Anda di halaman 1dari 14

LANSOPRAZOLE

PENGERTIAN LANSOPRAZOLE

Lansoprazole adalah kelompok obat proton pump inhibitor. Obat ini digunakan untuk mengatasi
gangguan pada sistem pencernaan akibat produksi asam lambung yang berlebihan, seperti sakit
maag dan tukak lambung. Obat ini bisa meredakan gejala akibat naiknya asam lambung seperti
nyeri ulu hati, kesulitan menelan, dan batuk berkepanjangan.

Obat ini bekerja dengan cara mengurangi jumlah asam yang dihasilkan oleh dinding lambung. Lambung
menghasilkan asam secara alami untuk mencerna makanan dan membunuh bakteri. Namun asam ini bisa
menyebabkan iritasi pada perut. Oleh karena itu mukosa atau lendir pelindung diproduksi untuk
melindungi dinding lambung.

Lapisan mukosa pelindung ini bisa terganggu pada sebagian orang dan sebagai akibatnya asam lambung
mulai melukai dinding lambung hingga menyebabkan terjadinya inflamasi, tukak, dan kondisi-kondisi
lainnya. Selain itu, sebagian orang juga bermasalah dengan otot saluran pencernaan yang berfungsi sebagai
pintu satu arah untuk masuknya makanan dari kerongkongan ke lambung dan mencegah naiknya makanan
dari lambung ke kerongkongan. Kondisi inilah yang menyebabkan asam terlepas dan menyebabkan iritasi
pada kerongkongan sehingga terjadi nyeri ulu hati. Kondisi ini lebih dikenal dengan istilah penyakit asam
lambung.

Tentang Lansoprazole

Jenis obat Proton pump inhibitor

Golongan Obat resep

Tukak lambung, tukak usus halus (duodenum), penyakit asam lambung


atau GERD, infeksi Helicobacter pylori, sindrom Zollinger-Ellison,
Manfaat dispepsia

Dikonsumsi oleh Dewasa

Bentuk Kapsul, obat larut


Lansoprazole adalah jenis obat yang penggunaannya memerlukan resep dokter. Pastikan untuk mengikuti
resep yang disarankan oleh dokter menurut kondisi kesehatan Anda. Obat ini bisa berbentuk kapsul
maupun obat larut yang dikonsumsi oleh orang dewasa dan anak-anak.

Peringatan:
 Obat ini tidak dianjurkan untuk mereka yang berencana atau sedang hamil.

 Obat ini tidak untuk dikonsumsi oleh wanita yang sedang menyusui.

 Penggunaan lansoprazole dalam dosis tinggi dan jangka waktu yang panjang dapat meningkatkan risiko
retak tulang terutama pada kelompok lansia dan penderitaosteoporosis.
 Harap berhati-hati bagi penderita gangguan hati.
 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Lansoprazole
Dosis dan jangka waktu lansoprazole diresepkan tergantung pada kondisi yang perlu ditangani dan respons
tubuh terhadap obat. Dosis lansoprazole umumnya adalah di antara 15-60 mg per hari.

Mengonsumsi Lansoprazole dengan Benar


Pastikan untuk membaca informasi pada kemasan obat dan mengikuti anjuran dokter dalam mengonsumsi
lansoprazole. Telan kapsulnya secara utuh, jangan dibuka, dihancurkan, atau dikunyah.

Obat ini disarankan untuk diminum 30 menit sebelum makan karena jika dikonsumsi setelah makan,
penyerapannya tidak maksimal.

Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya. Usahakan untuk
mengonsumsi lansoprazole pada jam yang sama tiap hari untuk memaksimalisasi efeknya.

Obat antasida sebaiknya dikonsumsi dua jam sebelum atau sesudah mengonsumsi lansoprazole karena
antasida dapat berdampak pada penyerapan lansoprazole.

Bagi pasien yang lupa mengonsumsi lansoprazole, disarankan segera meminumnya begitu teringat jika
jadwal dosis berikutnya tidak terlalu dekat. Jangan menggandakan dosis lansoprazole pada jadwal
berikutnya untuk mengganti dosis yang terlewat. Jika mengalami masalah atau mencurigai mengalami
overdosis, segera temui dokter.

