KELAINAN VISUS
Niswah Mardhiyatillah
Narisha Amelia Putri
Nurul Munarti
Imam Al Rasyidi
Muhammad Alief Hawari
Fahreza
Chataya Syah Dhafa Siregar
Nana Amalia
Sukma Mustika
KELOMPOK 1
PANDANGAN BURAM
Pak Kara, laki-laki, seorang supir, usia 59 tahun datang ke puskesmas dengan keluhan
pandangan mata kanannya terasa buram dan berasap sejak 1 bulan terakhir. Ia mengaku awalnya
kesulitan saat menyetir karena pandangan berkabut walaupun sudah menggunakan kacamata yang
biasa ia gunakan. Pak Kara memang sudah menggunakan kacamata plus sejak 14 tahun yang lalu. Dari
hasil anamnesis diketahui bahwa sejak 10 tahun terakhir pak Kara sudah didiagnosis diabetes mellitus
tetapi tidak rutin konsumsi obat dan gula darah sering tidak terkontrol. Dokter selanjutnya melakukan
pemeriksaan pada mata, dan tampak adanya gambaran keruh pada lensa mata kanan pak Kara.
Selanjutnya dokter puskesmas merujuk Pak Kara ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan tatalaksana
lebih lanjut.
Pak Kara heran, pemeriksaan apa lagi yang harus ia lakukan, karena dulu saat melakukan
pemeriksaan mata, ia hanya disuruh membaca huruf-huruf dengan berbagai ukuran kemudian diarahkan
untuk menggunakan kacamata. Apakah ia harus ganti kacamata baru? Ataukah ini penyakit yang
berbeda dengan sebelumnya? Pak Kara takut dengan kejadian yang dialami oleh sahabatnya yang
diketahui mengalami kebutaan akibat komplikasi penyakit hipertensi lama yang dialaminya.
Bagaimana anda menjelaskan masalah yang dialami Pak Kara dan sahabatnya?
2
JUMP 1
TERMINOLOGI
3
JUMP 2 & 3 RUMUSAN
MASALAH & HIPOTESA
2. Apakah keluhannya berkaitan dengan usia, jenis
kelamin, dan pekerjaannya?
• Prevalensi katarak meningkat 3-4x pada pasien berusia
>65 tahun. Proses degeneratif mengakibatkan lensa
1. Mengapa Pak Kara merasa pandangan mata menjadi keras dan keruh, serta ukuran lensa akan
kanannya buram dan berasap? bertambah dengan timbulnya serat-serat lensa yang baru.
• Kemungkinan Pak Kara mengalami katarak yaitu • Perempuan penderita katarak lebih banyak dibandingkan
keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat laki-laki.
hidrasi (penambahan cairan) lensa, denaturasi protein
lensa atau terjadi akibat keduanya. • Pekerjaan sebagai supir memungkinkan seseorang untuk
• Lensa manusia terbuat dari bahan air dan serat protein. lebih sering terpapar dengan lingkungan (sinar UV, debu,
Lensa bersifat jernih sehingga memungkinkan cahaya polusi, dll).
untuk melewatinya. Penambahan usia akan
menyebabkan lensa menjadi lebih berat dan lebih tebal. 3. Mengapa Pak Kara menggunakan kacamata plus
Melalui mekanisme kimia, lensa kristalin mengalami sejak 14 tahun yang lalu?
agregasi dan berat molekulnya meningkat. Hasil agregasi • Kemungkinan Pak Kara mengalami hipermetropi, yaitu
protein mengakibatkan penurunan kejernihan lensa dan
perubahan indek refraksi lensa serta penyebaran sinar. gangguan refraksi yang ditandai dengan kesulitan untuk
melihat benda yang letaknya dekat karena sinar sejajar
• Ketika lensa sudah menjadi keruh , cahaya akan yang masuk ke mata dibiaskan membentuk bayangan di
dipencarkan dan tidak ditransmisikan dengan tajam belakang retina.
menjadi bayangan terfokus pada retina. Hasilnya adalah
pandangan menjadi kabur atau redup.
