Anda di halaman 1dari 13

REFERAT

OSTEOARTHRITIS

Pembimbing:
dr. Sumono Handoyo, Sp.OT, FICS

Disusun oleh:

Nurul Wandasari S
Argha Yudiansya

KEPANITRAAN KLINIK STASE BEDAH


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTAPONDOK KOPI
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2018
OSTEOARTRITIS

1. Definisi

Gambar 1.Kiri : Gambar Sendi Lutut Normal. Kanan :gambar sendi lutut yang mengalami
osteoartritis. (Sumber : HI – LAB 2008)

Osteoartritis merupakan penyakit sendi degenerative yang berkaitan dengan


kerusakan kartilago sendi.Vertebra, panggul, lutut dan pergelangan kaki paling sering
terkena osteoarthritis. Kelainan utama pada osteoartritis adalah kerusakan rawan sendi
yang dapat diikuti dengan penebalan tulang subkondral, pertumbuhan osteofit, kerusakan
ligamen dan peradangan ringan pada sinovium, sehingga sendi yang bersangkutan
membentuk efusi.2

2. Klasifikasi
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi 2 kelompok, yaitu osteoartritis primer dan
osteoartritis sekunder.Osteoartritis primer disebut idiopatik, disebabkan faktor genetik,
yaitu adanya abnormalitas kolagen sehingga mudah rusak. Sedangkan osteoartritis
sekunder adalah osteoartritis yang didasari kelainan endokrin, inflamasi, metabolik,
pertumbuhan, mikro dan makro trauma, imobilitas yang terlalu lama serta faktor risiko
lainnya, seperti obesitas dan sebagainya.2

2
Pada osteoartritis primer / generalisata yang pada umumnya bersifat familial,
dapat pula menyerang sendi-sendi tangan, terutama sendi interfalang distal (DIP) dan
interfalang proksimal (PIP).3

3. Epidemiologi
Distribusi osteoarthritis cukup luas di sluruh dunia dan mengenai populasi yang
cukup banyak. Di inggris dan Wales, sekitar 1,3 sampai 1,75 juta orang mengalami
osteoarthritis. Osteoarthritis menyebabkan disabilitas nomor dua setelah penyakit
kardiovaskuler.4
Di Amerika, 1 dari 7 penduduk menderita osteoartritis. Osteoartritis menempati
urutan kedua setelah penyakit kardiovaskuler sebagai penyebab ketidakmampuan fisik
(seperti berjalan dan menaiki tangga) di dunia barat. Secara keseluruhan, sekitar 10 –
15% orang dewasa lebih dari 60 tahun menderita osteoartritis.5 Dampak ekonomi,
psikologi dan sosial dari osteoartritis sangat besar, tidak hanya untuk penderita, tetapi
juga keluarga dan lingkungan.
Di Indonesia, osteoartritis merupakan penyakit reumatik yang paling banyak
ditemui dibandingkan kasus penyakit reumatik lainnya. Berdasarkan data Badan
Kesehatan Dunia (WHO), penduduk yang mengalami gangguan osteoartritis di Indonesia
tercatat 8,1% dari total penduduk. 1

4. Faktor Risiko
Faktor risiko Osteoartritis antara lain umur, obesitas, trauma, genetik, hormon, jenis
kelamin, penyakit otot, lingkungan.

a. Umur
Dari semua faktor risiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan adalah
yang terkuat.Prevalensi, dan beratnya osteoartritis semakin meningkat dengan
bertambahnya umur.Hal ini disebabkan karena adanya hubungan antara umur
dengan penurunan kekuatan kolagen dan proteoglikan pada kartilago sendi. Rata –
rata laki – laki mendapat osteoartritis sendi lutut pada umur 59 tahun dengan

3
puncaknya pada usia 55 - 64 tahun, sedang wanita 65,3 tahun dengan puncaknya
pada usia 65 – 74 tahun. 1

b. Jenis kelamin
Pada orang tua yang berumur lebih dari 55 tahun, prevalensi terkenanya
osteoartritis pada wanita lebih tinggi dari pria.Usia kurang dari 45 tahun osteoartritis
lebih sering terjadi pada pria dari wanita.1

c. Suku bangsa (Ras)


