Anda di halaman 1dari 86

LAPORAN PRAKTIK KEPERAWATAN KELUARGA

BAPAK T DI RT 01 RW 14 KELURAHAN JOGLO


KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA
Disusun untuk memenuhi tugas Praktik Klinik Keperawatan Keluarga
Clinical Teacher: Ibu Athanasia Budi Astuti, SKp., MN.
Clinical Instruktur: Ibu Salfiyah, S. Kep., Ns

Disusun Oleh:
ROSA SHEILA DIANA OASIS (P27220019181)
3BD4

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES SURAKARTA
JURURSAN KEPERAWATAN
PRODI DIPLOMA-IV
TAHUN 2022
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK T DI RT 01 RW 14


KELURAHAN JOGLO KECAMATAN BANJARSARI KOTA SURAKARTA
Disusun oleh:

ROSA SHEILA DIANA OASIS


NIM. P27220019181

Telah diterima dan disetujui oleh pembimbing untuk diajukan sebagai


Laporan Praktik Klinik Keperawatan Keluarga

Pembimbing Klinik Dosen Pembimbing

Salfiyah, S. Kep., Ns
Atlaariasia B.A., SKp..MN
NIP: 19930324 201902 2 001
NIP :19611009 198401 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya telah
memberikan izin, kelancaran, dan kekuatan sehingga makalah auhan
keperawatan keluarga dengan judul “Keperawatan Keluarga Bapak T
Di Rt 004 Rw 014 Gambirsari Kecamatan Banjarsari Kota
Surakarta” ini dapat tersusun hingga selesai. Meskipun dalam
penyusunan laporan ini penulis menemukan hambatan namun berhasil
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa juga penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
Ibu Athanasia B.A., SKp., MN selaku dosen pembimbing praktik
keperawatan keluarga dan Ibu Salfiyah, S.Kep., Ns selaku pembimbing
lahan praktik keperawatan keluarga yang telah membimbing penulis
dalam penyusunan makalah ini. Penyusunan laporan ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dalam praktik Keperawatan Keluarga. Selain itu,
pembuatan laporan ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca serta pada keluarga binaan penulis untuk
meningkatkan status kesehatan keluarga tersebut.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari masih banyak
kekurangan, karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka
penulis yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu,
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi kesempuraan laporan ini. Penulis berharap semoga
laporan ini dapat berguna bagi penulis khusunya dan masyarakat serta
pembaca pada umumnya.

Surakarta, 13 April 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN.....................................................................i
KATA PENGANTAR.................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................iii
DAFTAR TABEL DAN BAGAN...............................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................v
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
A. Pengkajian..........................................................................................1
B. Analisis Data.......................................................................................18
C. Skoring Diagnosis Keperawatan Keluarga.........................................20
D. Diagnosis Keperawatan......................................................................23
E. Rencana Keperawatan........................................................................24
F. Implementasi Keperawatan................................................................27
G. Evaluasi Keperawatan........................................................................34
LAMPIRAN
1) Lampiran Laporan Pendahuluan
2) Lampiran SAP
3) Lampiran Materi Pendidikan Kesehatan Dispepsia
4) Lampiran SPO Terapi Kompres Air Hangat
5) Lampiran Leaflet
6) Lampiran Dokumentasi
7) Lampiran Laporan Pendahuluan Konsep Penyakit dan Konsep Askep

iv
DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

1. Tabel 1. Komposisi Keluarga................................................................7


2. Tabel 2. Pemeriksaan Fisik...................................................................15
3. Tabel 3. Kriteria Tingkat Kemandiria Keluarga..................................18
.
4. Tabel 4. Tingkat Kemandirian Keluarga...............................................20
5. Tabel 5. Tingkat Kesejahteraan Keluarga.............................................20
6. Tabel 6. Indeks Keluarga sehat.............................................................22
7. Tabel 7. Analisis Data...........................................................................23
8. Tabel 8. Skoring....................................................................................25
9. Tabel 9. Perencanaan Keperawatan......................................................29
10. Tabel 10. Implementasi Keperawatan..................................................33
11. Tabel 11. Evaluasi Keperawatan..........................................................39
12. Gambar 1. Denah Rumah Keluarga Ibu S............................................10

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Laporan Pendahuluan
2. SAP Ulkus Diabetikum
3. Materi Pendidikan kesehatan Ulkus Diabetikum
4. SOP Senam Kaki Diabetes Melitus
5. Leafleat
6. Dokumentasi Kegiatan

vi
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
PADA BAPAK T DENGAN ULKUS DIABETIKUM DI DESA
GAMBIRSARI RT 01 / RW 14
I. Pengkajian
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bapak T
2. Umur Kepala Keluarga : 67 tahun
3. Alamat : Gambirsari RT 01/RW 14, Surakarta
4. Agama : Islam
5. Pekerjaan : Tidak Bekerja
6. Pendidikan : SD
7. Komposisi Keluarga :

No Nama Anggota Jenis Hub. Dengan Umur Pend.


Pekerjaan imunisasi
Keluarga Kelamin KK (thn) Terakhir
1. Bp. T L Kepala 67 SD - Vaksin
keluarga covid 19
2. Ibu S P Ibu rumah 65 SD - Vaksin covid
tangga 19
3. An. D P Anak 1 40 S1 Pedagang Vaksin covid
19
4. An. R L Anak 3 31 SMA Pedagang Vaksin covid
19
5. An. S P Anak 4 27 S1 Pedagang Vaksin covid
19

Tabel. 1 Komposisi Keluarga


Genogram

1
2

Keterangan :
: menikah
: laki-laki
: tinggal serumah

: perempuan : pasien

: meninggal

: anak

8. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Bapak T termasuk tipe nuclear family, keluarga inti yang
terdiri dari suami, istri, dan anak kandung atau adopsi.
9. Suku Bangsa
Seluruh Anggota Keluarga berasal dari suku Jawa, Indonesia

10. Agama
Semua anggota keluarga menganut agama Islam dan mereka taat beribadah
dan menjalankan perintah Allah SWT
11. Status Sosial Ekonomi Keluarga
Kepala Keluarga : - /bln
Anak ke-1 : 3.000.000,-/bln
Anak ke-3 : 5.000.000,-/bln
Anak ke-4 : 3.000.000,-/bln
Untuk pendapatan satu keluarga dijadikan terpisah karena anak- anaknya.
Dilihat dari penghasilan anggota keluarga dan harta benda yang dimiliki
dalam keluarga, keluarga tersebut mempunyai status sosial ekonomi
keatas.
12. Aktivitas Rekreasi Keluarga

Setiap hari dalam memenuhi kebutuhan akan rekreasi dan hiburan


biasanya menonton TV, berkumpul dengan anak dan cucu melepas lelah
diruang keluarga, serta erkumpul dengan tetangga sekitar
3

B. Riwayat Tahap Perkembangan Keluarga


13. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga Bapak T mempunyai 4 orang anak, anak pertama


Perempuan dengan umur 40 thn, anak kedua perempuan dengan umur 38
thn, anak ketiga laki-laki berumur 31 thn, anak terakhir yaitu anakke
empat perempuan dengan umur 27 thn. Memiliki 9 cucu dari 4 anak
Bapak T dan Ibu S dan tinggal satu rumah. Maka keluarga Bapak T berada
pada tahap 6 keluarga dengan anak dewasa.

14. Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi

Adanya masalah kesehatan yang dihadapi oleh Bapak T yaitu Ulkus


Diabetikum. Bapak T mengatakan komunikasi dengan anak-anaknya baik
beserta cucu yang ada dirumah.
15. Riwayat Keluarga Inti

Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga adalah sebagai


berikut :
Kepala Keluarga : Klien memiliki riwayat penyakit diabetes
melitus yang mengeluhkan ada luka disebelah jempoll kaki kiri klien.
Istri : Mempunyai riwayat penyakit batu empedu dan sudah sembuh

sembuh.
Anak ke-1 : Mempunyai riwayat penyakit batu empedu dan sudah
sembuh
Anak ke-2 : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di RS.
Anak ke-3 : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klienuntuk
berobat dan rawat inap di RS.
Anak ke-4 : tidak ada riwayat sakit yang mengharuskan klien untuk
berobat dan rawat inap di RS
4

16. Riwayat Keluarga Sebelumnya


Dari keluarga Bapak T dan Ibu S tidak memiliki riwayat penyakit
diabetesl melitus.

C. Pengkajian Lingkungan Denah Rumah :


17. Karakteristik Rumah roof top lt 2 depan
Luas tanah : 450 m2 Kamar tidur
Luas Rumah : 400 m2 Kamar
Tidur
Tipe Rumah : Rumah permanen dengan Kamar tidur
jumlah ruang 6 kamar
Kamar
tidur, 1 ruang tamu, 1
Kamar tidur Tidur
ruang keluarga, 1 dapur,2
kamar mandi dan wc Kamar mandi
didalam rumah, jumlah
Roof top lt 2
jendela 10, setiap belakang
ruangan dimanfaatkan
sebagaimana fungsinya secara optimal. Peletakan
perabot rumah tangga tertata dengan rapi. Ada septic
tank, jarak antara wc dengan sumber air kurang lebih
10 meter, sumber air minum PAM
Halaman depan rumah
Pintu masuk
Ruang tamu
Ruang
keluarga

Ruang tv
Kamar
tidur

Ruang
sholat kamar tidur

Kamar
Mandi
5

Dapur

Lantai 1
Gambar. 1 Denah Rumah Keluarga Bapak T

18. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Tetangga klien yang ada di sekitar rumah ramah-ramah. Klien
tinggal di wilayah perkotaan, walaupun perkotaan jarak rumah
satu dengan yang lain cukup dekat. Penduduk setempat juga
mempunyai kesepakatan apabila ada warga baru dan ada tamu
yang menginap harap lapor pada RT/RW. Saat terjadi wabah
DBD, malaria, atau pun diare diadakan kerja bakti dan gotong
royong.
19. Mobilitas Geografis Keluarga
Sejak Bapak T menikah dengan Ibu. S, keluarga Bapak T tidak
pernah pindah rumah dan tidak bekerja di luar kota, luar
provinsi ataupun luar negeri,hanya di daerah.
20. Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Klien dan anak ke-1,ke-3,dan ke-4 selalu meluangkan waktu
untuk berkumpul dengan tetangga sekitar. Keluarga klien juga
berinteraksi baik dengan masyarakat disekitar
21. Sistem Pendukung Keluarga
Antara anggota keluarga saling menyayangi satu sama lain
keluarga klien memiliki fasilitas kesehatan MCK, tempat tidur,
sumber air bersih,dan sepeda motor sebagai sarana
transportasi, sedangkan fasilitas sosialnya berupa mengikuti
penyuluhan kesehatan diposyandu.
D. Struktur Keluarga
22. Pola Komunikasi Keluarga
Bahasa komunikasi yang digunakan dalam keluarga dengan
masyarakat adalah bahasa Jawa dan Indonesia. Komunikasi
antara anggota keluarga satu sama lain baik dan komunikatif.
23. Struktur Kekuatan Keluarga
6

Klien memberi nasehat kepada anak-anaknya bagaimana cara


berperilaku yang baik, sopan santun, tata karma, cara menjaga
hubungan baik dengan orang lain. Untuk kekuatan keluarga
masih tetap berada pada Bapak T jika ada masalah diselesaikan
dengan baik oleh Bapak T, Ibu S dan keempat anaknya.
Struktur Peran
 Bapak T :
 Peran informal : Sebagai anggota masyarakat.
 Peran formal : Menjadi kepala keluarga.

 Ibu S :

 Peran informal : Sebagai b anggota masyarakat.

 Peran formal : Menjadi ibu rumah tangga.

 Anak ke-1 :
 Peran informal : Sebagai anggota masyarakat.
 Peran formal : Sebagai seorang istri dan i b u untuk
anak-anaknya,sebagai kakak,dan sebagai anak.

