Anda di halaman 1dari 50

Long Case

Katarak
CAESILIA KHAIRUNISA
030.14.035
Pembimbing
dr. Novi Anita, Sp.M

K E PA N I T R A A N K L I N I K I L M U P E N YA K I T M AT A
RUM AH S AK I T U M U M DAE RAH BU DHI AS I H J AKARTA
FA K U LTA S K E D O K T E R A N U N I V E R S I TA S
TRISAKTI
PERIODE 26 MARET – 28 APRIL 2018
Identitas Pasien
• Nama : Ny. NH
• No. RM : 752621
• Usia : 64 tahun 10 bulan
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Alamat : Jl. Mesjid Al – Hidayah no. 41 RT.02 RW.04,
Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makassar, Jakarta Timur
• Agama : Islam
• Pekerjaan : Pensiunan Guru SD
• Status Pernikahan : Janda
Autoanamnesi
Anamnesis
s

Lokasi
Poli Mata
RSUD Budhi
Keluhan Utama
Asih
• Penglihatan mata kiri seperti ada bitnik
12 April hitam sejak 1 minggu SMRS.
2018,pukul
10.55

Keluhan Tambahan
• Mata kanan terasa gatal di bagian sudut
luat mata.
Riwayat Penyakit Sekarang

Os menyangkal adanya:
Os mengeluh adanya:
• Rasa berpasir pada mata kanan
• Mata kiri seperti ada pasien
bintik hitam sejak 1 • Tidak melihat lebih silau
minggu SMRS diruangan
• Mata kanan terasa • Tidak ada penglihatan ganda
• Tidak merasa luas pandang
gatal di sudut luar mata menyempit
• Tidak ada keluhan jalan sering
tersandung
• Penglihatan memburuk di malam
hari
• Riwayat sakit kepala, mual,
muntah, trauma pada mata, atau
terkena cairan dan bahan kimia
pada mata.
• Kedua mata pasien tidak merah,
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

• Riwayat chronic kidney disease (+)


• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat asma (+)
• Riwayat alergi obat (-)
• Riwayat alergi makanan (+)

RIWAYAT PENYAKIT
KELUARGA

• Riwayat keluhan serupa (+)


• Riwayat hipertensi (-)
• Riwayat diabetes mellitus (-)
• Riwayat asma (+)
RIWAYAT LINGKUNGAN &
KEBIASAAN

• Seorang pensiunan guru SD


• Aktivitas sehari-hari baik, setelah operasi katarak
pada April 2012
• Tidak merokok
• Tidak konsumsi alkohol
• Tidak konsumsi obat-obatan warung

RIWAYAT PENGOBATAN

• Ekstraksi Katarak + IOL OD April 2012


• Konsumsi obat rutin (+)
• CaCO3 3 x 1
• Asam Folat 1 x 3
• Vitamin B12 3 x 1
• Symbicort jika sesak
Pemeriksaan Fisik
(Status Generalis)
Keadaan Umum Tampak sakit ringan
Kesadaran Compos mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah 110/70 mmHg
Nadi 71 x/menit
Suhu 36,5°C / afebris
Pernapasan 14 x/menit
Pemeriksaan Fisik
(Status Oftalmologi)
Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium: darah rutin,


ureum dan kreatinin

Rontgen thorax
Resume
• Pasien datang ke Poli Mata RSUD Budhi Asih dengan keluhan
penglihatan mata kiri seperti ada bintik hitam sejak 1 minggu SMRS
• Pasien sudah pernah melakukan operasi katarak pada mata kanan di
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo pada bulan April 2012.
• Pasien juga mengeluhkan mata kanan gatal di bagian sudut luar mata
• Pasien sampai saat ini menggunakan kacamata namun hanya pada
saat ingin membaca saja
• Pasien memiliki riwayat chronic kidney disease, asma dan riwayat
alergi makanan
Resume
• Pada pemeriksaan fisik: Tampak sakit ringan, kesadaran, tanda vital dalam
batas normal
• Status oftalmologi
AVOD + IOL 6/6 add +2.75 J1
AVOS OS 6/12 → S +0.75 → 6/6 add + 2.75 J 1
Arcus senilis (+)/(+) pada kedua kornea
Pemeriksaan lensa :
 OD: IOL (+), PCO (-)
 OS: keruh, shadow test (+)
Pemeriksaan TIO OD 13.0 mmHg dan OS 14.0 mmHg
Pemeriksaan Schirmer Test mata kanan 8 mm dan mata kiri 9 mm
• Katarak senilis insipien OS
• Anomali refraksi : Hipermetropia OS,
Presbiopia ODS
• Pseudofakia OD
DIAGNOSIS KERJA
• Dry eyes ODS

