Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN PADA NY.

M DENGAN KASUS POST OP


HEMOROIDEKTOMI DI RSUD BANYUMAS

DISUSUN OLEH
Nama : Efita Eko Efa RD
Nim : 1911040036

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019
A. Definisi
Hemoroid adalah peleburan varices satu segmen atau lebih vena-vena
hemoroidalis (Mansjoer, 2000). Hemoroid atau wasir (ambeien) merupakan vena
varikosa pada kanalisani. Hemoroid timbul akibat kongesti vena yang disebabkan oleh
gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis. Hemoroid sering dijumpai dan terjadi pada
sekitar 35% penduduk berusialebih dari 25 tahun. Walaupun keadaan ini tidak
mengancam jiwa, namun dapat menimbulkan perasaan yang sangat tidak nyaman (Price
dan Wilson, 2006).
Penyakit hemoroid sering menyerang usia diatas 50 tahun hemoroid seringkali
dihubungkan dengan konstipasi kronis dan kehamilan. Terkadang dihubungkan dengan
diare, sering mengejan, pembesaran prostat,fribroid uteri, dan tumor rectum. Komplikasi
dapat menyebabkan nyeri hebat, gatal dan perdarahan rectal (chandrasoma, 2006; Price
dan Wilson, 2006).
Hemoroidektomi adalah eksisi yang hanya dilakukan pada jaringan yang benar-
benar berlebihan untuk penderita yang mengalami keluhan menaun dan pada penderita
hemoroid derajad III dan IV (Sjamsuhidayat dan Jong, 2000).

B. Etiologi
a. faktor predisposisi adalah herediter, anatomi, makanan, psikis dan sanitasi, sedangkan
sebagai faktor presipitasi adalah faktor mekanis (kelainan sirkulasi parsial dan
peningkatan tekanan intra abdominal), fisiologis dan radang umumnya faktor etiologi
tersebut tidak berdiri sendiri tetapi saling berkaitan. Menurut Tambayong (2000) faktor
predisposisi dapat diakibatkan dari kondisi hemoroid. Hemoroid berdarah mungkin
akibat dari hipertensi portal kantong-kantong vena yang melebar menonjol kedalam
saluran anus dan rectum terjadi thrombosis, ulserasi, dan perdarahan, sehingga nyeri
menggangu. Darah sering tampak sewaktu defekasi atau mengejan.
b. Faktor penyebab terjadinya hemoroid adalah sebagai berikut:
1) Mengejan pada waktu defekasi
2) Konstipasi yang menahun yang tanpa pengobatan
3) Pembesaran prostat
4) Keturunan atau hereditas
5) Kelemahan dinding structural dari dinding pembuluh darah
6) Peningkatan tekanan intra abdomen (seperti: kehamilan, berdiri dan duduk terlalu
lama dan konstipasi)
C. Klasifikasi
a. Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi
oleh mukosa diatas sfingterani. Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajat:
1) Derajat I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri ssewaktu
defekasi, tidak terdapat prolap dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam
lumen.
2) Derajat II
Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat
masuk kembali secara sepontan.
3) Derajat III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah
defekasi.
4) Derajat IV
Hemoroid menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong masuk
kembali.
b. Hemorod eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat didorong
masuk. Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu:
1) Akut
Bentuk hemoroid akan berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir anus
dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebabkan sebagian hemoroid
thrombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal karena ujung-
ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
2) Kronik
Bentuk hemoroid eksternal kronik adalah satu atau lebih lipatan kulit anus yang
terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
D. Tanda dan Gejala
a. Tanda
1) Perdarahan
Umunya merupakan tanda pertama heoroid interna trauma oleh feses yang keras.
Darah yang keluar berwarna merah segar dan tidak bercampur dengan feses.
Walaupun berasal dari vena, darah yang keluar berwarna merah segar karena kaya
zat asam, jumlahnya bervariasi.
2) Nyeri
Nyeri yang hebat jarang sekali ada hubungannya dengan hemoroid internal dan
hnaya timbul pada hemoroid eksternal yang ngelamai thrombosis dan radang.
b. Gejala
1) Anemia dapat terjadi karena perdarahan hemoroid yang berulang
2) Jika hemoroid bertambah besar dapat terjadi prolap awalnya dapat teredukasi
spontan, pada tahap lanjut pasien harus memasukkan sendiri setelah defekasi dan
akhirnya sampai pada suatu keadaan dimana tidak dapat dimasukkan.
3) Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam merupakan ciri
hemoroid yang mengalami prolap menetap.
4) Rasa gatal karena iritasi perianal dikenal sehingga pruritis anus rangsangan
mucus.
E. Pathofisiologi
Dalam keadaan normal sirkulasi darah yang melalui vena hemoroidalis mengalir
dengan lancer sedangkan pada keadaan hemoroid terjadi gangguan aliran darah balik
yang melalui vena hemorodialis. Gangguan alirann darah ini antara lain daoat disebabkan
oleh peningkatan tekanan intra abdominal. Vena porta dab vena sistematik, bila aliran
darag vena balik terus terganggu maka dapat menimbulkan pembesaran vena (varices)
yang dimulai pada bagian struktur normal diregio anal, dengan pembesaran yang
melebihi katup vena dimana sfinger anal membantu pembatasan pembesaran tersebut.
Hal ini yang menyebabkan pasien merasa nyeri dan feses berdarah pada hemoroid
internal karena varices terjepit oleh sfigter anal.
Peningkatan tekanan intra abdominal menyebabkan peningkatan vena portal dan
vena sistemik dimana tekanan ini disalurkan ke vena anerektal. Arterial region anorektal
menyalurkan darah dan peningkatan tekanan langsung ke pembesaran (varices) vena
anorektal. Dengan berulangnya peningkatan tekanan dari peningkatan tekanan intra
abdominal dan aliran darah arteriola, pembesaran vena (varices) akhirnya terpisah dari
otot halus yang mengelilinginya ini menghasilkan prolap pembuluh darah hemoroidalis.
Hemoroid eksteral terjadi dibagian luar sfingter anal tampak merah kebiruan,
jaringan menyebabkan perdarahan dan nyeri kevuali bila vena rupture. Jika ada darah
beku (trombus) dalam hemroid eksternal bias menimbulkan peradangan dan nyeri hebat,
F. Pathway hemoroid