Osteoartritis primer dapat menyerang semua ras meskipun terdapat
perbedaan prevalensi pola terkenanya sendi pada osteoartritis.Orang kulit putih
cenderung lebih sering terkena Osteoartritis dibandingkan dengan orang kulit hitam.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan
frekuensi pada kelainan kongenital dan pertumbuhan. 1

d. Genetik
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis. Adanya mutasi
dalam gen prokolagen atau gen-gen struktural lain untuk unsur-unsur tulang rawan
sendi seperti kolagen, proteoglikan berperan dalam timbulnya kecenderungan
familial pada osteoartritis. 1

e. Kegemukan dan penyakit metabolik


Berat badan yang berlebih ternyata dapat meningkatkan tekanan mekanik
pada sendi penahan beban tubuh, dan lebih sering menyebabkan osteoartritis lutut.
Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi yang
menanggung beban, tetapi juga dengan osteoartritis sendi lain, diduga terdapat factor
lain (metabolik) yang berperan pada timbulnya kaitan tersebut antara lain penyakit
jantung koroner, diabetes melitus dan hipertensi.1

4
f. Cedera sendi (trauma)
Cedera sendi, terutama pada sendi – sendi penumpu berat tubuh seperti sendi
pada lutut berkaitan dengan risiko osteoartritis yang lebih tinggi. Trauma lutut yang
akut termasuk robekan terhadap ligamentum krusiatum dan meniskus merupakan
faktor timbulnya osteoartritis lutut.3
g. Pekerjaan
Penelitian menyebutkan bahwa pekerja yang banyak membebani sendi lutut
akan mempunyai risiko terserang osteoartritis lebih besar dibanding yang tidak
banyak membebani lutut.4
h. Olah raga Berat
Osteoartritis juga behubungan dengan berbagai olah raga yang membebani
lutut dan atau panggul, seperti lari maraton, sepak bola dan sebagainya.3

5. Patogenesis
Pada osteoartritis terdapat proses degenerasi, reparasi dan inflamasi yang terjadi
dalam jaringan ikat, lapisan rawan, sinovium dan tulang subkondral. Pada saat penyakit
aktif, salah satu proses dapat dominan atau beberapa proses terjadi bersama dalam tingkat
intensitas yang berbeda. Osteoartritis lutut berhubungan dengan berbagai defisit
patofisiologi seperti instabilitas sendi lutut, menurunnya lingkup gerak sendi (LGS) lutut,
nyeri lutut sangat kuat berhubungan dengan penurunan kekuatan otot quadriceps yang
merupakan stabilisator utama sendi lutut dan sekaligus berfungsi untuk melindungi
struktur sendi lutut. Pada penderita usia lanjut kekuatan quadriceps bisa menurun 1/3 nya
dibandingkan dengan kekuatan quadriceps pada kelompok usia yang sama yang tidak
menderita osteoartritis lutut. Penurunan kekuatan terutama disebabkan oleh atrofi otot
tipe II B yang bertanggungjawab untuk menghasilkan tenaga secara cepat.
Perubahan – perubahan yang terjadi pada osteoartritis adalah sebagai berikut:

a. Degradasi rawan
Perubahan yang mencolok pada osteoartritis biasanya dijumpai di daerah
tulang rawan sendi yang mendapatkan beban.Pada stadium awal, tulang rawan lebih
tebal daripada normal, tetapi seiring dengan perkembangan osteoartritis permukaan

5
sendi menipis, tulang rawan melunak, integritas permukaan terputus dan terbentuk
celah vertikal (fibrilasi).Dapat terbentuk ulkus kartilago dalam yang meluas ke
tulang.Dapat timbul daerah perbaikan fibrokartilaginosa, tetapi mutu jaringan
perbaikan lebih rendah daripada kartilago hialin asli, dalam kemampuannya menahan
stres mekanik.Semua kartilago secara metabolis aktif, dan kondrosit melakukan
replikasi, membentuk kelompok (klon).Namun, kemudian kartilago menjadi
hiposeluler. Proses degradasi yang timbul sebagai akibat dari ketidakseimbangan
antara regenerasi (reparasi) dengan degenerasi rawan sendi melalui beberapa tahap
yaitu fibrilasi, pelunakan, perpecahan dan pengelupasan lapisan rawan sendi. Proses
ini dapat berlangsung cepat atau lambat. Yang cepat dalam waktu 10 – 15 tahun,
sedang yang lambat 20 – 30 tahun.Akhirnya permukaan sendi menjadi botak tanpa
lapisan rawan sendi.