4
4. Apakah keluhannya berhubungan dengan 6. Apakah pemeriksaan yang dapat dilakukan?
riwayat DM yang tidak terkontrol? • Pemeriksaan Tajam Penglihatan dengan Snellen
• Diperkirakan proses terjadinya katarak pada chart
penderita DM adalah sebagai penumpukan zat-zat • Pemeriksaan Lampu Celah (Slit-lamp)
sisa metabolism gula oleh sel-sel lensa mata.
• Oftalmoskopi
• Dalam keadaan kadar gula normal, penumpukan • Keratometri
zat-zat sisa ini tidak terjadi. Bila kadar gula darah
meningkat, maka perubahan glukosa oleh aldose • Pemeriksaan khusus mata yang penting
reductase menjadi sorbitol meningkat. Ultrasonografi (USG) dan biametri
• Selain itu perubahan sorbitol menjadi fruktosa • CT-Scan orbita
relative lambat dan tidak seimbang sehingga kadar 7. Bagaimana tatalaksana pada kasus Pak
sorbitol dalam lensa meningkat. Kara?
5. Kenapa pemeriksaan fisik ada gambaran a) Prosedur operasi/bedah, Teknik yang
keruh pada lensa mata kanan? digunakan:
• Katarak diatas menyebabkan gangguan • Intra Capsular Cataract Extraction (ICCE)
metabolisme pada lensa mata → menyebabkan • Ekstra Capsular Cataract Extraction (ECCE)
perubahan kandungan bahan-bahan yang ada
didalam lensa seperti ketidakseimbangan • Small Incision Cataract Surgery (SICS)
penyerapan protein lensa → koagulasi pada lensa • Phacoemulsification
→ kekeruhan lensa.
b) Penggunaan kacamata
• Kekeruhan dapat berkembang diberbagai bagian
lensa atau kapsulnya. c) Obat aldose reductase inhibitor
5
8. Apa fungsi pemeriksaan membaca huruf 10. Bagaimana komplikasi dan prognosis
dan kenapa diarahkan menggunakan penyakit Pak Kara?
kacamata?
• Pemeriksaan visus untuk evaluasi awal dapat Komplikasi
menggunakan Snellen chart. Pasien diminta • Hilangnya vitreous
membaca huruf-huruf dengan ukuran tertentu
dengan menutup salah satu mata. • Prolaps iris
• Pemeriksaan yang digunakan pada orang yang • Endoftalmitis
rabun dekat adalah tes jaeger.
Prognosis
9. Kenapa sahabatnya mengalami buta akibat • Prognosis bergantung derajat keparahan
komplikasi hipertensi lama? serta intervensi yang dilakukan.
• Kemungkinan sahabat Pak Kara menderita • Prognosis untuk pasien katarak yang
Retinopati hipertensi. menjalani operasi 95% mengalami perbaikan
• Ketika tekanan darah tinggi, dinding pembuluh visual.
darah pada retina menebal yang menyebabkan • Prognosis visus lebih buruk pada katarak
pembuluh darah menyempit dan aliran darah ke
retina berkurang kemudian merusak saraf kongenital
penglihatan, sehingga menimbulkan masalah
penglihatan sampai menimbulkan kebutaan.
6
Kelainan
JUMP 4 Visus
SKEMA
Kasus 2
Kasus 1
-retinopati
-
akibat
hipermetropi
penyakit
-katarak
sistemik
Kelainan
Kelainan Kelainan
visus akibat
Akomodasi visus per-
penyakit
refraksi organ
sistemik
8
KELAINAN
AKOMODASI &
REFRAKSI
DEFINISI
Miopia terjadi jika kornea (terlalu cembung) dan lensa
(kecembungan kuat) berkekuatan lebih atau bola mata terlalu
panjang sehingga titik fokus sinar yang dibiaskan akan
terletak di depan retina.
