Anda di halaman 1dari 3

Pengukuran kadang-kadang memerlukan langkah pertolongan agar hasil

pengukuran dapat dipakai untuk menjelaskan sesuatu, yaitu dengan membuat skala.

Pada dasarnya ada empat macam skala yang digunakan dalam pengukuran yaitu

1. Skala nominal

2. Skala ordinal

3. Skala interval

4. Skala rasio

Istilah yang paling banyak dipakai dalam kaitannya dengan pengukuran

adalah eror (error). Secara garis besar eror dapat dibedakan menjadi tiga macam,

yaitu :

1. Eror pengukuran

2. Eror karena korelasi yang tidak sempurna atau tidak ada hubungan kuat

antara variabel yang diukur (misalnya diameter setinggi dada) dengan

variabel yang diinginkan (misalnya volume batang).

3. Eror sampling (sampling error), yaitu eror yang terjadi karena hanya

sebagian kecil saja dari individu yang seharusnya diukur.

Diantara ketiga macam eror tersebut, jenis eror yang pertama hampir tak

mungkin dapat dihindari dalam ilmu ukur kayu. Setiap melakukan pengukuran hal

ini harus disadari dan sejauh mungkin diupayakan agar terjadinya eror dapat

dielakkan sampai sekecil mungkin. (Hasanu,simon ,2007)

Dalam melakukan pengukuran juga dapat dijumpai 4 macam eror yang

bersumer dari asal yang berbeda. Empat macam eror tersebut adalah :

16
1. Eror random (random errors)

2. Eror sistematik (systematic errors)

3. Eror berkompensasi (compensating errors)

4. Eror eksidental (accidental errors)

Disamping eror dalam pengukuran juga dkenal istilah bias, yaitu suatu eror

sistematik yang berpengaruh kepada semua pengukuran dengan cara yang sama.

Bias juga diartikan sebagai distorsi yang terjadi secara sistematik, berasal dari

kesalahan dalam pengukuran atau metoda sampling yang tidak benar. Jadi bias

dapat berasal dari berbagai sumber yang menyangkut :

1. Instrumen yang tidak tepat

2. Penggunaan instrument yang tidak benar

3. Adanya eror dalam prosedur sampling

4. Terjadinya kesalahan dalam prosedur perhitungan

Dalam mengukur diameter pada pohon berdiri, yang lazim dipilih adalah

diameter setinggi dada (diameter breast height = dbh). Hal ini dikarenakan

pengukurannya paling mudah, dan mempunyai korelasi yang kuat dengan

parameter pohon yang penting lainnya, seperti luas bidang dasar, tinggi dan volume

batangnya. Pada umumnya diameter setinggi diukur pada ketinggian batang 130 cm

dari permukaan tanah, tetapi sebenarnya tidak selalu harus demikian. Di Canada

dan Amerika Serikat, diameter setinggi dada diukur pada ketinggian 4 ft 6 in, atau

sama dengan 1,37 m, sedang di Jepang mengambil ketinggian 1,25 m dari

permukaan tanah. (LOETS-ZOHRER-HALLER 1973 42:43).

17
Pengukuran diameter setinggi dada juga mengahadapi masalah bila bentuk

batang disekitar ketinggian 1,3 m tidak normal, misalnya membesar, mengecil, atau

bercabang dua (Forking). Untuk batang yang membesar atau mengecil, pengukuran

diameter dilakukan dengan menghitung rata-rata diameter bentuk normal yang

terletak diatas dan di bawah bagian yang tidak normal tersebut.

Untuk pohon yang bercabang dua atau lebih, pengukuran diameter pohon

bergantung pada letak percabangan itu. Bila percabangna terletak dibawah 1,3 m,

pengukuran dilakukan diatasnnya dan pohon tersebut dianggap terdiri atas dua

pohon atau lebih sesuai dengan jumlah cabangnya. Bila percabangan teretak di atas

1,3 m, pohon tetap dianggap hanya satu dan pengukuran diameternya dilakukan

dibawah percabangan.

18

Anda mungkin juga menyukai