 Anak ke-3 :
 Peran informal : Sebagai anggota masyarakat.
 Peran formal : Sebagai seorang ayah untuk anak
anaknya, sebagai kakak,dan sebagai anak.
 Anak ke-4 :
 Peran informal : Sebagai anggota masyarakat
 Peran formal : sebagai pekerja, sebagai adik, dan sebagai
anak.
24. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga kurang menyadari pentingnya menjaga kesehatan,
mereka membiasakan cuci tangan sebelum makan, akan
tetapi kebersihan lingkungan disekitarnya tidak dijaga
dengan baik, kecukupan gizi dalam keluarga juga cukup
terpenuhi dilihat dari makanan yang sering dikonsumsi tiap
harinya.
E. Fungsi Keluarga
7

25. Fungsi Afektif


Keluarga klien saling memberikan perhatian dan kasih
sayang. Klien selalu mendukung apa yang dilakukannya
selama dalam batas kewajaran dan tidak melanggar etika
dan sopan santun. Diterapkannya demokrasi dalam
mengatasi permasalahan keluarga.
26. Fungsi Social
Interaksi antara anggota keluarga terjalin baik, masing-
masing anggota keluarga masih memperhatikan dan
menerapkan etika sopan santun dalam berperilaku
27. Fungsi Perawatan Kesehatan
a. Kemampuan Keluarga dalam Mengenal Masalah
Kesehatan Keluarga cukup mengetahui mengenai
penyakit Bapak T yaitu diabetes mellitus, Ibu S
mengatakan untuk pola makan Bapak T belum sesuai
dengan anjuran yang ada. Ibu S mengatakan Bapak T
sering mengeluh sering megantuk, sering lapar,
merasakan kesemutan di tangan dan kaki, serta sering
BAK. Bapak T selalu rutin kontrol tekanan darah,
kontrol gula darah setiap 1 bulan sekali. Bapak T
mengatakan mengonsumsi obat dari dokter secara
rutin.
b. Kemampuan Keluarga Memeilihara Lingkungan
Rumah yang sehat
Anggota kelurga mengerti potensi yang ada pada
setiap anggota kelurga dan mengerti tentang sumber-
sumber keluarga yang dimiliki. Keluarga menyadari
bahwa dengan menciptakan lingkungan yang bersih
dapat mencegah penyebaran berbagai jenis penyakit.
Terbukti dari lingkungan sekitar banyak tidak terdapat
tumpukan sampah, dan dikeluarga Bapak T untuk
sampah di ambil oleh DPU setiap harinya. Keluarga
8

secara keseluruhan mampu mempertahankan kondisi


kesehatan mereka. Akan tetapi permasalahannya
adalah salah satu anggota keluarga yaitu Bapak T
memiliki penyakit diabetes mellitus sehingga pola
hidup harus lebih baik dan terkontrol.
c. Kemampuan Keluarga Merawat Anggota Keluarga
yang Sakit
1) Pengetahuan keluarga mengenai penyakit terbatas,
keluarga sedikit mengerti mengenai hal-hal yang
dapat menyebabkan kekambuhan dan yang
perlu dilakukan untuk mencegah kekambuhan.
2) Jika anggota keluarga ada yang sakit dan
sekiranya perlu penanganan tenaga kesehatan,
maka keluarga akan mempercayakan perawatan
dan penyembuhan pada tenaga kesehatan. Namun
bila sakitnya masih tergolong ringan, keluarga
cukup menganjurkan istirahat, pemenuhan
kebutuhan nutrisi, dan konsumsi obat dari dokter.
3) Untuk berjaga-jaga, keluarga hanya menyediakan
obat-obatan yang sering dikonsumsi dan cocok
bagi masing-masing anggota keluarga. Apabila
penyakit yang diderita dirasa parah, keluarga
langsung membawa ke pelayanan kesehatan.
Keluarga memberikan perhatian, kasih sayang dan
support agar dapat membantu proses perawatan.
Ada kalanya keluarga belum bisa memberikan
keputusan perihal kebiasaan pola makan Bapak T
yang kurang benar dan masehati beliau.
d. Kemampuan Keluarga Mengambil Keputusan
Mengenai Tindakan Kesehatan yang Tepat

1) Keluarga cukup mengerti tentang kesehatan


pada anggota keluarganya.
9

2) Anggota keluarga cukup peka terhadap anggota


keluarga yang sakit. Namun, terkadang maslah
kesehatan tersebut dianggap sepele atau tidak
begitu diperhatikan secara lebih lanjut.
3) Keluarga tetap berusaha agar penyakit yang
diderita tidak kambuh dan selalu mencari solusi
jika keluarga sakit.
4) Keluarga sangat cemas dengan kemungkinan
penyakit yang menyerang anggota keluarga
yang lain.
5) Keluarga selalu menanggapi setiap masalah
kesehatan secara positif, Keluarga kurang
mendapat informasi yang tepat mengenai
tindakan yang dilakukan jika masalah
kesehatan muncul dalam keluarga, sehingga
tidak dapat mengambil keputusan
28. Fungsi Reproduksi
a. Jumlah anak yang dimiliki Bapak T ada 4 orang yaitu 3
b. Perempuan dan1 Laki-laki.
c. Keluarga merencanakan jumlah anggota keluarga dengan
menjaga jarak kelahiran anak yang satu dengan yang
lainnya.
d. Bapak T dan Ibu S menggunakan metode program Pil KB

29. Fungsi Ekonomi


a. Bapak T sudah tidak bekerja lantaran usaha keluarga
sudah dipegang oleh anak-anaknya
b. Ibu S sebagai ibu rumah tangga.

F. Stress dan Koping Keluarga


30. Stressor Jangka Pendek dan Panjang
a. Stressor jangka pendek : Kekambuhan DM pada Bapak T.
b. Stressor jangka panjang : MEmikirkan kesembuhkan DM
yang diderita Bapak T.
10

31. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Situasi atau Stress

Keluarga mengaku cemas. Untuk stressor jangka panjang


keluarga (terutama Bapak) berusaha mencegah kekambuhan
penyakitnya denganrutin berobat setiap 1 bulan sekali.
32. Strategi Koping yang Digunakan

Bila ada permasalahan dalam keluarga, sering diselesaikan


dengan musyawarah.
33. Strategi Adaptasi Disfungsional

Keluarga tidak pernah melakukan kekerasan, perlakuan kejam


terhadap anak, mengkambinghitamkan anak, memberikan
ancaman dalam menyelesaikan masalah

G. Pemeriksaan Fisik

No Pem. Fisik Bapak T Ibu S An. D An. R An. S


1 Kepala Simetris, Simetris, Simetris, tidak Simetris,rambut Simetris,rambut
rambut rambut ada ketombe, berwarna hitam, berwarna hitam,
berwarna hitam berwarna hitam rambut sedikit tidak ada tidak ada
dan putih dan putih kusut ketombe ketombe
dibeberapa dibeberapa
bagian, bagian,
tidak ada tidak ada
ketombe. ketombe.
2 Leher Leher tidak Leher tidak Leher tidak Leher tidak Leher tidak
nampak nampak nampak nampak adanya nampak adanya
adanya adanya adanya peningkatan peningkatan
peningkatan peningkatan peningkatan tekanan vena tekanan vena
tekanan tekanan tekanan vena jugularis dan jugularis dan
vena jugularis vena jugularis jugularis dan arteri carotis, arteri carotis,
11

dan arteri dan arteri arteri carotis, tidak teraba tidak teraba
carotis, tidak carotis, tidak tidak teraba adanya adanya
teraba teraba adanya pembesaran pembesaran
adanya adanya pembesaran kelenjar tiroid kelenjar tiroid
pembesaran pembesaran kelenjar tiroid
kelenjar tiroid kelenjar tiroid
3 Mata Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva Konjungtiva tidak
tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat tidak terlihat terlihat anemis,
anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak anemis, tidak tidak ada katarak,
ada katarak, ada katarak, ada katarak, ada katarak, penglihatan
penglihatan penglihatan penglihatan penglihatan Jelas
Jelas Jelas jelas jelas
4. Telinga Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, keadaan
keadaan keadaan keadaan keadaan bersih, bersih,
bersih, bersih, bersih, Fungsi Fungsi
Fungsi Fungsi Fungsi pendengaran pendengaran
pendengaran pendengaran pendengaran baik Baik
Baik Baik baik
5 Hidung Simetris, Simetris, Simetris, Simetris, Simetris,
Keadaan Keadaan Keadaan Keadaan bersih, Keadaan bersih,
bersih, bersih, bersih, Tidak ada Tidak ada
Tidak ada Tidak ada Tidak ada kelainan yang kelainan yang
kelainan yang kelainan yang kelainan yang ditemukan ditemukan
ditemukan ditemukan ditemukan
6 Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa, mulut Keadaan mulut
lembab, lembab, lembab, lembab, lembab,
keadaan keadaan keadaa keadaan bersih, Mukosa bersih,
bersih, bersih, nbersih, Tidak Tidak ada Tidak ada kelainan
Tidak ada Tidak ada ada kelainan kelainan
kelainan kelainan
12

7 Dada Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakand


dada Simetris, dada Simetris, dada simetris, dada simetris, ada simetris,
suara jantung suara jantung suara jantung suara jantung suara jantung
S1 dan S2 S1 dan S2 S1 dan S2 S1dan S2 S1 dan S2
tunggal, tidak tunggal, tidak tunggal, tidak tunggal, tunggal,
terdapat terdapat terdapat tidak terdapat tidak terdapat
8 Abdomen Tidak
palpitasi, suara Tidak
palpitasi, suara Tidak
palpitasi, suara Tidak Tidak didapatkan
palpitasi, suara palpitasi, suara
didapatkan didapatkan didapatkan didapatkan adanya
adanya adanya adanya adanya pembesaran
pembesaran pembesaran pembesaran pembesaran hepar,tidak
hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak kembung,
kembung,perg kembung,perg kembung, kembung, pergerakan
9 TTV dan erakan erakan
TD : 130/90 pergerakan
TD : 120/80 pergerakan
TD : 120/80 peristaltikusus
TD : 130/90
Ektremitas TD :
mmhg mmhg mmhg mmhg
129/72 mmhg N: 72x/menit N: N: N: 72x/menitS:
N : 83x/menit S: 36,5oC 75x/menit 75x/men 36,5oC
S : 36 oC RR : 20x/menit S: 36,5oC itS: RR : 20x/menit
RR : 20x/menit RR : 21x/menit 36,5oC
5 5
5 5 RR :
5 5 21x/menit
5 5
- terdapat luka
ulkus
diabetikum di
jempol kaki
kiri

4) Harapan Keluarga Terhadap Perawat


Keluarga berharap Ba pa k T dapat sembuh dan
petugas kesehatan dapat memberi pelayanan
kesehatan dengan baik.
13

5) Tingkat Kemandirian Keluarga


No. Kriteria Ya Tidak

1. Keluarga menerima petugas kesehatan √

2. Keluarga menerima pelayanan kesehatan √


sesuai dengan rencana
3. Keluarga menyatakan masalah kesehatan √
secara benar
4. Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan √
sesuai anjuran
5. Keluarga melaksanakan perawatan sederhana √
sesuai anjuran
6. Keluarga melaksanakan tindakan √
pencegahan secara aktif
7. Keluarga melakukan tindakan promotif √
secara aktif

Tingkat kemandirian keluarga binaan : Tingkat II


Tingkat Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
Kemandirian 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat 1  
Tingkat 2     
Tingkat 3
Tingkat 4
Dari tablel tingkat kemandirian diatas, dapat disimpulkan
bahawa keluarga berada pada tingkat kemandirian 2 keluarga
mau menerima perawat dengan baik, keluarga mau dan mempu
mengungkapkan masalah kesehatan yang dialami serta mau
menerima pelayanan yang diberikan.