JENIS MIOPIA
Miopia refraktif
• Kurvatura kornea atau lensa lebih kuat dari normal (kornea terlalu
cembung atau lensa mempunyai kecembungan yang lebih kuat)
MIOPIA
Miopia aksial
Miopia Indeks
• Indeks bias mata lebih tinggi dari normal, misalnya pada diabetes
mellitus
11
12
MANIFESTASI KLINIK
• Penglihatan kabur saat melihat
jauh, dan jelas pada jarak
tertentu/dekat
• Selalu ingin melihat dengan
mendekatkan benda yang dilihat
pada mata
• Gangguan dalam pekerjaan
• Nyeri kepala akibat akomodasi kuat
untuk melihat jelas
• Cendrung memicingkan mata bila
melihat jauh
• Astenopia konvergensi (kelelahan
mata)
13
DIAGNOSIS
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan fisik
• Visus dasar utk melihat jauh
• Visus dengan pinhole untuk mengetahui apakah penglihatan
yang buram disebabkan kelainan refraksi atau kelainan anatomi
• Metode “trial and error”, snellen chart dan lensa sferis negatif
sampai didapatkan visus 6/6
3. Pemeriksaan penunjang
• Funduskopi
TATALAKSANA • Auto refraktometer
ABLASIO RETINA
STRABISMUS (MATA
JULING) -> Exotropia
15
DEFINISI
Keadaan mata tak berakomodasi yang memfokuskan
bayangan dibelakang retina . Hal ini dapat disebabkan
oleh berkurangnya panjang sumbu atau menurunnya
indeks refraksi. Disebut dengan rabun dekat.
ETIOLOGI
HIPERMETROPIA
Hipermetropi berdasarkan etiologi:
• Hipermetropi aksial
• Hipermetropi kurvatur
• Hipermetropi refraktif
16
BENTUK
HIPERMETROPIA
Hipermetropia
17
KLASIFIKASI
Hipermetropia Hipermetropia
HIPERMETROPIA berdasarkan berdasarkan
gejala klinis derajat beratnya
Hipermetropia Hipermetropia
fisiologi ringan
Hipermetropia Hipermetropia
patologis sedang
Hipermetropia
berat
18
19
MANIFESTASI KLINIK
• Gejala subyektif
• Penglihatan kabur bila melihat dekat dan
jauh
• Astenopia akomodativa : sakit kepala,
mata cepat lelah, cepat mengantuk
sesudah membaca dan menullis
• Gejala obyektif
• Terjadi strabismus
• COA dangkal, karena hipertofi otot-otot
siliaris
• Ambliopia pada mata yang tanpa
akomodasi; tidak pernah melihat obyek
dengan baik
20
DIAGNOSIS
HIPERMETROPIA
1. Anamnesis
2. Pemeriksaan Fisik
• Visus dasar dengan snellen chart, visus
dengan pinhole
• Refraksi subyektif dengan cara trial and error
3. Pemeriksaan Penunjang
• Funduskopi
• Refraktometer
21
TATALAKSANA
Non bedah
Koreksi dengan lensa sferis terbesar yang memberikan visus
terbaik dan dapat melihat dekat yanpa kelelahan
Tidak diperlukan lensa sferis positif pada hipermetropia ringan,
tidak ada astenopia akomodatif, tidak ada strabismus
Bedah
LASIK (Laser in situ keratomileusis)
LASEK (Laser sebepithelial keratomileusis)
PRK
KOMPLIKASI
22
DEFINISI
• Anisometropia adalah suatu kondisi dimana
terdapat perbedaan refraksi pada kedua mata.
• Anisometropia dapat memunculkan gejala
asthenopia parah seperti anisekonia, pusing,
mual-mual, melihat lantai bergelombang, diplopia,
kehilangan penglihatan binocular.
ANISOMETROPIA
ETIOLOGI
• Kongenital: perbedaan pertumbuhan dari kedua
bola mata
• Didapat: mungkin disebabkan oleh aphakia
uniokular setelah pengangkatan lensa pada
katarak atau disebabkan oleh implantasi lensa
intra okuler dengan kekuatan yang salah
23
KLASIFIKASI
1. Simple anisometropia: refraksi satu mata adalah normal (emetropia) dan mata lainnya
miopia atau hipermetropia
2. Coumpound anisometropia: kedua mata hipermetropia atau miopia, tapi sebelah mata
memiliki gangguan refraksi lebih tinggi dari pada mata yang satunya
3. Mixed anisometropia: satu mata adalah miopia dan satu lagi hypermetropia
(antimetropia)
4. Simple astigmatic anisometropia: satu mata normal dan lainnya simple miopia atau
hipermetropi astigamatisma
5. Coumpound astigmatismatic anisometropia: kedua mata merupakan astigmatism tapi
berbeda derajat
24
DIAGNOSIS
Ada dua jenis pemeriksaan refraksi, objektif dan subjektif.
o Pemeriksaan refraksi subjektif menggunakan Optotype
Snellen
o Pemeriksaan objektif dilakukan menggunakan retinoskopi
pada pasien yang penglihatannya berkurang
Besar kecilnya derajat kekuatan refraksi kedua mata dapat
ditentukan dengan menggunakan trial lens dan trial frame.
