membuka dinding perut dan dinding uterus. (Sarwono , 2005). Sectio caesaria
membukadinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi
1.2 Etiologi
a. Riwayat SC
ruptur uteri meningkat seiring dengan jumlah insisi sebelumnya, klien dengan
tetapi dengan beresiko ruptur uteri dengan akibat buruk bagi ibu dan janin.
b. Indikasi Ibu :
1) Panggul sempit
4) Plassenta praevia
c. Indikasi Janin
1) Kelainan Letak :
a) Letak lintang
d) Presentasi ganda
2) Gawat Janin
a) Infeksi intrauterine
b) Janin Mati
1.4 PATOFISIOLOGI
rupture uteri mengancam, partus lama, partus tidak maju, pre-eklamsia, distosia
fisik akan menyebabkan klien tidak mampu melakukan aktivitas perawatan diri
perawatan post operasi akan menimbulkan masalah ansietas pada klien. Selain
itu, dalam proses pembedahan juga akan dilakukan tindakan insisi pada
pembuluh darah, dan saraf - saraf di sekitar daerah insisi. Hal ini akan
rasa nyeri (nyeri akut). Setelah proses pembedahan berakhir, daerah insisi akan
ditutup dan menimbulkan luka post op, yang bila tidak dirawat dengan baik
Sectio caesarea
Penekanan pons
Penekanan Mo
Jaringan Luka insisi Uterus Laktasi
Peristaltik usus terputus
Reflek batuk menurun
terganggu Nyeri Jaringan Kontraksi Isapan bayi
terputus
Penumpukan
sekret Gangguan Perdarahan Merangsang
mobilitas Adekuat Tidak adekuat Luka bekas
Pola nafas tidak perlengketan
efektif Hb rendah
plasenta
Penyempitan Kontraksi uterus Hipofisa anterior Hipofisa
Resti Kurang pembuluh darah tidak baik posterior
konstipasi perawatan Resti infeksi
pada luka jahit Lokhea
diri Memproduksi
Perdarahan prolaktin Memproduksi
Nyeri Resti infeksi oxytocin
Resiko volume Inadekuat
cairan kurang Adekuat
b. Diet
c. Mobilisasi
1) Miring kanan dan kiri dapat dimulai sejak 6 - 10 jam setelah operasi
duduk (semifowler)
d. Kateterisasi
Kandung kemih yang penuh menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada
e. Pemberian obat-obatan
3) Obat-obatan lain
f. Perawatan luka
Kondisi balutan luka dilihat pada 1 hari post operasi, bila basah dan
h. Perawatan payudara
Pemberian ASI dapat dimulai pada hari post operasi jika ibu memutuskan
tidak menyusui, pemasangan pembalut payudara yang mengencangkan
payudara tanpa banyak menimbulkan kompesi, biasanya mengurangi rasa
nyeri.
1.8 Komplikasi
a. Pada Ibu
Telah dikemukakan bahwa dengan kemajuan tehnik pembedahan,
dengan adanya antibiotika dan dengan persediaan darah yang cukup,
seksio sesaria sekarang jauh lebih aman daripada dahulu. Angka kematian
di rumah sakit dengan fasilitas yang baik dan tenaga-tenaga kompeten
kurang dari 2 per 1000.
Faktor-faktor yang mempengaruhi morbiditas dan mortalitas
pembedahan ialah kelainan atau gangguan yang menjadi indikasi untuk
melakukan pembedahan dan lamanya persalinan berlangsung. Tentang
faktor pertama, niscaya seorang wanita dengan plasenta previa dan
perdarahan banyak memikul resiko yang lebih besar daripada seorang
wanita lain yang mengalami seksio sesaria elektif karena disproporsi
sefalopelvik. Demikian pula makin lama persalina berlangsung makin
meningkat bahaya infeksi post operatif apalagi setelah ketuban pecah.