J. Tingkat Kesejahteraan Keluarga


14

Tahapan No Indikator Jawaban


Keluarga Ya Tidak
KS 1 1 Makan dua kali sehari 
2 Pakaian yang berbeda 
3 Atap, lantai, dinding yang baik 
4 Sakit dibawa ke sarana kesehatan 
5 Bila ingin KB ke sarana pelayanan 
kontrasepsi
6 Semua anak umur 7-15 tahun 
bersekolah
KS 2 7 Ibadah sesuai agama dan 
kepercayaan masing-masing
8 Paling tidak sekali seminggu 
makan daging/telur/ikan
9 Satu stel pakaian baru dalam 
setahun
10 Luas rumah paling tidak 8 
m2/penghuni
11 Ada anggota keluarga yang 
memperoleh penghasilan
12 Seluruh anggota keluarga umur 10- 
60 tahun bisa baca baca tulisan
latin
13 Pasangan usia subur menggunakan 
alat kontrasepsi
KS 3 14 Keluarga berupaya meningkatkan 
pengetahuan agama
15 Sebagian penghasilan ditabung 
dalam bentuk uang maupun barang
15

16 Kebiasaan makan bersama 


digunakan berkomunikasi paling
tidak seminggu sekali
17 Sering ikut kegiatan masyarakat 
dilingkungan tempat tinggal
18 Memperoleh informasi dari surat 
kabar/majalah/radio/TV
KS 4 19 Secara teraur sukareka memberi 
sumbangan materil kegiatan sosial
20 Aktif sebagai pengurus 
perkumpulan sosial/yayasan
institusi masyarakat

Berdasarkan hasil pengkajian tingkat kesejahteraan keluarga di


atas,keluarga Bapak T termasuk pada tingkat kesejahteraan
keluarga.
16

K. Indeks Keluarga Sehat


Keluarga Bapak T termasuk kedalam keluarga sehat yakni >80
Keluargasehat
No Indikator Jawaban
Ya Tidak
1. Keluarga mengikuti program KB 
2. Ibu melakukan persalinan di fasilitas 
kesehatan
3. Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 
4. Bayi mendapat air susu ibu (ASI) ekslusif 
5. Balita mendapatkan pemantauan 
pertumbuhan
6. Penderita TB paru mendapatkan 
pengobatan sesuai standar
7. Penderita hipertensi melakukan 
pengobatan secara teratur
8. Penderita gangguan jiwa mendapatkan 
pengobatan dan tidak ditelantarkan
9. Anggota keluarga tidak ada yang merokok 
10. Keluarga sudah menjadi anggota JKN 
11. Keluarga mempunyai askes sarana air 
bersih
12. Keluarga mempunyai askes/menggunakan 
jamban sehat
17

II. Analisis Data

Data Problem Etiologi

DS :
- B a p a k T mengatakan khawatir
Keluarga kurang
apabilakadar gula darahnya
patuh pada
semakin meningkat
Resiko rencana
- B a p a k T mengatakan terkadang
Ketidakstabilan manajemen
pusing,kesemutan pada jari tangan
kadar gula darah diabetes
dan kaki, sering BAK
- Ibu S mengatakan kebiasaan pola
makan Bapak T kurang terkontrol.
DO :
- B a p a k T tampak kaget saat
tahu guladarahnya agak tinggi
- GDS = 210 mg/dL
- TTV
TD : 129/72 mmhg

N : 83 x/menit
S : 36 oC
 RR : 20 x/menit
18

DS :
 Bapak T mengatakan balutan terkahir
diganti 3 hari yang lalu

 Bapak T mengatakan luka belum


Resiko Penyakit kronis
sembuh selama 2 bulan
infeksi (Ulkus
 Bapak T mengatakan luka berbau Diabetikum)

Do :
 Kemerahan disekitar luka

 Terdapat pes di bagian jempol kaki


sebelah kiri
19

 Disekitar luka terasa hangat ketika


diraba

 Tampak balutan ada rembesan

 Luka pada jempol kaki sebelah kiri


berbau

DS :
 Bapak T mengatakan gula darahnya
juga sering tinggi berkisaran 200 mg/dL
ke atas
 Keluarga mengatakan kebiasaan yang
masih dilakukan oleh bapak T dalam
mengonsumsi makanan berupa
Kompleksitas
gorengan serta minum kopi setiap hari
Managemen
program
 Bapak T mengatakan masih memiliki kesehtaan
tidak efektif perawatan/
kebiasaan merokok, dan merasakan
pengobatan
lemas ketika tidak merokok.

Do :
 Keluarga belum mampu mangambil
keputusan dan membujuk Bapak T
untuk melakukan
perawatan/pengobatan sesuai
anjuran.

 Saat dilakukan pengkajian kembali


didapatkan hasil GDS saat tidak
puasa :

GDS bapak T : 370 mg/dL


20

III. Skoring Dan Prioritas Masalah


A. Resiko ketidakstabilan kadar gula bd keluarga kurang
patuh pada rencana manajemen diabetes (D.00

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat Masalah : 1 2/2 x 1 = 1 Penyakit DM yang di


 Tidak / kurang sehat derita Bapak T
(2)
 Ancaman Kesehatan
(2)
 Keadaan sejahtera (1)
2 Kemungkinan masalah 2 2/2 x 2 = 2 Dengan mengecek kadar
untuk dicegah : gula darah secara rutin
 Mudah (2)
 Sebagian (1)
 Tidak dapat (0)
3 Potensi masalah dapat 1 3/3 x 1 = 1 Dengan melakukan pola
dicegah : hidup sehat dan
 Tinggi (3) mematuhi untuk diet
 Cukup (2) diabetes
 Rendah (1)
4 Menonjolnya masalah : 1 2/2 x 2= 2 Masalah berat harus
 Segera (2) segara ditangani agar
 Tidak perlu diatasi tidak semakin parah.
segera (1)

 Tidak dirasakan (0)


TOTAL 6
21

B. Resiko infeksi bd faktor Penyakit kronis (D.0142)

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat Masalah : 1 2/2 x 1 = 1 Munculnya luka di


 Tidak / kurang sehat bagian jempol kaki
(2) sebelah kiri dari Bapak T
 Ancaman Kesehatan
(2)
 Keadaan sejahtera (1)
2 Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1 Dengan memberikan
untuk dicegah : pendkes dan mengajari
 Mudah (2) klien perawatan luka
 Sebagian (1)
 Tidak dapat (0)
3 Potensi masalah dapat 1 3/3 x 1 = 1 Masalah masih dapat
dicegah : dicegah agar tidak
 Tinggi (3) menimbulkan
 Cukup (2) komplikasi sebab DM
 Rendah (1) tidak ditangani segera
akan berakibat
memperburuk kondisi
klien
4 Menonjolnya masalah : 2 2/2 x 1= 2
Masalah Ulkus
 Segera (2) diabetikum yang
 Tidak perlu diatasi
diderita Bapak T segera
segera (1)
ditangani sesuai
 Tidak dirasakan (0) keinginan keluarga

TOTAL 5
22

C. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Ketidakmampuan keluarga merawat


dan mengenal masalah anggota keluarga dengan diabetes (D.0116)

No Kriteria Bobot Skor Pembenaran

1 Sifat Masalah : 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga belum mampu


 Tidak / kurang sehat mangambil keputusan
(2) dan membujuk Bapak T
 Ancaman Kesehatan untuk melakukan
(2) perawatan/pengobatan
 Keadaan sejahtera (1) sesuai anjuran.

2 Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1 Dengan memberikan


untuk dicegah : pendkes sesuai dengan
 Mudah (2) masalah yang ada
 Sebagian (1)
 Tidak dapat (0)
3 Potensi masalah dapat 1 2/3 x 1 = Masalah masih dapat
2/3
dicegah : dicegah agar tidak
 Tinggi (3) memperburuk kebiasaan
 Cukup (2) yang menimbulkan
 Rendah (1) ulkus diabetikum
semakin sulit ditangani
4 Menonjolnya masalah : 2 2/2 x 1= 2
Cara pngobatan dan
 Segera (2) perawatan dapat berjalan
 Tidak perlu diatasi
sesuai prosedur
segera (1)

 Tidak dirasakan (0)


TOTAL 4 2/3
23

IV. Diagnose Keperawatan


No Diagnosis Keperawatan

1
Resiko ketidakstabilan kadar gula bd keluarga kurang patuh pada
rencana manajemen diabetes (D.0038)
2
Resiko infeksi bd faktor Penyakit kronis (D.0142)

3.
Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Ketidakmampuan keluarga
merawatdan mengenal masalah anggota keluarga dengan diabetes
(D.0116)
24

V. Perencanaan Keperawatan

N Hari/ Diagnosa SLKI SIKI


O Tgl Keperawatan
1 Senin Setelah I.03115 Manajemen
, 11 Resiko Dilakukan Hiperglikemia
ketidakstab
apri ilan kadar Intervensi Observasi :
l gula bd Keperawatan
2022 keluarga Selama 2x
kurang patuh Kunjungan, Maka 1. Identifikasi
pada rencana risiko penyebab
manajemen ketidakstabilan hiperglikemia
diabetes kadar glukosa
darah dapat 2. Monitor kadar
(D.0038)
teratasi dengan gula darah
kriteria hasil :
3. Monitor tanda
- Kadar gula dan gejala
darah menurun hiperglikemia
dari skala 3
(sedang) ke 4. Monitor
skala 5
intake dan
(menurun)
output cairan
- Tingkat
5. Identifikasi
kesadaran diri
kebiasaan pola
akan menjaga
makan
kesehatan
meningkat Terapeutik :
dari skala 2
(rendah) ke 1. Konsultasi
skala dengan medis
5( meni jika tanda dan
ngkat) gejalahiperglik
emia tetap ada
- Proses
atau memburuk
menerima
Edukasi :
informasi
meningkat 1. Anjurkan
dari skala 3 memonitor
(sedang) ke kadar gula
skala 5 ( darah
meningkat) secaramandiri
2. Anjurkan
kepatuhan
25

terhadap diet
dan olahraga

3. Ajarkan
pengelolaan
diabetes

Kolab
orasi

1. Kolaborasi
pemberian insulin (jika
perlu)
2 Senin Setelah I.14564 Perawatan
, 11 Resiko infeksi Dilakukan Luka
bd faktor
apri Penyakit kronis Intervensi Observasi :
l (D.0142) Keperawatan
2022 Selama 2x
Kunjungan, Maka - Memonitor
derajat infeksi karakteristik
berdasarkan luka ( mis.
observasi atau Drainase,
sumber informasi warna, ukuran,
menurun Dengan bau)
Kriteria Hasil :
− Kemerahan - Monitor tanda-
menurun dari tanda infeksi
skala 3 Terapeutik :
(sedang) - Lepaskan
menjadi balutan dan
Skala5 plester
( menurun) secara
perlahan
− Nyeri
menurun dari - Bersihkan
skala 3 dengan
(sedang) cairan
menjadi NaCL,
Skala 5 ( sesuai
menurun) kebutuhan
− Bengkak
menurun dari - Bersihkan
skala 3 jaringan
(sedang) nekrotik
menjadi
Skala 5 ( - Berikan salep
menurun) yang sesuai
ke
26

− Cairan kulit/lesi,jika
berbau menurun perlu
dari skala 3
(sedang) menjadi - Pasang
Skala5 ( menurun) balutan
sesuai jenis
luka

Pertahanka
n teknik
steril saat
melakukan
perawatan
luka, Ganti
balutan
sesuai
jumlah
eksudat
dan
drainase
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan

gejala infeksi

- Anjurkan
mengkonsumsi
makanan tinggi
kalori dan
protein
- Ajarkan
prosedur
perawatan luka
secara mandiri
Kolaborasi

