Anda di halaman 1dari 2

Fase Pra orientasi

Kondisi klinis pasien :

Seorang pasien usia 40 tahun menderita kanker kolon terminal dan mengalami nyeri abdomen dan
resisten kemoterapi.

Kondisi pasien pada saat diperika yaitu :

TD : 120/90 mmHg, Nadi 120x/menit, RR : 23/ menit

Observasi : adanya benjolan di perut kanan, permukaan tidak rata dan adanya jaringan parut di
abdomen pasien

Diagnose keperawatan : nyeri b/d infeksi dari kanker, berduka b/d penyakit keganasan

Strategi komunikasi

Orientasi :

P : selamat pagi bu. Perkenalkan saya perawat lasro yang merawat ibu dari jam 08.00-14.00. bagaimana
keadaan ibu hari ini ?

I : yah begini sus, kepala saya sakit perut saya juga sakit sus

P : apakah semalam ibu bisa tidur ?

I : ga bisa sus, perut saya sakit sekali

P : apakah ada keluhan lain bu ?

I : itu saja sus

P : Baik bu, sesuai janji kita kemarin, dokter akan memberikan terkait perkembangan penyakit ibu,
apakah ibu sudah siap ?

I :iya sus, saya sudah siap.

D : jadi bu, setelah dilakukan pemeriksaan dan yang seperti kita bicarakan kemarin bahwa penyakit ibu
sudah memasuki stadium akhir. Dan saat ini organ-organ penting yang dibutuhkan untuk bertahan
sudah tidak mampu untuk berfungsi lagi, maaf ibu saya memberitahu ini bahwa ibu dalam masa kritis.

I : lalu bagaimana ini sus, dok. Apa saya akan mati cepat ?

D : untuk pengobatan ibu, kami akan memberikan pelayanan sebaik mungkin bu.

P : iya bu, benar apa yang dokter katakan, kami akan memberikan pelayanan terbaik bagi ibu dan juga
saya akan membantu ibu untuk memanajement nyeri ibu.

I : lalu bagamana sus, apa yang harus saya lakukan? Perut saya terasa sakit sekali. Bisakah saya mati saja
sus ? saya lebih baik mata dari pada menahan sakit ini terlalu lama
P : ibu tidak boleh berkata seperti itu, kami akan berusaha untuk memberikan pelayanan yang terbaik
pada ibu. Meskipun informasi ini membuat ibu khawatir , saya harao ibu tetap kuat dan semangat ya bu.
Tidak sedikit buu orang-orang mengalami penyakit seperti ibu,dan ibu harus berjuang untuk melawan
penyakit ibu.

I : bagaimana sus saya harus menerima penyakit ini ? tidak bisa kah saya minta euthanasia saja ? saya
lebih baik mati saja bu

P : ibu, euthanasia memang diperbolehkan dalam dunia medis, tetapi banyak hal yang perlu di
pertimbangakn untuk melakukan euthanasia bu. Apa lagi ibu masih memilki Tuhan, sumber kekuatan
utama kita sebagai manusia. Saya akan membentu ibu untuk belajar dan berusaha ikhlas menerima
penyakit ibu, keajaiban itu ada bu. Tuhan akan selalu mendengar doa hambanya dan megabulkannya
bu. Keajaiban bisa saja terjadi pada siapa saja bu, tetap berdoa ya bu dan kami juga akan memberikan
pelayanan semaksimal mungkin kepada ibu

I : apa saya harus percaya tuhan sus ? saya merasa euthanasia lebih baik dari apapun sus karna saya
tidak mau menahan rasa nyeri ini

D : ibu, untuk nyeri yang ibu rasakan, saya sudah meresepkan obat untuk ibu, untuk mengurangi nyeri
yang ibu rasakan. Ibu jangan berputus asa

P : ibu harus semangat dan berdoa. Semoga tuhan mengabulkan doa ibu.

I : saya juga berharap seperti itu bu

P : bagaimana bu perasaan ibu setelah mendengar penjelasan dari dokter ?

I : saya merasa sedih sus dan ingin mati saja, tetapi seperti yang suster kata kan saya juga harus
berusaha dulu dan berdoa karena mungkin saja keajaiban itu memang ada

P : syukurlah ibu menyadari hal itu, oleh karena itu bu, saya harap ibu jangan memikirkan hal-hal buruk
terkait penyakit ibu yaaa, pikirkan saja hal-hal yang baik dan juga melakukan pengobatan dengan rutin.

I : iya sus, terimakasih atas bimbingannya sus

P : baik bu, kalau begitu saya izin ke ruang perawatan dulu bu. Untuk jadwal besok kita akan mengajak
rahaniawan untuk ibu agar hati ibu juga lebih tenang, apakah ibu setuju?

I : iya sus, saya setuju

P : baik bu, kalau begitu saya permisi dulu bu jika ada yang dibutuhkan hubungi saya ya bu. Permisi bu

Anda mungkin juga menyukai