Kenali Efek Samping dan Bahaya Lansoprazole


Bagi penderita osteoporosis, yang berusia 50 tahun atau lebih, dan yang mengonsumsi obat ini lebih dari
setahun akan lebih berisiko mengalami tulang retak pada bagian pinggul, pergelangan tangan dan tulang
belakang. Oleh karena itu, kelompok-kelompok ini perlu mewaspadai penggunaan lansoprazole.
Reaksi orang terhadap sebuah obat berbeda-beda, meski obat ini memiliki manfaat pada tubuh, tapi obat
ini juga berpotensi menimbulkan efek samping yang tidak diinginkan.

Walau jarang, beberapa efek samping yang mungkin terjadi adalah:

 Diare
 Sakit perut, mual, kembung
 Konstipasi
 Sakit kepala atau pusing
 Kadar besi darah rendah

Jika efek samping yang terjadi berkepanjangan, disarankan untuk segera temui dokter

Domperidone merupakan obat golongan anti-emetik yang dapat meredakan rasa mual, muntah, gangguan
perut, rasa tidak nyaman akibat kekenyangan, serta refluks asam lambung. Obat ini biasanya diresepkan
oleh dokter untuk penggunaan jangka pendek.
Dalam meredakan rasa mual, domperidone mempercepat pencernaan makanan di dalam perut agar lanjut
ke usus dan dengan demikian mencegah muntah. Meski begitu, penggunaan obat ini harus dilakukan
secara hati-hati karena berisiko mengganggu detak jantung, terutama pada orang-orang yang telah berusia
lanjut.

Tentang Domperidone

Jenis obat Anti-emetik

Golongan Obat resep

Meredakan mual dan muntah, gangguan pencernaan, dan refluks asam


Manfaat lambung

Dikonsumsi oleh Dewasa dan anak-anak di atas usia 16 tahun

Bentuk obat Tablet, cairan yang diminum, dan suppositoria

Peringatan:
 Bagi wanita hamil, sesuaikan penggunaan domperidone dengan anjuran dokter. Namun bagi wanita yang
sedang menyusui, obat ini tidak disarankan.

 Tanyakan dosis domperidone untuk anak-anak kepada dokter.

 Harap berhati-hati jika menderita gangguan ginjal, hati, memiliki tumor pada kelenjar pituitari, memiliki
masalah pada jantung, dan memiliki masalah pada sistem pencernaan, seperti pendarahan atau
penyumbatan.

 Jika terjadi reaksi alergi atau overdosis, segera temui dokter.

Dosis Domperidone
Dosis yang biasanya direkomendasikan bagi orang dewasa dan remaja di atas 16 tahun adalah 10 mg
dengan frekuensi konsumsi maksimal tiga kali sehari. Dilarang mengonsumsi domperidone melebihi 30
mg dalam waktu satu hari. Jangka waktu maksimum umumnya adalah 2 minggu.

Mengonsumsi Domperidone dengan Benar


Ikuti anjuran dokter dan baca informasi yang tertera pada kemasan domperidone sebelum mulai
mengonsumsinya. Domperidone sebaiknya dikonsumsi 30 menit atau satu jam sebelum makan agar efek
kerjanya terasa. Pastikan ada jarak waktu yang cukup antara satu dosis dengan dosis berikutnya.

Pengobatan dengan domperidone biasanya hanya berlangsung dalam jangka pendek, yaitu tidak lebih dari
dua minggu. Jika setelah lewat satu minggu Anda masih merasakan gejala mual dan muntah, sebaiknya
hentikan penggunaan domperidone dan temui kembali dokter yang meresepkannya.
Kenali Efek Samping dan Bahaya Domperidone
Sama seperti obat-obat lain, domperidone juga berpotensi menyebabkan efek samping. Efek samping yang
paling umum terjadi adalah mulut kering sedangkan yang jarang adalah:

 Pusing
 Sakit kepala
 Mengantuk

 Nyeri pada payudara

 Cemas

 Denyut jantung meningkat

 Diare

DOMPERIDONE Sirup - LANDSON

Domperidone adalah obat untuk mual-mual akut yang diproduksi oleh PT. Pertiwi Agung ( Landson ).

Komposisi :

Setiap 5 ml mengandung Domperidone base ------- 5mg

Cara Kerja Obat :

 Domperidone merupakan antagonis dopamin yang mempunyai kerja anti emetik.