- kolaborasi pemberian
antibiotik, jika perlu

3 Senin Setelah I.14564 Dukungan


, 11 Manajemen Dilakukan Pengambilan
Kesehatan Keputusan
apri Tidak Intervensi
l Efektif Keperawatan Observasi
2022 Ketidakma Selama 2x indentifikasi persepsi
mpu an Kunjungan, Maka mengenal masalah
keluarga derajat dan informasi yang
27

merawatdan kemampuan memicu konflik


mengenal mengatur dan Terapeutik :
masalah mengintegrasikan - fasilitasi
anggota penanganan pengambila
keluarga masalah n keputusan
dengan diabetes kesehatan dalam secara
(D.0116) kehidupan sehari- kolaborasi
hari untuk
mencapai status - Hormati hak
kesehatan pasien untuk
optimal menerima atau
meningkat menolak
Dengan Kriteria informasi
Hasil :
− Melakukan Edukasi
tindakan Informasikan
untuk alternatif solusi secara
mengurangi jelas
faktor
Kolaborasi
resiko m e n i
kolaborasi dengan
n g k a t skala
tenaga kesehatan lain
3 (sedang)
dalam memfasilitasi
menjadi Skala
pengambilan
5 ( cukup
keputusan,
meningkat)
− Menerapkan

program
perawatan
meningkat
skala 3
(sedang)
menjadi Skala
5 ( cukup
meningkat)
− Aktivitas
hidup sehari-
hari
meningkat skala 3
(sedang) menjadi
Skala 5 ( cukup
meningkat)
28

VI. Implementasi Keperawatan


No.Dx Tanggal/Jam Tindakan Respon TTD
1 Senin, Memonitor TTV dan DS : Klien mengatakan tensi Rosa
11 April 2022 kadar gula darah terakhir yaitu 120/75 mmhg dan
08.00 WIB kadar gula darah terakhir 200-
an
DO :
- GDS = 210 mg/dL
- TTV
TD : 129/72 mmhg

N : 83 x/menit
S : 36 oC
RR : 20 x/menit

1 Memonitor tanda dan DS : Klien mengatakan terkadang Rosa


08.15 WIB
gejala hiperglikemia merasa pusing, kesemutan pada
jari tangan, sering BAK dan sering
merasa lapar
DO : Klien tampak menjawab
dengan ekspresi cemas

1 DS : Klien mengatakan sering Rosa


08.45 WIB Mengidentifikasi
makan dengan lauk daging-
kebiasaan pola makan
dagingan misalnya masakan
rendang
DO : Klien tampak kooperatif
29

2 Memonitor DS : klien mengatakan balutan Rosa


09.00 WIB
karakteristik luka ( terkahir diganti 3 hari yang lalu
mis. Drainase,
warna, ukuran, bau)
DO : Tampak balutan ada rembesan

2 Monitor tanda-tanda Rosa


09.30 WIB DS : Klien mengatakan
infeksi
mengatakan luka berbau, dan
sedikit panas disekitar luka

DO : Klien tampak kooperatif


2 Rosa
melepaskan DS : Klien mengatakan luka
balutan dan plester belum sembuh selama 2 bulan
secara perlahan
DO : Kemerahan disekitar luka

 Terdapat pes di bagian


jempol kaki sebelah kiri

 Disekitar luka terasa


hangat ketika diraba

 Tampak balutan ada


rembesan

2 Rosa
12.35 WIB membersihkan DS :
dengan cairan
NaCL, sesuai DO : Klien tampak kooperatif dan
kebutuhan tenang

2 Rosa
12.45 WIB membersihkan DS :
jaringan nekrotik
DO : Klien tampak kooperatif dan
tenang
30

2 Rosa
13.00 WIB memberikan salep DS :
yang sesuai ke
kulit/lesi,jika perlu DO : Klien tampak kooperatif dan
tenang

2 Rosa
13.05 WIB mempasang DDS :
balutan sesuai jenis
luka DO : Klien tampak kooperatif dan
tenang

2 Rosa
13.15 WIB memberikan salep DS :
yang sesuai ke
kulit/lesi,jika perlu DO : Klien tampak kooperatif dan
(salep gentamicin) tenang

2 Rosa
13.20 WIB mempasang DDS :
balutan sesuai jenis
luka DO : Klien tampak kooperatif dan
tenang

2 Rosa
13.25 WIB mempertahankan DS :
teknik steril saat
melakukan DO : Klien tampak kooperatif dan
perawatan luka tenang

2 Rosa
13.25 WIB Mengganti balutan DS : klien mengatakan bahwa
sesuai jumlah sudah mengerti perawatan luka
eksudat dan yang sudah didemonstrasikan
drainase perawat

DO : Klien tampak kooperatif dan


tenang, luka ditutup dengan kassa
31

2 menjelaskan tanda Rosa


13.25 WIB DS : klien mengatakan sudah
dan gejala infeksi
paham tanda dan gejala dari
infeksi luka ulkus diabetikum

DO : Klien tampak kooperatif dan


tenang
2 menganjurkan Rosa
13.30 WIB DS : klien mengatakan makanan
mengkonsumsi
protein baik untuk penyembuhan
makanan tinggi kalori
luka
dan protein

DO : Klien tampak kooperatif dan


tenang
3 Rosa
13.30 WIB menghormati hak DS : keluarga klien mengatakan
pasien untuk menerima masukan dari petugas
menerima atau kesehatan
menolak informasi
DO : tampak paham dan menerima
masukan dari perawat
3 menginformasikan Rosa
13.30 WIB DS : klien mengatakan sudah
alternatif solusi secara
mulai paham tentang memilih
jelas
keputusan berdasarkan kelebihan
dan kekurangan serta berdiskusi
dengan keluarga

DO : tampak komunikatif dan


kooperatif
32

1 Rabu, Memonitor TTV dan DS :Klien mengatakan tensi Rosa


13 April 2022 kadar gula darah terakhir yaitu 125/85 mmhg dan
12.30 WIB kadar gula darah terakhir 210
DO :
- GDS = 102 mg/dL
- TTV
TD : 118/78 mmhg

N : 83 x/menit
S : 36 oC
RR : 20 x/menit

1 Memonitor tanda dan DS : Klien mengatakan sudah


12.35 WIB
gejala hiperglikemia tidak merasakan pusing setiap
bangun pagi sudah berkurang
DO : Klien tampak tidak cemas
saat berkomunikasi

1 Menganjurkan DS : Klien mengatakan sudah bisa Rosa


12.40 WIB
kepatuhan terhadapa mengulang tahap-tahapan senam
diet dan olahraga kaki diabetes secara mandiri
(senam kaki diabetes) DO : Klien tampak hafal tahap-
tahapan senam kaki diabetes
2 menganjurkan Rosa
12.45 WIB DS : klien mengatakan makanan
mengkonsumsi
protein baik untuk penyembuhan
makanan tinggi kalori
luka
dan protein

DO : Klien menyebutkan protein


dan menu diet yang sesuai dengan
ulkus diabetes
33

3 Rosa
13.00 WIB memfasilitasi DS : klien mengatakan harapan
mengklarifikasi cepat sembuh
nilai dan harapan
yang membantu DO : pasien tampak mepunyai
membuat pilihan motivasi ingin cepat sembuh dari
dukungan keluarga

3 mengkolaborasi dengan Rosa


13.50 WIB DS : keluarga pasien mengatakan
tenaga kesehatan lain
bersedia ijika ada kolaborasi
dalam memfasilitasi
dengan pelayanan kesehatan
pengambilan keputusan,

DO : keluarga pasien bersedia jika


ada kolaborasi dengan petugas
pelayanan kesehatan seperti
petugas dari puskesmas yang akan
membantu jika ada kesulitan
dalam pengambilan keputusan
34

VII. Evaluasi

No Tanggal Evaluasi TTD


Dx
1 Senin, 11 S: Rosa
- Klien mengatakan tensi terakhir yaitu 120/75 mmhg
April 2022
14.00WIB dan kadar gula darah terakhir 200-an
- Klien mengatakan terkadang merasa pusing,
kesemutan pada jaritangan, sering BAK dan sering
merasa lapar
- Klien mengatakan sering makan dengan lauk daging-
dagingan misalnya masakan rendang

DO :
- GDS = 210 mg/dL
- TTV
TD : 129/72 mmhg

N : 83 x/menit
S : 36 oC
RR : 20 x/menit
A: masalah resiko ketidakstabilan kadar gula bd keluarga
kurang patuh pada rencana manajemen diabetes sebagian
teratasi ( dari skala 3 (sedang) ke skala 4 (cukup
meningkat)
P: Lanjutkan Intervensi
- monitor TTV dankadar gula darah
- monitor tanda dangejala hiperglikemia
- anjurkan kepatuhan terhadapadiet dan olahraga
(senam kaki diabetes)
35

2 Senin, 11 S: Rosa
April 2022 - klien mengatakan balutan terkahir diganti 3 hari yang
14.00WIB lalu
-Klien mengatakan mengatakan luka berbau, dan sedikit
panas disekitar luka
- Klien mengatakan luka belum sembuh selama 2 bulan
klien mengatakan makanan protein baik untuk
penyembuhan luka
-klien mengatakan bahwa sudah mengerti perawatan
luka yang sudah didemonstrasikan perawat
O : Keluarga dan klien terlihat paham dan mampu
mengulangi tahapan perawatan luka
A: Masalah resiko infeksi bd faktor penyakit teratasi
sebagian (dari skala 3 (sedang) menjadi skala 4 (cukup
meningkat) )
P:
- Anjurkan untuk selalu membersihkan luka
secara mandiri dirumah
- Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan
protein
36

3 Senin, 11 S: Rosa
April 2022 - keluarga klien mengatakan menerima masukan dari
14.00WIB petugas kesehatan

- klien mengatakan sudah mulai paham tentang memilih


keputusan berdasarkan kelebihan dan kekurangan serta
berdiskusi dengan keluarga
O:
tampak paham dan menerima masukan dari
perawat A: Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Ketidakmampuan keluarga merawatdan mengenal
masalah anggota keluarga dengan diabetes teratasi
sebagian ( dari skala 3 (sedang) ke skala 4 (cukup
meningkat)

P: intervensi dilanjutkan
- fasilitasi mengklarifikasi nilai dan harapan yang
membantu membuat pilihan
- kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain dalam
memfasilitasi pengambilan keputusan
37

1 S: Rosa
Rabu, 13 April
- Klien mengatakan tensi terakhir yaitu 125/85 mmhg
2022
dan kadar gula darah terakhir 210
14.30 WIB
- Klien mengatakan sudah tidak merasakan pusing setiap
bangun pagi sudah berkurang
O:
- GDS = 102 mg/dL
- TTV
TD : 118/78 mmhg

N : 83 x/menit
S : 36 oC
RR : 20 x/menit
A: masalah resiko ketidakstabilan kadar gula bd keluarga
kurang patuh pada rencana manajemen diabetes teratasi
( dari skala 4 (cukup meningkat) ke skala 5 (meningkat))

P: intervensi dihentikan
2 S: Rosa
Rabu, 13 April
2022 - klien mengatakan makanan protein baik untuk
14.30 WIB penyembuhan luka

O : Klien menyebutkan protein dan menu diet yang


sesuai dengan ulkus diabetes
A: Masalah resiko infeksi bd faktor penyakit teratasi
(dari skala 4 (cukup meningkat) menjadi skala 5
(meningkat) )
P:
Intervensi dihentikan
38

3 S: Rosa
Rabu, 13 April
2022 - klien mengatakan harapan cepat sembuh
14.30 WIB
- keluarga pasien mengatakan bersedia ijika ada
kolaborasi dengan pelayanan kesehatan
O:
tampak paham dan menerima masukan dari perawat
keluarga pasien bersedia jika ada kolaborasi dengan
petugas pelayanan kesehatan seperti petugas dari
puskesmas yang akan membantu jika ada kesulitan
dalam pengambilan keputusan
A: Manajemen Kesehatan Tidak Efektif
Ketidakmampuan keluarga merawatdan mengenal
masalah anggota keluarga dengan diabetes teratasi
( dari skala 4 (cukup meningkat) ke skala 5
(meningkat))

