Anda di halaman 1dari 6

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan Pada Bayi


Sasaran : Ibu yang memiliki bayi atau balita
Target : Ibu-Ibu yang ke posyandu Melati
Waktu : 09.00 s/d selesai
Hari/Tanggal : Senin, 21 Mei 2018
Tempat : Posyandu Melati Muara Jaan

A. Latar Belakang Masalah


Makanan terbaik bagi bayi adalah ASI. Namun,dengan bertambahnya umur bayi dan
tumbuh kembang, bayi memerlukan energi dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi
harus mendapat makanan tambahan atau pendamping ASI. Setelah bayi berumur 6 bulan
maka makanan pendamping ASI dapat mulai diberikan.
Dari hasil pemantauan masih ada bayi & balita yang mengalami BGM. Hal ini
merupakan suatu masalah kesehatan karena bayi yang baru lahir belum siap untuk menerima
makanan.

B. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan penyuluhan ini, diharapkan ibu yang memiliki bayi mampu
mengerti dan menerapkan pentingnya pemberian makanan tambahan pada bayi diwaktu yang
tepat.

C. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan,ibu-ibu yang memiliki bayi atau balita dapat
memahami tentang pengertian PMT, manfaat PMT, dan macam-macam PMT.

D. Pokok Bahasan : Pentingnya Pemberian Makanan Tambahan pada Bayi

E. Sub Pokok Bahasan :


1. Pengertian PMT bayi
2. Manfaat PMT pada bayi
3. Macam-macam PMT
4. Saat tepat pemberian PMT

F. Metode
Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi

G. Media
1. Leaflet

H. Pengorganisasian
1) Moderator
Membuka acara penyuluhan, memperkenalkan diri dan tim kepada peserta, mengatur proses
dan lama penyuluhan dan menutup acara penyuluhan.
2) Penyaji
Menjelaskan materi penyuluhan dengan jelas dan mudah dipahami.
3) Fasilitator
Mengevaluasi peserta tentang kejelasan materi penyuluhan.
4) Observer
Mengevaluasi hasil penyuluhan dengan rencana penyuluhan
5) Notulen
Mencatat pertanyaan yang diajukan peserta
6) Peserta
Ibu-ibu yang ke posyandu melati

I. Rencana Kegiatan penyuluhan


Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Ibu
Pendahuluan 1. Memberikan salam, memperkenalkan Memperhatikan dan
5 menit diri, dan membuka penyuluhan. Menjawab salam
1. Menjelaskan gambaran umum tentang Memperhatikan
materi yang akan diajarkan beserta
manfaatnya.
Penyajian 15 1. Menjelaskan pengertian PMT pada bayi Memperhatikan
menit dan balita. Memberikan pertanyaan
2. Menanyakan kepada peserta apabila
ada yang kurang jelas Memperhatikan
3. Menerima dan menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
4. Menjelaskan macam-macam PMT Memperhatikan
5. Menanyakan kepada peserta apabila Memberikan pertanyaan
ada yang kurang jelas Memperhatikan
6. Menerima dan menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta.
7. Menjelaskan waktu tepat pemberian Memperhatikan
PMT.
Memberikan pertanyaan
8. Menanyakan kepada peserta apabila
ada yang kurang jelas Memperhatikan
9. Menerima dan menjawab pertanyaan
yang diajukan peserta
10. Menjelaskan manfaat dan tujuan PMT
pada bayi dan balita Memperhatikan
11. Menanyakan kepada peserta apabila
Memberikan pertanyaan
ada yang kurang jelas
12. Menerima dan menjawab pertanyaan memperhatikan
yang diajukan peserta
Penutup 10 1. Menutup pertemuan dengan Memperhatikan
menit membacakan kesimpulan materi
yang telah dibahas bersama dengan
anak.
2. Membagikan leaflet Menerima leaflet
3. memberikan salam penutup memperhatikan dan
menjawab salam.
J. Evaluasi
1. ibu mampu menyebutkan definisi dari PMT
2. ibu mampu menyebutkan macam-macam dari PMT
3. ibu mampu menyebutkan waktu tepat pemberian dari PMT
4. ibu mampu menyebutkan manfaat dan tujuan dari PMT

