SPESIALITE OBAT Pendahuluan Hipertensi adalah salah satu penyakit yang paling banyak diderita di Indonesia. Penyakit ini terjadi karena adanya peningkatan tekanan darah. Umumnya, seseorang dikatakan mengalami hipertensi jika tekanan darah berada di atas 140/90 mmHg. Prevalensi hipertensi yang terdiagnosis dokter di Indonesia mencapai 25,8%. Tingkat prevalensi hipertensi diketahui meningkat seiring dengan peningkatan usia dan prevalensi tersebut cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah atau masyarakat yang tidak bekerja. Munculnya masalah kesehatan tidak hanya disebabkan oleh kelalaian individu, namun dapat pula disebabkan oleh ketidaktahuan masyarakat sebagai akibat dari kurangnya informasi yang benar mengenai suatu penyakit . Pemberian informasi kesehatan diharapkan dapat mencegah dan mengurangi angka kejadian suatu penyakit dan sebagai sarana promosi kesehatan. Hipertensi Hipertensi didefinisikan dengan meningkatnya tekanan darah arteri secara persisten. Seseorang akan dikatakan hipertensi bila memiliki tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan darah diastolic ≥ 90 mmHg, pada pemeriksaan berulang. Klasifikasi Hipertensi Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)
Normal <120 Dan <80
Prehipertensi 120-139 Atau 80-89
Tahap 1 hipertensi 140-159 Atau 90-99
Tahap 2 hipertensi ≥160 Atau ≥100
Patofisiologi Hipertensi merupakan penyakit heterogen yang dapat disebabkan oleh penyebab yang spesifik (hipertensi sekunder) atau mekanisme patofisiologi yang tidak diketahui penyebabnya (hipertensi primer). Multifaktor yg dapat menimbulkan hipertensi primer ◦ Ketidaknormalan humoral ◦ Masalah patologi pada SSP ◦ Defisiensi senyawa sintesis lokal vasodilator ◦ Asupan natrium tinggi dan peningkatan sirkulasi hormon natriuretik ◦ Peningkatan konsentrasi kalsium intraseluler Gejala Klinis Penderita hipertensi primer umumnya tidak disertai gejala. Sedangkan hipertensi sekunder biasanya disertai gejala suatu penyakit. Faktor risiko Kerusakan organ target ◦ Merokok ◦ Obesitias (BMI ≥ 30) penderita hipertensi ◦ Immobilitas - Penyakit jantung ◦ Dilipidemia - Stroke ◦ Diabetes melitus - Nefropati ◦ GFR < 60 ml/min - Retinopati ◦ Laki-laki > 55 thn, wanita > 65 thn - Penyakit arteri perifer ◦ Riwayat keluarga Diagnosis Tatalaksana Hipertensi Non Farmakologi ◦ Pasien hipertensi derajat satu dianjurkan untuk menjalani pola hidup sehat ◦ Pola hidup sehat yang dapat dilakukan ◦ Penurunan berat badan ◦ Mengurangi asupan garam ◦ Olahraga dilakukan teratur 30-60 menit/hari ◦ Mengurangi konsumsi alkohol ◦ Berhenti merokok Tatalaksana Hipertensi Obat-Obat antihipertensi Antihipertensi lini pertama Antihipertensi lini kedua ◦ Diuretik (Thiazide, Loop diuretik, ◦ Alfa 1 bloker diuretik hemat kalium ) ◦ Adrenolitik sentral ◦ ACEI ◦ Inhibitor Adrenergik ◦ ARB ◦ Vasodilator ◦ Beta Bloker ◦ CCB Peranan Apoteker dalam Penanganan Hipertensi 1. Assesmen penyusunan database informasi untuk mencegah, mendeteksi, memecahkan masalah terkait dengan obat & membuat rekomendasi terapi obat. 2. Menentukan adanya masalah yang berkaitan dengan obat (DRP) 3. Menyusun rencana pelayanan kefarmasian dengan melibatkan identifikasi kebutuhan pasien yang berhubungan dengan obat dan memecahkan masalah terapi obat melalui proses yang terorganisir. 4. Melakukan monitoring terkait untuk mengukur efektivitas terapi TERIMA KASIH