PENATALAKSANAAN
• Kacamata koreksi bisa mentoleransi sampai maksimum perbedaan refraksi kedua mata 4D2
• Lensa kontak : disarankan untuk digunakan untuk anisometropia yang tingkatnya lebih berat
• Modalitas lainnya dari pengobatan
o Implantasi lensa intraokuler untuk aphakia uniokuler
o Refractive cornea surgery untuk miopia unilateral yang tinggi, astigmata, dan
hipermetropia
o Pengangkatan dari lensa kristal jernih untuk miopia unilateral yang sangat tinggi.
25
KELAINAN VISUS
PER ORGAN
DEFINISI
• Katarak adalah kekeruhan lensa dan memiliki derajat
kepadatan yang sangat bervariasi dan dapat
disebabkan oleh berbagi hal, tetapi biasanya berkaitan
dengan penuaan
KATARAK ETIOLOGI
• Biasanya terjadi akibat proses penuaan, tapi dapat
timbul pada saat kelahiran (katarak kongenital)
• Dapat juga berhubungan dengan trauma mata tajam
maupun tumpul, penggunaan kortikosteroid jangka
panjang, penyakit sistemik, pemajanan radiasi,
pemajanan sinar matahari yang lama, atau kelainan
mata yang lain (seperti uveitis anterior)
27
JENIS- JENIS KATARAK
1. Katarak terkait usia (katarak senilis) adalah jenis katarak yang paling sering dijumpai dengan
gejala adalah distorsi penglihatan dan penglihatan yang semakin kabur
2. Katarak anak- anak
1. Katarak kongenital, yang terdapat sejak lahir atau segera sesudahnya
2. Katarak didapat, yang timbul belakangan dan biasanya terkait dengan sebab-sebab
spesifik
3. Katarak traumatik disebabkan oleh cedera benda asing di lensa atau trauma tumpul terhadap
bola mata.
4. Katarak komplikata adalah katarak sekunder akibat penyakit intraokular pada fisiologi lensa
5. Katarak akibat penyakit sistemik Katarak bilateral dapat terjadi karena gangguan- gangguan
sistemik seperti ;diabetes mellitus, hipoparatiroidisme, distrofi miotonik, galaktosemia
6. Katarak toksik jarang terjadi , sebagai akibat penelanan dinitrofenol (suatu obat yang
digunakan untuk menekan nafsu makan), Kortokosteroid yang diberikan dalam waktu lama,
menyebabkan kekeruhan lensa
7. Katarak ikutan menunjukkan kekeruhan kapsul posterior akibat katarak traumatik yang
terserap sebagian atau setelah terjadinya ekstraksi katarak ekstrakapsular
28
DERAJAT
KATARAK
29
DIAGNOSIS
• Katarak didiagnosis terutama dengan gejala subjektif.
• Biasanya, pasien melaporkan penurunan ketajaman fungsi
penglihatan, silau, dan gangguan fungsional sampai derajat
tertentu yang diakibatkan karena kehilangan penglihatan,
temuan objektif biasanya meliputi pengembunan seperti
mutiara keabuan pada pupil sehingga retina tak akan tampak
dengan oftalmoskop
PENATALAKSANAAN
• Pembedahan
• Setelah pembedahan lensa diganti dengan kacamata afakia, lensa kontak atau lensa tanam
intraocular
30
DEFINISI
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai oleh
meningkatnya tekanan intraokuler yang disertai oleh
pencekungan diskus optikus dan pengecilan lapang pandang
ETIOLOGI
Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi 4 bagian;
• Glaukoma primer,
• sudut terbuka GLAUKOMA
• sudut tertutup
• Glaukoma sekunder,
• Glaukoma kongenital,
• Glaukoma absolut
31
32
GLAUKOMA PRIMER
GLAUKOMA KONGENITAL
• Glaukoma kongenital bermanifestasi sejak lahir pada 50% kasus, didiagnosis pada 6 bulan
pertama pada 70% kasus dan didiagnosis pada akhir tahun pertama pada 80% kasus.
