NAMA-NAMA KELOMPOK 3:
DAFTAR ISI.............................................................................................................II
Indikator......................................................................................................................3
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................26
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mikroba dapat hidup ekstraseluler,melepas enzim dan menggunakan makanan yang banyak
mengandung gizi yang diperlukannya.Mikroba lain menginfeksi sel pejamu dan berkembang
biak intraseluler dengan menggunakan sunber energi sel pejamu.Baik mikroba ekstraseluler
maupun intrasesluler dapat menginfeksi subyek lain, menimbulkan penyakit dan kematian,tetapi
banyak juga yang tidak berbahaya bahkan berguna untuk pejamu.Pertahan Imun terdiri atas
system imun almiah atau nonspesifik (nature innate/native) dan didapat atau spesifik (adaptive
acquired).
B. Tujuan
PEMBAHASAN
Sistem imun adalah suatu sistem kompleks yang memberikan respon imun
(humoral dan seluler) untuk menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri, virus,
toksin, atau zat lain yang oleh tubuh dianggap “bukan bagian diri”. Sistem imun dapat
membedakan berbagai zat asing dan responnya terutama jika dibutuhkan. Respon imun
memiliki kemampuan untuk mengingat kembali kontak sebelumnya dengan suatu agens
tertentu, sehingga pajanan berikutnya akan menimbulkan respon yang lebih cepat dan
Sistem imun meliputi organ-organ limfoid primer (sumsum tulang belakang dan
kelenjar timus), jaringan limfoid sekunder (nodus limfe, limpa, adenoid, amandel,
bercak peyer pada usus halus, dan apendiks), juga beberapa sel lain yang dan produksi
1. Antigen
Antigen adalah suatu zat yang menyebabkan respons imun spesifik. Antigen biasanya
biasanya berupa zat dengan berat molekul besar dan juga kompleks zat kimia seperti
proteindan polisakarida.
- Determinan antigenic (epitop) adalah kelompok kimia terkecil dari suatu antigen yang
dapat membangkitkan respons imun. Suatu antigen dapat memiliki dua atau lebih
molekul determinan antigenik, satu molekul pun dalam keadaan yang sesuai dapat
menstimulasi respons yang jelas.
- Hapten adalah senyawa kecil yang jika sendirian tidak dapat menginduksi respons imun,
tetapi senyawa ini menjadi imunogenik jika bersatu dengan carrier yang berat
molekulnya besar, seperti protein serum.
- Hapten dapat berupa obat, antibiotic, zat tambahan makanan, atau kosmetik.Ada banyak
senyawa dengan berat molekul kecil yang jika berkonjugasi dengan carrier dalam tubuh
dapat membentuk imunogenisitas. Misalnya, pada beberapa orang penisilin tidak
bersifat antigenic sampai penisilin tersebut bergabung dengan protein serum dan
mampu memicu respons imun.
2. Antibodi
Antibodi adalah suatu protein yang dihasilkan sistem imun sebagai respons terhadap
keberadaan antigen dan akan bereaksi khususnya dengan antigen tersebut. Sebuah
molekul antibodi terdiri dari empat rantai polipeptida: dua rantai berat identic dan dua
rantai ringan identik. Istilah berat dan ringan mengacu pada berat molekul relatifnya.
Rantai-rantai dihubungkan dengan ikatan disulfida (-S-S-) dan ikatan lain untuk
membentuk molekul berbentuk Y yang memiliki area hinge (engsel) fleksibel. Ini untuk
memungkinkan terjadinya perubahan bentuk saat bereaksi dengan jumlah antigen
maksimum. regia variable pada rantai berat dan ringan terletak di bagian ujung lengan Y.
regia ini membentuk dua sisi pengikat yang disebut bivalen.
-Regia variable pada antibodi yang berbeda memiliki rangkaian asam amino yang berbeda.
-Spesifitas suatu antibodi terhadap antigen tertentu bergantung pada struktur regia variabelnya.
Regia konstan terdiri dari lengan Y dan batang molekul, selalu identik pada semua antibodi dari
kelas yang sama. Kelas antibodi adalah sekelompok protein plasma yang disebut
immunoglobulin (Ig). Berikut lima kelas (isotope) immunoglobulin yaitu;
Seperti yang ditunjukkan pada gambar, aktivasi sel B oleh antigen dibantu oleh sitokin yang
disekresikan dari sel T penolong yang telah menjumpai antigen yang sama. Dirangsang oleh
antigen sekaligus sitokin, sel B berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi klona sel plasma
penyekresi antibodi dan klona sel B ingatan (Campbell, 2008 : 105). Jalur untuk pemprosesan
antigen pada sel B berbeda dengan jalur pada sel-sel penyaji antigen yang lain. Aktivasi sel B
menyebabkan respons humoral yang kuat: sebuah sel B yang teraktivasi memunculkan klona dari
ribuan sel plasma, masing-masing menyekresi kira-kira 2.000 molekul-molekul antibody setiap
detik selama rentang hidup sel 4 hingga 5 hari. Lebih lanjut, sebagian besar antigen yang
dikenali oleh sel B mengandung epitop-epitop ganda. Dengan demikian pemaparan
terhadap suatu antigen tunggal normalnya mengaktivasi berbagai sel B, dengan klona-klona
sel plasma berbeda yang melawan langsung epitop-epitop berbeda pada antigen yang sama
(Campbell,2008 : 105-106).
1. Imunitas aktif
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sistem imun adalah suatu sistem kompleks yang memberikan respon imun
(humoral dan seluler) untuk menghadapi agens asing spesifik seperti bakteri, virus,
toksin, atau zat lain yang oleh tubuh dianggap “bukan bagian diri”. Sistem imun dapat
membedakan berbagai zat asing dan responnya terutama jika dibutuhkan. Respon imun
memiliki kemampuan untuk mengingat kembali kontak sebelumnya dengan suatu agens
tertentu, sehingga pajanan berikutnya akan menimbulkan respon yang lebih cepat dan
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kimball, J.W. 2005. Biologi Edisi Kelima Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.
Sloane, E. 2004. Anatomi Fisiologi Manusia untuk Pemula. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.