 Efek Anti emetik dapat disebabkan oelh kombinasi efek periferal (gastrokinetik) dengan antagonis terhadap
reseptor dopamin di kemoreseptor "triggerzone" yang terletak di luar sawar darah otak diarea postrema.
 Pemberian peroral Domperidone menambah lamanya kontraksi anal dan duodenum, meningkatkan
pengosongan lambung dalam bentuk cairan dan setengah pada pada orang sehat, serta bentuk pada pada penderita
yang pengosongannya terlambat dan menambah tekanan pada sfinker esofagus bagian bawah pada orang sehat.
Indikasi :
 Dewasa : untuk mual-mual akut. tidak dianjurkan pencegahan rutin pada muntah setelah operasi. Untuk
mual dan muntah yang disebabkan oleh pemberian levodopa dan bromokriptin. Penggunaan domperidone
dianjurkan tidak lebih dari 12 minggu. Untuk pengobatan sympton dispepsia fungsional, tidak diajurkan pemberian
jangka lama.
 Anak-anak : Tidak dianjurkan, kecuali untuk mual muntah pada kemoterapi kanker dan radioterapi.

Kontraindikasi :

 Penderita hipersensitif terhadap domperidone


 anak-anak kecuali untuk mencegah mual dan muntah sehubungan dengan kemoterapi kanker dan irradiasi.
 Penderita dengan prolaktinoma tumor hipofise yang mengeluarkan prolaktin.
Posologi :
Dispepsia fungsional :

 Dewasa dan usia lanjut : 10-20 mg, 3 kali sehari dan jika perlu 10–20 mg, sekali sebelum tidur malam
tergantung respon klinik. Pengobatan jangan melebihi 12 minggu.
Mual dan muntah (termasuk yang disebabkan oleh levodopa dan bromokriptin) :
 Dewasa (termasuk usia lanjut) : 10–20 mg, dengan interval waktu 4–8 jam.
 Anak-anak (sehubungan kemoterapi kanker dan radioterapi) : 0,2–0,4 mg/Kg BB sehari, dengan interval
waktu 4–8 jam.
 Obat diminum 15–30 menit sebelum makan dan sebelum tidur malam.
Efek Samping :
 Jarang dilaporkan : sedasi, reaksi ekstrapiramidal distonik, parkinson, tardive diskinesia (pada pasien
dewasa dan usia lanjut) dan dapat diatasi dengan obat antiparkinson.
 Peningkatan prolaktin serum sehingga menyebabkan galaktorrhoea dan ginekomastia.
 Mulut kering, sakit kepala, diare, ruam kulit, rasa haus, cemas dan gatal.
Peringatan :
 Hati-hati penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
 Tidak dianjurkan penggunaan jangka panjang.
 Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal.
Interaksi Obat :
 Domperidone mengurangi efek hipoprolaktinemia dari bromokriptin.
 Pemberian obat anti kolinergik muskarinik dan analgetik opioid secara bersamaan
dapat mengantagonisir efek domperidone.
 Pemberian antasida secara bersamaan dapat menurunkan bioavailabilitas
domperidone.
 Efek bioavailabilitas dapat bertambah dari 13% menjadi 23% bila diminum 1½ jam
setelah makan.
Over Dosis :
 Belum ada data mengenai overdosis pada penggunaan domperidone secara oral.
 Belum ada antidot spesifik yang digunakan pada overdosis domperidone, mungkin
dapat dilakukan dengan cara pengosongan lambung.

Lostacef
 Pabrik
 Komposisi
 Indikasi
 Dosis
 Pemberian Obat
 Kontra Indikasi
 Perhatian Khusus
 Reaksi Simpang Obat
 Kategori Kehamilan (US FDA)
 Kelas MIMS
 Klasifikasi ATC
 Klasifikasi Obat
 Sediaan/Kemasan
Informasi Terkait:
Daftar
Lostacef Concise Info Bahasa Singkatan

Pabrik Ifars

Komposisi Cefadroxil monohydrate.

Indikasi Infeksi sal napas (tonsilitis, faringitis, pneumonia, bronkitis, bronkiektasis, abses paru, empiema,
pleuritis, sinusitis, otitis media), kulit & jar lunak (limfangitis, abses, selulitis, ulkus dekubitus, mastitis,
furunkulosis, erisipelas), sal kemih kelamin (pielonefritis, sistitis, adneksitis, endometritis).
osteomielitis, artritis, septikemia, peritonitis, sepsis purpura.

