Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN PADA TN.

S DENGAN KASUS CHONGESTIF HEART


FAILURE (CHF) DI RSUD BANYUMAS

DISUSUN OLEH

Nama : Efita Eko Efa RD

Nim : 1911040033

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

2019
A. Definisi
Gagal jantung disebut juga CHF (Congestive Heart Failure) atau Decomp Cordis.
Gagal jantung adalah keadaan patofisiologik dimana jantung sebagai pompa tidak mampu
memenuhi kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan (Price, S. A. 2002). Gagal
jantung adalah suatu keadaan patofisiologik berupa kelainan fungsi jantung sehingga
tidak mampu memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan
kemampuannya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara abnormal
(Mansjoer, 2003). Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologik adanya kelainan
fungsi jantung berakibat jantung gagal memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan dan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peninggian
tekanan pengisian ventrikel kiri (Smeltzer, 2002).
B. Etiologi
1. Secara umum
a. Kelainan otot jantung
Gagal jantung sering terjadi pada penderita kelainan otot jantung, disebabkan
karena menurunnya kontraktilitas jantung. Kondisi yang mendasari penyebab
kelainan fungsi otot jantung mencakup ateroslerosis koroner, hipertensi arterial
dan penyakit degeneratif atau inflamasi.
b. Aterosklerosis koroner mengakibatkan disfungsi miokardium karena
terganggunya aliran darah ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat
penumpukan asam laktat). Infark miokardium (kematian sel jantung) biasanya
mendahului terjadinya gagal jantung.
c. Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload) meningkatkan beban
kerja jantung dan pada gilirannya mengakibatkan hipertrofi serabut otot jantung.
Efek tersebut dapat dianggap sebagai mekanisme kompensasi karena akan
meningkatkan kontraktilitas jantung. Tetapi untuk alasan yang tidak jelas,
hipertrofil otot jantung tadi tidak dapat berfungsi secara normal, dan akibatnya
akan terjadi gagal jantung.
d. Peradangan dan penyakit myocardium degeneratif, berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
menyebabkan kontraktilitas menurun.
e. Faktor sistemik, terdapat sejumlah besar faktor yang berperan dalam
perkembangan dan beratnya gagal jantung. Meningkatnya laju metabolisme,
hipoksia dan anemia memerlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia atau anemia juga dapat menurunkan
suplai oksigen ke jantung. Asidosis dan abnormalitas elektrolit dapat
menurunkan kontraktilitas jantung (Brunner dan Suddart, 2000).
2. Faktor resiko
Faktor resiko yang tidak dapat dirubah:
a. Usia
Laki-laki yang berusia lebih dari 45 tahun dan wanita yangberusia lebih dari 55
tahun, mempunyai risiko lebih besarterkena penyakit jantung.
b. Genetik atau keturunan
Adanya riwayat dalam keluarga yang menderita penyakit jantung, meningkatkan
risiko terkena penyakit jantung. Riwayat dalam keluarga juga tidak dapat
dirubah.
C. Patofisiologi
Jantung yang normal dapat berespon terhadap peningkatan kebutuhan metabolism dengan
menggunakan mekanisme kompensasi yang bervariasi untuk mempertahankan kardiak
output, yaitu meliputi:
1. Respon system saraf simpatis terhadap barroreseptor atau kemoreseptor
2. Pengencangan dan pelebaran otot jantung untuk menyesuaikan terhadap peningkatan
volume
3. Vaskontriksi arterirenal dan aktivitas system rennin angiostensin
4. Respon terhadap serum sodium dan regulasi ADH dan reabsorbsi tehadap cairan

Kegagalan mekanisme kompensasi dapat dipercepat oleh adanya volume darah sirkulasi
yang dipompakan untuk melawan peningkatan resistensi vaskuler leh pengencangan
jantung. Kecepatan jantung memperpendek waktu pengisian ventrikel dari coronaria.
Menurunnya COP dan menyebabkan oksigensasi yang tidak adekuat ke miokardium.
Peningkatan dinding akibat dilatasi menyebabkan peningkatan tuntutan oksigen dan
pembesaran jantung terutama pada jantungniskemik atau kerusakan yang menyebabkan
kegagalan mekanisme pemompaan.
D. Pathway

E. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala gagal jantung secara keseluruhan sangat bergantung pada etiologinya.
Namun dapat digambarkan sebagai berikut :
1) Ortopnea, yaitu sesak saat berbaring
2) Dyspnea On Effort (DOE), yaitu sesak bila melakukan aktivitas
3) Paroxymal Nocturnal Dyspnea (PND), yaitu sesak nafas tiba-tiba padamalam hari
disertai batuk.
4) Berdebar-debar
5) Mudah lelah
6) Batuk-batuk
Gambaran klinis gagal jantung kiri:
1) Sesak napas dyspnea on effort, paroxymal nocturnal dyspnea
2) Batuk-batuk
3) Sianosis
4) Suara sesak
5) Ronchi basah, halus, tidak nyaring di daerah basal paru hydrothorax
6) Kelainan jantung seperti pembesaran jantung, irama gallop,tachycardia
7) BMR mungkin naik
8) Kelainan pada foto rongent
Gambaran klinis gagal jantung kanan:
1) Edema pretibia, edema presakral, asites dan hydrothorax
2) Tekanan vena jugularis meningkat (hepato jugular refluks)
3) Gangguan gastrointestinal, anorexia, mual, muntah, rasa kembung diepigastrium\
4) Nyeri tekan karena adanya gangguan fungsi hati
5) Albumin dan globulin tetap, splenomegali, hepatomegali Gangguanginjal,
albuminuria, silinder hialin, glanular, kadar ureum meninggi (60-100%), oligouria,
nocturia
6) Hiponatremia, hipokalemia, hipoklorimia (Brunner dan Suddarth, 2000).
F. Penatalaksanaan
1) Foto torax
2) EKG
3) Pemeriksaan Lab
Meliputi : Elektrolit serum yang mengungkapkan kadar natriumyang rendah
sehingga hasil hemodelusi darah dari adanyakelebihan retensi air, Kalium, Natruin,
Calsium, Ureum, guladarah.
4) Analisa Gas Darah
5) Blood ureum nitrogen (BUN) dan kreatinin
G. Diagnosa
1. Ketidakefektifan pola nafas b.d Hiperventilasi
2. Nyeri akut b.d Agen cedera biologis
3. Intoleransi aktivitas b.d Ketidakseimbangan antara suplai dankebutuhan oksigen

Anda mungkin juga menyukai