Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN KASUS

DIARE CAIR AKUT

Disusun oleh :
dr. Alfi Brillianti Chrisna Dewanti

Pendamping :
dr. Saifudin

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


UPT PUSKESMAS KARE
KABUPATEN MADIUN
2022

1
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat-Nya yang begitu besar
sehingga saya mampu menyelesaikan presentasi kasus dengan judul Katarak Senilis.
Terimakasih kepada pendamping saya dr. Andari Retnowati, atas kesempatan dan bimbingan
yang telah diberikan, serta orang tua dan teman-teman yang turut membantu sehingga tugas
presentasi kasus ini dapat saya selesaikan.
Saya berharap laporan kasus ini dapat menambah pengetahuan pembaca serta dapat
membantu dalam memahami dasar-dasar dari permasalahan yang ada sehingga dapat
memberikan penatalaksanaan yang sesuai dan tepat kepada pasien guna meningkatkan kualitas
hidup dikemudian hari.
Laporan kasus ini masih jauh dari kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun dari
semua pihak sangat saya harapkan demi kesempurnaannya.
Wassalamu’alaikum wr.wb

Madiun, 2 Agustus 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL....................................................................................................... 1
KATA PENGANTAR..................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.................................................................................................................... 3
BAB I LAPORAN KASUS
3.1 Identitas Pasien................................................................................................. 4
3.2 Anamnesis & Pemeriksaan Fisik ..................................................................... 4
3.3 Resume ............................................................................................................ 6
3.4 Assesment......................................................................................................... 6
3.5 Tatalaksana ...................................................................................................... 6
3.6 Prognosis .......................................................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi..................................................................................................................7
2.2 Klasifikasi..............................................................................................................7
2.3 Etiologi..................................................................................................................7
2.4 Patogenesis............................................................................................................9
2.5 Manifestasi Klinis..................................................................................................9
2.6 Pemeriksaan Penunjang.........................................................................................10
2.7 Manajemen Diare..................................................................................................10
2.8 Komplikasi............................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 12

3
BAB I
STATUS PASIEN

3.1 IDENTITAS PASIEN


Nama Pasien : An. IR
Usia : 13 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cermo, Kare
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum menikah
Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia
Pekerjaan : Pelajar
No RM : 00xxxx

3.2 ANAMNESIS & PEMERIKSAAN


Anamnesis dilakukan secara aloanamnesis dan autoanamnesis pada 25 April 2022 di Poli
Umum Puskesmas Kare, Madiun.
Keluhan Utama :
Buang Air Besar cair sejak semalam
Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke poli umum puskesmas kare dengan keluhan buang air besar (BAB) cair
sebanyak 6x sejak kemarin malam. BAB cair masih ada ampas, berwarna kuning. BAB
cair tidak disertai adanya lendir darah dan bau asam. Selain itu pasien juga merasa
perutnya mules dan sakit, mual, serta muntah tiap diisi makanan. Pasien masih mau
makan dan minum.
Riwayat Penyakit Dahulu
 Keluhan serupa (-)
 Hipertensi (-)
 Asma (-)
 Riwayat alergi (-)
Riwayat Penyakit Keluarga

4
 Keluhan serupa dalam keluarga (-)
 Hipertensi dalam keluarga (-)
 Diabetes Melitus dalam keluarga (-)
 Riwayat alergi dalam keluarga (-)

Pemeriksaan Fisik Generalis


A. Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
B. Kesadaran : Compos mentis; GCS 15 (E4 V5 M6)
C. Tanda Vital
a. Tekanan Darah : 100/60 mmHg
b. Pernafasan : 22x/menit
c. Nadi : 88x/menit
d. Suhu : 36.8C
D. Status Generalis
a. Kepala : Normocephal
b. Mata : Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, refleks pupil +/+
c. Hidung : Septum deviasi (-), mukosa normal, hipertrofi konka (-), sekret (-)
d. Telinga : Normotia, sekret (-), serumen -/-, liang telinga lapang
e. Tenggorokan : Faring hiperemis (-), tonsil T1-T1
f. Leher : Bentuk normal, KGB tidak teraba, kelenjar tiroid tidak teraba
g. Thoraks
Jantung Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis teraba
Perkusi : Batas jantung kesan tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II reguler, murmur (-), gallop (-)
Paru-paru Inspeksi : Bentuk dan pergerakan dada simetris kanan-kiri
Palpasi : Taktil vokal fremitus teraba simetris
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/+, wheezing -/-, rhonki -/-

5
h. Abdomen
Inspeksi : Datar
Auskultasi : Bising usus (+) meningkat
Palpasi : Nyeri tekan (-)
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
i. Ekstremitas : Akral hangat, edema -/-, CRT < 2 detik

3.3 RESUME
Seorang anak perempuan usia 13 tahun datang dengan keluhan BAB cair, disertai mual
dan muntah. Pada pemeriksaan fisik ditemukan bising usu meningkat.