Bendumgan vena pleksus hemoroid

Gangguan aliran
balik vena

Tekanan vena meningkat

Dilatasi

Distensi dan statis vena

Kongesti vena rektalis superior Kongesti vena pleksus rektalis


dan media inferior

Pembengkakan Pembengkakan pinggir anus


Perdarahan saat Nyeri
globura kemerahan bulat kebiruan
defekasi

Edema/hematoma
Prolapsus saat defekasi PK Mengabaikan
hemoroid defekasi

Prolapsus permanen
konstipasi

stranggulasi
Pembedahan
Respon psikologis pre Luka insisi Post operatif
operatif

Spasme otot Peristaltik usus


Nyeri
menurun
Ansietas

Takut gerak Konstipasi

Perubahan
eliminasi urin

G. Pemeriksaan Penunjang
a. Inspeksi
1) Hemoroid eksternal mudah terlihat terutama bila sudah mengandung thrombus
2) Hemoroid unternal yang prolap dapat terlihat sebaai benjolan yang tertutup
mukosa
3) Untuk membuat prolap dengan menyuruh pasien mengejan
b. Rectal touch
1) Hemoroid internal biasanya tidak teraba dan nyeri, dapat teraba bila sudah ada
fibrosis
2) Rectal touch diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan karsinoma recti
3) Anoscopi
Pemeriksaan anoscopi diperlukan untuk melihat hemoroid internal yang belum
prolsp
H. Fokus Intervensi
a. Post operasi
1) Diagnose keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman nyeri pada luka operasi berhubungan dengan
adanya jahitan pada luka operasi
2. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
3. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang infotmasi tentang
perawatan dirumah
2) Intervensi keperawatan
a) Gangguan rasa nyaman nyeri pada luka operasi berhubungan dengan adanya
jahitan pada luka operasi
Kriteria hasil: nyeri pada anus berkurang dengan skala nyeri 0-1, wajah
pasien tampak rileks.
Rencana tindakan:
1. Kaji skala nyeri
Skala nyeri pasien sedang
2. Anjurkan nafas dalam
3. Memberikan rasa nyaman
4. Anjurkan untuk tidak mengejan
5. Kolaborasi pemberian terapi analgetik
b) Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan primer tidak adekuat
Kriteria hasil: luka sembuh dengan baik, tanda-tanda vital dalam batas
normal
Rencana tindakan:
1. Observasi tanda-tanda vital
2. Berikan rendam duduk setiap kali setelah BAB selama 1-2 minggu
3. Kaji daerah operasi terhadap pembengkakan dan pengeluaran pus
4. Ganti tampon setiap kali setelah BAB
5. Kolaborasi untuk pemberan antibiotik
c) Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang infotmasi tentang
perawatan dirumah

Anda mungkin juga menyukai