SKIZOAFEKTIF
Disusun Sebagai Tugas Mengikuti Kepemitraan Klinik Stase (KKS) Ilmu
Pskiatri Rumah Sakit Haji Medan Sumatera Utara
Disusun Oleh:
Novrizal Muhammad Fadillah (21360015)
Pembimbing :
dr. Nazli Mahdinasari Nasution, M. Ked, Sp. KJ
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyusun tugas
referat yang berjudul SKIZOAFEKTIF . Saran dan kritik yang membangun dari berbagai
pihak diharapkan agar dikesempatan yang akan datang penulis dapat membuatnya lebih baik
lagi.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Nazli Mahdinasari
Nasution, M. Ked, Sp. KJ. Semoga tugas ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
TUJUAN PENELITIAN ................................................................................. 2
BAB II
SEJARAH ........................................................................................................ 3
DEFINISI ......................................................................................................... 4
EPIDEMIOLOGI ............................................................................................. 4
ETIOLOGI ....................................................................................................... 5
MANIFESTASI KLINIS ................................................................................. 6
DIAGNOSIS .................................................................................................... 9
DIAGNOSIS BANDING ................................................................................ 12
PROGNOSIS ................................................................................................... 14
PENATALAKSANAAN ................................................................................. 14
BAB III
KESIMPULAN ................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
dengan adanya gejala kombinasi antara gejala skizofrenia dan gejala gangguan
konseptual telah dikembangkan. Gangguan dapat berupa tipe skizofrenia atau tipe
gangguan mood. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan tipe psikosis ketiga yang
Keempat dan yang paling mungkin, bahwa gangguan skizoafektif adalah kelompok
yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian dalam beberapa hari. Bila
gejala skizofrenik dan manik menonjol pada episode penyakit yang sama, gangguan
disebut gangguan skizoafektif tipe manik. Dan pada gangguan skizoafektif tipe
depresif, gejala depresif yang menonjol. Gejala yang khas pada pasien skizofrenik
disertai dengan gejala gangguan suasana perasaan baik itu manik maupun depresif.
diagnosis, dan untuk memastikan bahwa diagnosis memenuhi nkriteria baik episode
manik maupun depresif dan menentukan lama setiap episode secara tepat. Pada setiap
pertengahan antara prognosis pasien dengan skizofrenia dan prognosis pasien dengan
memiliki prognosis yang lebih buruk daripada pasien dengan gangguan depresif
maupun gangguan bipolar, tetapi memiliki prognosis yang lebih baik daripada pasien
dengan skizofrenia.
B. TUJUAN PENULISAN
Tujuan penulisan referat ini adalah untuk dapat lebih mengetahui dan
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. SKIZOAFEKTIF
A. SEJARAH
Di tahun 1913 George H. Kirby dan pada tahun 1921 August Hoch keduanya
untuk suatu gangguan dengan gejala skizofrenik dan gejala gangguan mood yang
bermakna. Pasien dengan gangguan ini juga ditandai oleh onset gejala yang tiba-tiba,
seringkali pada masa remajanya. Pasien cenderung memiliki tingkat fungsi premorbid
yang baik, dan seringkali suatu stressor yang spesifik mendahului onset gejala.
Riwayat keluarga pasien sering kali terdapat suatu gangguan mood. Kasanin percaya
bahwa pasien memiliki suatu jenis skizofrenia. Dari 1933 sampai kira-kira tahun
1970, pasien yang gejalanya mirip dengan gejala pasien-pasien Kasanin secara
skizofrenia dalam remisi, dan psikosis sikloid – istilah-istilah yang menekankan suatu
3
B. DEFINISI
yang jelas dan pada saat bersamaan juga memiliki gejala gangguan afektif
yang menonjol. Gangguan skizoafektif terbagi dua yaitu, tipe manik dan
tipe depresif.
gambaran baik skizofienia maupun gangguan afektif (saat ini disebut gangguan
gangguan mood namun, tetap merupakan diagnosis yang paling baik untuk pasien
C. EPIDEMIOLOGI
Prevalensi skizoafektif di seluruh dunia sekitar 0,3% dengan usia awitan pada
laki-laki lebih dulu dibandingkan pada perempuan. Sebanyak 30% kasus terjadi
pada usia 25-35 tahun dan lebih sering terjadi pada perempuan. Estimasi jumlah
pasien skizoafektif sebanyak 10% - 30% dari seluruh pasien dengan psikosis.