Dosis Dws Kaps & sir kering Dosis lazim: 1-2 g/hr, diberikan sebagai dosis tunggal atau dlm 2 dosis
terbagi.ISK tak terkomplikasi (sistitis) 1-2 g/hr sebagai dosis tunggal atau dlm 2 dosis terbagi. ISK
lain 2 g/hr dlm 2 dosis terbagi. Infeksi kulit & jar lunak 1 g/hr sebagai dosis tunggal atau dlm 2 dosis
terbagi. Infeksi sal napas Ringan: 500 mg 2 x/hr; Sedang s/d Berat: 500 mg - 1 g 2 x/hr. Faringitis &
tonsilitis krn Strep β hemolitikus grup A 500 mg 2 x/hr selama 10 hr. Anak Sir kering 25-50 mg/kg
BB/hr dlm 2 dosis terbagi.

Pemberian Obat Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan : Dpt diberikan bersama makanan utk mengurangi rasa
tdk nyaman pd GI.

Kontra Indikasi Hipersensitif thd sefalosporin.

Perhatian Khusus Diketahui alergi thd penisilin. Ggn fngsi ginjal, kolitis. Dpt menyebabkan hasil positif palsu pd tes
Coombs & tes glukosa urin yg menggunakan lar Benedict atau Fehling. Hamil. Bayi prematur.

Reaksi Simpang Obat Kram & nyeri perut, mual, muntah, diare, reaksi hipersensitivitas (misalnya ruam kulit, gatal), kolitis
pseudomembran.
Lihat Formulir Pemantauan Reaksi Simpang Obat

Kategori Kehamilan (US


FDA)
Kategori B: Studi terhadap reproduksi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin tetapi tidak ada studi terkontrol yang dilakukan terhadap wanita hamil, atau studi
terhadap reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan
fertilitas) yang tidak dikonfirmasikan dalam studi terkontrol pada wanita pada kehamilan trimester 1
(dan tidak ada bukti risio pada trimester selanjutnya).

Kelas MIMS Sefalosporin

Klasifikasi ATC J01DB05 - cefadroxil ; Belongs to the class of first-generation cephalosporins. Used in the systemic
treatment of infections.

Klasifikasi Obat G
Sediaan/Kemasan
Form Packing/Price
Lostacef cap 500 mg 5 × 10's
Lostacef dry syr 125 mg/5 mL 60 mL x 1's
Lostacef dry syr 250 mg/5 mL 60 mL x 1's
Pabrik: Ifars

Informasi Terkait: Lostacef:

Lostacef
 Pabrik
 Komposisi
 Indikasi
 Dosis
 Pemberian Obat
 Kontra Indikasi
 Perhatian Khusus
 Reaksi Simpang Obat
 Kategori Kehamilan (US FDA)
 Kelas MIMS
 Klasifikasi ATC
 Klasifikasi Obat
 Sediaan/Kemasan
Informasi Terkait:
Daftar
Lostacef Concise Info Bahasa Singkatan

Pabrik Ifars

Komposisi Cefadroxil monohydrate.

Indikasi Infeksi sal napas (tonsilitis, faringitis, pneumonia, bronkitis, bronkiektasis, abses paru, empiema, pleuriti
sinusitis, otitis media), kulit & jar lunak (limfangitis, abses, selulitis, ulkus dekubitus, mastitis, furunkulosi
erisipelas), sal kemih kelamin (pielonefritis, sistitis, adneksitis, endometritis). osteomielitis, artritis,
septikemia, peritonitis, sepsis purpura.

Dosis Dws Kaps & sir kering Dosis lazim: 1-2 g/hr, diberikan sebagai dosis tunggal atau dlm 2 dosis
terbagi.ISK tak terkomplikasi (sistitis) 1-2 g/hr sebagai dosis tunggal atau dlm 2 dosis terbagi. ISK lain
2 g/hr dlm 2 dosis terbagi. Infeksi kulit & jar lunak 1 g/hr sebagai dosis tunggal atau dlm 2 dosis
terbagi. Infeksi sal napas Ringan: 500 mg 2 x/hr; Sedang s/d Berat: 500 mg - 1 g 2 x/hr. Faringitis &
tonsilitis krn Strep β hemolitikus grup A 500 mg 2 x/hr selama 10 hr. Anak Sir kering 25-50 mg/kg
BB/hr dlm 2 dosis terbagi.