P: intervensi dihentikan
39

LAMPIRAN
LAMPIRAN SAP

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

1. Pokok Bahasan : Ulkus Diabetikum


2. Sasaran : Keluarga Bp.T
3. Tempat : Rumah Bp.T
4. Hari/Tanggal : 13 April 2022
5. Waktu : 45 menit
6. Penyuluh : Rosa Sheila Diana Oasis

A. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan selama 45 menit keluarga Bp.T
memahami tentang Ulkus Diabetikum.
B. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS
Setelah mengikuti penyuluhan keluarga mampu
1. Menjelaskan definisi Diabetes Melitus dan Ulkus Diabetikum
2. Menjelaskan jenis-jenis Diabetes Mellitus
3. Menjelaskan faktor risiko Ulkus Diabetikum
4. Menjelaskan tanda dan gejala Ulkus Diabetikum
5. Menjelaskan komplikasi Ulkus Diabetikum
6. Menjelaskan penanganan Ulkus Diabetikum
C. MATERI
Terlampir
D. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. MEDIA
1. Leaflet
F. PROSES PEMBELAJARAN
No. Tahap Waktu Kegiatan Audien
Pembukaan 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab
2. Memperkenalkan salam
diri dan menjelaskan 2. Mendengarkan
tujuan penyuluhan dan memperhatikan
30 menit 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan
a. definisi Diabetes memperhatikan
Melitus dan 2. Bertanya apabila
Ulkus Diabetikum ada yang ingin
b. jenis-jenis ditanyakan.
Diabetes Mellitus
c. faktor risiko
Ulkus Diabetikum
d. tanda dan gejala
Ulkus Diabetikum
e. komplikasi Ulkus
Diabetikum
f. penanganan
Ulkus Diabetikum
a. Memberikan
kesempatan pada
lansia untuk
bertanya hal yang
belum dipahami.
Penutup 10 menit 1. Menjawab pertanyaan 1. Mendengarkan dan
2. Mengevaluasi kegiatan memperhatikan
dengan cara memberi 2. Menjawab
pertanyaan pertanyaan
3. Membuat kesimpulan 3. Mendengarkan dan
materi yang telah memperhatikan
disampaikan 4. Menjawab salam
4. Mengakhiri
penyuluhan dan
mengucapkan salam



G. EVALUASI
Kriteria hasil yang akan dicapai :
Klien dapat memahami tentang ulkus diabetikum dan langkah-langkah
senam kaki diabetes.

H. LAMPIRAN
MATERI
Diabetes Mellitus dan Ulkus Diabetikum
1. Definisi Diabetes Mellitus dan Ulkus Diabetikum
Diabetes mellitus pengertian Diabetes Melitus adalah suatu
kondisi kronis yang terjadi ketika tubuh tidak dapat menghasilkan cukup
insulin atau tidak dapat menggunakan insulin dan didiagnosis dengan
mengamati peningkatan kadar glukosa dalam darah (Aziz, dkk, 2020).
Ulkus diabetikum adalah komplikasi yang sering terjadi pada
pasien diabetes melitus yang tidak terkontrol. Ulkus tersebut dapat
terbentuk karena kurang nya kontrol glikemik, neuropati, penyakit
pembuluh darah tepi, atau perawatan luka pada kaki yang tidak
maksimal. Ulkus tersebut biasanya muncul di area kaki yang sering
atau berulang mengalami trauma dan tekanan (Oliver & Mutluoglu,
2020).
Data epidemiologi menunjukkan estimasi risiko ulkus
diabetikum
adalah
15% dari keseluruhan penderita diabetes. Secara global, lebih dari 150
juta penduduk dunia pada tahun 2016 menderita diabetes dan hampir
seperempatnya berisiko memiliki ulkus diabetikum. Dua puluh lima
persen kasus ulkus diabetikum berdampak pada amputasi organ.
Namun, 40% kasus ulkus diabetikum dapat dicegah dengan rawat
luka yang baik. Pada 60% kasus ulkus diabetikum berkaitan erat
dengan neuropati perifer.
2. Jenis Diabetes
Melitus
a. Diabetes
Tipe I
Diabetes tipe I adalah diabetes yang terjadi karena pankreas tidak dapat
atau kurang mampu membuat insulin sehingga tubuh kekurangan
insulin atau bahkan tidak memiliki insulin sama sekali. Dengan
demikian, gula tidak dapat diangkut ke dalam sel dan menumpuk
dalam peredaran darah. Penyakit ini biasanya timbul di usia
anak-anak atau remaja dan bisa
terjadi pada pria maupun wanita. Biasanya gejala diabetes tipe ini
timbul secara mendadak dan bisa bersifat berat sampai
menimbulkan koma apabila tidak segera ditolong dengan suntikan
insulin. (Hans Tandra, 2018)
b. Diabetes Tipe II
Diabetes tipe II adalah jenis diabetes yang paling sering ditemui dan
biasanya timbul pada orang berusia diatas empat puluh tahun,
namun bisa pula timbul pada anak atau remaja. Pada diabetes tipe
II, pankreas masih bisa membuat insulin tetapi dengan kualitas
buruk dan tidak dapat berfungsi dengan baik sehingga gula darah
meningkat. Si penderita biasnya tidak memerlukan tambahan
suntikan insulinteta[pi perlu mengonsumsi obat yang bekerja untuk
memperbaiki fungsi insulin, menurunkan kadar gula di dalam
darah, memperbaiki pengolahan gula di hati, dan lain-lain. (Hans
Tandra, 2018).
c. Diabetes pada Kehamilan
Diabetes yang terjadi saat hamil disebut diabetes tipegestasi
(gestasional diabetes). Keadaan ini terjadi karena pembentukan
beberapa hormon pada wanita hamil yang menyebabkan resistensi
insulin. (Hans Tandra, 2018)
d. Diabetes lain
Ada pula diabetes yang tidak termasuk kelompok diatas yaitu diabetes
yang terjasi sekunder atau akibat dari penyakit lain, yang
mengganggu produksi atau kerja insuli. Contoh penyakit-penyakit
itu adalah radang pankreas (pankreatitis), gangguan kelenjar
adrenal atau hipofisis, penggunaan hormon kortikosteroid,
pemakaian beberapa obat antihipertensi atau antikolesterol,
malnutrisi, atau infeksi. (Hans Tandra, 2018)
3. Faktor Risiko Diabetes Melitus
a. Usia semakin tua, kemampuan insulin dan pankreas semakin melemah
b. Ras atau etnis. Mereka yang berkulit hitam lebih mudah terkena
diabetes daripada orang-orang yang berkulit putih.
c. Gaya hidup yang salah
d. Obat-obatan steroid yang sering dikonsumsi penderita asma atau
rematik mempunyai efek counter insulin yang menyebabkan naiknya
gula darah.
e. Infeksi virus pada pankreas (pankreastitis) atau penyakit yang
menyerang kelenjar hipofisis seperti akromegali bisa mengakibatkan
diabetes.
f.Kehamilan
g. Keturunan
h. Stres
(Hans Tandra, 2018).
Penyebab :
Penyebab dari ulkus diabetikum yaitu multifaktorial. Namun,
untuk penyebab umum yang mendasari yaitu kurangnya mengontrol
kadar glikemik, perawatan luka yang tidak tepat, alas kaki yang tidak
pas, neuropati perifer dan sirkulasi buruk, kulit kering, dan lain-lain.
Penderita diabetes sekitar 60% mengalami neuropati yang akhirnya
menyebabkan ulkus kaki. Individu yang memiliki kaki tipe rata lebih
berisiko untuk timbulnya ulkus karena mereka mengalami stres yang
tidak proporsional di seluruh kakinya dan menyebabkan
peradangan jaringan di area berisiko tinggi di kaki (Oliver &
Mutluoglu, 2020).

4. Tanda dan Gejala Diabetes


Melitus

a. Gejala akut
penyakitDM

Gejala penyakit DM bervariasi pada setiap, bahkan mungkin tidak


menunjukan gejala apapun sampai saat tertentu. Pemulaan gejala yang
ditunjukanmeliputi:
1) Lapar yang berlebihan atau makanbanyak(poliphagi)
Pada diabetes,karena insulin bermasalah pemaasukan gula kedalam
sel sel tubuh kurang sehingga energi yang dibentuk pun kurang
itun sebabnya orang menjadi lemas. Oleh karena itu, tubuh
berusaha meningkatkan asupan makanan dengan menimbulkan
rasa lapar sehingga timbulah perasaan selalu ingin makan
2) Sering merasahaus(polidipsi)
Dengan banyaknya urin keluar, tubuh akan kekurangan air atau
dehidrasi.untu mengatasi hal tersebut timbulah rasa haus
sehingga orang ingin selalu minum dan ingin minum manis,
minuman manis akan sangat merugikan karena membuat kadar
gula semakin tinggi.
3) Jumlah urin yang dikeluarkanbanyak(poliuri)
Jika kadar gula melebihi nilai normal , maka gula darah akan keluar
bersama urin,untu menjaga agar urin yang keluar, yang
mengandung gula,tak terlalu pekat, tubuh akan menarik air
sebanyak mungkin ke
dalam urin sehingga volume urin yang keluar banyak dan
kencing pun sering.Jika tidak diobati makaakan timbul gejala
banyak minum, banyak kencing, nafsu makan mulai berkurang
atau berat badan turun dengan cepat (turun 5-10 kg dalam
waktu 2-4 minggu), mudah lelah dan bila tidak lekas diobati,
akan timbul rasa mual (PERKENI, 2017) .

b. Gejala kronik penyakitDM


Gejala kronik yang sering dialami oleh penderita DM (PERKENI, 2017)
adalah:
1) Kesemutan
2) Kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusukjarum
3) Rasa tebaldikulit
4) Kram
5) Mudahmengantuk
6) Matakabur
7) Biasanya sering ganti kacamata
8) Gatal disekitar kemaluan terutama padawanita
9) Gigi mudah goyah dan mudahlepas
10) Kemampuan seksualmenurun
11) Dan para ibu hamil sering mengalami keguguran
atau kematian janin dalam kandungan atau dengan bayi
berat lahir lebih dari4kg