b. Osteofit
Bersama timbulnya dengan degenerasi rawan, timbul reparasi.Reparasi berupa
pembentukan osteofit di tulang subkondral.

c. Sklerosis subkondral
Pada tulang subkondral terjadi reparasi berupa sclerosis (pemadatan/
penguatan tulang tepat di bawah lapisan rawan yang mulai rusak).

d. Sinovitis
Sinovitis adalah inflamasi dari sinovium dan terjadi akibat proses sekunder
degenerasi dan fragmentasi. Matriks rawan sendi yang putus terdiri dari kondrosit
yang menyimpan proteoglycan yang bersifat immunogenik dan dapat mengaktivasi
leukosit.Sinovitis dapat meningkatkan cairan sendi. Cairan lutut yang mengandung
bermacam-macam enzim akan tertekan ke dalam celah-celah rawan. Ini mempercepat
proses pengerusakan rawan. Pada tahap lanjut terjadi tekanan tinggi dari cairan sendi
terhadap permukaan sendi yang botak. Cairan ini akan didesak ke dalam celah-celah
tulang subkondral dan akan menimbulkan kantong yang disebut kista subkondral.
Osteoarthritis sendiri tidak dapat disembuhkan.Namun, penanganan yang tepat

6
penting untuk membantu mengatasi rasa nyeri, memperbaiki kemampuan bergerak
dan beraktivitas, serta menghambat perkembangan osteoarthritis.

6. Manifestasi klinis
Pada umumnya pasien osteoarthritis mengatakan bahwa keluhan-keluhannya
sudah berlangsung lama tetapi berkembang secara perlahan-lahan
a. Nyeri sendi
Keluhan ini mrupakan keluha utama yang membawa pasien adatang ke dokter
(meskipun sebelumnya sendi sudah kaku dan berubah bentuknya). Nyeri biasanya
bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat.Nyeri pada
osteoarthritis juga dapat berupa penjalaran misalnya pada osteoarthritis servical dan
lumbal. Osteoarthritis lumbal yang menimbulkan stenosis spinal mungkin
menimbulkan keluhan nyeri di betis yang biasa disebut claudicatio intermitten
b. Hambatan gerak sendi
Gangguan ini biasanya makin tambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan makin
beratnya penyakit sampai sendi hanya bias digoyangkan dan menjadi kontraktur
ambatan gerak dapat konsentris (seluruh arah gerak) maupun eksentris (salah satu
arah gerak saja)
c. Kaku
Pada beberapa pasien, kaku sendi dapat timbul setelah imobilisasi (seperti duduk
lama atau bahkan setelah bangun tidur)
d. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadang terdengar) pada sendi yang sakit.Dengan bertambah
beratnya penyakit, krepitasi dapat terdengar sampai jarak tertentu. Gjala ini muncul
karena gesekan kedua permkaan tulang endi pada saat sendi digerakkan atau secara
pasif dimanipulasi
e. Pembengkakan sendi
Pembengkakan sendi dapat timbul karena efusi pada sendi yang biasanya tak banyak
(< 100 cc).sebab lain karna adanya osteofit yang dapat mengubah permukaan sendi
f. Tanda peradangan

7
Tanda adanya peradangan pada sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang
meata dan warna kemerahan) mungkin dijumpai pada osteoarthritis karena adanya
sinovitis. Biasanya tanda tersbut tidak menonjol dan timbul belakangan, sering kali
dijumpai di lutut, pergelangan kaki dan sendi-sendi kecil tangan dan kaki
g. Deformitas sendi yang permanen
Perubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, gaya berdiri dan
perubahan pada tulang dan perubahan permukaan sendi
h. Perubahan gaya berjalan
Keadaan ini hamper selalu berhubungan dengan nyeri karena menjadi tumpuan berat
badan. Terutama dijumpai pada osteoarthritis lutut sendi paha dan osteoarthritis
tulang belakang dengan stenosis spinal serta sendi lain.2

7. Pemeriksaan Penunjang
Pada pemeriksaan radiologis posisi AP dan lateral terlihat gambaran berupa :
- Penyempitan celah sendi yang seringkali asimetris (lebih berat pada bagian yang
menanggung beban)
- Peningkatan densitas (sclerosis) tulang subkondral
- Kista tulang
- Osteofit pada tepi sendi
- Perubahan struktur anatomi sendi.2