• Gejala paling dini dan paling sering adalah epifora. Dapat dijumpai fotofobia dan
pengurangan kilau kornea
33
GLAUKOMA SEKUNDER
GLAUKOMA ABSOLUT
34
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Gonioskopi
35
• Pemeriksaan lapang pandang
Uji Kopi
Penderita meminum 1-2 mangkok kopi pekat, bila tekanan bola mata naik 15-20 mmHg setelah minum 20-40 menit menunjukkan
adanya glaukoma.
Uji Steroid
Pada pasien yang dicurigai adanya glaukoma terutama dengan riwayat glaukoma simpleks pada keluarga, diteteskan
betametason atau deksametason 0,1% 3-4 kali sehari. Tekanan bola mata diperiksa setiap minggu. Pada pasien berbakat
glaukoma maka tekanan bola mata akan naik setelah 2 minggu
36
• Uji Variasi Diurnal
Pemeriksaan dengan melakukan tonometri setiap 2-3 jam sehari penuh, selama 3 hari biasanya
pasien dirawat. Nilai variasi harian pada mata normal adalah antara 2-4 mmHg, sedang pada
glaukoma sudut terbuka variasi dapat mencapai 15-20 mmHg. Perubahan 4-5 mmHg sudah
dicurigai keadaan patologik.
37
PENGOBATAN MEDIS
Supresi Pembentukan Aquoeus humor
• Penghambat adrenergik beta (beta blocker)
• Timolol maleat 0,25% dan 0,5%
• Betaksolol 0,25% dan 0,5%
• Levobunolol 0,25% dan 0,5%
• Metipranolol 0,3%
• Apraklonidin(agonis adrenergik α2)
• Inhibitor karbonat anhidrase
• Asetazolamid
• Diklorfenamid
• Metazolamid
Fasilitasi Aliran Keluar Aquoeus humor
• Obat parasimpatomimetik
• Pilokarpin larutan 0,5-6% diteteskan beberapa kali sehari, gel 4% sebelum tidur.
• Demekarium bromide 0,125% dan 0,25%
• Ekotiopat iodide 0,03%-0,25%
Meningkatkan aliran keluar Aquoeus humor dengan bekerja pada jalinan trabekular melalui kontraksi otot siliaris.
• Epinefrin 0,25-2%
• Dipifevrin
38
• Penurunan Volume Korpus Vitreum
• Obat-obat hiperosmotik
• Gliserin (gliserol)
39
DEFINISI
• Ablasio Retina: pelepasan retina dari lapisan epitelium neurosensoris
retina dan lapisan epitelia pigmen retina.
• Ablatio Retina: terpisahnya khoroid di daerah posterior mata yang
disebabkan oleh luabang pada retina, sehingga mengakibatkan kebocoran
cairan, sehingga antara koroid dan retina kekurangan cairan.
ETIOLOGI
Masalah mata yang serius dan dapat terjadi pada semua usia.
Biasanyaterjadi pada orang usia setengah baya atau lebih tua.
ABLASIO Besar kemungkinannya :
Retina berfungsi seperti kamera foto: cahaya yang melalui lensa akan
difokuskan ke retina.
Pada Ablatio Retina cairan dari vitreus bisa masuk ke ruang sub retina
dan bercampur dengan cairan sub retina
41
KLASIFIKASI
ABLASIO RETINA
Ablatio Rhegmatogen :
Robekan dalam retina yang menembus sampai badan mata masuk ke ruang sub retina,
cairan terkumpul sudah cukup banyak dapat menyebabkan retina terlepas.
Ablatio eksudatif :
Penumpukan cairan dalam ruang retina akibat proses peradangan, gabungan dari penyakit
sistemik atau oleh tumor intraocular.
42
TANDA & GEJALA ABLATIO RETINA
• Otopsia, munculnya kilatan cahaya yang sangat terang di lapang pandang.