5. Komplikasi Diabetes
Melitus
Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien DM tipe 2
akanmenyebabkan berbagai komplikasi. Komplikasi DM tipe 2 terbagi
dua berdasarkan lama terjadinya yaitu: komplikasi akut dan komplikasi
kronik(Smeltzer dan Bare, 2017 ; PERKENI, 2017).
a.Komplikasi akut
1) Ketoasidosis diabetik
(KAD)
KAD merupakan komplikasi akut DM yang ditandai
denganpeningkatan kadar glukosa darah yang tinggi (300-600
mg/dL),disertai dengan adanya tanda dan gejala asidosis dan
plasma keton(+) kuat. Osmolaritas plasma
meningkat (300-320 mOs/mL) danterjadi peningkatan
anion gap
(PERKENI,
2015).
2) Hiperosmolar non ketotik (HNK)
Pada keadaan ini terjadi peningkatan glukosa darah sangat tinggi(600-
1200 mg/dL), tanpa tanda dan gejala asidosis, osmolaritasplasma
sangat meningkat (330-380 mOs/mL), plasma keton (+/-),anion gap
normal atau sedikit meningkat (PERKENI, 2015).
3) Hipoglikemia
Hipoglikemia ditandai dengan menurunnya kadar glukosa
darahmg/dL.
Pasien DM yang tidak sadarkan diri harus dipikirkanmengalami
keadaan hipoglikemia. Gejala hipoglikemia terdiri dari berdebar-
debar, banyak keringat, gementar, rasa lapar, pusing,gelisah, dan
kesadaran menurun sampai koma (PERKENI, 2017).
b.Kompilkasi kronik
Komplikasi jangka panjang menjadi lebih umum terjadi pada pasienDM
saat ini sejalan dengan penderita DM yang bertahan hidup
lebihlama.Penyakit DM yang tidak terkontrol dalam waktu yang
lamaakan menyebabkan terjadinya komplikasi kronik.
Kategori umum komplikasi jangka panjang terdiri dari :
1) Komplikasi makrovaskular
Komplikasi makrovaskular pada DM terjadi akibataterosklerosisdari
pembuluh-pembuluh darah besar,khususnya arteri akibattimbunan
plak ateroma. Makroangiopati tidak spesifik pada DMnamun dapat
timbul lebih cepat, lebih sering terjadi dan lebihserius. Berbagai
studi epidemiologis menunjukkan bahwa angkakematian akibat
penyakit kardiovaskular dan penderita DMmeningkat 4-5 kali
dibandingkan orang normal.Komplikasimakroangiopati
umumnya tidak ada hubungan dengan kontrolkadar gula
darah yang baik. Tetapitelah terbukti secaraepidemiologi bahwa
hiperinsulinemia merupakan suatu faktorresiko mortalitas
kardiovaskular dimana peninggian kadar insulindapat
menyebabkan terjadinya risiko kardiovaskular menjadisemakin
tinggi. Kadar insulin puasa > 15 mU/mLakanmeningkatkan risiko
mortalitas koroner sebesar 5 kali lipat. Makroangiopati, mengenai
pembuluh darah besar antara lain adalah pembuluh darah
jantung atau penyakit jantung koroner,pembuluh darah otak atau
stroke, dan penyakit pembuluh darah.Hiperinsulinemia juga
dikenal sebagai faktor aterogenik dandiduga berperan penting
dalam timbulnya komplikasimakrovaskular (Smeltzer dan Bare,
2017)
2) Komplikasi mikrovaskular
Komplikasi mikrovaskular terjadi akibat penyumbatan
padapembuluh darah kecil khususnya kapiler yang terdiri
dariretinopati diabetik dan nefropati diabetik. Retinopati
diabetikdibagi dalam 2 kelompok, yaitu retinopati non proliferatif
danretinopati proliferatif. Retinopati non proliferatif
merupakanstadium awal dengan ditandai adanya mikroaneurisma,
sedangkanretinopati proliferatif, ditandai dengan adanya
pertumbuhanpembuluh darah kapiler, jaringan ikat dan adanya
hipoksia retina.Seterusnya, nefropati diabetik adalah gangguan
fungsi ginjalakibat kebocoran selaput penyaring darah. Nefropati
diabetikditandai dengan adanya proteinuria persisten (>0,5 gr/24
jam),terdapat retinopati dan hipertensi. Kerusakan ginjal yang
spesifikpada DM mengakibatkan perubahan fungsi penyaring,
sehinggamolekul-molekul besar seperti protein dapat masuk ke
dalamkemih (albuminuria). Akibat dari nefropati diabetik tersebut
dapatmenyebabkan kegagalan ginjal progresif dan upaya preventif
padanefropati adalah kontrol metabolisme dan kontrol tekanan
darah(Smeltzer dan Bare, 2017)
3) Neuropati
Diabetes neuropati adalah kerusakan saraf sebagai
komplikasiserius akibat DM. Komplikasi yang tersering dan
paling pentingadalah neuropati perifer, berupa hilangnya sensasi
distal danbiasanya mengenai kaki terlebih dahulu, lalu ke
bagian tangan.Neuropati berisiko tinggi untuk terjadinya ulkus
kaki danamputasi. Gejala yang sering dirasakan adalah kaki terasa
terbakardan bergetar sendiri, dan lebih terasa sakit di malam hari.
Setelahdiagnosis DM ditegakkan, pada setiap pasien perlu
dilakukanskrining untuk mendeteksi adanya polineuropatidistal.
Apabiladitemukan adanya polineuropati distal, perawatan kaki
yangmemadai akan menurunkan risiko amputasi. Semua
penyandangDM yang disertai neuropati perifer harus diberikan
edukasiperawatan kaki
untukmengurangi risiko ulkus kaki (PERKENI,2017).
6. Penanganan Dibetes Melitus
Senam kaki adalah latihan fisik kaki yang dilakukan dengan
menggerakkan seluruh sendi kaki & pergelangan kaki yang disesuaikan
dengan kemampuan pasien. Latihan atau gerakan yang dilakukan
oleh kedua kaki secara bergantian atau bersamaan bermanfaat untuk
melancarkan peredaran darah kaki, serta otot-otot di tungkai bawah
menjadi lentur&kuat, terutama pada kedua pergelangan kakidan jari-
jari kaki. Hasil penelitian Cahyaneng menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan (p=0,000) senam kaki diabetik terhadap
penurunan resiko ulkus kaki diabetik dengan rata-rata sebelum
diberikan terapi senam kaki diabetes melitus adalah 6,50 dan rata-rata
sesudah diberikan terapi senam kaki diabetik adalah 4,50,artinya senam
kaki sangat efektif untuk dalam penurunan resiko ulkus pada pasien
diabetes melitus ( Dewi & yayu 2022)
Menurut (Andarmoyo, 2018), penatalaksanaan kasus diabetes mellitus
dapat dilakukan melalui:
a. Diit
1) Jumlah porsi yang disesuaikan dengan
kebutuhan. a) Protein
American Diabetes Association merekomendasikan
10-20%. b) Lemak
Asupan lemak yang dibutuhkan 20-25% tapi jika pasien
dengan kadar trigliserida > 1000 mg/dl dianjurkan
untuk diet dislipidemia tahap II yaitu < 7% energi total
dari lemak jenuh, tidak lebih dari lemak total dan
kandungan kolesterol 200 mg/hari.
c) Karbohidrat
Direkomendasikan 60-70%
kalori. d) Serat
Direkomendasikan sebesar
20-30%. e) Natrium
Direkomendasikan
<300mg.
2) Jadwal diit yang teratur.
Pasien DM memerlukan jadwal makan yang teratur yang
normalnya 3 kali sehari, yaitu makan pagi, makan siang, makan
malam agar terkendali gula darahnya. Pasien DM dianjurkan
untuk duduk, beraktivitas ringan, dan tidak diperkenankan
langsung tidur setelah makan, karena dapat menghambat proses
pencernaan makanan dan dapat menyebabkan aspirasi/refluks.
3) Jenis
Banyak yang beranggapan bahwa penderita DM harus
makan makanan khusus, anggapan tersebut tidak selalu benar
karena tujuan utamanya adalah menjaga kadar glukosa darah
pada batas normal. Untuk itu, sangat penting bagi kita
terutama penderita DM untuk mengetahui efek dari makanan
pada glukosa darah.
Jenis makanan yang dianjurkan untuk penderita DM
adalah:
1) Sumber karbohidrat kompleks, seperti: nasi, roti, mie,
kentang, singkong, ubi dan sagu.
2) Sumber protein rendah lemak, seperti: ikan, ayam tanpa
kulitnya, susu skim, tempe, tahu dan kacang-kacangan.
3) Sumber lemak dalam jumlah terbatas, yaitu makanan
yang mudah diolah dengan cara dipanggang, dikukus,
direbus.
Jenis makanan yang tidak dianjurkan atau dibatasi untuk
penderita DM adalah:
1) Banyak gula sederhana, seperti gula pasir, gula jawa, sirup,
jelly, buah-buahan yang diawetkan, susu kental manis,
soft drink, es krim, kue-kue manis, dodol, cake dan tarcis.
2) Banyak lemak, seperti: jeroan, cake, makanan siap saji (fast-
food), goreng-gorangan.
3) Banyak natrium, seperti: ikan asin, telur asin dan makanan
yang diawetkan, makanan ringan.
b. Latihan
Beberapa manfaat latihan teratur bagi penderita DM, adalah :

1. Meningkatkan kepekaan insulin (glukosa uptake).


2. Mencegah kegemukan.
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen.
4. Meningkatkan kadar kolesterol High Density Lipoprotein
(HDL).
5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan
akan merangsang pembentukan glukosa baru.
6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah
karena pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Bertujuan untuk mengedukasi menjelaskan tentang perjalanan
penyakit, pentingnya pengendalian penyakit, komplikasi yang
ditimbulkan dan risikonya, intervensi obat dan pemantauan
glukosa darah, cara mengatasi hipoglikemi, olahraga yang
dianjurkan, dan cara menggunakan fasilitas kesehatan.
Penyuluhan dilakukan menggunakan media, seperti: leaflet,
poster, TV, video, diskusi kelompok, atau alat peraga lain yang
dapat digunakan media untuk penyuluhan.
d. Terapi Farmakologis
Obat untuk penderita DM ada obat hipoglikemi oral dan insulin
yang diberikan sesuai kebutuhan. Obat hipoglikemi oral dapat
dibedakan menjadi 3 (tiga) golongan berdasarkan cara kerjanya,
yaitu:
1. Pemicu Sekresi Insulin Sulfonilurea
Bekerja meningkatkan sekresi insulin pada otot dan sel beta
pankreas, meningkatkan performance dan jumlah reseptor
insulin pada otot dan sel lemak, meningkatkan efisiensi
sekresi insulin dan potensiasi stimulasi insulin transport
karbohidrat ke sel otot dan jaringan lemak, penurunn
produksi glukosa oleh hati, bekerja melalui alur kalsium
sensitive terhadap ATP.
Contohnya: Khlorpropamid, Glibenklamid, Gliklasid,
Glikuidon, Glipsid, Gimepiri Glinid, Repaglinid dan
Nateglinid.
2. Penambah Sensitivitas Terhadap Insulin Biguamid
Cara kerjanya tidak merangsang sekresi insulin dan
menurunkan kadar glukosa darah sampai normal (euglikemia),
dan tidak menyebabkan hipoglikemia. Contohnya: Metformin
dan Thiazolindion/ glitazon.
3. Penghambat Alfa Glukosidase/ Acarbose
Cara kerja obat ini adalah menghambat enzim alfa glukosidase
pada dinding usus halus yang dapat mengurangi digesti
karbohidrat kompleks dan absorbsinya sehingga mengurangi
peningkatan kadar glukosa post prandial. Obat ini hanya
mempengaruhi kadar glukosa pada saat makan dan tidak
mempengaruhi kadar glukosa darah setelah itu terjadi
pemberian obat ini yang tepat adalah pada saat makan. Pasien
DM yang mendapat pengobatan suntikan insulin multiple
berisiko hipoglikemia, untuk pencegahannya diperlukan
pemantauan gula darah sebanyak empat kali sehari yaitu
sebelum sarapan pagi, sebelum makan siang, sebelum makan
malam, dan sebelum tidur. Pasien yang mendapat suntikan
insulin dengan dosis 1 atau 2 kali perhari, bertujuan mencegah
hipoglikemia dan ketosis, pemantauan kadar gula darah
dilakukan lebih jarang yaitu 1 kali sehari sebelum sarapan pagi
atau sebelum makan malam.
Lampiran leaflet
Lampiran Dokumentasi

Pengkajian & Intervensi dilakukan


di Puskesmas Gambirsari

Mengajarkan Senam kaki diabetes

Melakukan pendidikan kesehatan


mengenai UlkusDiabetikum

DAFTAR PUSTAKA

Alfian, Riza. 2017. Korelasi Antara Kepatuhan Minum Obat dengan Kadar
Gula Darah pada Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSUD Dr.
H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Jurnal Pharmascience, 2(2),
15-23

Amin Huda Nurarif & Hardhi Kusuma. 2017. Nanda NIC-NOC Jilid 1.
Jogjakarta : Mediaction Jogja

American Diabetes Association (ADA), (2017). Standars of


Medical Care in Diabetes. Journal Diabetes Care.
https://professional.diabetes.org/files/media/dc_40_s1_final Di
akses tanggal 31 Maret 2022
Oliver TI, Mutluoglu M. (2020). Diabetic Foot Ulcer. In: StatPearls. Treasure
Island (FL): StatPearls Publishing.

