DENGAN TIROTOKSIKOSIS
Jurnal Reading ini Disusun Sebagai Salah Satu Persyaratan Mengikuti Kepaniteraan Klinik
Senior Ilmu Anestesia Rumah Sakit Umum Haji Medan
Oleh :
Novrizal Muhammad Fadillah
(21360015)
Pembimbing :
dr. M. Winardi Lesmana. Sp.An
2022
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat-Nya. Penulis dapat
Tirotoksikosis” sebagai salah satu tugas kepaniteraan Klinik Ilmu Anastesi. Pada
kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada dr. Wienardi, S.An
Penulis menyadari bahwa laporan kasus ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,
mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangan yang ada dan penulis juga menerima
adanya kritik dan saran yang membangun dalam rangka menyempurnakan tugas ini.
Akhir kata, semoga journal reading ini dapat memberikan manfaat dan terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
karena jumlah hormon tiroid yang berlebih pada jaringan sebagai akibat
berlebih, demam, aritmia, dan gagal jantung yang pada akhirnya dapat beru-
Badai tiroid adalah suatu eksaserbasi akut dari keadaan hipertiroid yang
terjadi karena pelepasan dari hormon tiroksin (T4), triiodotironin (T3), atau
keduanya, yang terjadi secara tiba-tiba dan dalam jumlah yang besar ke dalam
sirkulasi sistemik. Angka mortalitas dari badai tiroid ini mencapai 20-30%.
Beberapa kondisi yang dapat mencetus- kan badai tiroid yaitu infeksi,
terlebih dahulu dengan target terapi yaitu pasien dalam keadaan eutiroid
risiko yang lebih tinggi untuk mengalami badai tiroid selama dan pasca-
1
mencapai keadaan eutiroid ini tidak adekuat, sehingga pasien menjalani
kelenjar limpa yang mengalami pembesaran, deseksi leher radikal, dan operasi
yang
intubasi
Prosedur manajemen pada jalan nafas, pipa endotrakeal tidak lebih dari 6mm
untuk mengurangi edema pada jalan nafas pasca bedah. Intubasi melalui
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tirokoksikosis
a. Definisi
akibat dari jaringan yang terpapar oleh kadar hormon tiroid yang tinggi dalam
disebabkan oleh karena penyebab lain seperti sekresi hormon tiroid yang
berlebihan dari tempat lain (ektopik) atau hormon tiroid yang berlebihan3.
b. Etiologi
3
tiroid
Obat yodium lebih Radiasi
litium
Karsinoma tiroid
Struma ovarii
Mutasi TSH-r
Grave’s Disease
lebih sering daripada laki-laki. Sindroma ini terdiri dari satu atau lebih dari
1. Tirotoksikosis
2. Goiter
3. Opthalmopathy (exopthalmus)
4. Dermopathy (pretibial myxedema)
c. Gambaran Klinis
udara panas dan lebih suka terhadap udara dingin. Didapatkan penurunan berat
takikardi ringan. Kelemahan otot dan kehilangan massa otot terutama pada
kasus berat yang ditandai penderita biasanya tidak mampu berdiri dari kursi
sesak waktu melakukan aktivitas, tremor, nervous dan penurunan berat badan.
4
Dermopati merupakan penebalan pada kulit terutama pada tibia bagian
Tabel 2. Gejala serta tanda Hipertiroid umumnya ada pada penyakit Graves 1
Dermopati (0,5-4%)
Akropaki (1%)
5
d. Diagnosa
Diagnosis pasti dari suatu penyakit hampir diawali oleh kecurigaan klinis.
adalah FT4 dan TSHs. Apabila didapatkan peningkatan FT4 dan penurunan
peningkatan uptake maka diagnosis Grave’s disease dan toxic nodular goiter
yang baik, tiroiditis sub akut, tiroiditis hashimoto fase akut, pengobatan dengan
Apabila FT4 dan TSHs keduanya meningkat maka harus dicurigai adanya
tumor pituitari yang memproduksi TSH. Apabila FT4 normal sedangkan TSHs
rendah maka FT3 harus diperiksa, diagnosis Grave’s disease stadium awal dan
FT3 rendah didapat pada euthyroid sick sindrom atau pada penderita yang
Untuk itu telah dikenal indeks klinis Wayne dan New Castle yang
6
Tabel 3 Indeks Wayne
7
Tjokroprawiro membuat tiga kriteria diagnostik penyakit Graves yaitu 4 :
Diagnosis dugaan penyakit Graves : struma, gejala umum, gejala
kardiovaskular
1. Diagnosis klinis penyakit Graves: Diagnosis dugaan Indeks Wayne > 20
e. Penatalaksanaan
Yodium radioaktif.