Komplikasi-komplikasi yang bisa timbul adalah :
1) Infeksi Puerperal
Komplikasi ini bisa bersifat ringan seperti kenaikan suhu selam
beberapa hari dalam masa nifas atau bersifat berat seperti peritonitis,
sepsis dan sebagainya. Infeksi post operatif terjadi bila sebelum
pembedahan sudah ada gejala-gejala infeksi intra partum, atau ada
faktor-faktor yang merupakan predisposisi terhadap kelainan itu
(partus lama khususnya setelah ketuban pecah, tindakan vaginal
sebelumnya). Bahaya infeksi sangat diperkecil dengan pemberian
antibiotika, akan tetapi tidak dapat dihilangkan sama sekali, terutama
seksio sesaria klasik dalam hal ini lebuh berbahaya daripada seksio
sesaria transperitonealis profunda.
2) Perdarahan
Perdarahan banyak bisa timbul pada waktu pembedahan jika cabang-
cabang arteria uterine ikut terbuka atau karena atonia uteri.
3) Komplikasi-komplikasi lain seperti luka kandung kencing, embolisme
paru-paru, dan sebagainya sangat jarang terjadi. Suatu komplikasi
yang baru kemudian tampak , ialah kurang kuatnya perut pada dinding
uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa terjadi ruptur uteri.
Kemungkinan peristiwa ini leih banyak ditemukan sesudah seksio
sesaria klasik.
b. Pada Anak
Seperti halnya dengan ibunya, nasib anak yang dilahirkan dengan
seksio sesaria banyak tergantung dari keadaan yang menjadi alasan untuk
melakukan seksio sesaria. Menurut statistic di Negara-negara pengawasan
antenatal dan intra natal yang baik, kematian prenatal pasca seksio sesaria
berkisar antara 4 dan 7 %.
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian Fokus
a. Sirkulasi
Kehilangan darah selama prosedur pembedahan kira-kira 600-800 ml
b. Integritas ego
2) Bising usus
d. Makanan / Cairan
Abdomen lunak / tak ada distensi awal
e. Neuro sensori
f. Nyeri / ketidaknyamanan
g. Pernafasan
h. Keamanan
i. Seksualiatas
1) Fundus kontraksi kuat dan terletak di umbilikus
2) Aliran lokhea sedang dan bebas bekuan berlebihan / banyak
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri / ketidakberdayaan b.d agen injuri (insisi
pembedahan)
b. Deficit perawatan diri b.d nyeri
c. Resiko infeksi b.d trauma pembedahan
d. Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsep
diri, transmisi
e. Imobilisasi b.d adanya luka bekas operasi
f. Menyusui tidak efektif b/d kurang pengetahuan ibu,
terhentinya proses menyusui, nyeri payudara.
b. Diagnosa
keperawatan : Deficit perawatan diri berhubungan dengan nyeri
c. Diagnosa
keperawatan : Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan infasive,
insisi post pembedahan
d. Diagnosa
keperawatan : Ansietas b.d krisis situasi, ancaman pada konsep diri,
transmisi
e. Diagnosa
keperawatan : kerusakan mobilitas fisik b.d adanya luka bekas operasi
Kasus :
Seorang perempuan berusia 22 tahun, post partum SC hari 1. Hari ini pasien
mengeluh nyeri di bekas operasi, nyeri terasa perih saat bergerak. Setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan data TD : 112/65mmHg, Nadi : 81 x/menit,
Pernafasan : 20x/menit, Suhu 36,7ºC
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
KAMPUS A JL. SMEA NO. 57 SURABAYA (031) 8291920, 8284508, FAX (031) 8298582
KAMPUS B RS. ISLAM JEMURSARI JL. JEMURSARI NO. 51-57 SURABAYA
Website : www.unusa.ac.id Email : info@unusa.ac.id
A. IDENTITAS
Pasien Penanggung Jawab
Nama : Ny. K Nama Suami : Tn. Didi Ke- 1
Umur : 22 Umur : 26
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : D3 Pendidikan : S1
Pekerjaan : Karyawan swasta Pekerjaan : Karyawan Swasta
Status Pernikahan : Nikah Status Pernikahan : Nikah
Alamat : Wonokromo Alamat : wonokromo
No. RM : 45-12-XX
Tanggal masuk : 27-04-2020
B. KELUHAN UTAMA
Pasien mengatakan nyeri dibekas operasi,
P : bekas luka operasi, Q :perih, R: perut bawah, S: Skala 6, T :saat bergerak
C. RIWAYAT KEPERAWATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Riwayat Prenatal
Pasien mengatakan tidak memiliki riwayat keluhan yang tidak normal selain hamil.