Smeltzer, S.C dan B,G Bare. 2017. Baru Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC

Tandra, Hans. 2018. Dari Diabetes Menuju Jantung & Stroke (Indonesia

Edition). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama


63

Lampiran Laporan Pendahuluan

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

DENGAN ULKUS DIABETIKUM DI PELAYANAN KESEHATAN

UMUM UPT PUSKESMAS GAMBIRSARI

NamaMahasiswa : Rosa Sheila Diana Oasis


Pertemuanke :1
Topik : Asuhan Keperawatan
Keluarga pada tahap
pengkajian hingga intervensi
Tanggal kunjungan : Senin 11 April 2022 pukul
08.00 WIB Inisial keluarga : Keluarga Bp T

A. Latarbelakang
1. Karakteristik keluarga
Asuhan keperawatan keluarga menggunakan pendekatan proses
yang terdiri dari empat tahap.Tahap tersebut
meliputi:pengkajian,perencanaan,implementasi dan evaluasi.
Pengkajian merupakan langkah awal yang bertujuan mengumpulkan
data tentang status kesehatan klien. Data yang telah terkumpul
kemudian dianalisa sehingga dapat dirumuskan masalah kesehatan
yang ada pada keluarga. Berdasarkan hasil data sekunder Puskesmas
Gambirsari memiliki 10 penyakit yang mendominasi yaitu
diantaranya ialah :
a. Hipertensi primer yaitu keadaan dimana pasien
mengalami peningkatan tekanan darah yang belum bisa
diketahui secara pasti penyebabnya.
b. Common cold (selesma) atau biasa disebut pilek
yang disebabkan oleh infeksi virus yang terjadi disaluran
pernapasan atas.

63
63

c. NIDDM (Non insulin dependent diabetes mellitus) tipe


diabetes mellitus yang disebabkan oleh terapi obat oral
atau non insulin.
d. Imunisasi Bayi Polio, virus yang dapat
menyebabkan kelumpuhan namun mudah dicegah dengan
vaksin polio.
e. Pemeriksaan ANC kehamilan fisiologis
f. Nyeri ulu hati atau dispepsia merupakan gangguan yang
terjadi di daerah perut bagian tengah.
g. Kebutuhan imunisasi bayi terhadap kombinasi penyakit
menular, seperti program pencegahan penyakit menular
yang dilakukan dengan pemberian vaksin.
h. Adanya keluhan seperti sakit kepala dengan gejala
nyeri dan tegang di dahi/ di belakang kepala dan leher.
i. Batuk (cough) adalah respon alami tubuh untuk
mengeluarkan zat dan partikel dari dalam saluran
pernapasan agar tidak masuk ke saluran napas dalam.
j. Perawatan tindak lanjutan bedah tertentu lainnya, seperti
rawat luka, diantaranya luka ulkus diabetikum.
Setelah mengetahui adanya beberapa penyakit yang ada di
Puskesmas Gambirsari dan didapatkan sasaran keluarga dalam asuhan
keperawatan keluarga ini yakni keluarga Bapak T dengan masalah
dengan Ulkus Diabetikum yaitu komplikasi kronik dari Ulkus
Diabetikum sebagai sebab utama morbiditas, mortalitas serta kecacatan
penderita Diabetes. Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit
atau selaput lender dan ulkus adalah kematian jaringan yang luas dan
disertai invasif kuman saprofit.
Ulkus Diabetikum akibat mikroangiopatik disebut juga ulkus panas
walaupun nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh
peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal. Proses
mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan
secara akut emboli memberikan gejala klinis 5 P yaitu:

63
63

a. Pain (nyeri)
b. Paleness (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
d. Pulselessness (denyut nadi hilang)
e. Paralysis (lumpuh).
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis
menurut pola dari fontaine:
a. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas
(kesemutan). b. Stadium II : terjadi klaudikasio
intermiten
b. Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat.
c. Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia
(ulkus). Klasifikasi :
Wagner (1983) membagi gangren kaki diabetik menjadi
enam tingkatan,yaitu:
 Derajat 0 : Tidak ada lesi terbuka, kulit masih utuh
dengan kemungkinan disertai kelainan bentuk kaki seperti “
claw,callus “.
 Derajat I : Ulkus superfisial terbatas pada kulit.
Derajat II : Ulkus dalam menembus tendon dan
tulang Derajat III : Abses dalam, dengan atau tanpa
osteomielitis.
 Derajat IV : Gangren jari kaki atau bagian distal kaki
dengan atau tanpa selulitis.
 Derajat V : Gangren seluruh kaki atau sebagian
tungkai. Diabetes dengan Ulkus
a. Faktor endogen:
1) Neuropati:
Terjadi kerusakan saraf sensorik yang dimanifestasikan
dengan penurunan sensori nyeri, panas, tak terasa, sehingga
mudah terjadi trauma dan otonom/simpatis yang dimanifestasikan
dengan peningkatan aliran darah, produksi keringat tidak ada dan
hilangnya tonus vaskuler

63
63

2) Angiopati
Dapat disebabkan oleh faktor genetic, metabolic dan faktor
resiko lain.
3) Iskemia
Adalah arterosklerosis (pengapuran dan penyempitan pembuluh
darah) pada pembuluh darah besar tungkai (makroangiopati)
menyebabkan penurunan aliran darah ke tungkai, bila terdapat
thrombus akan memperberat timbulnya gangrene yang luas.
Aterosklerosis dapat disebabkan oleh
faktor
 Adanya hormone aterogenik
 Merokok
 Hiperlipidemia
Manifestasi kaki diabetes iskemia:
 Kaki dingin
 Nyeri nocturnal
 Tidak terabanya denyut nadi
 Adanya pemucatan ekstrimitas inferior
 Kulit mengkilap
 Hilangnya rambut dari jari kaki
 Penebalan kuku
 Gangren kecil
atau luas. b. Faktor eksogen
1) Trauma
2) Infeksi
2. Data yang akan digali lebih lanjut(apabila ada)
a. Data umum
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi :
Yang perlu dikaji pada data umum antara lain nama kepala keluarga
dan anggota keluarga, alamat, jenis kelamin, umur, pekerjaan dan
pendidikan. Umur juga dikaji karena faktor usia berpengaruh terhadap
terjadinya diabates mellitus ulkus dan usia dewasa tua ( >40 tahun )
adalah resiko tinggi diabetes mellitus ulkus
b. Genogram
Dengan adanya genogram dapat diketahui adanya faktor genetik atau
faktor keturunan untuk timbulnya diabetes mellitus ulkus pada pasien

63
63

c. Status Sosial Ekonomi


Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya Selain itu sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan-kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga. Pada pengkajian status sosial ekonomi diketahui bahwa
tingkat status sosial ekonomi berpengaruh pada tingkat kesehatan
seseorang. Diabetes Melitus ulkus sering terjadi pada keluarga yang
mempunyai status ekonomi menengah keatas. Karena faktor
lingkungan dan gaya hidup yang sehat, seperti makan berlebihan,
berlemak, kurang aktivitas fisik, dan strees berperan penting sebagai
pemicu diabetes itu sendiri.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menjelaskan mengenai riwayat keluarga meliputi riwayat
penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing anggota
keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegaha penyakit
termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang
bias digunakan keluarga dan pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan, mengingat diabetes mellitus bisa disebabkan oleh
faktor genetik.
e. Tahap Perkembangan Keluarga

1) Tahap perkembangan keluarga saat ini


Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga ini. Dispepsia dapat terjadi baik pada laki-laki maupun
perempuan tergantung pada pola hidup masing-masing individu.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
serta kendala- kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.

63
68

Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan

I.Pasangan Baru – Menciptakan sebuah perkawinan


(Keluarga Baru) yang saling memuaskan.
– Menghubungkan jaringan
persaudaraan secara harmonis.
– Merencanakan keluarga
II. Kelahiran Anak I – Membentuk keluarga muda sebagai
/Child Bearing sebuah unit yang mantap
(mengintergrasikan bayi baru ke
Kelahiran Anak I sampai
dalam keluarga).
berusia 30 Bulan
– Rekonsiliasi tugas-tugas
Keluarga yang perkembangan yang bertentangan &
menantikan kelahiran kebutuhan anggota keluarga.
dimulai dari kehamilan - Mempertahankan hubungan
sampai kelahiran anak perkawinan yang memuaskan.
pertama dan berlanjut - Memperluas persahabatan dengan
sampai anak pertama keluarga besar dengan
berumur 30 bulan. menambahkan peran-peran orang
– tua & kakek nenek
68

III. Keluarga dengan anak – Memenuhi kebutuhan anggota


pra sekolah keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi dan keamanan.
Tahap ini dimulai saat
– Mensosialisasikan anak
anak pertama berusia 2,5
– Mengintegrasikan anak yang baru
tahun dan berakhir saat
lahir sementara tetap memenuhi
anak berusia 5 tahun.
kebutuhan anak yang lain.
– Mempertahankan hubungan yang
sehat baik dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan
hubungan orang tua dan anak,
stimulasi tumbuh kembang anak)
dan di luar keluarga (keluarga besar
dan komunitas)
IV. Keluarga dengan anak – Mensosialisasikan anak-anak,
sekolah termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan mengembangkan
Tahap ini dimulai saat
hubungan dengan teman sebaya
anak masuk sekolah pada
yang sehat, lingkungan.
usia 6 tahun dan berakhir
– Mempertahankan hubungan
pada usia 12 tahun, awal
perkawinan yang memuaskan.
dari masa remaja
– Memenuhi kebutuhan kesehatan
fisik anggota kelurga
68

V. Keluarga Dengan Anak – Menyeimbangkan


Remaja (Families With
kebebasan dan tanggung jawab
Teenagers) Anak I Usia ketika remaja menjadi dewasa
13-19/20 Tahun (saat
dan semakin mandiri.
anak meninggalkan rumah
– Memfokuskan kembali hubungan
orang tua)
perkawinan.
Tahap ini dimulai pada – Berkomunikasi secara terbuka
saat anak pertama antara orang tua dan anak. Hindari
berusia 13 tahun dan perdebatan, kecurigaan dan
biasanya berakhir permusuhan.
sampai 6 – 7 tahun – Perubahan sistem peran dan
kemudian, yaitu pada peraturan untuk pertumbuhan dan
saat anak meninggalkan perkembangan keluarga.
rumah orang tuanya.
VI. Keluarga Dengan  Memperluas siklus keluarga dengan
Anak Dewasa (Pelepasan) memasukkan anggota keluarga baru
/ Launching Center yang didapatkan melalui
Families perkawinan anak-anak.