K. Referensi
1. Lusa. 2009. penyakit menular seksual. http//lusa.web.id/penyakit-menular-seksual/. [30 April
2010]
2. Anonim. 2010. kencing nanah. http://id.wikipedia.org/wiki/Gonore.[30 April 2010]
3. Mansjoer, Arif M. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid II. Jakarta: Media Aesculapius
4. http://kutau-komputer.blogspot.com/2011/11/hubungan-pemberian-makanan-tambahan.html
PENTINGNYA PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN PADA BAYI
A. Pengertian PMT
makanan atau minuman yang mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi atau
anak berusia 6-24 bulan untuk memenuhi kebutuhan gizi selain dari ASI (Depkes, 2006).
Pemberian makanan tambahan adalah memberi makanan lain selain ASI untuk mengisi
kesenjangan antara kebutuhan nutrisi dengan jumlah yang didapat dari ASI (Rosidah, 2008).

B. Jenis-jenis PMT
1. Makanan Tambahan Lokal
Makanan tambahan lokal adalah makanan tambahan yang diolah di rumah tangga atau
Posyandu, terbuat dari bahan makanan yang tersedia setempat, mudah diperoleh dengan
harga terjangkau oleh masyarakat, dan memerlukan pengolahan sebelum dikonsumsi oleh bayi.
Makanan tambahan lokal ini disebut juga dengan makanan pendamping ASI lokal (Depkes,
2006)
Hal yang perlu diperhatikan dalam menyiapkan makanan bayi di rumah antaranya
menyiapkan makanan bayi dengan mengikuti cara-cara yang bersih dan higiene, menggunakan
bahan makanan yang segar dan beku, melakukan metode masak yang baik di antaranya
pengukusan lebih baik dari perebusan dan penyaringan lebih baik dari penggorengan,
menambahkan sedikit gula bila dibutuhkan dan tidak memberi madu pada tahun pertama usia
bayi karena kemungkinan madu mengandung Clostridium bolitunium yang tidak aman bagi
bayi, menghaluskan atau membuat pure (bubur) buah segar yang dicuci bersih dan dikupas
seperti pisang, pepaya, pir dan melon, serta makanan bayi yang dimasak dirumah dapat segera
dibekukan atau disimpan dalam wadah tertutup dan disimpan di dalam lemari es selama satu
atau dua hari kemudian di panaskan dan segera diberikan pada bayi (Depkes, 2006)

2. Makanan Tambahan Olahan Pabrik


Makanan tambahan hasil olahan pabrik adalah makanan yang disediakan dengan
olahan yang bersifat instan dan beredar dipasaran untuk menambah energi dan zat-zat gizi
esensial pada bayi (Depkes, 2006). Makanan tambahan pabrik disebut juga makanan
pendamping ASI pabrikan atau makanan komersial. Secara komersial, makanan bayi tersedia
dalam bentuk tepung campuran instan atau biskuit yang dapat dimakan secara langsung atau
dapat dijadikan bubur.
Makanan tambahan pabrikan seperti bubur susu diperdagangkan dalam keadaan
kering, sehingga tidak perlu dimasak lagi dan dapat diberikan pada bayi setelah mendapat air
matang seperlunya. Bubur susu terdiri dari tepung serealia seperti beras, maizena, terigu
ditambah susu dan gula dan bahan perasa lainnya. Makanan tambahan pabrikan yang lain
seperti nasi tim yakni bubur beras dengan tambahan daging, ikan atau hati serta sayuran wartel
dan bayam, dimana untuk bayi kurang dari sepuluh bulan nasi tim harus disaring atau
diblender terlebih dahulu. Selain makanan tambahan bayi lengkap (bubur susu dan nasi tim)
beredar pula berbagai macam tepung mentah maupun yang sudah matang (pre-cooked)
(Pudjiadi, 2008)
Makanan tambahan yang baik adalah makanan yang kaya energi, protein dan
mikronutrien (terutama zat besi, zink, kalsium, vitamin A, vitamin C dan fosfat), bersih dan
aman, tidak ada bahan kimia yang berbahaya atau toksin, tidak ada potongan tulang atau
bagian yang keras yang membuat bayi tersedak, tidak terlalu panas, tidak pedas atau asin,
mudah dimakan bayi, disukai bayi, mudah disiapkan dan harga terjangkau (Rosidah, 2004).