Pemberian Obat Dapat diberikan bersama atau tanpa makanan : Dpt diberikan bersama makanan utk mengurangi rasa
tdk nyaman pd GI.

Kontra Indikasi Hipersensitif thd sefalosporin.

Perhatian Khusus Diketahui alergi thd penisilin. Ggn fngsi ginjal, kolitis. Dpt menyebabkan hasil positif palsu pd tes Coomb
& tes glukosa urin yg menggunakan lar Benedict atau Fehling. Hamil. Bayi prematur.

Reaksi Simpang Obat Kram & nyeri perut, mual, muntah, diare, reaksi hipersensitivitas (misalnya ruam kulit, gatal), kolitis
pseudomembran.
Lihat Formulir Pemantauan Reaksi Simpang Obat

Kategori Kehamilan (US


FDA)
Kategori B: Studi terhadap reproduksi pada binatang percobaan tidak memperlihatkan adanya risiko
terhadap janin tetapi tidak ada studi terkontrol yang dilakukan terhadap wanita hamil, atau studi terhada
reproduksi binatang percobaan memperlihatkan adanya efek samping (selain penurunan fertilitas) yang
tidak dikonfirmasikan dalam studi terkontrol pada wanita pada kehamilan trimester 1 (dan tidak ada buk
risio pada trimester selanjutnya).

Kelas MIMS Sefalosporin

Klasifikasi ATC J01DB05 - cefadroxil ; Belongs to the class of first-generation cephalosporins. Used in the systemic
treatment of infections.

Klasifikasi Obat G
Sediaan/Kemasan
Form Packing/Price
Lostacef cap 500 mg 5 × 10's
Lostacef dry syr 125 mg/5 mL 60 mL x 1's
Lostacef dry syr 250 mg/5 mL 60 mL x 1's
Pabrik: Ifars

Informasi Terkait: Lostacef:

Amlodipin
Penulis : Felix Chikita FredyPosted Date : 2013-12-27

Daftar isi
 Indikasi dan kontraindikasi
 Efek samping
 Dosis

INDIKASI DAN KONTRAINDIKASI


Amlodipin adalah obat tekanan darah tinggi (hipertensi). Obat ini adalah obat hipertensi yang paling sering diresepkan
di Indonesia setelah captopril. Terdapat banyak golongan obatantihipertensi. Amlodipin termasuk ke dalam golongan
obat penghambat kanal kalsium.

Selain untuk hipertensi, amlodipin juga diindikasikan untuk penyakit berikut:


1. Penyakit jantung koroner, dan
2. Nyeri dada (angina)

Amlodipin relatif aman dan tidak ada kontraindikasi khusus. Satu-satunya kondisi yang tidak boleh obat ini diberikan
ialah alergi (hipersensitivitas) terhadap amlodipin. Namun amlodipin perlu pengawasan dokter bila diberikan pada
kondisi berikut:
1. Gagal jantung akut;
2. Hipotensi yang disertai gejala seperti pingsan;
3. Bengkak pada kaki yang semakin bertambah;
4. Kelainan fungsi jantung (kardiomiopati hipertrofi);
5. Kelainan fungsi hati;

EFEK SAMPING
Secara umum amlodipin tidak meninmbulkan efek samping yang berbahaya. Beberapa efek samping yang pernah
dilaporkan ialah:
1. Bengkak (1,8-10,8%):
Bengkak terutama ditemukan di sisi kiri-kanan tulang kering kaki. Bengkak adalah efek samping tersering yang timbul.
Sering kali bengkak pada kaki dikuatirkan pasien sebagai tanda gagal jantung, namun sebenarnnya merupakan efek
samping dari amlodipin;
2. Sakit kepala (7,3%);
3. Lemas (4,5%);
4. Pusing berputar (1,1-3,4%);
5. Mual (2,9%);
6. Nyeri perut (1,6%);
7. Mengantuk (1,4%).

DOSIS
Amlodipin merupakan obat berbentuk tablet dengan sediaan dosis 2,5 mg, 5 mg, dan 10 mg. Amlodipin tersedia luas
dalam bentuk obat generik maupun paten.

Berbeda dengan captopril, waktu mulai kerja amlodipin dalam tubuh lebih lama daripada captopril tetapi efeknya dapat
bertahan hingga 24 jam. Dengan demikian, amlodipin cukup diberikan satu kali sehari. Untuk terapi hipertensi, pertama
kali amlodipin diberikan dalam dosis 5 mg sehari. Dosis kemudian ditingkatkan sesuai respon tekanan darah pasien.
Dosis maksimum ialah 10 mg sehari.

