest  Istirahatkan bagian yang cidera.
b. Ice  kompres dengan es yang dilapisi kain untuk mengurangi
rasa sakit selama 20 menit tiap 2 jam.
c. Compress  balut dengan elastic bandage untuk sementara
bagian tersebut tidak dapat digerakkan sehingga tidak akan
memperparah keadaan. Jangan lupa untuk terus mengecek
waktu pengisisian kapiler/denyut nadi pada jari tangan/ kaki.
d. Elevasi  tinggikan daerah yang sakit jika memungkinkan, agar
darah tidak menumpuk sehingga dapat mengurangi bengkak.

Anda mungkin juga menyukai