Hanya pada trimester 1 mual. Riwayat anemia
Riwayat Intranatal
Pasien mengatakan mual di trimester 1
Riwayat Post Natal
Bayi lahir pada jam 07.00 pada tanggal 27-04-2020, BB = 3545 gr PB=50 cm
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Pasien memiliki riwayat anemia
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga pasien tidak memiliki riwayat penyakit kronis
4. Riwayat Obstetri
a) Riwayat Menstruasi
Siklus : Teratur Tidak teratur
Menarche : pada usia 13 tahun
Banyaknya : 3x ganti pembalut
Lamanya : 7-8 hari
Keluhan : Disminore
HPHT : 19-08-2019
HPL : 27-04-2020
Diagnosa : Post Sc Anemia
b) Genogram
c) Postpartum Sekarang
Riwayat Persalinan Sekarang
Post SC tanggal 27-04-2020
7. Aspek Psikososial
Persepsi ibu tentang keluhan/penyakit
Pasien menerima dengan ikhlas keadaannya sekarang
Apakah keadaan ini menimbulkan perubahan terhadap kehidupan sehari-
hari?
Ya Tidak
Jelaskan : bekas operasi masih terasa nyeri sehingga pasien sulit
beraktivitas
Harapan yang ibu inginkan : ingin menjadi ibu yang baik untuk anaknya
Ibu tinggal dengan : Suami
Orang yang paling penting untuk ibu : Keluarga
Sikap anggota keluarga terhadap keadaan saat ini : Memberi support
Kesiapan mental menjadi seorang ibu: Ya Tidak
Pulmo
Inspeksi : bentuk dada pergerakan simestris, tidak ada luka, nafas
teratur
Palpasi : fremitus taktil ka/ki : _____________________
Perkusi : ka/ki : ___________________________
Auskultasi : vesikuler ka/ki wheezing ronkhi
Cor
Inspeksi : __________________________________________
Palpasi : ictus cordis : ___________tidak ada nyeri tekan___
Perkusi : batas jantung : ______redup__________________
Auskultasi : bunyi jantung I (SI): ________Reguler__________
bunyi jantung II (SII) : ________________________________
bunyi jantung III (SIII) : __________________________________
Abdomen
Linea : ____________teraba linea _________________
Striae : ________terdapat striae___________________
Luka operasi : ______________luka ±15 cm abdomen bawah__
Kontraksi : _____________baik_______________
Lainnya : _______________tidak ada___________________
Eliminasi alvi
Frekuensi : ______1x_____ Penggunaan pencahar: _______-__
Waktu : Pagi Siang Sore Malam
Warna : __kecoklatan Darah __-____ Konsistensi _____lembek_
Ggn. eliminasi bowel: Konstipasi Diare Inkontinensia bowel
Eliminasi Uri
Frekuensi : ____6x_____ Penggunaan pencahar ___________-___
Warna :______jernih____ Darah ___________-__________
Ggn. eliminasi bladder : nyeri saat BAK
burning sensation
bladder terasa penuh setelah BAK
inkontinensia bladder
Riwayat penyakit dahulu : penyakit ginjal batu ginjal
injury / trauma
Penggunaan kateter : Ya Tidak
Warna : normal hematuria seperti teh
Keluhan : nokturia retensi urine
inkontinensia urine
Ektremitas
Atas : kekuatan otot ka/ki : normal
ROM ka/ki : aktif_
Capillary Refill Time : normal
Bawah : kekuatan otot ka/ki : normal
ROM ka/ki : aktif
Capillary Refill Time : normal
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
WBC : 14,5 X 10/ul
HB : 13,1
HGB : 9,4 g/dl
HCT : 35,2%
USG
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
__________________
Rontgen
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
__________________
E. TERAPI MEDIK
RL 500cc, RD5 500cc, inj santalgesik 3x 1 gr, inj metroclopramide 3x1 10
mg, inj metamizole 3x1 1 gr, cefazolin 2 gr, glosil 2 sdm
F. DATA TAMBAHAN
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
ANALISA DATA
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik d.d mengeluh nyeri, tampak meringis
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri d.d nyeri saat bergerak, gerakan terbatas
TINDAKAN KEPERAWATAN
A : maslah teratasi
P : intervensi dihentikan