• Terapi definitif : Belum dibutuhkannya operatif


ekstraksi katarak OS dikarenakan visus pasien masih
bisa mencapai 6/12 yang dikoreksi dengan S – 0.75
menjadi 6/6.
• Medikamentosa: Catarlent eye drop 4 x 1 OS dan
Cendo Lyteers eye drop 6 x 1 ODS
• Non medikamentosa:
TATALAKSANA • Edukasi penggunaan kacamata saat berada di luar
rumah agar mengurangi paparan sinar matahari dan
debu
• Kontrol kembali ke Poliklinik Mata RSUD Budhi Asih
untuk memantau kematangan pada kekeruhan lensa
mata kiri pasien.
Prognosis

Ad vitam Ad Ad
function sanation
• Bonam am am
• Bonam • Bonam
BAB II ANALISIS KASUS
Sudut mata kanan
Penglihatan mata terasa gatal
Mata tenang visus
kiri terdapat sehingga suka
turun perlahan
bintik hitam mengucek OD dan
OS
Visus mata kiri 6/12
dengan diberikan lensa S
OD + IOL 6/6 add +0.75 membaik menjadi
+2.75 J1 6/6
Presbiopia OD Hipermetropi OS +
Presbiopia OS

Lensa OD: Lensa OS : Keruh,


shadow test (+)
IOL (+), PCO (-)
Katarak senilis
Pseudofakia OD insipien OS
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Anatomi dan Histologi Lensa
Fisiologi Lensa
Metabolisme Lensa
Metabolisme glukosa Metabolisme
antioksidan
• Glukosa berasal dari
aqueous humor • Reactive oxygen species
melalui proses difusi (ROS) menyebabkan
pada jalur glikolisis kerusakan lensa. Lensa
memiliki enzim untuk
anaerob melindungi yaitu glutation
peroksidase, katalase, dan
Keseimbangan
superoksida dismutase
cairan dan elektrolit
• Keseimbangan diatur
permeabilitas membran
dan pompa Na-K-ATPase
Katarak
 Katarak adalah keadaan kekeruhan pada lensa yang
dapat terjadi akibat hidrasi lensa, denaturasi protein,
atau keduanya.(1)
 Kekeruhan pada lensa digambarkan sebagai penglihatan
yang tertutup air terjun (Katarrhaikes)
Epidemiologi Katarak

Katarak menjadi Jumlah penderita Penderita katarak


16-
51% penyebab utama 1,8% katarak di Indonesia, dialami penduduk
kebutaan di dunia peringkat pertama di 20% Indonesia usia 40 - 54
Asia Tenggara.(4) tahun.(2)
Etiologi

Proses
Kongeni Penyaki
degener
tal t mata
atif
Kelaina
n
metabol
ik
Faktor Risiko

Radiasi
ultraviolet
Diabetes Melitus
Patofisiologi
Banyak
Kegagalan pada lanjut
mekanisme usia
pompa aktif
Na-K-ATPase

Teori Lensa Teori Pemadatan


terdesak
Hidr dan Sklero serabut
kolagen
mengeras sis
asi Peningkat
an
Kekeruha
tekanan
n lensa
osmotik
lensa Pembentuka
n lapisan
kortikal yang
baru pada
lensa
Manifestasi Klinis
• Penurunan ketajaman penglihatan
perlahan
• Penglihatan berkabut
• Merasa silau
• Sulit melihat benda di luar ruangan
pada cahaya terang
• Sulit melihat di malam hari atau
penerangan redup
• Miopia
• Diplopia monokuler
Klasifikasi