Untuk terapi nyeri dada (angina), amlodipin diberikan dalam dosis 5-10 mg sehari. Demikian juga untuk penyakit
jantung koroner, amlodipin diberikan dalam dosis 5-10 mg sehari. Pada penderita dengan kelainan fungsi hati, dosis
obat biasanya dimulai dari 2,5 mg sehari, baru ditingkatkan menjadi 5 mg.

FUROSEMIDE TABLET
Komposisi
Tiap tablet mengandung 40 mg furosemida.
Cara Kerja
Furosemida adalah diuretik derivat asam antranilat. Aktivitas diuretik furosemida
terutama dengan jalan menghambat absorpsi natrium dan klorida, tidak hanya pada
tubulus proksimal dan tubulus distal, tapi juga pada loop of Henle.
Tempat kerja yang spesifik ini menghasilkan efektivitas kerja yang tinggi. Efektivitas
kerja furosemida ditingkatkan dengan efek vasodilatasi dan penurunan hambatan
vaskuler sehingga akan meningkatkan aliran darah ke ginjal. Furosemida juga
menunjukkan aktivitas menurunkan tekanan darah sebagai akibat penurunan
volume plasma.
Indikasi
Pengobatan edema yang menyertai payah jantung kongestif, sirosis hati dan gangguan ginjal termasuk
sindrom nefrotik.
Pengobatan hipertensi, baik diberikan tunggal atau kombinasi dengan obat antihipertensi.
Furosemida sangat berguna untuk keadaan-keadaan yang membutuhkan diuretik kuat.
Pendukung diuresis yang dipaksakan pada keracunan.
Dosis
Dewasa :
Sehari 1 - 2 kali, 1 - 2 tablet.
Dosis pemeliharaan, sehari 1 tablet.
Dosis maksimum, sehari 5 tablet.
Bila hasilnya belum memuaskan, dosis dapat ditingkatkan 20 mg (1 ampul) tiap
interval waktu 2 jam sampai diperoleh hasil yang memuaskan.
Dosis individual : 20 mg (1 ampul), 1 - 2 kali sehari.
Edema paru-paru akut
Dosis awal : 40 mg (2 ampul) i.v.
Bila dibutuhkan dapat diberikan dosis lanjutan 20 - 40 mg (1 - 2 ampul ) setelah 20
menit.
Forced diuresis (diuresis yang dipaksakan).
20 - 40 mg furosemida (1 - 2 ampul ) diberikan sebagai tambahan dalam infus
elektrolit.
Selanjutnya tergantung pada eliminasi urin, termasuk penggantian cairan dan
elektrolit yang hilang.
Pada keracunan karena asam atau basa, kecepatan eliminasi dapat ditingkatkan
dengan meningkatkan keasaman atau kebasaan urin.
Anak-anak :
Sehari 1 - 3 mg/kg BB.
Efek Samping
Efek samping jarang terjadi dan relatif ringan seperti : mual, muntah, diare, rash kulit, pruritus dan
penglihatan kabur. Pemakaian furosemida dengan dosis tinggi atau pemberian dengan jangka waktu
lama dapat menyebabkan terganggunya keseimbangan elektrolit.
Hiperglikemia.
Reaksi dermatologik seperti : urtikaria dan eritema multiform.
Gangguan hematologik seperti : agranulositosis, anemia, thrombositopenia.
Kontraindikasi
Pasien dengan gangguan defisiensi kalium, glomerulonefritis akut, insufisiensi ginjal akut, wanita
hamil dan pasien yang hipersensitif terhadap furosemida.
Anuria
Ibu menyusui
Interaksi Obat
Furosemida dapat meningkatkan toksisitas antibiotika golongan aminoglikosida, terutama pada
penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
Cara Penyimpanan
Simpan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan
kering.
Perhatian
Pemberian furosemida pada pasien diabetes melitus, gula darah dan urin harus diperiksa secara
teratur.
Pemberian perlu pengawasan ketat dan dosis harus di sesuaikan dengan kebutuhan.
Dianjurkan untuk memulai dengan dosis kecil.
Perlu dilakukan pemeriksaan berkala terhadap susunan elektrolit untuk mengetahui kemungkinan
terjadinya ketidakseimbangan.
Pasien diharuskan berkonsultasi dengan dokter bila terjadi gejala penurunan level serum kalium
(diare, muntah, anoreksia).
Penderita yang diketahui sensitif terhadap sulfonamida dapat menunjukkan reaksi alergi dengan
furosemida.
Kemasan : Ktk 100