3.4 ASSESMENT
Diagnosis Kerja : Diare Cair Akut Tanpa Dehidrasi

3.5 TATALAKSANA
 Zinc 1x20 mg
 Domperidone 3x5 mg
 Attapulgite 1 tab/bab cair
 Oralit 1x1 sachet

KIE:
- Edukasi orang tua pasien mengenai penyakit yang diderita oleh pasien
- Menjaga asupan makan dan minum sehingga pasien tidak kekurangan nutrisi dan cairan
- Apabila pasien menunjukkan tanda-tanda dehidrasi segera bawa kembali ke puskesmas

3.6 PROGNOSIS
Quo ad Vitam : dubia ad bonam
Quo ad Sanam : dubia ad bonam
Quo ad Fungsionam : dubia ad bonam
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Menurut World Health Organization (WHO) penyakit diare didefinisikan sebagai suatu
penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai
mencair dan bertambahnya frekuensi buang air besar yang lebih dari biasanya yaitu 3 kali
atau lebih dalam sehari yang mungkin dapat disertai dengan muntah atau tinja yang berdarah.
Sedangkan menurut Kemenkes (2014) Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda
adanya perubahan bentuk dan konsistensi pada tinja yakni lebih lembek atau lebih cair serta
frekuensi buang air besar lebih banyak dari biasanya. Diare merupakan penyebab kematian
balita nomor dua di dunia (16%) setelah pnemonia (17%). Kematian pada anak-anak
meningkat sebesar 40% tiap tahunnya yang disebabkan diare.
2.2 Klasifikasi
1 Diare akut, yaitu BAB dengan frekuensi yang meningkat dan konsistensi tinja yang
lembek atau cair dan datang secara mendadak, serta berlansung dalam waktu kurang dari
2 minggu.

2 Diare persisten, yaitu diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan berlanjut sampai 14
hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau berat, diare persisten di klasifikasikan
sebagi berat. Jadi, diare persisten adalah bagian dari diare kronik yang disebabkan oleh
penyabab lain.

3 Diare kronik, yaitu diare yang berlangsung lebih dari 4 minggu, yang memiliki penyebab
yang bervariasi dan tidak seluruhnya diketahui.

2.3 Etiologi
Menurut Departmen Kesehatan (2010), Infeksi pada saluran pencernaan merupakan
penyebab utama diare pada anak balita.

7
a. Faktor Infeksi, dapat disebabkan oleh :

1) Bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter.

2) Virus : Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus,


Astrovirus

3) Parasite : Cacing (Ascaris, Tricharis, Oxcyuris, Strongyloides), Protozo (Entamoeba,


histolytica, giardia lambia, Trichomonasthominis), jamur (Candida Jualbicans)

b. Faktor malabsorpsi, terbagi menjadi dua yaitu karbohidrat dan lemak

1) Malabsorpsi karbohidrat, kepakaan terhadap lactoglobulis dalam susu formula dapat


menyebabkan diare pada balita. Gejalanya berupa diare berat, tinja yang berbau asam, dan sakit
pada perut.

2) Malabsorpsi lemak, terdapat lemak trygliserida pada makanan dapat menyebabkan diare.
Dengan bantuan kelenjar lipase, trygliserida dapat mengubah lemak menjadi micelles yang siap
diabsopsi usus. Jika tidak terdapat kelenjar lipase dan terjadi kerusakan mukosa usus, dapat
menyebabkan diare karena lemak tidak terserap dengan baik.

c. Faktor makanan
Makanan yang terkontaminasi lebih banyak terjadi pada anak dan balita, seperti makanan yang
tercermar, basi, mengandung racun, mengandung banyak lemak, mentah (sayuran) dan makanan
yang kurang matang.

8
d. Faktor psikologis
Jika anak mengalami gangguan psikis seperti rasa takut, cemas, dan tegang secara berlebihan
dapat menyebabkan diare kronis. Tetapi biasanya bukan terjadi pada balita melainkan pada anak
dewasa.

e. Obat-obatan
Obat-obatan yang dapat menyebabkan diare diantaranya, antibiotik dan antasid

f. Non-spesifik
Terjadi pada keadaan tertentu, seperti mengonsumsi makanan pedas, asam dan lain-lain

2.4 Patogenesis
Ada beberapa mekanisme dasar yang menjadi penyebab timbulnya diare.

a. Gangguan osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan
elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus
untuk mengeluarkanya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat terangsang tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan
sekresi, air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
c. Ganggua motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengkkpuakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus menurun akan
mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula.