Diawali anak pertama  Melanjutkan untuk

sampai anak terakhir memperperbaharui dan


menyesuaikan kembali hubungan
meninggalkan rumah
perkawinan.
orangtua (6-7 tahun).
 Membantu orang tua lanjut usia dan
sakit-sakitan baik dari suami /isteri
68

VII. Keluarga usia  Mempertahankan kesehatan


pertengahan  Mempertahankan hubungan yang
memuaskan dengan teman sebaya
dan anak.
Tahap ini dimulai pada
 Meningkatkan keakraban pasangan.
saat anak terakhir
meninggalkan rumah dan
berakhir saat pensiun atau
salah satu pasangan
meninggal.
VIII. Keluarga lanjut usia  Mempertahankan pengaturan hidup
yang memuaskan
Tahap terakhir
 Mempertahankan hubungan
perkembangan keluarga
perkawinan
ini dimulai saat salah satu
 Menyesuaikan diri terhadap
pasangan pensiun,
kehilangan pasangan
berlanjut saat salah satu
pasangan meninggal  Mempertahankan ikatan keluarga
antar generasi
sampai keduanya
meninggal.  Meneruskan untuk memahami
eksistensi mereka (penelaan dan
integrasi hidup)
 Melakukan “life review”

f. Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri


anggota keluarga, perasaan memiliki dan
dimiliki dalam keluarga, perasaan memiliki
dan dimiliki dalam keluarga, dukungan
keluarga terhadap anggota keluarga lainnya
2) Fungsi Sosialisasi

Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan


dalam keluarga, sejauh mana anggota
68

keluarga belajar disiplin, norma, budaya,


penghargaan, hukuman dan perilaku serta
memberi dan menerima cinta

3) Fungsi Perawatan Keluarga

Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan


makanan, pakaian, perlindungan serta merawat
anggota keluarga yg sakit. Sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit
4) Fungsi reproduksi

Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi


keluarga adalah berapa jumlah anak, apa rencana
keluarga berkaitan dengan jumlah anggota
keluarga, metode yang digunakan keluarga dalam
upaya mengendalikan jumlah anggota keluarga
5) Fungsi ekonomi
Menjelaskan sejauh mana keluarga memenuhi
kebutuhan sandang, pangan dan papan serta sejauh
mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada
dimasyarakat dalam upaya peningkatan status
kesehatan keluarga
g. Karakteristik Lingkungan

Karakteristik lingkungan yang perlu dikaji adalah


Karakteristik rumah, Tetangga dan komunitas,
Geografis keluarga, Sistem pendukung keluarga.
h. Stress dan Koping Keluarga

Stres dan koping keluarga yang perlu dikaji adalah


Stresor yang dimiliki, Kemampuan keluarga
berespons terhadap stresor, Strategi koping yang
digunakan, Strategi adaptasi disfungsional
68

i. Pemeriksaan

1) Pemeriksaan Umum

a) Keadaan umum

b) Kesadaran
c) Tekanan darah
d) Nadi Suhu

2) Pemeriksaan Fisik

a) Kepala : simetris atau tidak, tidak ada


lesi, tidak ada kelainan bentuk kepala
b) Hidung : bentuk simetris atau
tidak, ada penyumbatan sekret
atau tidak, fungsi penciuman
normal atau tidak
c) Telinga : ada cairan serumen atau
tidak, ada bengkak atau tidak, ada
sumbatan atau tidak
d) Mulut : bibir kering atau tidak, bibir tampak pucat

e) Leher : ada pembesaran kelenjar


tiroid atau tidak, ada nyeri telan atau
tidak

f) Abdomen

Inspeksi : Ada benjolan atau tidak, ada luka atau tidak

Auskultasi : Bising usus berapakali per menit


Palpasi : Ada nyeri tekan atau tidak

Perkusi : Suara yang terdengar di kuadran I, II, III, IV

g) Jantung

Inspeksi : Denyutan ictus cordis nampak atau tidak

Palpasi : Ada nyeri tekan atau tidak, ada odema atau tidak
68

Perkusi : ada suara pekak atau tidak, ada suara sonor atau tidak
Auskultasi : bunyi jantung reguler atau tidak
h) Paru-paru

Inspeksi : Ada benjolan atau tidak

Palpasi : Ada nyeri tekan atau tidak

Perkusi : Ada suara tambahan atau tidak

Auskultasi : Ada suara yang terdengar atau tidak


i) Ekstermitas atas dan bawah : tangan simetris atau
tidak, kaki simetris atau tidak, nyeri tekan atau tidak, ada
edema atau tidak, dikaji kekuatan otot
j) Genetalia : ada lesi atau tidak, genetalia bersih atau
kotor, ada kelainan atau tidak, terpasang dower cateter
atau tidak

k) Harapan keluarga

Perlu dikaji bagaimana harapan keluarga terhadap


perawat (petugas kesehatan) untuk membantu
penyelesaian masalah kesehatan yang terjadi.

l) Tingkat kemandirian keluarga

Kaji tingat kemandirian keluarga saat pengkajian, dengan


memperhatikan kriteria :

− Kriteria 1 : Keluarga menerima


perawat

− Kriteria 2 : Keluarga menerima pelayanan


keperawatan yang diberikan sesuai
dengan rencana keperawatan
− Kriteria 3: Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan
masalah kesehatannya secara benar

− Kriteria 4 : Keluarga memanfaatkan fasilitas


kesehatan pelayanan kesehatan
sesuai anjuran

− Kriteria 5 : Keluarga melakukan tindakan


keperawatan sederhana yang
sesuai anjuran

− Kriteria 6: Keluarga melakukan tingkat


pencegahan secara aktif
− Kriteria 7: Keluarga melakukan tindakan
promotive secara aktif

Tingkat Kriteri Kriteri Kriteri Kriteri Kriteri Kriteri Kriteri


kemandiria a1 a2 a3 a4 a5 a6 a7
n
Tingkat I √ √

Tingkat II √ √ √ √ √

Tingkat III √ √ √ √ √ √

Tingkat IV √ √ √ √ √ √ √

B. Rencana keperawatan
1. Diagnosis keperawatan/masalah
- Masalah: diabetes mellitus Ulkus
- Kemungkinan diagnosa keperawatan yang akan muncul
pada keluarga dengan diabetes mellitus ulkus yaitu :
a. Gangguan integritas kulit behubungan dengan ketidakmampuan
keluarga mengenal masalah (D.0129)
b. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah berhubungan
dengan ketidaktepatan pemantauan glukosa darah ( D.0038)
c. Risiko defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
keluarga merawat anggota keluarga yang sakit (D.0032)
d. Risiko cidera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
memodifikasi lingkungan (D.0136)
e. Resiko infeksi berhubungan dengan Penyakit kronis ( ulkus
diabetikum) ( D.0142)
f. Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Ketidakmampuan
keluarga merawatdan mengenal masalah anggota keluarga
dengan diabetes (D.0116)
 Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan
masalah Dispepsia di pelayanan kesehatan umum Puskesmas
Gambirsari.
 Tujuan Khusus
• Perawat mampu melakukan pengkajian pada keluarga untuk
mengetahui masalah kesehatan pada keluarga tersebut.
• Perawat mampu melakukan analisa data dari hasil pengkajian
untuk merumuskan diagnosis keperawatan yang tepat.
• Perawat mampu menentukan diagnosa keperawatan sesuai
dengan masalah kesehatan pasien.
• Perawat mampu menentukan intervensi yang tepat untuk
melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan masalah
kesehatan pasien.

C. Rancangan Kegiatan
1. Topik : Asuhan keperawatan keluarga pada tahap
pengkajian dan intervensi
2. Metoda : Wawancara dan observasi
3. Media : Lembar pengkajian keperawatan keluarga
4. Waktu : 11 April 2022 pukul 08.00 WIB
5. Tempat : Puskesmas Gambirsari

D. Kriteria Evaluasi
1. Struktur
a. Laporan pendahuluan
b. Alat bantu atau media disiapkan
2. Proses
Pelaksanaan sesuai dengan kontrak waktu dan strategi
pelaksanaan.Keluarga kooperatif dilakukan pengkajian.
3. Hasil
Didapatkan hasil pengkajian:
1) Data umum meliputi biodata klien, genogram, tipe
keluarga, suku bangsa, agama, status ekonomi sosial
keluarga, dan aktifitas rekreasi keluarga.
2) Riwayat tahap perkembangan keluarga meliputi tahap
perkembangan kelurga saat ini, tahap perkembangan
keluarga yang belum terpenuhi, dan riwayat keluarga inti.
3) Lingkungan meliputi karakteristik rumah, karakteristik
tetangga, mobilitas geografi keluarga, perkumpulan
keluarga dengan masyarakat, dan sistem pendukung
keluarga.
4) Struktur keluarga meliputi pola komunikasi keluarga,
struktur kekuatan keluarga, struktur peran, nilai norma
keluarga, fungsi keluarga, dan manajemen stres koping
keluarga.
f. Ditemukannya data fokus mengenai masalah kesehatan
keluarga.
g. Teridentifikasinya diagnosis keperawataan yang sesuai dengan
masalah kesehatan keluarga.
h. Tersusunnya intervensi yang tepat untuk melakukan tindakan
keperawatan sesuai dengan masalah kesehatan.
Nama Mahasiswa : Rosa Sheila Diana Oasis

Pertemuan ke :2

Topik : Asuhan keperawatan keluarga pada tahap

implementasi dan evaluasi.

Tanggal Kunjungan : Rabu, 13 April 2022, pukul 12.30 WIB

Inisial keluarga : Keluarga Bapak T

 Pendahuluan
• Latar Belakang
Berdasarkan hasil pengkajian yang telah dilakukan pada 13
April 2022 didapatkan hasil bahwa Bapak T memiliki riwayat sakit
diabetes mellitus sejak 2004. Bapak T memiliki riwayat sakit
Diabetes Mellitus dan mengaku kurangnya menjaga pola makan
dan aktivitas. Ibu S datang ke puskesmas dengan keluhan nyeri
pada perut sejak satu minggu yang lalu dan perut terasa kembung,
neyri, dan seperti mual. Ibu S juga mengatakan takut karena
sakitnya kambuh lagi dan belum juga membaik.
Pada pertemuan kedua ini perawat akan melakukan
implementasi yaitu pemeriksaan gula darah sewaktu dilanjutkan
dengan senam kaki diabetes. Media yang digunakan yaitu kursi,
koran, alat gds dan leaflet. Keluarga diharapkan dapat
berpartisipasi aktif dalam kegiatan. Setelah dilakukan
implementasi, perawat sekaligus melakukan evaluasi mengenai
tindakan yang sudah dilakukan.
• Data yang akan digali lebih lanjut
Tanda dan gejala infeksi pada luka ulkus diabetikum, manajemen
kesehatan keluarga Bapak T, dan kemandirian keluarga untuk
merawat luka secara mandiri dirumah.
74

 Rencana Keperawatan
• Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan yang ditegakkan berdasarkan hasil
pengkajian menurut SDKI:

a. (D.0038) Resiko ketidakstabilan kadar gula bd keluarga kurang


patuh pada rencana manajemen diabetes

b. (D.0142) Resiko infeksi bd faktor Penyakit kronis

c. (D.0116) Manajemen Kesehatan Tidak Efektif Ketidakmampuan


keluarga merawatdan mengenal masalah anggota keluarga
dengan diabetes

• Tujuan Umum
Melakukan asuhan keperawatan keluarga berupa implementasi dan
evaluasi pada pasien dengan masalah Ulkus diabetikum di rumah
Bapak T .
• Tujuan Khusus
• Perawat mampu melakukan implementasi yang tepat sesuai
dengan masalah kesehatan pasien.
• Perawat mampu melakukan evaluasi setelah dilakukannya
tidakan keperawatan.
• Keluarga mampu melakukan perawatan luka dan senam kaki
diabetik secara mandiri.
• Setelah dilakukan pendidikan kesehatan mengenai Dispepsia,
diharapkan keluarga Bapak T menjadi lebih paham mengenai
Ulkus Diabetikum sehingga dapat menerapkan pencegahan
kekambuhan.

 Rancangan Kegiatan
• Topik : Asuhan keperawatan keluarga pada tahap
implementasi dan evaluasi
• Metoda : Ceramah, tanya jawab (diskusi), dan demonstrasi
• Media : Leaflet dan botol kaca berisi air hangat
• Waktu : 13 April 2022 pukul 12.30 WIB
• Tempat : Rumah Bapak T
 Kriteria Evaluasi
• Struktur
• Laporan pendahuluan pertemuan ke 2
• Media pendkes disiapkan
• Kontrak waktu
• Proses
• Pelaksanaan sesuai dengan kontrak waktu dan strategi
pelaksanaan.
• Keluarga kooperatif dilakukan pendidikan kesehatan dan
demonstrasi senam kaki diabetik.
• Evaluasi pada akhir sesi.
• Hasil
• Terlaksananya implementasi yang sesuai dengan masalah
kesehatan keluarga.
• Didapatkan hasil evaluasi:
• Keluarga paham dan mengerti mengenai penyakit Ulkus
diabetikum, meliputi pencegahan dan penanganan Ulkus
Diabetikum.
• Keluarga mampu menjelaskan kembali mengenai penyakit
Ulkus diabetikum.
• Klien paham dan mengerti cara mengontrol nyeri secara
mandiri.
• Klien mampu menerapkan teknik non
farmakologi beruba senam kaki diabetik, perawatan luka
secara mandiri

Anda mungkin juga menyukai