No. Registrasi : GKL8920904910A1


PABRIK : INDOFARMA

• HARGA BLM DISC: Rp. 1.500,-


• DISC: 0%
• HARGA: Rp. 1.500,-
• STOK: 20 Strip
RANITIDINE
.: KEMASAN & NO REG :.

 Ranitidine 25 mg/mL injeksi (1 box berisi 10 ampul @ 2 mL), No. Reg. :


GKL0608513443A1
 Ranitidine 150 mg tablet (1 box berisi 10 strip @ 10 tablet), No. Reg :
GKL0308509017A1

.: FARMAKOLOGI :.

Ranitidine adalah suatu histamin antagonis reseptor H2 yang menghambat kerja


histamin secara kompetitif pada reseptor H2 dan mengurangi sekresi asam
lambung.
Pada pemberian i.m./i.v. kadar dalam serum yang diperlukan untuk menghambat
50% perangsangan sekresi asam lambung adalah 36–94 mg/mL. Kadar tersebut
bertahan selama 6–8 jam.
Ranitidine diabsorpsi 50% setelah pemberian oral. Konsentrasi puncak plasma
dicapai 2–3 jam setelah pemberian dosis 150 mg. Absorpsi tidak dipengaruhi
secara nyata oleh makanan dan antasida. Waktu paruh 2 ½–3 jam pada pemberian
oral, Ranitidine diekskresi melalui urin.

.: INDIKASI :.

 Pengobatan jangka pendek tukak usus 12 jari aktif, tukak lambung aktif,
mengurangi gejala refluks esofagitis.
 Terapi pemeliharaan setelah penyembuhan tukak usus 12 jari, tukak
lambung.
 Pengobatan keadaan hipersekresi patologis (misal : sindroma Zollinger
Ellison dan mastositosis sistemik).
 Ranitidine injeksi diindikasikan untuk pasien rawat inap di rumah sakit
dengan keadaan hipersekresi patologis atau ulkus 12 jari yang sulit diatasi
atau sebagai pengobatan alternatif jangka pendek pemberian oral pada
pasien yang tidak bisa diberi Ranitidine oral.

.: KONTRA INDIKASI :.

Penderita yang hipersensitif terhadap Ranitidine.


.: DOSIS :.

Ranitidine injeksi

Injeksi i.m. : 50 mg (tanpa pengenceran) tiap 6 – 8 jam.


Injeksi i.v. : intermittent.

 Intermittent bolus : 50 mg (2 mL) tiap 6 – 8 jam. Encerkan injeksi 50 mg


dalam larutan NaCl 0,9% atau larutan injeksi i.v. lain yang cocok sampai
diperoleh konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/mL (total volume 20 mL).
Kecepatan injeksi tidak lebih dari 4 mL/menit (dengan waktu 5 menit).
 Intermittent infusion : 50 mg (2 mL) tiap 6 – 8 jam. Encerkan injeksi 50
mg dalam larutan dekstrosa 5% atau larutan i.v. lain yang cocok sampai
didapat konsentrasi tidak lebih besar dari 0,5 mg/mL (total volume 100
mL).
 Kecepatan infus tidak lebih dari 5 – 7 mL/menit (dengan waktu 15 – 20
menit).
 Infus kontinyu : 150 mg Ranitidine diencerkan dalam 250 mL dekstrosa
atau larutan i.v. lain yang cocok dan diinfuskan dengan kecepatan 6,25
mg/jam selama 24 jam. Untuk penderita sindrom Zollinger-Ellison atau
hipersekretori lain, Ranitidine injeksi harus diencerkan dengan larutan
dekstrosa 5% atau larutan i.v. lain yang cocok sehingga diperoleh
konsentrasi tidak lebih dari 2,5 mg/mL. Kecepatan infus dimulai 1 mg/kg
BB/jam dan harus disesuaikan dengan keadaan penderita.