Kemudian prevalensi psikosis di Indonesia sebanyak 6,7 per 1000 rumah tangga.
Artinya, dari 1000 rumah tangga terdapat 6,7 rumah tangga yang memiliki
skizoafektif tipe depresif mungkin lebih sering terjadi pada orang tua
4
awitan perempuan lebih lanjut daripada laki-laki, seperti pada skizofrenia.
antisosial dan mempuinyai afek tumpul yang nyata atau tidak sesuai.
didiagnosa gangguan afektif yang terdiri dari 59% depresi dan 22% gangguan
bipolar.
D. ETIOLOGI
Sulit untuk menentukan penyebab penyakit yang telah berubah begitu banyak dari
waktu ke waktu. Dugaan saat ini bahwa penyebab gangguan skizoafektif mungkin
mirip dengan etiologi skizofrenia. Oleh karena itu teori etiologi mengenai gangguan
telah diajukan :
1. Gangguan skizoafektif mungkin merupakan suatu tipe skizofrenia atau suatu tipe
gangguan mood
berbeda, tipe yang tidak berhubungan dengan skizofrenia maupun suatu gangguan
mood
gangguan yang heterogen yang meliputi semua tiga kemungkinan yang pertama.
5
Penelitian yang dilakukan untuk menggali kemungkinan-kemungkinan tersebut
skizofrenia dan gangguan mood adalah keadaan yang terpisah sama sekali, namun
yang tidak absolute antara dua gangguan primer. Dengan demikian tidak mengejutkan
bahwa penelitian terhadap sanak saudara pasien dengan gangguan skizoafektif telah
ditemukan diantara sank saudara pasien yang pasien dengan skizoafektif, tipe bipolar;
tetapi, sanak saudara pasien dengan gangguan skizoafektif, tipe depresif, mungkin
berada dalam resiko yang lebih tinggi menderita skizofrenia daripada suatu gangguan
mood.
E. MANISFESTASI KLINIS
episode penyakit yang sama, baik secara simultan atau secara bergantian
dalam beberapa hari. Bila gejala skizofrenik dan manik menonjol pada
6
Gejala yang khas pada pasien skizofrenik berupa waham, halusinasi,
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas (dan
biasanya dua gejala atau lebih bila gejala gejala itu kurang tajam atau
kurang jelas) :
mukjizat;
7
c) Halusinasi Auditorik:
- Jenis suara halusinasi lain yang berasal dari salah satu bagian tubuh.
berkomunikasi dengan mahluk asing dan dunia lain) Atau paling sedikit
dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas:
menerus;
8
h) Gejala-gejala negatif, seperti sikap sangat apatis, bicara yang jarang,
dan respons emosional yang menumpul atau tidak wajar, biasanya yang
kinerja sosial; tetapi harus jelas bahwa semua hal tersebut tidak
kurun waktu satu bulan atau lebih (tidak berlaku untuk setiap fase
minat, hidup tak bertujuan, tidak berbuat sesuatu sikap larut dalam diri
F. DIAGNOSIS
skizofrenia maupun gangguan mood, beberapa evolusi dalam kriteria diagnostik untuk
pasien telah memenuhi kriteria diagnostik untuk episode depresif berat atau episode
manik yang bersama-sama dengan ditemukannya kriteria diagnostik untuk fase aktif
dari skizofrenia. Di samping itu, pasien harus memiliki waham atau halusinasi selama
sekurangnya dua minggu tanpa adanya gejala gangguan mood yang menonjol. Gejala
gangguan mood juga harus diteukan untuk sebagian besar periode psikotik aktif dan
9
mendiagnosis suatu gangguan mood dengan ciri psikotik sebagai suatu gangguan
skizoafektif.
gangguan skizoafektif, tipe bipolar, atau gangguan skizoafektif, tipe depresif. Seorang
pasien diklasifikasikan menderita tipe bipolar jika episode yang ada adalah dari tipe
manik atau suatu episode campuran dan episode depresif berat. Selain itu, pasien
cukup sering dijumpai sehingga tidak dapat diabaikan begitu saja. Kondisi-kondisi
lain dengan gejala-gejala afektif saling bertumpang tindih dengan atau membentuk
sebagian penyakit skizofrenik yang sudah ada, atau di mana gejala-gejala itu berada
10
jenis lain, diklasifikasikan dalam kategori yang sesuai dalam F20-F29. Waham atau
halusinasi yang tak serasi dengan suasana perasaan (mood) pada gangguan afektif
Menurut PPDGJ-III :
Pedoman Diagnostik
Kategori ini digunakan baik untuk episode skizoafektif tipe manic yang tunggal
tipe manic.