2.5 Manifestasi Klinis

9
Tanda dan gejala awal diare ditandai dengan anak menjadi cengeng, gelisah, suhu meningkat,
nafsu makan menurun, tinja cair (lendir dan tidak menutup kemungkinan diikuti keluarnya
darah, anus lecet, dehidrasi (bila terjadi dehidrasi berat maka volume darah berkurang, nadi
cepat dan kecil, denyut jantung cepat, tekanan darah turun, keadaan menurun diakhiri dengan
syok), berat badan menurun, turgor kulit menurun, mata dan ubun-ubun cekung, mulut dan
kulit menjadi kering.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan laboratorium yang intensif perlu dilakukan untuk mengetahui adanya diare
yang disertai kompikasi dan dehidrasi. Pemeriksaan darah perlu dilakukan untuk
mengetahui Analisa Gas Darah (AGD) yang menunjukan asidosis metabolic. Pemeriksaan
feses juga dilakukan untuk mengetahui :
a. Lekosit polimorfonuklear, yang membedakan antara infeksi bakteri dan infeksi virus.

b. Kultur feses positif terhadap organisme yang merugikan.

c. Enzyme-linked immunosorbent assay (ELISA) dapat menegaskan keberatan rotavirus


dalam feses.

d. Nilai pH feses dibaah 6 dan adanya substansi yang berkurang dapat diketahui adanya
malaborbsi karbohidrat.

2.7 Manajemen Diare


Berdasarkan pendoman pengobatan dasar puskesmas, penatalaksanaan penyakit diare
dijelaskan sebagai berikut :
Menurut WHO terdapat 4 unsur dalam penanggulangan diare akut, yaitu :

1) Pemberian cairan, berupa Upaya Rehidrasi Oral (URO) untuk mencegah maupun
mengobati dehidrasi

2) Melanjutkan pemberian makanan seperti biasa, terutama ASI bila anak masih menyusui,
selama diare dan masa penyembuhan

10
3) Tidak menggunakan antidiare, sementara antibiotik, maupun antimikroba, hanya untuk
kasus tersangka kolera, disentri, atau terbukti giardiasis atau amubiasis

4) Pemberian petunjuk yang efektif bagi ibu dan anak serta keluarganya tentang upaya
rehidrasi oral dirumah, tanda-tanda untuk merujuk dan cara mencegah diare dimasa yang
akan datang

Tabel 1. Rencana Terapi Diare Berdasarkan Derajat Dehidrasi

2.8 Komplikasi
Sebagai akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut:

a. Kehilangan air (dehidrasi)


Dehidrasi terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak dari pemasukan (input), merupakan
penyebab terjadinya kematian pada diare.

b. Gangguan keseimbangan asam basa (metabolik asidosis)

11
Hal ini terjadi karena kehilangan Na-bicarbonat bersama tinja. Metabolisme lemak tidak
sempurna sehingga benda kotor tertimbun dalam tubuh, terjadinya penimbunan asam laktat
karena adanya anorexia jaringan. Produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena
tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oliguria atau anuria) dan terjadinya pemindahan ion
Na dari cairan ekstraseluler ke dalam cairan intraseluler.

c. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2–3 % anak yang menderita diare, lebih sering pada anak yang
sebelumnya telah menderita Kekurangan Kalori Protein (KKP). Hal ini terjadi karena adanya
gangguan penyimpanan atau penyediaan glikogen dalam hati dan adanya gangguan etabol
glukosa. Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah menurun hingga 40 % pada
bayi dan 50 % pada anak– anak.

d. Gangguan gizi
Terjadinya penurunan berat badan dalam waktu singkat, hal ini disebabkan oleh makanan sering
dihentikan oleh orang tua karena takut diare atau muntah yang bertambah hebat, walaupun susu
diteruskan sering diberikan dengan pengeluaran dan susu yang encer ini diberikan terlalu lama,
makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan baik karena adanya
hiperperistaltik.

e. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dapat terjadi renjatan (shock) hipovolemik, akibatnya perfusi jaringan
berkurang dan terjadi hipoksia, asidosis bertambah berat, dapat mengakibatkan perdarahan otak,
kesadaran menurun dan bila tidak segera diatasi klien akan meninggal.

12
DAFTAR PUSTAKA

Aboubaker S. The Integrated Global Action Plan for the Prevention and Control of Pneumonia
and Diarrhoea Outline of Presentation Introduction. End Prev Child Deaths from
Penumonia Diarrhoea by 2025. WHO/ UNICEF. 2013
Ariani, P., (2016), Diare Pencegahan dan Pengobatan, Nuha Medika, Yogyakarta. World Health
Organization. (2019). Diarrhoel Disease.
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diarrhoeal-disease
Budiman., (2013), Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Sikap Penelitian, Salemba
Medika, Jakarta.
DepKes RI. Buku saku petugas kesehatan: Lintas diare. Ditjen Pengendali Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan, Dep Kesehatan Republik Indones Jakarta. 2011;2:4-11.
Kemenkes RI. Buletin data dan Kesehatan: Situasi Diare di Indonesia.2011
Saputri, N. (2019). Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Kejadian Diare Pada Balita di
Puskesmas Bernung. Ilmu keperawatan dan kebidanan, 10 (1). pp.101-110.
Simadibrata K, Marcellus dan Daldiyono. 2007. Diare Akut. In: Sudoyo AW, Setiyohadi, B.,
Alwi, I., K Simadibrata, M., Setiati, S., eds. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi
keempat-Jilid I. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia. 408-413.

13

Anda mungkin juga menyukai