Etiologi Onset Morfologi Kekeruhan lensa


• Primer • Kongenital • Katarak kapsular • Katarak insipien
• Sekunder • Juvenil (anterior / • Katarak imatur
• Presenilis posterior) • Katarak matur
• Senilis • Katarak • Katarak
subkapsular hipermatur
(anterior /
posterior)
• Katarak kortikal
• Katarak
supranuklear
• Katarak nuklear
• Katarak polar
(anterior /
Katarak Senilis
Katarak yang terjadi pada usia > 50 tahun,
umunya bilateral
Etiologi : proses penuaan
 Faktor yang mempengaruhi onset, tipe, dan maturasi :
 Herediter
 Radiasi ultraviolet
 Faktor diet
 Merokok
Klasifikasi Katarak Senilis
(berdasarkan morfologi)
Katarak Senilis
(stadium)
• Berdasarkan stadium

Insipien Imatur Matur Hiperma Hiperma


tur tur
Morgagn sklerotik
i
Katarak senilis berdasarkan
kekeruhan lensa
  Insipien Imatur Matur Hipermatur
↓ (6/7.5 – ↓↓ (1/300-
Visus 6/6 ↓↓ (1/300-1/~)
1/60) 1/~)
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Cairan Lensa Normal Bertambah Normal Berkurang
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik Mata
Normal Dangkal Normal Dalam
Depan
Sudut Bilik
Normal Sempit Normal Terbuka
Mata
Shadow Test Negatif Positif Negatif Pseudopositif
Diagnosis
(pemeriksaan oftalmologi)
Pemeriksaan • Bervariasi mulai dari 6/9 sampai hanya persepsi
ketajaman cahaya, tergantung pada lokasi dan maturitas katarak
penglihatan
Iluminasi oblik • Memperlihatkan warna lensa di daerah pupil

• Cahaya disinarkan ke pupil, akan terbentuk bayangan


Tes iris shadow berebentuk bulan sabit (crescenteric shadow) di tepi
pupil pada lensa yang keruh keabuan
• Lensa dengan kekeruhan parsial akan tampak
Pemeriksaan bayangan hitam yang berlawanan dengan cahaya
oftalmoskop langsung kemerahan
• Memberikan gambaran menegenai morfologi
Pemeriksaan slit-lamp kekeruhan
Tatalaksana Definitif
(pembedahan)

Indikas Indikas
i optik i medis
Indikas
i Indikas
kosmet i sosial
ik
Pembedahan
Intra Capsular Cataract
Extra Capsular Cataract
Extraction
Extraction
Pembedahan
Phacoemulsification and IOL
Placement
Pembedahan
Small Incision Cataract
Surgery
Pembedahan
Indikasi pemasangan lensa intra okuler :
• Pasien yang pekerjaannya dilarang penggunaan lensa kontak
• Pasien yang aktivitasnya sangat terhambat oleh katarak
bahkan ketika penglihatan yang lebih baik ada di mata
lainnya
• Pasien lebih muda dengan kelemahan fisik atau mental yang
merupakan kandidat penggunaan lensa kontak yang buruk
• Pasien lansia dengan katarak yang membuat gangguan
penglihatan di kedua mata
Pembedahan
• Pasien dengan degenerasi makula bilateral jika mereka
memiliki penglihatan kurang dari 20/200
• Pasien yang memakai lensa kontak untuk aphakia
unilateral, namun memerlukan operasi katarak di mata
kedua
Pembedahan
Kontra indikasi pemasangan lensa intra
okuler :
• Pasien tidak ingin memiliki implant
• Pasien yang relatif muda
• Glaukoma yang tidak terkontrol
• Adanya riwayat retinal detachment
• Katarak kongenital (terutama katarak rubella)
dan katarak yang terkait dengan kelainan mata
lainnya (seperti atrofi iris)
Komplikasi
INTRAOPERATION

