Oleh
Pembimbing
Judul
DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA
Oleh:
Tasya Dwi Vayari (712019067)
Rizky Saniyyah W (712019034)
Putri Oktaria (712019070)
Hafiza Noka M (712019066)
Febiyolan (712019089)
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas karunia-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan referat yang berjudul ”Depresi Pasca Skizofrenia”.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Abdullah Sahab, Sp. KJ,
MARS selaku pembimbing yang telah memberikan bimbingan selama penulisan
dan penyusunan referat ini.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Skizofrenia berasal dari bahasa Yunani, schizein yang berarti terpisah
atau pecah dan phren yang berarti jiwa. Terjadi pecahnya/ ketidakserasian
antara afek, kognitif, dan perilaku. Skizofrenia adalah suatu psikosa
fungsional dengan gangguan utama pada proses pikir serta disharmonisasi
antara proses pikir, afek atau emosi, kemauan dan psikomotor disertai
distorsi kenyataan, terutama karena waham dan halusinasi, assosiasi terbagi-
bagi sehingga muncul inkoherensi, afek dan emosi inadekuat, serta
psikomotor yang menunjukkan penarikan diri, ambivalensi dan perilaku
bizar. Sementara itu gangguan skizofrenia dikarakteristikan dengan gejala
positif (delusi dan halusinasi), gejala negatif (apatis, menarik diri, penurunan
daya pikir, dan penurunan afek), dan gangguan kognitif (memori, perhatian,
pemecahan masalah, dan sosial). Skizofrenia merupakan sebuah sindrom
kompleks yang dapat merusak pada efek kehidupan penderita maupun
anggota-anggota keluarganya atau gangguan mental dini untuk melukiskan
bentuk psikosis tertentu yang sesuai dengan pengertian skizofrenia
sekarang.5
2
sendiri ( “defisit” sindrom) mungkin menggambarkan kepentingan mereka
dalam hambar dan cara afektif dibatasi. perasaan bersalah atau keputusasaan
dan tema bunuh diri dan bunuh juga dapat membantu dalam diferensiasi, dan
dalam mengevaluasi risiko menyakiti diri atau bunuh diri. Fitur lain dari
depresi meliputi gejala neurovegetative signifikan, seperti tidur dan nafsu
makan berkurang, tetapi pada skizofrenia, ritme sirkadian dan nafsu makan
dapat dipengaruhi oleh gangguan inti dan beberapa obat antipsikotik.
Penilaian risiko sangat penting bagi siapa saja dengan skizofrenia dan
gejala depresi, seperti bunuh diri merupakan penyebab utama kematian di
antara orang dengan skizofrenia. risiko lainnya seperti pengabaian diri dan
asupan makanan yang buruk juga harus dinilai, karena banyak orang dengan
skizofrenia terisolasi secara sosial dan tidak memiliki pengasuh mem
3
2.4 Tatalaksana
13
Terapi farmakologi :
1. Obat Antipsikotik
maupun negatif.
2. Obat Anti-depresi
4
- Golongan SSRI (Sertralin, Paroxetine, Fluvoxamine,
b. Mekanisme Kerja
Sindrom depresi disebabkan oleh defesiensi relatif salah satu atau
beberapa “aminergic neurotransmitter” (serotonine, dopamine)
pada sinaps neuron di SSP (khususnya pada sistem
limbik)Mekanisme kerja Obat Anti-depresi adalah:
- Menghambat “re-uptake aminerc neurotransmitter”
- Menghambat penghancuran oleh enzim “monoamine
Oxidase”, Sehingga terjadi peningkatan jumlah “aminergic
neurotransmitter” pada sinaps neuron di SSP.
c. Efek Samping
5
Ketidaklogikan yang dimaksud adalah keyakinan-keyakinan irasional
subjek. 14
b. Psikoterapi
Psikoterapi merupakan usaha seorang terapis untuk memberikan suatu
pengalaman baru bagi orang lain. Pengalaman ini dirancang untuk
meningkatkan kemampuan seseorang dalam mengelola distres subjektif.
14
2.5 Prognosis
akrab selama masa remaja, fungsi keluarga stabil, lima tahun sebelum sakit
secara umum fungsi sosial baik. Kemungkinan prognosis buruk, jika depresi
ditemukan gejala cemas, ada riwayat lebih dari sekali episode depresi
pada skizofrenia.
6
BAB III
KESIMPULAN
4. memenuhi sedikitnya kriteria untuk suatu episode depresif dan telah ada
paling sedikit 2 minggu
5. Terapi yang diberikan adalah berupa farmakoterapi, seperti antipsikotik
untuk mkengobati penyakit primernya, dan anti-depressan untuk
mengurangi gejala depresinya.
6. Prognosis Depresi Pasca Skizofrenia tergantung kepada onset, faktor
lingkungan, faktor genetik, faktor kepribadian, dan lainnya
7
DAFTAR PUSTAKA
8
12. Maslim, Dr. dr. Rusdi, Sp. KJ, M. Kes. 2013. Buku Saku Diagnosis
Gangguan Jiwa Rujukan Singkat Dari PPDGJ III dan DSM-5. Jakarta: FK
Unika Atmajaya. Hal. 50.
13. Maslim R, Panduan Praktis Penggunaan Obat Klinis Psikotropik Edisi IV,
Jakarta : Fakultas Kedokteran Unika Atmajaya. 2014.
14. Martin G., & Pear, J. (2015). Modifikasi perilaku; makna dan
penerapannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.