8
b) Methimazole, mempunyai duration of action yang lebih panjang
sehingga lebih banyak digunakan sebagai single dose. Methimazole
berada dalam folikel ±20 jam. Dosis awal dimulai dengan 40 mg
setiap pagi selama 1-2 bulan dan selanjutnya dosis diturunkan
menjadi 5-20 mg setiap pagi sebagai dosis rumatan
Tabel 4.Efek berbagai obat yang digunakan dalam pengelolaan Tirotoksikosis 1
2. Tiroidektomi
penderita diberikan solutio lugol dengan dosis lima tetes dua kali
9
sehari. Pemberian solutio lugol bertujuan untuk mengurangi
operasi1.
3. Yodium Radioaktif
hasil akhir pengobatan RAI. Dosis RAI berbeda, ada yang bertahap
10
jangka panjang tanpa Pengobatan janga panjang
hipotiroid dan kontrol yang sering
Tiroidektomi Cukup banyak menjadi Dibutuhkan ketrampilan
eutiroid bedah
Yodium radioaktif Relatif cepat Masih ada morbiditas
Jarang residif 40 % hipotiroid dalam 10
Sederhana tahun
Daya kerja obat lambat
50% hipotiroid pasca
radiasi
f. Komplikasi
i. Krisis Tiroid
kasus disertai oleh faktor pencetus. Hingga kini patogenesis krisis tiroid
11
diagnostik untuk krisis tiroid dibuat oleh Burch-Wartofsky untuk
30
12
Apabila setelah dijumlah didapatkan skor :
T4 ke T33,7,8.
Terapi Supuratif
13
digunakan untuk mengatasi agitasi dan dapat menghambat
termoregulasi sentral maka dapat digunakan untuk pengobatan
hiperpireksia.
vii. Phenobarbital, dapat digunakan sebagai sedative
viii. Multivitamin
Terapi Khusus
ii. Solutio lugol 6 tetes setiap 6 jam harus diberikan 1 jam setelah
pemberian PTU
pemberian obat golongan penghambat reseptor beta telah terbukti aman dan
14
efektif. Propranolol merupakan obat pilihan penghambat reseptor beta lini
dengan dosis titrasi dapat menurunkan risiko terjadinya hipertensi dan badai
ini bertujuan untuk mencegah ansietas dan menurunkan respon simpatis yang
dibutuhkan panjang dan masa kerjanya yang pendek, pembe- rian larutan
iodida seperti lugol biasanya dilaku- kan apabila kita memiliki cukup waktu
oleh anestesia umum.9 Namun selama tidak terdapat indikasi kontra, anestesi
regional dapat menjadi sebuah pilihan yang relatif lebih aman dibandingkan
15
regional memberikan guncangan hemodinamik yang relatif lebih kecil
komplikasi yang jarang terjadi namun memiliki angka mortalitas yang tinggi
adalah terjadinya badai tiroid. Tiga hal tersering yang biasanya menjadi
klasik badai tiroid ini meliputi sakit perut, diare, gelisah, hipertermia, dan
16
BAB III
KESIMPULAN
Tirotoksikosis memberikan sebuah tantangan tersendiri bagi seorang ahli anestesi. Pada
pembedahan elektif, pasien sebaiknya berada dalam kondisi eutiroid baik secara klinis
maupun laboratoris. Pada kasus dimana pasien harus menjalani prosedur pembedahan
darurat tanpa waktu yang cukup untuk memberikan pengobatan dan mencapai kondisi
eutiroid, maka tehnik anestesia regional dengan blok neuroaksial dapat menjadi sebuah
alternatif yang aman untuk dilakukan sesuai dengan jenis pembedahan yang dilakukan.
17
DAFTAR PUSTAKA
18