• Laserasi m. rectus superior


• Perdarahan hebat
• Cedera kornea
• Cedera lensa
• Cedera iris dan iridodialisis
• Lepas/hilangnya vitreous
Komplikasi
POSTOPERATION
a. Early b. Late
• Hifema • Cystoid macular edema
• Prolaps iris (CME)
• Keratopati striata • Delayed chronic
• Uveitis anterior postoperative
endophtalmitis
• Endoftalmitis bakterial
• Pseudophakic bullous
keratopathy (PBK)
• Ablasio retina
• Katarak sekunder
Prognosis
Tindakan pembedahan memperbaiki
ketajaman penglihatan pada lebih dari 90%
kasus
Prognosis penglihatan pada pasien anak-anak
yang memerlukan tindakan pembedahan
tidak sebaik prognosis pada pasien dewasa
Ambliopia dan anomali saraf optikus atau
retina memengaruhi tingkat pencapaian
penglihatan pada pasien usia muda
Pencegahan
Penyebab katarak senilis adalah faktor penuaan,
tidak ada pencegahan
Mengontrol penyakit metabolik

Menggunakan kaca mata gelap

Pemberian antioksidan (vitamin A, C, dan E)

Banyak konsumsi buah dan sayur

Berhenti merokok
Daftar Pustaka
1. INFODATIN. Situasi Gangguan Penglihatan dan Kebutaan. 2014. Jakarta : Pusat Data dan
Informasi Kementerian Kesehatan RI. p. 2-7.
2. World Health Organization. Visual impairment and blindness. 2017. Accessed on January 18 th
2018. Available at http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs282/en/
3. Ilyas S, Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata Ed 5. 2015. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.
4. INFODATIN. Situasi Lanjut Usia di Indonesia. 2016. Jakarta : Pusat Data dan Informasi
Kementerian Kesehatan RI. p. 3-7.
5. World Health Organization. Priority Eye Disease. 2017. Accessed on January 18th 2018. Available at
http://www.who.int/blindness/causes/priority/en/index1.html
6. Riordan-Eva P, Cunningham ET. Vaughan & Asbury’s General Opthalmology, 18th ed. 2011. McGraw
Hill Medical. p.11-12.
7. Stanford University. The Human Eye. 2010. Accessed on 19th January 2018. Available at
https://web.stanford.edu/class/cs379c/archive/2010/stanford.lecture.04
8. Southall JPC, Glasser A. Theories of Accommodation. 2005. Accessed on 19th January 2018.
Available at https://www.aao.org/bcscsnippetdetail.aspx?id=f5f61688-98cd-4e30-84c0-
Daftar Pustaka
9. Junqueira. Basic Histology Text and Atlas, chapter 23 : The Special Senses. 13 th edition. 2013.
McGraw-Hill Education; New York. p.489-491
10. Khurana AK. Comprehensive opthalmology, 4th ed. New Delhi: New Age International Limited
Publisher. 2007.
11. Yorston D. Surgery for congenital cataract. Community Eye Health. 2004;17(50):23-5.
12. Acharya RU, Yu W. Identification of Cataract and Post-cataract Surgery Optical Images Using
Artificial Intelligence Techniques. J Med Syst. 2010. 34:619–628
13. United States National Institutes of Health. Intraocular Lens Implantation. NIH Consens
Statement 1979 Sep 10-11;2(7):37-42.
14. Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology : A Systemic Approach. 7th ed. China : Elsevier. 2011.
15. Winkler R. Iodine—A Potential Antioxidant and the Role of Iodine/Iodide in Health and Disease.
Natural Science, Austria. 2015. 7:548-557
16. Akanksha. A Public Health Approach of Cataract Prevention Through Nutrition. 2016. College of
Optometry. Paper 16. h p://commons.paci cu.edu/opt/16

Anda mungkin juga menyukai