• Muncul bintik-bintik hitam yang beterbangan di lapang pandang (floaters)
• Muncul tirai hitam di lapang pandang
• Tidak ditemukan adanya rasa nyeri atau nyeri kepala
43
MANAJEMEN TERAPI ABLATIO RETINA
• Prosedur penatalaksanaan Ablatio Retina dilakukan operasi scleral
bucking : pengikatan kembali retina yang terlepas.
PENGELOLAAN PENDERITA SEBELUM OPERASI
• Mengatasi kecemasan
• Membatasi aktivitas
• Penutup mata harus selalu dipakai untuk mencegah atau membatasi
pergerakan bola mata
• Pengobatan dengan obat tetes mata jenis midriaticum untuk
mencegah akomodasi dan kontriksi.
RETINOPATI EPIDEMIOLOGI
• Banyak ditemukan pada usia 40 tahun ke atas
HIPERTENSI • Prevalensi retinopati hipertensi bervariasi antara 2%-
15%
• Pada penelitian yang dilakukan pada masyarakat
Amerika Serikat, didapatkan insidensi 3 tahun adalah
2.9%-4.3%
• Prevalensi yang lebih tinggi juga ditemukan pada orang
berkulit hitam
46
Retinopati Deskripsi Asosiasi sistemik
Mild Satu atau lebih dari Asosiasi ringan
tanda berikut : dengan
Penyempitan penyakit stroke,
arteioler menyeluruh penyakit
atau fokal, AV jantung koroner dan
nicking, dinding mortalitas
arterioler lebih padat kardiovaskuler
(silver-wire)
Moderate Retinopati mild Asosiasi berat KLASIFIKASI
dengan satu atau dengan Berdasarkan data populasi oleh
lebih tanda berikut : penyakit stroke, New England Journal of
Perdarahan retina gagal Medicine 2004.
(blot, dot atau flame- jantung, disfungsi
shape), renal dan mortalitas
microaneurysme, kardiovaskuler
cotton-wool, hard
exudates
Accelerated Tanda-tanda Asosiasi berat
retinopati moderate dengan
dengan edema papil mortalitas dan gagal
: dapat disertai ginjal
dengan kebutaan
PATOFISIOLOGI
• pembuluh darah retina akan mengalami vasokonstriksi secara
generalisata
• Apabila dinding arteriol diinfiltrasi oleh sel lemak dan kolesterol akan
menjadi sklerotik
• Apabila sklerosis berlanjut, refleksi cahaya dinding pembuluh darah
berbentuk silver-wire. Hal ini menimbulkan kerusakan pada sawar
darah-retina, nekrosis otot polos dan sel-sel endotel, eksudasi darah
dan lipid, dan iskemik retina.
DIAGNOSIS
• Diagnosis retinopati hipertensi ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Selain itu pemeriksaan penunjang seperti funduskopi, pemeriksaan visus, pemeriksaan
tonometri terutama pada pasien lanjut usia dan pemeriksaan USG B-Scan untuk melihat kondisi
di belakang lensa yang diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis pasti.
• Gambaran macular star merupakan bentuk yang paling dominan dalam pemeriksaan.
48
PENATALAKSANAAN
• Tekanan darah penderita retinopati hipertensi harus diturunkan dibawah
140/90 mmHg
• Penggunaan obat ACE Inhibitor terbukti dapat mengurangi kekeruhan
dinding arteri retina
• Perubahan pola dan gaya hidup juga harus dilakukan
• menurunkan berat badan jika sudah melewati standar berat badan ideal
• Konsumsi makanan dengan kadar lemak jenuh harus dikurangi
sementara asupan lemak tak jenuh dapat menurunkan tekanan darah
• Konsumsi alkohol dan garam perlu dibatasi dan pasien memerlukan
kegiatan olahraga yang teratur
KOMPLIKASI
• Pada tahap yang masih ringan, hipertensi akan meningkatkan refleks cahaya arterioler
sehingga timbul gambaran silver wire atau coper wire.
• Dalam kondisi yang lebih berat, dapat timbul komplikasi seperti oklusi cabang vena retina
(BRVO) atau oklusi arteri retina sentralis (CRAO).
49
DEFENISI
Retinopati Diabetik adalah kelainan retina (retinopati)
yang ditemukan pada penderita
diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes mellitus lama
berupa aneurismata, melebarnya vena,perdarahan dan
eksudat lemak.