C. Waktu pemberian PMT


Air Susu Ibu (ASI) memenuhi seluruh kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi yaitu untuk
pertumbuhan dan kesehatan sampai berumur enam bulan, sesudah itu ASI tidak dapat lagi
memenuhi kebutuhan bayi. Makanan tambahan mulai diberikan umur enam bulan satu hari.
Pada usia ini otot dan saraf didalam mulut bayi cukup berkembang untuk mengunyah,
menggigit, menelan makanan dengan baik, mulai tumbuh gigi, suka memasukkan sesuatu
kedalam mulutnya dan berminat terhadap rasa yang baru (Rosidah, 2004).
Adapun waktu yang baik dalam memulai pemberian makanan tambahan pada bayi
adalah umur 6 bulan. Pemberian makanan tambahan pada bayi sebelum umur tersebut akan
menimbulkan risiko sebagai berikut (IDAI, 2002) :
1. Seorang anak belum memerlukan makanan tambahan saat ini. Makanan tersebut dapat
menggantikan ASI, jika makanan diberikan maka anak akan minum ASI lebih sedikit dan ibu
pun memproduksinya lebih sedikit sehingga akan lebih sulit untuk memenuhi kebutuhan
nutrisi anak.
2. Anak mendapat faktor pelindung dari ASI lebih sedikit sehingga risiko infeksi meningkat.
3. Risiko diare juga meningkat karena makanan tambahan tidak sebersih ASI.
4. Makanan yang diberikan sebagai pengganti ASI sering encer, buburnya berkuah atau
berupa sup karena mudah dimakan bayi, makanan ini memang membuat lambung penuh
tetapi memberikan nutrient sedikit.
5. Ibu mempunyai risiko lebih tinggi untuk hamil kembali.
Akibat dari kurang menyusui dan risiko pemberian makanan tambahan terlalu lambat
adalah :
1. Anak tidak mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan mengisi kesenjangan energi dan
nutrient.
2. Anak berhenti pertumbuhannya atau tumbuh lambat.
3. Pada anak risiko malnutrisi dan deficiency mikro nutrient meningkat.

Daftar Pemberian Makanan

Pemberian
Bayi Umur Jumlah Dalam Sehari
(Kali)
0 – 6 bulan ASI

6 – 8 bulan ASI
Bubur Susu 1
Nasi Tim Saring 1

8 – 10 bulan ASI
Buah 1
Bubur Susu 1
Nasi Tim Dihaluskan 2

10 – 12 bulan ASI
Buah 1
Nasi Tim 3

12 – 24 bulan ASI
Nasi Tim atau Makanan 1
Makanan Kecil 1

Sumber: Pudjiadi, 2008


D. Manfaat dan Tujuan Pemberian Makanan Tambahan
Makanan tambahan ASI bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan zat gizi anak, penyesuaian
kemampuan alat cerna dalam menerima makanan tambahan dan merupakan masa peralihan
dari ASI ke makanan keluarga selain untuk memenuhi kebutuhan bayi terhadap zat-zat gizi
(Suhardjo, 1999).
Tujuan pemberian makanan tambahan adalah untuk mencapai pertumbuhan
perkembangan yang optimal, menghindari terjadinya kekurangan gizi, mencegah risiko
malnutrisi, defisiensi mikronutrien (zat besi, zink, kalsium, vitamin A, Vitamin C dan folat), anak
mendapat makanan ekstra yang dibutuhkan untuk mengisi kesenjangan energi dengan nutrien,
memelihara kesehatan, mencegah penyakit, memulihkan bila sakit, membantu perkembangan
jasmani, rohani, psikomotor, mendidik kebiasaan yang baik tentang makanan dan
memperkenalkan bermacam-macam bahan makanan yang sesuai dengan keadaan fisiologis
bayi (Husaini, 2001).
Indikator bahwa bayi siap untuk menerima makanan padat adalah :
a. kemampuan bayi untuk mempertahankan kepalanya untuk tegak tanpa disangga.
b. menghilangnya refleks menjulurkan lidah.
c. bayi mampu menunjukkan keinginannya pada makanan dengan cara membuka mulut, lalu
memajukan anggota tubuhnya ke depan untuk menunjukkan rasa lapar, dan menarik tubuh ke
belakang atau membuang muka untuk menunjukkan ketertarikan pada makanan (Pudjiadi,
2008).

Anda mungkin juga menyukai