Ranitidine oral

 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) atau 300 mg sekali sehari sesudah
makan malam atau sebelum tidur, selama 4 – 8 minggu.
 Tukak lambung aktif 150 mg 2 kali sehari (pagi dan malam) selama 2
minggu.
 Terapi pemeliharaan pada penyembuhan tukak 12 jari dan tukak lambung
Dewasa : 150 mg, malam hari sebelum tidur.
 Keadaan hipersekresi patologis (Zollinger - Ellison, mastositosis sistemik)
Dewasa : 150 mg, 2 kali sehari dengan lama pengobatan ditentukan oleh
dokter berdasarkan gejala klinik yang ada. Dosis dapat ditingkatkan sesuai
dengan kebutuhan masing-masing penderita. Dosis hingga 6 g sehari
dapat diberikan pada penyakit yang berat.
 Refluks gastroesofagitis Dewasa : 150 mg, 2 kali sehari.
 Esofagitis erosif Dewasa : 150 mg, 4 kali sehari.
 Pemeliharaan dan penyembuhan esofagitis erosif Dewasa : 150 mg, 2 kali
sehari.
 Dosis pada penderita gangguan fungsi ginjal Bila bersihan kreatinin < 50
mL / menit : 150 mg / 24 jam. Bila perlu dosis dapat ditingkatkan secara
hati-hati setiap 12 jam atau kurang tergantung kondisi penderita.
 Hemodialisis menurunkan kadar Ranitidine yang terdistribusi.
.: EFEK SAMPING :.

 Sakit kepala
 Susunan saraf pusat, jarang terjadi : malaise, pusing, mengantuk,
insomnia, vertigo, agitasi, depresi, halusinasi.
 Kardiovaskular, jarang dilaporkan : aritmia seperti takikardia, bradikardia,
atrioventricular block, premature ventricular beats.
 Gastrointestinal : konstipasi, diare, mual, muntah, nyeri perut. Jarang
dilaporkan : pankreatitis.
 Muskuloskeletal, jarang dilaporkan : artralgia dan mialgia.
 Hematologik : leukopenia, granulositopenia, pansitopenia,
trombositopenia (pada beberapa penderita). Kasus jarang terjadi seperti
agranulositopenia, trombositopenia, anemia aplastik pernah dilaporkan.
 Lain-lain, kasus hipersensitivitas yang jarang (contoh : bronkospasme,
demam, eosinofilia), anafilaksis, edema angioneurotik, sedikit
peningkatan kadar dalam kreatinin serum.

.: OVER DOSIS :.

Gejala-gejala overdosis antara lain, pernah dilaporkan : hipotensi, cara berjalan


yang tidak normal.

Penanganan overdosis :

 Induksi dengan cara dimuntahkan atau bilas lambung.


 Untuk serangan : dengan cara pemberian diazepam injeksi i.v.
 Untuk bradikardia : dengan cara pemberian atropin.
 Untuk aritmia : dengan cara pemberian lidokain.

.: PERINGATAN DAN PERHATIAN :.

 Umum : pada penderita yang memberikan respon simptomatik terhadap


Ranitidine, tidak menghalangi timbulnya keganasan lambung.
 Karena Ranitidine dieksresi terutama melalui ginjal, dosis Ranitidine
harus disesuaikan pada penderita dengan gangguan fungsi ginjal.
 Hati-hati pemberian pada gangguan fungsi hati karena Ranitidine di
metabolisme di hati.
 Hindarkan pemberian pada penderita dengan riwayat porfiria akut.
 Hati-hati penggunaan pada wanita menyusui.
 Khasiat dan keamanan penggunaan pada anak-anak belum terbukti.
 Waktu penyembuhan dan efek samping pada usia lanjut tidak sama
dengan penderita usia dewasa.
 Pemberian pada wanita hamil hanya jika benar-benar sangat dibutuhkan.

.: INTERAKSI OBAT :.
 Ranitidine tidak menghambat kerja dari sitokrom P450 dalam hati.

 Pemberian bersama warfarin dapat meningkatkan atau menurunkan waktu


protrombin.

.: LAIN-LAIN :.

Penyimpanan:

Ranitidine injeksi disimpan di tempat sejuk dan kering suhu 4–25oC, terlindung
dari cahaya, harus dengan resep dokter. Ranitidine tablet disimpan di tempat
kering, suhu 15–30oC, terlindung dari cahaya.

Kembali ke atas

Anda mungkin juga menyukai