8. Diagnosis
Diagnosis osteoarthritis didasarkan pada gambaran klinis dan radiologis.
Gambaran klinis berupa nyeri sendi, hambatan gerak sendi, kaku, krepitasi,
pembengkakan sendi, tanda peradangan, deformitas sendi yang permanen, perubahan
gaya berjalan. Gambaran radiologis berupa penyempitan celah sendi yang seringkali
asimetris (lebih berat pada bagian yang menanggung beban), peningkatan densitas
(sclerosis) tulang subkondral, kista tulang, osteofit pada tepi sendi, perubahan struktur
anatomi sendi.1

9. Penatalaksanaan

8
Tujuan dari penatalaksanaan pasien yang mengalami osteoartritis adalah untuk
edukasi pasien, pengendalian rasa sakit, memperbaiki fungsi sendi yang terserang dan
menghambat penyakit supaya tidak menjadi lebih parah. Penatalaksanaan osteoartritis
terdiri dari terapi non obat (edukasi, penurunan berat badan, terapi fisik dan terapi kerja),
terapi obat, terapi lokal dan tindakan bedah.2

a. Terapi Non Farmakologis


 Edukasi
Agar pasien mengetahui seluk beluk penyakitnya, bagaimana menjaga agar
penyakitnya tidak bertambah parah serta persendiannya tetap dapat digunakan
 Terapi fisik dan rehabilitasi
Terapi melatih pasien agar persendiannya tetap dapat digunakan sehingga pasien
dapat mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Terapi ini terdiri dari
pendinginan, pemanasan dan latihan penggunaan alat bantu. Dalam terapi fisik
dan rehabilitasi dianjurkan latihan yang bersifat penguatan otot, memperluas
lingkup gerak sendi dan latihan aerobik. Latihan tidak hanya dilakukan pada
pasien yang tidak menjalani tindakan bedah, tetapi juga dilakukan pada pasien
yang sudah menjalani tindakan bedah, sehingga pasien dapat segera mandiri
setelah pembedahan dan mengurangi komplikasi akibat pembedahan
 Penurunan berat badan
Untuk mengurangi beban pada sendi yang terserang osteoarthritis karena berat
badan berlebih merupakan factor yang memperberat osteoarthritis.2

b. Terapi Farmakologis
 Analgesic oral non opiat
Parasetamol merupakan analgesik pertama yang diberikan pada penderita
osteoartritis dengan dosis 1 gram 4 kali sehari, karena cenderung aman dan dapat
ditoleransi dengan baik, terutama pada pasien usia tua.

9
 Analgesik topical

Krim pengurang rasa sakit diaplikasikan pada kulit di atas sendi dapat

mengurangi nyeri ringan pada arthritis.Contohnya termasuk capsaicin, salycin,

metil salisilat, dan mentol.

Saat ini juga ada sebuah lotion anti-inflamasi, diclofenac, dan diclofenac

tempel, yang digunakan untuk menghilangkan rasa sakit pada osteoarthritis.

 OAINS (Obat Anti Inflamasi Non Steroid)


OAINS bekerja dengan cara menghambat jalur siklooksigenase (COX)
pada kaskade inflamasi. Terdapat dua macam enzim COX, yaitu COX-1 (bersifat
fisiologik, terdapat pada lambung, ginjal dan trombosit) dan COX-2 (berperan
pada proses inflamasi). OAINS tradisional bekerja dengan cara menghambat
COX-1 dan COX-2, sehingga dapat mengakibatkan perdarahan lambung,
gangguan fungsi ginjal, retensi cairan dan hiperkalemia. OAINS yang bersifat
inhibitor COX-2 selektif akan memberikan efek gastrointestinal yang lebih kecil
dibandingkan penggunaan OAINS yang tradisional.