Afek harus meningkat secara menonjol atau ada peningkatan afek yang tak begitu
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi
11
F 25.1 Skizoafektif tipe depresif
Pedoman diagnostik
Kategori ini harus dipakai baik untuk episode skizoafektif tipe depresif yang
tunggal, dan untuk gangguan berulang dimana sebagian besar di dominasi oleh
Afek depresif harus menonjol, disertai oleh sedikitnya 2 gejala khas, baik
depresif maupun kelainan prilaku terkait seperti tercantum dalam uraian untuk
Dalam episode yang sama harus jelas ada sedikitnya satu, atau lebih baik lagi
G. DIAGNOSIS BANDING
dan skizofrenia. Pada setiap diagnosis banding gangguan psikotik, pemeriksaan medis
penyalahgunaan obat dengan atau tanpa uji penapisan toksikologi positif dapat
atau keduanya dapat menyebabkan gangguan psikotik dan mood. Setiap kecurigaan
12
otak untuk menyingkirkan patologi anatomis dan elektroensefalogram untuk
daripada yang terlihat pada populasi umum. Gangguan tersebut cenderung ditandai
dengan paranoia. halusinasi, dan ide rujukan. Pasien epileptik dengan psikosis
diyakini mempunyai tingkat fungsi yang lebih baik daripada pasien dengan gangguan
spektrum skizofrenik. Kontrol bangkitan yang lebih baik dapat mengurangi psikosis.
mungkin.
13
H. PROGNOSIS
pcrjalanan jangka panjang dan prognosis gangguan ini sulit ditentukan. Berdasarkan
kronik, atau beberapa hasil intermedia. Telah diduga bahwa peningkatan adanya
gejala skizofrenik memprediksi prognosis lebih buruk. Selelah 1 tahun, pasien dengan
dominannya afektif (prognosis lebih baik) atau skizofrenik (prognosis lebih buruk).
Satu studi yang mempelajari pasien yang di diagnosis gangguan skizoafektif selama 8
tahun mendapatkan hasil pasien tersebut lebih menyerupai skizofrenia dari pada
mempunyai prognosis yang mirip dengan pasien dengan gangguan bipolar I dan
bahwa pasien dengan gangguan pramorbid yang buruk; onset yang perlahan-perlahan;
tidak ada factor pencetus; menonjolnya gejala psikotik, khususnya gejala deficit atau
gejala negative; onset yang awal; perjalanan yang tidak mengalami remisi; dan
mengarah pada hasil akhir yang baik. Adanya atau tidak adanya gejala urutan pertama
I. PENATALAKSANAAN
14
• Terapi kognitif (Cognitive Behavioral Therapy) dengan megembangkan
- Memotivasi pasien agar minum obat secara teratur dan rajin kontrol
1. Pengobatan Psikososial
2. Pengobatan Farmakoterapi
15
Pasien dengan gangguan skizoafektif tipe manik dapat diberikan
valproate (Depakene), ataupun kombinasi dari obat anti mania jika satu
dan tes fungsi ginjal, tiroid, dan fungsi hematologik harus dilakukan secara
berkala.
16
BAB III
KESIMPULAN
laki-laki dibandingkan para wanita, khususnya wanita yang menikah. Usia onset
untuk wanita adalah lebih lanjut daripada usia untuk laki-laki seperti juga pada
genetik dan lingkungan. Tanda dan gejala klinis gangguan skizoafektif adalah
termasuk semua tanda dan gejala skizofrenia, episode manik, dan gangguan
saat yang bersamaan, atau dalam beberapa hari sesudah yang lain , dalam episode
yang diberikan adalah antara anti ps ikotik dengan mood stabilizer. Prognosis
17
DAFTAR PUSTAKA
18