Laporan Kasus
HERPES ZOSTER
Oleh:
Millah Mahfudhoh
21904101004
Dosen Pembimbing:
dr. I.G.A. Kencana Wulan, Sp. DV
Herpes zoster (HZ) adalah penyakit infeksi oleh reaktivasi virus
varisela zoster (VVZ) yang laten berdiam terutama dalam sel
neuronal ; menyebar ke dermatom atau jaringan saraf yang sesuai
Pendahuluan dengan segemen yang dipersarafinya.
Insidens ini meningkat menjadi 2,5 per 1000 orang di usia 20
50 tahun (adult age), 7 per 1000 orang di usia lebih dari 60
tahun (older adult age) dan mencapai 10 per 1000 orang per
tahun di usia 80 tahun
Efluoresensi :
Regio thoracalis anterior & posterior sinistra lesi
multiple vesikel dasar plak eritematous ukuran bervariasi,
diameter 1-2 cm atau lebih, bentuk tidak teratur,
permukaan kesan rata dengan peninggian diatas
permukaan kulit, batas tegas, konsistensi lunak berisi
cairan mudah pecah, penyebaran lokalisata sesuai
dermatome.
Planning Pemeriksaan
Pemeriksaan Umum
• Darah Lengkap
• Urine Lengkap
• GDA
Pemeriksaan Khusus
• Tzank smear
• PCR
• DFA
• Biopsi kkulit
Diagnosis Banding
Dermatitis Kontak
Dermatitis venenata
Varicella
Herpes simpleks
Impetigo bullosa
DIAGNOSIS KERJA
Herpes Zoster regio torakalis
Planning Terapi
Antivirus
Sistemik
- Asiklovir PO 5x800mg/hr slm
7-10hr
Simptomatik
- NSAID : paracetamol 3 x
500mg/hr
Stadium vesicular
Kompres larutan
antiseptic + krim
antiseptic/antibotik
Tanda sekunder
salep antibiotik
Tinjauan Pustaka
Virus mengkode kurang lebih 70-80 protein, salah satunya ensim thymidine kinase yang rentan terhadap
obat antivirus karena memfosforilasi acyclovir, sehingga acyclovir dapat menghambat replikasi DNA virus.
Tinjauan Pustaka
Tingginya infeksi varicella di Indonesia terbukti pada studi yang dilakukan Jufri, et al tahun
1995-1996, dimana 2/3 dari populasi berusia 15 tahun seropositive terhadap antibodi
EPIDEMIOLOGI varicella.
Dari total 2232 pasien herpes zoster pada 13 rumah sakit pendidikan di Indonesia (2011-
2013). Puncak kasus HZ terjadi pada usia 45-64 tahun (37.95% dari total ksus HZ).
Trend HZ cenderung terjadi pada usia yang lebih muda, gender wanita mempunyai angka
insiden lebih tinggi.
Total kasus NPH (neuralgia paska HZ/Neuralgia Post Herpes) adalah 593 kasus (26.5%
dari total kasus HZ). Puncak kasus NPH pada usia 45-64 yaitu 250 kasus NPH (42%
dari total kasus NPH).
Gejala Klinis
• Sensasi abnormal atau nyeri otot abnormal, atau nyeri otot lokal, nyeri
(A). Selama infeksi primer dari varicella, virus menginfeksi ganglion sensoris. (B) virus Varicella
Zostermenetap pada fase laten dalam ganglia. (C). Ketika sistem imun menurun, virus mengalami
reaktivasi dalam ganglia sensoris, menyebar melalui saraf sensoris dan bereplikasi di kulit.
Diagnosis Banding
Stadium Praerupsi
Nyeri akut segmental sulit dibedakan dengan nyeri yang timbul karena
penyakit sistemik sesuai dengan lokasi anatomik.
Stadium Erupsi
Herpes simpleks, dermatitis venenata, dermatitis kontak, bila terjadi nyeri di
daerah setinggi jantung, dapat salah diagnosis dengan angina pektoris pada
herpes zoster fase prodormal.
(A) Herpes Simpleks (B) Allergic contact dermatitis (C) Allergic venenata
Pemeriksaan Penunjang
Tzank Test
Antiviral therapy
Analgetik
Antidepressant/antikonvulsant
Allay anxietas-counselling
= 96% (Gizi Baik)
Kesan : Gizi Baik
PENATALAKSANAAN
Dokter :
diagnosis dini dari anamnesis dan pemeriksaan fisik secara seksama dan
lengkap
PENATALAKSANAAN
Allay anxietas- • Edukasi mengenai penyakit herpes zoster untuk mengurangi kecemasan
2. Komplikasi mata
Pasien dengan NPH akan mengalami nyeri konstan (terbakar, nyeri, berdenyut), nyeri intermiten
(tertusuk-tusuk), dan nyeri yang dipicu stimulus seperti allodinia (nyeri yang dipicu stimulus normal
seperti sentuhan dll).
Risiko NPH meningkat pada usia >50 tahun (27x lipat) ; nyeri prodormal lebih lama atau lebih hebat,
erupsi kulit lebih hebat (luas dan berlangsung lama) atau intensitas nyerinya lebih berat.
Risiko lain : distribusi di daerah oftalmik, ansietas, depresi, kurangnya kepuasan hidup, wanita,
diabetes.
Walaupun mendapat terapi antivirus, NPH tetap terjadi pada 10-20% pasien HZ, dan sering kali refrakter
terhadap pengobatan, walau pengobatan sudah optimal, 40% tetap merasa nyeri.
Tanda dan gejala sindrom Ramsay Hunt meliputi HZ di liang telinga luar
atau membarn timpani. Diseratai paresis fasialis yang nyeri, gangguan
lakrimalis, gangguan pengecapan 2/3 bagian depan lidah, tinnitus,
vertigo, dan tuli. Banyak pasien yang tidak pulih sempurna.
• Dengan cara pemakaian asiklovir jangka panjang dengan dosis supresi. Misalnya,
asiklovir sering diberikan sebagai obat pencegahan pada penderita leukimia yang akan
melakukan transplantasi sumsum tulang dengan dosis 5 x 200 mg/hari, dimulai 7 hari
sebelum tranplantasi sampai 15 hari sesudah transplantasi.
Infeksi VZV dapat menyebabkan dua jenis penyakit yaitu varicella dan
herpes zoster. Varicella sering dijumpai pada anak-anak sedangkan herpes
zoster lebih sering dijumpai pada usia yang lebih tua. Penanganan yang
tepat dari ke dua penyakit diatas dapat mencegah timbulnya komplikasi yang
berat pada anak-anak dan pada orang dewasa. Pemberian imunisasi pasif
maupun aktif pada anak-anak, dapat mencegah dan mengurangi gejala
penyakit yang timbul. Dan pencegahan pada herpes zoster juga dapat
dilakukan dengan peberian aksiklovir jangka panjang dan pemberian vaksin.
TERIMA KASIH
ATAS PERHATIANNYA