 Chondroprotective Agent
Merupakan obat-obatan yang dapat menjaga atau merangsang perbaikan (repair)
tulang rawan sendi pada pasien osteoartitis.Sebagian pneliti menggolongkan
obat-obatan tersebut dalam Slow Acting Anto Osteoarthritis Drugs (SAAODs)
atau Disease Modifying Anti Osteoarthritis Drugs (DMAODs). Yang termasuk
dalam kelompok obat ini adalah :
- Tetrasiklin dan derivatnya
mempunyai kemampuan menghambat enzim MMP. Contohnya adalah
doxycycline. Obat ini baru dicoba pada hewan

- Asam hialuronat
Asam hialuronat disebut juga sebagai viscosupplement karena salah satu
manfaatnya adalah memperbaiki viskositas cairan sinovial.Pemberian

10
dilakukan dengan intraartikuler.asam hialuronat memegang peranan penting
dalam pembentukan matriks tulang rawan melalui agregasi dengan
proteoglikan. Pada binatang percobaan, asam hialuronat dapat mengurangi
inflamasi pada sinovium, menghambat angiogenesis dan kemotaksis sel-sel
inflamasi

- Kondroitin sulfat
Terdapat pada matriks ekstraseluler sekelilin sel. Salah satu jaringan yang
mengandung kondroitin sulfat adalah tulang rawan sendi dan zat ini
merupakan bagian dari proteoglikan.Tulang rawan sendi terdiri dari 2% sel
dan 98% matriks ekstraseluler yang terdiri dari kolagen dan
proteoglikan.Kondroitin sulfat bekerja pada pasien osteoartritis dengan
mekanisme anti inflamasi, efek metabolik terhadap sintesis hialuronat dan
proteoglikan, anti degradatif melalui hambatan proteolitik dan menghambat
efek oksigen reaktif.

- Glikosaminoglikan
Glikosaminoglikan, dapat menghambat sejumlah enzimyang berperan
dalam proses degradasi tulang rawan seperti hialuronidase, protease,
elastase, dan cathepsin B1 in vitro dan juga merangsang sintesis
proteoglikan dan asam hialuronat pada kultur jaringan sendi.

- Vitamin-C
Vitamin C diteliti mampu menghambat aktivitas lisozim sehingga
bermanfaat untuk terapi OA.

- Superoxide dismutase
Superoxida dismutase mempunyai kemampuan menghilangkan
superoxidase dan hydroxil radicals. Radikal superoxide tersebut, secara in
vitro, mampu merusak asam hialuronat, kolagen dan proteoglikan sedang
hydrogen peroxyde dapat merusak kondrosit secara langsung.

11
 Steroid intra-artikuler
Kejadian inflamasi kadang dijumpai pada pasien osteoarthritis, oleh karena itu
kortikosteroid intra-artikuler telah dipakai dan mampu mengurangi rasa sakit
walaupun dalam waktu singkat.Penelitian selanjutnya tidak menunjukkan
keuntungan yang nyata pada pasien osteoarthritis, sehingga pemakaiannya masih
kontroversial. 2

c. Terapi Bedah
Bagi penderita dengan osteoartritis yang sudah parah, maka operasi
merupakan tindakan yang efektif. Operasi yang dapat dilakukan antara lain:
- Artroplasti: operasi menggantikan sendi yang rusak dengan sendi baru yang
terbuat dari bahan metal.
- Arthroscopic debridement dan joint lavage:menggunakan alat kecil yang
dimasukan ke dalam rongga sendi untuk membersihkan tulang rawan yang rusak
- Osteotomi: operasi yang dilakukan terhadap salah satu bagian tulang sehingga
posisi dan letaknya menjadi lebih baik dan mengurangi rasa nyeri pasien.
Walaupun tindakan operatif dapat menghilangkan nyeri pada sendi osteoartritis,
tetapi kadang-kadang fungsi sendi tersebut tidak dapat diperbaiki secara adekuat,
sehingga terapi fisik pre dan pasca operatif harus dipersiapkan dengan baik. 2

12
DAFTAR PUSTAKA

1. Maharani Eka Pratiwi. 2007. Faktor-Faktor Resiko Osteoartritis Lutut (Tesis). Program
studi magister epidemiologi program pascasarjana Universitas Diponegoro. Semarang
2. Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia. 2007. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid 2. Jakarta: FKUI
3. Setiyohadi Bambang. 2003. Osteoartritis Selayang Pandang. Dalam Temu Ilmiah
Reumatologi. Jakarta
4. Wahyuningsih Nur Aini. 2009. Hubungan Obesitas Dengan Osteoartritis Lutut Pada
Lansia Di Kelurahan Puncangsawit Kecamatan Jebres Surakarta (Skripsi). Surakarta:
FKUSM

13

Anda mungkin juga menyukai