RETINOPATI
EPIDEMIOLOGI
DIABETIK
• Penderita Diabetes Mellitus akan mengalami retinopati
diabetik hanya bila ia telah menderita lebih dari 5 tahun.
• Bila seseorang telah menderita DM lebih 20 tahun maka
biasanya telah terjadi kelainan pada selaput jala / retina.
• Retinopati diabetes dapat menjadi agresif selama
kehamilan, setiap wanita diabetes yang hamil harus
diperiksa oleh ahli optalmologi/ dokter mata pada
trimester pertama dan kemudian paling sedikit setiap 3
bulan sampai persalinan.
50
KLASIFIKASI RETINOPATI DIABETES
• Retinopati Diabetes non proliferatif / NPDR (Non proliferative diabetik retinopathy) adalah suatu
mirkoangiopati progresif yang ditandai oleh kerusakan dan sumbatan pembuluh-pembuluh halus.
• Retinopati Diabetes Proliferatif / PDR adalah Penyulit mata yang paling parah pada diabetes
melitus, karena retina yang sudah iskemik atau pucat tersebut bereaksi dengan membentuk
pembuluh darah baru yang abnormal (neovaskuler)
51
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Lensa +90 dioptri
• Angiografi fluoresens
PENATALAKSANAAN
• Bagi pasien retinopati diabetik non proliferatif tanpa edema
makula adalah pengobatan terhadap hiperglikemia dan penyakit
sistemik lainnya.
• Terapi laser argon fokal terhadap titik kebocoran retina pada
pasien yang secara klinis menunjukkan edema bermakna
• Dengan edema makula diabetik yang secara klinis tidak
bermakna maka biasana hanya dipantau secara ketat tanpa terapi
laser.
PROGNOSIS
Pada mata yang mengalami edema makular yang bermakna akan memiliki prognosa yang
lebih jelek dengan atau tanpa terapi laser, dari pada mata dengan edema dan perfusi yang
relatif baik.
52
PRINSIP PEMERIKSAAN
VISUS & LAPANG
PANDANG
Pemeriksaan Visus Mata
OPTOTYPE SNELLEN
MENGHITUNG JARI
LAMBAIAN TANGAN
UJI PROYEKSI SINAR
54
OPOTOTYPE SNELLEN 20 6 meter
kaki
6/60
55
Hasil Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan Dengan Kartu Snellen
Visus 6/6 : dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang orang
normal dapat melihat huruf tersebut dari jarak 6 meter.
Visus 6/30 : dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang orang
normal dapat melihat huruf tersebut dari jarak 30 meter.
56
MENGHITUNG JARI
59
UJI
PINHOLE
60
PEMERIKSAAN LAPANGAN
PANDANG
• Pemeriksaan lapangan pandang digunakan untuk menentukkan batas
luar dari persepsi visual pada retina perifer dan kualitas berbagai
penglihatan di area tersebut.
• Pemeriksaan lapangan pandang dapat mendeteksi kehilangan
penglihatan perifer dan memberikan gambaran peta dari defek
penglihatan tersebut yang dapat membantu dalam menemukan
penyebabnya.
• Lapangan pandang dapat diperiksa dengan berbagai metode, antara
lain: tes konfrontasi, perimetri, dan kisi–kisi Amsler.
• Semua pemeriksaan lapangan pandang dilakukan dengan menutup satu
mata dan evaluasi mata yang terbuka secara bergantian. Masing –masing
mata diuji secara terpisah.
61
TES KONFRONTASI
• Kisi –kisi Amsler merupakan gambar kotak –kotak kecil atau kisi pada selembar kertas yang
dipakai untuk menguji lapangan pandang sentral20°.
• Amsler grid diamati oleh masing –masing mata secara terpisah pada jarak baca 30 cm dan
dengan memakai kacamata baca jika pasien memang memakainya.
• Pasien melihat ke bagian tengah gambar tersebut dan melaporkan bila melihat garis –garis yang
mengalami distorsi bergelombang atau daerah yang tidak terlihat.
• Mata yang satu dibandingkan dengan mata sebelahnya.
• Alat ini paling sering dipakai untuk menguji fungsi makula.
64
TERIMA KASIH